KESATUAN ITB DI ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN KESEMPATAN Oleh: Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. (Guru Besar dan Ketua Senat Akademik ITB)

dokumen-dokumen yang mirip
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENGUSULAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI BARU DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TATA CARA PENGUSULAN, PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003. tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENETAPAN KELEMBAGAAN PROGRAM PASCASARJANA

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MEMANTAPKAN RAMBU SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN KEGIATAN AKADEMIK ITB. Oleh: Djoko Santoso, DR., Ir., M.Sc. Profesor dan Ketua Senat Akademik ITB

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 15/SK/K01-SA/2004 TENTANG KEBIJAKAN RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 34/SK/K01-SA/2004 TENTANG

PIDATO KETUA SENAT AKADEMIK. Peran dan Tanggung Jawab Senat Akademik Menjembatani Retorika Pendidikan Tinggi dengan Realita

Sambutan Rektor ITB pada Wisuda Lulusan ITB MEMANTAPKAN AKUNTABILITAS DAN MUTU ITB

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 032/SK/K01-SA/2002 TENTANG NILAI-NILAI INTI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 16/SK/K01-SA/2003 TENTANG PENGANUGERAHAN GELAR AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENDELEGASIAN WEWENANG UNTUK MENANDATANGANI DAN MENGELOLA KERJASAMA KELEMBAGAAN

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 43/SK/K01-SA/2003 TENTANG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETENTUAN MENGENAI TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA PIMPINAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

KEBIJAKAN NORMATIF HUBUNGAN ANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN ALUMNI DAN DENGAN IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Belajar Dari Sejarah Menjawab Tantangan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

Pidato Ketua Senat Akademik ITB Pada Peringatan Dies Natalis ke-49 ITB

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN SATUAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 37/SK/K01-SA/2006 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SAM RATULANGI

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT

VISI MISI DAN PROGRAM KERJA CALON DEKAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERIODE

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 14/IT3/HM/2014 T E N T A N G TATA CARA PENYELENGGARAAN PROMOSI DI LINGKUNGAN INSTITUT

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Kebijakan Akademik UGM. Hardyanto Soebono Ketua Senat Akademik UGM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 152 TAHUN 2000 (152/2000) TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

STATUTA ITB BH BEBERAPA PERATURAN ITB YANG PERLU DISIAPKAN BERKAITAN DENGAN BAB VII STATUTA ITB

Rencana Strategik (Renstra) Fakultas Ekonomi Bab 1. Pendahuluan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

KODE ETIK DOSEN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Manual Mutu Akademik Universitas Pembangunan Panca Budi

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

2. sar IPB; Lampiran Salinan Keputusan Senat Akademik IPB

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Manual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

Prof. Dr. Ari Purbayanto. Ketua Tim Penyusun Statuta IPB Sekber 7 PT BHMN Sekretaris Komisi C SA IPB Ketua Komisi D Senat FPIK IPB

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Manual Mutu Akademik

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : Mengingat :

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA

Prof. Ir. Surya Hadi, MSc., Ph.D. Guru Besar Kimia dan Dekan Fakultas MIPA Universitas Mataram

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/I3/PP/2011 Tentang PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DI INSTITUT

Bandung, 26 Mei 2016

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

MANUAL MUTU AKADEMIK MM.GJM-FE-UB.01 GJM

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN SATUAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM

PENJAMINAN MUTU DALAM MEMBANGUN UPI SEBAGAI A LEADING AND OUTSTANDING UNIVERSITY. Oleh Sunaryo Kartadinata

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Persiapan Implementasi Hibah Perencanaan dan Pengembangan Inovasi Akademik di tingkat fakultas dan sekolah. PIKA, Jumat, 26 Juni 2015

