BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan aset nasional yang paling strategis

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang Undang Sisdiknas tahun 2003) dari inilah maka, Pendidikan yang. bagaimana keberhasilan anak di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia. Hal ini sebagaimana diatur dalam UU Sisdiknas BAB VI Pasal 13

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan. Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pesatnya teknologi serta informasi yang begitu cepat menyentuh kehidupan masyarakat, dapat membawa perubahan diseluruh aspek kehidupan. Fondasi mental, moral dan Agama yang kuat mutlak diperlukan sebagai antisipasi kecenderungan imitasi suatu perilaku masyarakat kita. Masyarakat modern cenderung memiliki perilaku yang serba instan, praktis, ingin segala sesuatu serba cepat, tidak jarang sistem instan ini dilakukan tanpa memperdulikan nilai-nilai dan norma-norma moral keagamaan. Sedangkan pemberdayaan masyarakat untuk mampu memegang teguh nilai-nilai bukanlah perkara yang mudah. Ketepatan waktu, disiplin, bersedia untuk antri, tidak menyuap untuk mendapatkan prioritas dan sebagainya bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh masyarakat kita. Diperlukan penanaman nilai-nilai dan norma-norma Agama yang kuat terhadap bangsa ini agar tidak mudah terpengaruh dan mempunyai filter ketika pengaruh-pengaruh bangsa lain masuk. Supaya penanaman nilai dan norma tersebut kuat, maka harus dilakukan sejak usia dini, sebagaimana disampaikan oleh Hasan A. (dalam Barr A.tt:357) bahwa mencari ilmu pada saat kecil seperti memahat di atas batu dan mencari ilmu diwaktu tua bagaikan mengukir diatas air. Ungkapan ini menekankan pentingnya belajar pada usia dini, sebab belajar yang 1

2 dilakukan walaupun melalui proses yang tidak mudah namun apabila sudah dikuasai, maka akan tetap diingat sepanjang hidupnya. Untuk itu pendidikan Agama Islam dapat dipelajari sejak usia dini agar dapat tercipta generasi yang memiliki moral Agama yang kuat dan ber-akhlakul karimah, sehingga mereka mampu membentengi dirinya dari pengaruh negatif dari era globalisasi. Pendidikan Agama Islam harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui pendidikan anak usia dini yatiu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Pendidikan tersebut sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Dengan diberlakukannya UU No. 20 tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal. Pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Agar pendidikan yang ditanamkan kepada anak usia dini dapat berhasil secara maksimal, maka diperlukan materi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini. Soemantri P (2003:101)

3 mengemukakan bermain merupakan cara bekajar terbaik pada anak prasekolah. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pendekatan yang tepat dalam pembelajaran anak usia dini adalah pembelajaran melalui bermain. Melalui bermain dapat dikembangkan aspek sosial emosional anak, melalui bermain anak mempunyai rasa memiliki, merasa menjadi bagian dalam kelompok, belajar untuk hidup dan bekerja sama dalam kelompok dengan segala perbedaan yang ada. Pada konsep belajar melalui bermain ini menempatkan anak sebagai subjek dan orang tua atau guru menjadi fasilitator. Dalam konsep ini anak akan memiliki kebebasan untuk mengekspresikan imajinasi dan kreativitas berfikirnya, dan akan merangsang daya cipta dan berfikir kritis. Jika dua hal ini terbangun anak akan menjadi orang yang percaya diri dan mandiri. Anak tidak mejadi menghafal tetapi justru analis yang handal. Belajar melalui bermain adalah satu pendekatan pembelajaran yang berkesan kepada kanak-kanak. Melalui pendekatan ini juga akan mendatangkan kegembiraan dan kepuasan bagi mereka dalam sesuatu pengajaran yang hendak disampaikan. Dengan bermain juga anak-anak akan dapat menguasai perkembangan dan keterampilan fisik serta penguasaan bahasa dari segi perbendaharaan dan tatabahasa. Mengenai cara belajar pada anak usia dini, mereka belajar dengan caranya sendiri. Seringkali guru dan orang tua mengajarkan anak sesuai dengan jalan pikiran orang dewasa. Akibatnya apa yang diajarkan orang tua sulit diterima anak. Gejala itu antara lain tampak dari banyaknya hal yang disukai oleh anak tetapi dilarang oleh orang tua dan sebaliknya banyak hal yang disukai oleh orang tua

