BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jenis deskriptif kualitatif. penelitian dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. menjadikan pokok kajiannya fenomena yang tampak sebagai subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti akan meneliti bagaimana model bisnis yang diguanakan oleh TalkFusion

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Laporan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai dunia alam ataupun dunia sosial. memprioritaskan pada gambaran kejadian-kejadian yang berlangsung pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Selain itu, peneliti juga menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Patton (2005) dengan penelitian kualitatif akan diperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek, penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan menurut Sugiyono (2007) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan triangulasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. Pada penelitian kualitatif landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar belakang penelitian dan juga sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. 32

33 Dengan metode kualitatif ini peneliti dapat lebih mudah menggali, berinteraksi, dan mengembangkan proses penelitian yang dilakukan dengan informan secara langsung untuk dapat menjelaskan peristiwa yang berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan kajian fenomenologi untuk dapat lebih memahami peristiwa-peristiwa yang dialami subyek dan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan mendalam dalam penelitian mengenai gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Fenomenologi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena atau gejala yang dilandasi oleh teori Max Weber (1864-1920). Teori ini menekankan pada metode penghayatan atau pemahaman interpretative. Jika seseorang menunjukkan perilaku tertentu dalam masyarakat, maka perilaku tersebut merupakan realisasi dari pandangan-pandangan atau pemikiran yang ada dalam kepala orang tersebut. Kenyataannya merupakan ekspresi dari dalam pikiran seseorang oleh karena itu, realitas tersebut bersifat subyektif dan interpretative (Sarwono, 2006). Misiak dan Sekton (2005) mengatakan dalam pendekatan fenomenologi dihadirkan observasi dan deskripsi yang sistematis atas pengalaman individu yang sadar dalam situasi tertentu. B. Karakterisitik Subyek Poerwandari (2009), menyatakan bahwa penentuan subyek atau sumber data dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian.

34 B. Karakteristik subyek dalam penelitian 1. Perempuan 2. Telah Menikah 3. Mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 4. Masih mempertahankan rumah tangganya sampai saat ini 5. Berdomisili di wilayah DKI Jakarta Subyek dalam penelitian ini, dipilih berdasarkan karakteristik yang sesuai dengan judul penelitian. C. Teknik Pengambilan Subyek Teknik pengambilan subyek yang digunakan peneliti adalah pengambilan sampel purposive. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar mewakili fenomena yang diteliti guna mencapai tujuan penelitian. Karakteristik subyek tersebut kemudiaan menjadi dasar dalam mencari subyek yang sesuai dan dapat menjadi subyek dalam penelitian ini. Subyek penelitian ini berjumlah tiga orang karena diharapkan setiap subyek dapat menggambarkan resiliensi yang mereka miliki. D. Jumlah Subyek Jumlah partisipan sangat bergantung pada apa yang ingin diketahui dalam penelitian, tujuan penelitian, konteks pada saat itu, serta apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan partisipan yang tersedia (Poerwandari 2009). Jika data yang diperoleh sudah cukup maka subyek dalam jumlah yang kecil pun dapat memadai penelitian. Maka dalam penelitian ini subyek yang peneliti gunakan pada awal penelitian berjumlah tiga orang. Bila dalam penelitian peneliti belum mendapatkan informasi yang cukup maka peneliti

35 akan menggunakan penelitian snowball. Hal ini dilakukan guna mendapatkan informasi yang cukup agar dapat menjawab semua informasi yang berkaitan dengan gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). E. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan penelitian maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara dipilih sebagai cara pengumpulan data karena dengan wawancara peneliti dapat menggali penghayatan dan pengalaman partisipan sehingga pemahaman akan kehidupan partisipan akan bisa didapat. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara semi terstruktur dimana dalam wawancara ini peneliti menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti terdiri dari beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan peneliti sebelumnya. Lalu pertanyaan tersebut akan diajukan kepada subyek guna mendapatkan informasi dari subyek. Digunakannya pedoman wawancara agar proses wawancara dapat terarah sesuai dengan kebutuhan informasi dalam penelitian ini. Wawancara semi terstruktur digunakan peneliti untuk mengurangi kekakuan saat proses wawancara berlangsung. Pada penelitian ini penulis tidak hanya melakukan wawancara kepada subyek saja, namun penulis juga melakukan metode triangulasi dimana penulis juga melakukan wawancara terhadap keluarga atau teman dekat

36 subyek yang disebut sebagai significant other. Hal ini dilakukan agar informasi yang penulis dapat dari subyek dapat lebih akurat ketika subyek melakukan wawancara terhadap significant other. Karakteristik significant other yang penulis gunakan adalah seorang dari keluarga ataupun teman dekat subyek yang telah mengetahui informasi atas subyek yang ingin digunakan dalam penelitian ini. 2. Observasi Observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut Banister (dalam Poerwandari, 2011), tujuannya adalah untuk mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Selanjutnya Banister (dalam Poerwandari 2009), menjelaskan bahwa observasi selalu menjadi bagian penelitian psikologis dan dapat berlangsung dalam konteks eksperimental maupun konteks alamiah. Dalam penelitian ini, observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah observasi tertutup dan terstruktur. Observasi tertutup adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti namun tidak diketahui subyek ketika pengamatan dilakukan. Sedangkan observasi terstruktur adalah observasi yang dilakukan pada situasi yang dibuat. Observasi keduanya dilakukan secara langsung saat wawancara. Observasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Observasi tertutup dilakukan agar subyek merasa