Puji syukur kehadirat Allah SWT, kita berkumpul dalam rangkaian acara ITB

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

KESATUAN ITB DI ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN KESEMPATAN Oleh: Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. (Guru Besar dan Ketua Senat Akademik ITB) HAKEKAT PERGURUAN TINGGI ITB adalah perguruan tinggi, sehingga harus berpegang kepada nilai-nilai universal yang berlaku. Nilai-nilai tersebut digambarkan sebagai pencarian kebenaran akademik atau kebenaran ilmiah yang diwujudkan sebagai pengembangan ilmu dan munculnya para scholar (pakar) atau knowledge generator secara berkesinambungan. (Gambar 1). Di sisi lain usaha untuk mecapai kesejahteraan manusia yang bermartabat memerlukan sumberdaya manusia yang berbudaya dan berprofesi. Keduanya ini harus dapat dipenuhi oleh suatu perguruan tinggi yang telah berkembang termasuk ITB. Beban yang dihadapi ITB menjadi tidak mudah untuk menyelesaikan kedua misi utama ITB, karena pengaruh eksternal yang sangat kuat termasuk ekonomi (Gambar 1). Namun demikian apapun yang harus dilakukan ITB, ia harus dapat memulai untuk menciptakan masyarakat cerdas (Gambar 2). INTELIGENT SOCIETY PROSES MENGHASI LKAN ILM U SECA RA UTUH UNTUK PENEMUAN BARU PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS? KEBENARAN PROSES PENDIDIKAN/ PEMBELAJARAN KHAS EXPENSIVE HIGHER EDUCATION SOCIETY RESPONSIBILITY SCI ENTIST (SKOLAR/PAKAR) MANUSIA BE RBUDAYA & BERPROFESI STUDENT PARENTS NATIONAL INDUSTRY CENTRAL GOVERNMENT REGIO NAL GOVERNMENT GLOBALISASI EKONOMI * INDEPENDENSI BAGIAN DUNIA MENJADI SEMU INTERNATIONAL PARENTS OF INTERNATIONAL ST UDE NT MULTINATIONAL INDUSTRY etc NATIONAL NGO UNI VERSI TY INTERNATIONAL NG O Gambar 1. Hakekat perguruan tinggi sebagai lembaga yang berfungsi untuk knowledge generator pencetak skolar (kepakaran) dan pelopor budaya untuk kesejahteraan umat manusia Gambar 2. Menciptakan masyarakat cerdas memerlukan biaya mahal, namun merupakan tanggung jawab ITB bersama seluruh anggota masyarakat HARAPAN-HARAPAN KEPADA ITB ITB sebagai salah satu peruruan tinggi teknologi terkemuka di Indonesia pasti diharapkan memberikan sesuatu yang bermakna bagi masyarakat maupun ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ilmu pengetahuan termasuk seni sudah jelas menginginkan 1

sustainabilitas ilmu atau seni itu sendiri. Masyarakat luar dan dalam kampus menginginkan sesuatu yang berdampak baik bagi kesejahteraan mereka. Negara juga mengharapkan ITB dapat mendorong pertumbuhan budaya bangsa, ekonomi dan kelangsungan negara. Harapan masyarakat umum terhadap ITB Masyarakat Indonesia jelas memiliki harapan yang ditujukan kepada ITB. Rumusan yang sering kita dengar misalnya menjadi tempat untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu, menjadi tempat untuk belajar dengan biaya yang terjangkau, menghasilkan lulusan yang mudah untuk mencari atau menciptakan lapangan kerja, menjadi tempat untuk membantu memecahkan masalah sains, teknologi maupun sosial, menjadi perguruan tinggi yang dibanggakan, menjadi tolok ukur kemajuan pendidikan teknologi, sains, maupun seni, menjadi kekuatan moral, dll. Secara umum ITB diharapkan dapat membantu proses penyehatan organisasi bangsa secara demokratis. ITB hingga saat ini masih digunakan sebagai tolok ukur oleh berbagai perguruan tinggi di Indonesia khususnya untuk bidang sains, teknologi dan seni. Sejarah telah membukukan bahwa berbagai masalah yang berkaitan dengan akademik yang dilakukan ITB kemudian dirujuk oleh perguruan tinggi lain bahkan sering pula dijadikan sebagai standar oleh pengambil keputusan pada tingkat nasional. Beberapa contoh dapat ditunjukkan misalnya dari penamaan fakultas, seperti Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam maupun Fakultas Teknologi Mineral. Kurikulum berbagai program studi yang ada di berbagai perguruan tinggi di Indonesiapun kebanyakan merujuk kepada kurikulum ITB. Berbagai indikasi ini menunjukkan betapa besarnya harapan yang diletakkan dipundak ITB, karena apa yang dilakukan ITB, masyarakat perguruan tinggi lain akan menirunya. Harapan masyarakat kampus terhadap ITB Disisi lain, masyarakat internal ITB menghendaki ITB menjadi tempat yang nyaman untuk berkarya dan dapat memenuhi kesejahteraannya dengan layak. TANTANGAN-TANTANGAN UNTUK ITB ITB merupakan lembaga yang tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem yang lebih besar secara lokal, regional maupun global. Semua sistem tersebut akan 2

