I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat memenuhi keutuhan atau tujuan yang dimilikinya.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal tersebut secara rinci dikemukakan sebagai berikut. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembangunan sehingga pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan pemerataan pendidikan, mutu pendidikan dalam setiap tingkat pendidikan,

2 relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan efektifitas serta efisiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan di semua jenjang pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan suatu tempat untuk membentuk individu melalui berbagai metode agar individu tersebut dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan dapat bertingkah laku dengan baik serta dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial disekitarnya. Menurut bentuknya pendidikan dibedakan menjadi dua yakni pendidikan formal dan pendidikan informal. Dalam hal ini, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi. Pengetahuan yang diperoleh secara formal akan berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan melalui kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Salah satu lembaga pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang sering disebut dengan SMP. SMP merupakan sekolah yang terdiri dari 3 tingkatan kelas yaitu kelas 1, 2, dan 3. SMP Negeri 1 Punggur merupakan salah satu lembaga tingkat menengah pertama yang ada di desa Tanggulangin Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah. SMP Negeri 1 Punggur

3 memiliki visi dan misi sekolah yang bertujuan menghasilkan individu yang berprestasi, terampil, beriman, dan bertaqwa. SMP Negeri 1 Punggur termasuk sekolah menengah pertama yang sudah memiliki fasilitas lengkap dan dapat menunjang proses pembelajaran. Berdasarkan observasi pada saat penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 dan juga keterangan dari guru bidang studi IPS Terpadu mengenai hasil ujian semester pada mata pelajaran ini yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur umumnya masih belum optimal. Sebagai bukti berikut disajikan hasil ujian Semester Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013. Tabel 1. Nilai Ujian Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 Nilai Kelas Jumlah Siswa Keterangan < 70 70 VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H 14 13 9 6 21 27 29 27 17 17 22 24 8 3 0 0 31 30 31 30 29 30 29 27 Jumlah 146 91 237 Persentase (%) 61,60 38,40 100 Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 70 Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai ujian semester pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sebanyak 91 siswa dari 237 siswa atau sebanyak 38,40% artinya hanya sebesar 38,40% siswa yang dapat mencapai daya

4 serap materi. Sedangkan sebanyak 146 siswa dari 237 siswa atau sebanyak 61,40% yang belum mencapai daya serap materi. Kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 masih rendah. Dalam hal ini Djamarah dan Zain (2006: 128), mengemukakan bahwa siswa dinyatakan berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut menguasai bahan pelajaran minimal 65%. Berdasarkan persentase belajar di atas, hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur masih tergolong rendah. Selain itu, Djamarah dan Zain (2006: 121) juga mengemukakan bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut. 1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%. 2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%. 3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Hasil belajar yang relatif rendah di SMP Negeri 1 Punggur ini diduga dikarenakan oleh kurangnya kemandirian belajar siswa. Hal ini didukung oleh pernyataan guru mata pelajaran IPS Terpadu yang bersangkutan. Menurut beliau, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan kemampuannya sendiri dan memilih menyontek pekerjaan temannya. Siswa sebagai generasi muda penerus bangsa yang telah mendapatkan berbagai latihan di sekolah seharusnya memiliki kemandirian dalam belajar yang baik. Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar karena kemandirian belajar merupakan sesuatu yang berasal dari dalam

5 diri siswa. Hal ini didukung oleh Slameto (2003: 54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua golongan yaitu faktor intern (berasal dari diri individu) dan faktor ekstern (berasal dari luar individu). Kemandirian belajar adalah kemampuan internal yang dimiliki oleh setiap individu untuk tidak bergantung dengan orang lain dan berperilaku inisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian belajar sesungguhnya telah dilatih secara tidak langsung oleh guru di sekolah dengan memberikan tugas dan ujian kepada siswa. Siswa harus memiliki sifat kemandirian belajar agar mereka mempunyai rasa percaya diri dan berinisiatif melakukan segala hal atau kegiatan sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Dengan memiliki kemandirian belajar yang tinggi, siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan percaya diri dalam mengerjakan tugas maupun ujian. Siswa SMP Negeri 1 Punggur ternyata mempunyai kemandirian belajar yang rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak memiliki kesiapan belajar seperti tidak membaca buku pelajaran untuk materi yang akan dipelajari esok hari dan lupa membawa buku pelajaran pada saat sekolah karena tidak mencatat jadwal pelajaran. Selain itu, ketika ujian masih banyak siswa yang menyontek pekerjaan temannya dan juga bekerja sama ketika ujian karena tidak adanya kesiapan belajar sebelum ujian dilaksanakan. Seharusnya mereka sudah belajar beberapa hari sebelumnya agar dapat mengerjakan soal ujian dengan baik dan tidak menyontek pekerjaan temannya.