4 tidak disukai oleh anak. Fenomena tersebut membuktikan bahwa sebenarnya jalan pikiran anak berbeda dengan jalan pikiran orang dewasa. Untuk itu orang tua dan guru anak usia dini perlu memahami hakikat perkembangan anak dan hakikat PAUD agar dapat memberi pendidikan yang sesuai dengan jalan pikiran anak. Pembelajaran pada anak usia dini menggunakan esensi bermain, meliputi perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa dan merdeka. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal. Anak-anak tidak merasa cepat bosan dengan apa yang akan dipelajari atau disampaikan oleh guru, sehingga dapat menangkap dengan baik materi apa yang dipelajari pada saat itu. Salah satu prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini adalah belajar melalui bermain. Hal tersebut disebabkan karena pada hakikatnya semua anak suka bermain. Mereka menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain baik sendiri, dengan teman sebaya ataupun dengan orang yang lebih dewasa. Berdasarkan fenomena tersebut, maka para ahli menentukan bahwa bermain merupakan faktor yang cukup penting dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. Selain itu esensi bermain harus menjadi jiwa dari setiap kegiatan pembelajaran anak usia dini. Kegiatan bermain pada anak perlu mendapat perhatian dari para pendidik anak usia dini. Semakin banyak anak yang tertekan mengikuti kegiatan sekolah dan tampaknya lebih banyak membebani anak didik. Begitu banyak tugas-tugas

5 yang diberikan guru termasuk pekerjaan rumah dan les. Selain itu anak seringkali mendapat tuntutan yang lebih tinggi dari lingkungan untuk berhasil terutama di bidang akademik. Pembelajaran anak usia dini kebanyakan sangat terstruktur dan formal sehingga terkesan kaku dan monoton, sehingga celah bagi anak untuk bermain semakin sempit. Begitu pentingnya aktivitas bermain bagi pendidikan anak usia dini, maka hal tersebut perlu diadakan perubahan disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak usia dini. Dari uraian diatas, penulis merasa perlu dan tertarik meneliti tentang pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini, sehingga dari hasil penelitian ini dapat dideskripsikan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia ini yang dilaksanakan di TKIT Nurul Islam Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa timur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis mendapatkan gambaran bahwa pembelajaran Agama Islam haruslah mulai diajarkan sejak anak usia dini dengan tidak mengesampingkan karakter anak dengan strategi pembelajaran yang digunakan pada pendidikan anak usia dini. Itulah sebabnya, peneliti memfokuskan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Agama Islam pada anak usia dini melalui bermain di TKIT Nurul Islam Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

6 1. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam? 2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam? 3. Bagimana hasil yang dicapai dalam pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban atau data mengenai pembelajaran Agama Islam melalui bermain yang diterapkan di TKIT Nurul Islam. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam. 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam. 3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hasil pembelajaran Agama Islam melalui bermain di TKIT Nurul Islam. 2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoretis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang konsep pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini yang di TKIT Nurul Islam Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur.

7 2. Mengembangkan konsep-konsep yang terkait pada pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada pendidikan anak usia dini. 3. Memberi sumbangan pemikiran dalam rangka mengembangkan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini. 4. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu dan sebagai dukungan upaya penelitian yang akan datang. b. Secara Praktis 1. Sebagai masukan bagi pengelola program studi pendidikan dasar dalam rangka mengembangkan konsentrasi pendidikan anak usia dini. 2. Sebagai masukan bagi pengelola TKIT Nurul Islam Pare khususnya dalam rangka peningkatan pembelajaran Agama Islam melalui bermain pada anak usia dini. 3. Sebagai masukan bagi pendidik, orang tua dan masyarakat serta lembaga / tenaga kependidikan dalam melaksanakan perannya masing-masing sehingga dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada TK yang bersangkutan. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, rekaman video dan lain-lain.

8 Tahapan penelitian yang dilakukan adalah persiapan, pelaksanaan dan pengolahan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara, observasi dan studi dokumen dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi dan alat perekam. E. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Nurul Islam terletak di Dusun Cangkring Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah anak usia dini di TKIT Nurul Islam dengan responden kepala sekolah, wakil kepala bagian kurikulum, wali kelas, ustadzah, dan wali siswa serta tidak menutup kemungkinan menambah responden lain jika diperlukan untuk mendukung penelitian ini.