memberikan tantangan bagi ITB sesuai dengan berbagai skala kepentingannya. Tantangan yang mudah dimengerti ialah kewajiban ITB untuk memenuhi harapan dari masyarakat umum maupun masyarakat internal ITB. Kemajuan dunia dalam berbagai bidang berjalan dengan sangat cepat. Sebagai universitas ITB senantiasa bersaing dalam kancah karya akademik. Secara global wujudnya adalah persaingan antar perguruan tinggi nasional maupun internasional. Kemampuan ITB untuk melakukan penyesuaian atau memimpin dirinya dalam berbagai kemajuan yang terjadi di dunia merupakan tantangan bagi ITB, meskipun dalam berbagai keterbatasan kemampuan internal maupun nasional. ITB juga wajib berperan serta untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa. ITB juga harus mampu mengenal dirinya dan melakukan perbaikan menerus sehingga menjadi organisasi yang sehat. KES EMPATAN UNTUK ITB Menghadapi perubahan global yang sedemikian cepat, ITB dalam menjawab harapan dan tantangan hendaknya dapat melihat kesempatan yang diberikan kepada ITB. Dengan cara ini ITB niscaya dapat turut berperan dalam kemajuan bidang akademik maupun kesejahteraan bangsa dan umat manusia. Kesempatan ITB telah diterima dalam bentuk BHMN. Bentuk tersebut dapat diartikan sebagai kemandirian. Kemandirian hendaknya dimanfaatkan untuk menentukan sendiri organisasi dan tata kerjanya untuk menjawab berbagai harapan dan tantangan yang dihadapinya. ITB secara otonom dapat menjalankan fungsinya untuk kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bagi kemajuan bangsa. Kesempatan yang dimiliki ITB lainnya ialah letak Nusantara sebagai negara kepulauan yang terbesar di dunia serta berada di sekitar khatulistiwa. Posisi ini memberikan banyak keunggulan komparatif. Hal ini memungkinkan ITB untuk mengembangkan keilmuan maupun teknologi yang khas berbasis keunggulan Nusantara. Sebagai contoh ialah dalam bidang keilmuan geologi, biologi, geofisika, kedokteran, korosi material, instrumentasi maupun mesin untuk daerah tropis, dst. Bagi ITB berbagai disiplin yang terkait dengan kondisi alamiah Indonesia dapat dimanfaatkan untuk membuat program-program Tridharma yang khas dan unik. ITB sebagai universitas riset nampaknya dapat dibuat menjadi kenyataan dengan cara ini. 3

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan ITB sebelum dan sesudah menjadi badan hukum Sejak menjadi badan hukum, ITB telah berusaha melakukan berbagai perubahan dan penataan organisasi. Masing-masing lembaga berusaha untuk meperbaiki organisasi maupun tatakerjanya. ITB dalam memenuhi harapan-harapan Beberapa waktu yang lalu, ITB setidaknya dapat memenuhi sebagian kehendak masyarakat Indonesia, misalnya ITB banyak dijadikan sebagai standar dalam melaksanakan kegiatan akademik. Hasil survai yang dipublikasikan oleh Asia Week pada tahun 2000, ITB menduduki peringkat 19 dari perguruan tinggi yang terbaik di Asia dan Pasifik termasuk Australia. Indonesia pada peringkat yang lebih baik jika dibandingkan dengan Curtin University of Technology (Australia), Queensland Institute of Technology (Australia) maupun University Sains Malaysia (Malaysia). Ketiga Universitas tersebut sekarang ini termasuk dalam 200 universitas kelas dunia (Majalah Time, 2004). ITB tidak termasuk di dalam peringkat tadi. Kita harus bertanya kepada diri kita, apakah ITB tidak lagi memenuhi harapan masyarakat? Apakah gerangan yang terjadi? Jalan keluar yang harus dilakukan ialah sesegera mungkin ITB melakukan evaluasi diri dari sisi akademik. Hasil evaluasi diri ini hendaknya dapat diterima sebagai masukan kritis untuk melakukan berbagai perbaikan untuk mengantisipati pertumbuhan masyarakat akademik perguruan tinggi yang semakin cepat di dunia. Meskipun biaya pendidikan itu tidak dapat murah, ITB dahulu juga terkenal sebagai tempat untuk belajar dengan biaya murah namun memberikan pendidikan yang baik. Persepsi ini seolah hilang dengan munculnya berbagai lomba universitas menggali dana yang sebesar-besarnya dari masyarakat dengan modal nama besarnya yang dirintis puluhan tahun. Namun demikian yang nampak belum berhasil ialah mempromosikan bahwa anggota masyarakat yang tidak mampu tapi memiliki prestasi yang memenuhi standar juga tetap memperoleh kesempatan. ITB tidak dapat diingkari juga telah menghasilkan banyak intelektual yang menjadi pemimpin bangsa, menjadi pencipta lapangan kerja, termasuk beberapa peneliti yang handal. Banyak berbagai masalah nasional telah diselesaikan dengan melibatkan karya ITB. ITB juga terkenal sebagai kekuatan moral bangsa. 4