6 Faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap belajar siswa. Sikap adalah kecenderungan individu untuk melakukan perbuatan secara sadar yang nyata terhadap objek disertai dengan perasaan positif atau negatif. Kemudian sikap ini menjadi sebuah dasar dan dorongan bagi sejumlah perbuatan yang berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu sikap berperan penting dalam kehidupan seseorang karena sikap menentukan pola perilaku seseorang terhadap suatu objek. Sikap belajar merupakan respon siswa terhadap pelajaran dalam penelitian ini yang terutama pada pelajaran IPS Terpadu, dimana respon tersebut positif atau negatif. Berdasar hasil observasi, mayoritas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur bersikap negatif terhadap mata pelajaran IPS Terpadu karena mereka kurang memberi respon yang baik ketika pelajaran IPS Terpadu berlangsung. Sikap positif yang dimiliki oleh siswa terhadap apa yang dipelajarinya maka akan mudah bagi mereka untuk mengingat apa yang telah dipelajarinya sehingga terjadi perubahan tingkah laku akibat pengalaman belajar yang dialaminya. Namun, apabila yang terjadi adalah sikap negatif maka apa yang dipelajari siswa tidak akan masuk dalam ingatan mereka. Ingatan adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya (Slameto, 2003:111). Informasi yang diterima dapat disimpan untuk beberapa saat saja, beberapa waktu, dan jangka waktu yang tidak terbatas. Apabila sikap terhadap informasi tersebut negatif maka kemungkinan untuk menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama tidak mungkin terjadi. Sikap negatif ini juga ditunjukkan oleh siswa dengan cenderung bermalas-malasan dalam mengikuti pelajaran bahkan seringkali menghindari

7 pelajaran tersebut dan berakibat pada proses pembelajaran yang menjadi tidak kondusif dan hasil belajar siswa pun cenderung menurun. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada penelitian pendahuluan November 2012 di SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 pada siswa kelas VIII, diperoleh hasil bahwa secara umum tingkat kemandirian dan sikap siswa masih tergolong rendah dan negatif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Saat Pelajaran Berlangsung No. Aktivitas Siswa Jumlah Siswa 1. Memperhatikan penjelasan guru 9 2. Mengerjakan tugas mata pelajaran lain 6 3. Tidak mengerjakan tugas 1 4. Mengobrol dengan teman 4 5. Mengoperasikan telepon genggam (mengirim 5 pesan singkat dll) 6. Membolos jam pelajaran (ke kantin sekolah) 2 7 Tidak mencatat materi yang disampaikan guru 1 8 Tidak memberi tanggapan pada guru 2 Jumlah 30 Sumber : Hasil observasi pada penelitian pendahuluan. Dari Tabel 2 di atas, terlihat tingkat kemandirian belajar siswa yang masih rendah. Selain itu kemandirian belajar siswa yang kurang dapat dilihat dari adanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR) saat di sekolah sebelum pelajaran yang bersangkutan di mulai dengan melihat pekerjaan temannya. Hal yang serupa ditunjukkan siswa ketika menghadapi ujian, mereka memilih untuk mengandalkan teman dalam menyelesaikan jawaban soal. Jika siswa belajar dengan mandiri maka akan mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke

8 dalam situasi baru. Dengan adanya kemauan dan kemandirian belajar maka siswa dapat menciptakan tanggung jawab untuk belajar mandiri dan memperoleh pengetahuan. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum sadar akan tugas dan kewajibannya sebagai siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar siswa belum optimal. Kemudian berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa sikap belajar siswa masih rendah. Selain itu, sikap belajar siswa yang kurang positif terlihat dari sikap siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan dan ujian karena mereka tidak tertarik untuk mempelajari mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini juga ditunjukkan pada Tabel 1 yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi KKM. Sikap belajar yang baik pada saat mata pelajaran IPS Terpadu berlangsung menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap yang positif terhadap mata pelajaran tersebut, sedangkan sikap belajar yang buruk ketika mata pelajaran IPS Terpadu berlangsung menunjukkan sikap negatif siswa terhadap pelajaran tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap belajar yang dimiliki Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 masih tergolong rendah karena siswa dan guru kurang berinteraksi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Punggur dengan judul: Pengaruh Kemandirian Belajar dan Sikap Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013.

9 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat didentifikasikan permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 yang masih rendah. 2. Kurangnya persiapan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Banyaknya siswa SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 yang kurang aktif dalam kegiatan belajar. 4. Kurangnya kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Banyaknya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru terutama pada mata pelajaran IPS Terpadu. 6. Banyaknya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 yang bekerja sama dalam mengerjakan soal pada saat ujian. 7. Banyaknya siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013 yang cenderung bermalas-malasan ketika mengikuti pelajaran. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya berkisar pada aspek kemandirian belajar (X 1 ), sikap belajar (X 2 ), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y) siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013.

10 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adanya: 1. Pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Pengaruh sikap belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Pengaruh kemandirian belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2012/2013.

11 F. Kegunaan Penelitian Pada hakekatnya penelitian ini dilakukan agar dapat menghasilkan kegunaan tertentu. Adapun kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah. 1. Secara teoritis a) Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah berlangsung. b) Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan serta bagi peneliti yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama. 2. Secara praktis a) Bagi siswa, agar dapat menambah khasanah pengetahuan dan semangat dalam belajar sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih mandiri dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. b) Bagi guru dan calon guru, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan informasi untuk mengatasi masalah yang terjadi saat proses belajar berlangsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c) Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan dan kontribusi dalam usaha meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan juga peserta didik. d) Memberikan motivasi kepada peneliti lainnya untuk bersama-sama mengkaji lebih dalam tentang masalah ini.

12 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Objek Penelitian Ruang lingkup yang akan diteliti adalah kemandirian belajar (X 1 ), sikap belajar (X 2 ), dan hasil belajar (Y). 2. Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap. 3. Tempat Penelitian Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Punggur. 4. Waktu Penelitian Ruang lingkup waktu penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013.