Namun demikian pada saat sekarang terjadi penafsiran yang tidak tepat untuk ITB seperti menjadi semacam perusahaan, lembaga bisnis, tempat yang mahal untuk belajar dst. Kedepan nampaknya kewajaran kegiatan perguruan tinggi harus dikembalikan. MENTAL MODEL DALAM MENGELOLA ITB ITB telah berada pada akhir tahun keempat dengan statusnya sebagai badan hukum milik negara (BHMN). Dengan status ini ITB menjadi lembaga yang berhak menentukan nasibnya secara independen. Ini merupakan kesempatan yang sangat berharga. Jika dikaji dari struktur pengelolaan yang ada, terdapat perubahan yang fundamental, yaitu peran Rektor dan lembaga-lembaga utama lainnya dalam suatu perguruan tinggi. Sebelum berstatus sebagai badan hukum, ITB dijalankan oleh seorang Rektor yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab secara utuh tentang pengelolaan perguruan tinggi kepada pemerintah. Sesudah berbentuk BHMN, secara garis besar pengelolaan ITB menjadi dikelola oleh empat lembaga utama, yaitu Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), Majelis Guru Besar (MGB) dan Rektor. Dengan demikian harus terjadi komunikasi dan kerjasama yang baik antar keempat lembaga tersebut. Keempat lembaga tersebut telah terbentuk di ITB, namun masing-masing masih memerlukan perbaikan secara terus menerus sambil melaksanakan tugasnya sehari-hari menghadapi dinamika yang terus berkembang di luar maupun di dalam kampus. ITB melalui penjabaran Visi dan Misinya dalam lima tahun kedepan hendaknya memiliki mental model yang tepat, sesuai dengan harkatnya sebagai perguruan tinggi atau institusi akademik dan senantiasa mampu berperan, kendati keadaan eksternal belum mendukung. Agar ITB dapat memenuhi harapan masyarakat ITB harus memiliki mental model dan dijalankan menganut azas kebersamaan, dan kolegial. Mental model terlihat dalam Gambar 3 untuk menentukan kebijakan dan Gambar 4 untuk kegiatan oeperasional. Apapun yang dilakukan obyektifnya ialah mutu akademik, sehingga secara operasional semuanya untuk mendukung kegiatan akademik yaitu Tri Dharma (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Dengan dasar ini berbagai pencapaian akan turut serta diperoleh, seperti peningkatan mutu lulusan, eksistensi intelektual ITB secara nasional bahkan internasional, kesejahteraan warga ITB yang lebih wajar, (karena kepercayaan akan mendatangkan dana pendidikan ataupun kemitraan), dst. 5

Pendanaan Mutu akade mik Adminis- Trasi & manajemen Kebijakan Sarana & prasarana SDM SDM Perencanaan Adm. Akademik Akademik Pendanaan Pengelolaan Sarana & prasarana Gambar 3. Mental model untuk merumuskan kebijakan-kebijakan institut Gambar 4. Mental model untuk merumuskan kegiatan-kegiatan institut Improvement dan pola kerja ITB lima tahun ke depan Agar ITB dapat menjalankan fungsinya dengan baik, seluruh warga ITB harus dapat bersatu dalam tujuan yang sama untuk menghasilkan karya-karya akademik yang bermutu dalam bidang masing-masing. Karya-karya tersebut akan memiliki makna jika memiliki arah yang sama, sehingga menghasilkan resultan yang maksimal. Karya-karya akademik yang bermakna (termasuk hasil kegiatan riset) akan menjadi cikal-bakal universitas riset. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki tata kerja maupun organisasi telah dilakukan oleh para pengurus ITB sebelumnya. ini perlu di improve, namun yang lebih utama ialah mengubah cara berfikir untuk menguatkan posisi ITB sebagai lembaga akademik. Artinya, kegiatan yang dilakukan ITB harus berujung kepada hasil akademik. Masalah penting yang harus segera ditangani ialah yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang keskolaran. Pendidikan di ITB dibuat sedemikian rupa dengan menganggap dosen ITB sebagai knowledge generator yang akan menghasilkan knowledge generator-knowledge generator lainnya. Hal ini diartikan pula mahasiswa yang kita didik menjadi bermutu, berbudaya dan berbudi luhur. Cara yang ditempuh secara praktis ialah mengakaitkan ketiga dharma perguruan tinggi dalam satu kesatuan untuk menyusun rencana kerja dan anggaran di mana semuanya bermuara kepada mutu akademik dan kegiatan akademik. Pola kerja Rektor dalam lima tahun mendatang sementara Anggaran Rumah Tangga (ART) ITB belum dikeluarkan, dilaksanakan dengan merujuk kepada SK Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik (SA). Sebagai contoh: tentang masalah arah pengembangan umum ITB lima tahun kedepan: SK MWA 006/2002; 6

tentang masalah nilai-nilai ITB dan norma dan penghargaan ITB: SK SA 27/2002, 32/2002, 12/2003, 08/2004, 18/2004; tentang masalah pengembangan pendidikan, kurikulum dan kegiatan akademik pendidikan: SK SA 023/2002, 12/2003, 14/2003, 20/2003, 27/2003, 29/2003, 30/2003, 41/2003; tentang masalah kepegawaian tenaga akademik dosen: SK SA 041/2002, 042/2002, 043/2002, 06/2003, 21/2003, 34/2004; tentang masalah kepegawaian dan akuntabilitas tenaga non dosen: ketentuan perundangan yang berlaku dan arahan dari MWA; tentang masalah akuntabilitas dosen dan lembaga: SK SA 027/2002, 028/2002, 029/2002 tentang masalah pengembangan keilmuan, teknologi dan seni, riset dan pascasarjana: SK SA 01/2003, 02/2003, 03/2003, 11/2003, 42/2003, 15/2004; tentang akuntabilitas pimpinan ITB: SK SA 27/2003; tentang organisasi dan manajemen satuan akademik ITB: SK SA 034/2003, 35/2003, 38/2004; Tentang perencanaan dan pendanaan: peraturan perundangan yang berlaku dan SK MWA 01/2002, 007/2002. Sementara itu, kebijakan operasional Rektor yang telah berjalan baik dan sesuai dengan ketentuan yang digariskan pemerintah (perundang-undangan umum), MWA dan SA akan diteruskan dan diperbaiki secara berkelanjutan. Tata kerja secara efisien namun efektif akan diterapkan baik dalam organisasi maupun kegiatan operasional. Hal ini penting mengingat keterbatasan ekonomi negara, namun mutu akademik tetap menjadi acuan. Tatakerja umum dilakukan berdasarkan prinsip desentralisasi kepada seluruh unit kerja, sesuai dengan pernyataan tanggungjawab ( statement of responsibility ) yang dibuat masing-masing, sebagai tolok ukur akuntabilitas kinerja masing-masing. Unit pusat berfungsi melakukan koordinasi dari seluruh unit kerja yang ada. Dana hasil kemitraan unit kerja selain di bidang pendidikan rutin dikembalikan kepada masing-masing unit kerja untuk kegiatan riset, publikasi keilmuan atau kegiatan akademik lainnya, untuk kemajuan akademik unit kerja tersebut. Cara ini diharapkan dapat mengangkat citra ITB. PENUTUP Rektor tidak mungkin berhasil jika tidak bekerjasama dengan MWA, SA, MGB maupun semua warga ITB. Rektor wajib memprakarsai komunikasi dan menfasilitasi seluruh kegiatan institut yang dilakukan semua lembaga (MWA, SA, MGB), unit kerja dan warga institut yang sesuai dengan Visi dan Misi ITB. Rektor ITB berkewajiban untuk bermitra secara baik dengan pemerintah, alumni dan fihak berkepentingan secara nasional dan internasional lainnya, dalam melaksanakan visi dan misi ITB. Dalam lima tahun kedepan ITB diusahakan untuk menjadi organisasi yang sehat dengan melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi secara wajar, dan warga ITB memperoleh kesejahteraan secara wajar dan berkeadilan....bersatu ITB UNTUK BERJAYA... 7