37 nyaman saat proses wawancara berlangsung sedangkan observasi terstruktur dilakukan agar observasi dapat terarah sesuai dengan penelitian. F. Alat Bantu Pengumpulan Data Pencatatan data selama proses wawancara merupakan hal yang penting karena data yang dianalisis didasarkan pada kutipan wawancara (Moleong, 2005). Pada penelitian ini alat bantu yang digunakan adalah : 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara yang digunakan peneliti terdiri dari beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan. Pertanyaan tersebut akan diajukan kepada subyek untuk memperoleh informasi dari subyek. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan tujuan agar proses dan isi wawancara dapat terarah dan sesuai dengan konteks yang seharusnya diteliti dalam penelitian ini. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan dalam teori resiliensi. 2. Pedoman Observasi Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati saat wawancara berlangsung. 3. Buku Catatan Digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada subyek yang bersangkutan selama wawancara berlangsung. Perlu diperhatikan ketika

38 sedang mencatat jangan sampai subyek merasa terganggu atau hilang konsentrasi. 4. Informed Consent Merupakan lembar persetujuan yang diberikan sebelum diadakannya penelitian dan ditanda tangani oleh partisipan atau responden yang merupakan pengesahan dari mereka untuk dilakukan penelitian kepada subyek penelitian. 5. Alat Perekam Alat perekam bisa menjadi alat bantu efektif karena dapat merekam semua percakapan atau pembicaraan, sehingga didalam pelaksanaannya peneliti tidak perlu sibuk mencatat jawaban dari subyek yang bersangkutan. Melalui bantuan alat perekam, diharapkan proses wawancara dapat berjalan dengan lancar dan peneliti dapat berkonsentrasi penuh pada isi wawancara. Alat perekam ini baru akan digunakan setelah peneliti mendapatkan izin dari subyek. Karena hal ini menyangkut etika penelitian. G. Jenis Pendekatan Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif memiliki 5 (lima) jenis penelitian, yaitu : 1. Historis Penelitian historis adalah meneliti peristiwa-peristiwa yang telah lalu, peristiwa yang telah lalu direka ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, peninggalan bersejarah dan catatan dokumen-dokumen. Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisi atau interprestasi

39 bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan,buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah itu otentik.penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang didalam buku atau naskah-naskah yang terpublikasikan.para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks. Penelitian ini dapat pula kita lakukan di bidang pendidikan, misalnya mengkaji kurikulum sekolah, dan berkas-berkas yang ada di sekolah tersebut. Keadaan siswa setiap semester pun dapat dilihat melalui studi dokumen ini. 2. Fenomenologi Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi penelitian kualitatif yang berakar pada filosofi dan psikologi, dan berfokus pada pengalaman hidup manusia (sosiologi). Pendekatan fenomenologi menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana pengalaman itu terjadi. Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Peneliti akan mengkaji secara mendalam isu dan struktur utama suatu obyek kajian dan selalu bertanya apa pengalaman utama yang akan dijelaskan informan tentang subyek

40 kajian penelitian. Peneliti memulai kajiannya dengan ide yang menggambarkan tema utama. 3. Grounded Theory Grounded theory adalah satu jenis metode penelitian kualitatif yang berorientasi pada penemuan teori. Dilihat dari prosedur, prinsip, dan teknik yang digunakan, metode ini benar-benar bersifat kualitatif murni. Penggunaan hukum kausalitas sebagai dasar penyusunan teori. Seperti diketahui bahwa dalam epistemology ilmiah, prinsip kausalitas adalah salah satu asumsi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan, karena sangat diyakini bahwa segala hal yang terjadi di alam ini tidak lepas dari hukum sebab-akibat. 4. Etnografi Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Etnografi juga merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalamlatar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Peneliti meneliti ciri khas dan kebiasaan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama dilapangan,wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam. Memeplajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti penelitian kualitatif yang lain dimana

41 lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisi di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota. 5. Studi Kasus Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa aktivitas dan individu. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk mengasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi dan arsip. Studi kasus bisa digunakan untuk meneliti sekolah ditengah-tengah kota dimana para siswanya mencapai prestasi akademik luar biasa. Studi kasus dapat juga digunakan untuk meneliti bagaimanaaspek psikologis siswa yang bermasalah. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu contoh studi kasus yang saat ini banyak digunakan oleh guru untuk meneliti siswa-siswanya. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa atau individu. Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat

42 mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. studi kasus mampu mengungkap makna dibalik fenomena dalam kondisi apa adanya. Berdasarkan jenis penelitian kualitatif diatas maka peneliti menggunakan jenis fenomenologi pada penelitian kualitatif ini. H. Fenomenologi Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi penelitian kualitatif yangberakar pada filosofi dan psikologi, dan berfokus pada pengalaman hidup manusia (sosiologi). Pendekatan fenomenologi menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana pengalaman itu terjadi. Penelitian ini akan berdiskusi tentang suatu objek kajian dengan memahami inti pengalaman dari suatu fenomena. Peneliti akan mengkaji secara mendalam isu dan struktur utama suatu obyek kajian. Peneliti memulai kajiannya dengan ide yang menggambarkan tema utama. I. Kredibilitas Data pada Penelitian Kualitatif Moloeng (2005) memaparkan tujuan uji kreadibilitas data yaitu untuk menilai kebenaran dari temuan penelitian kualitatif.kredibilitas ditunjukan ketika partisipan mengungkapkan bahwa transkip penelitian memang benar-benar sebagai pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang telah ditranskipkan untuk dibaca ulang oleh partisipan. Kredibilitas menunjukkan kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan

43 pengamatan dan wawancara dengan sumber data yang pernah ditemui maupun sumber data yang baru. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan keakraban (tidak ada jarak lagi, semakin terbuka, saling mempercayai antara peneliti dan narasumber sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. 2. Peningkatan ketekunan dalam penelitian Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. 3. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang dengan teknik yang berbeda. Dan triangulasi waktu dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Sugiyono (2007), memaparkan triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. 4. Menggunakan Bahan Referensi Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data

44 yang telah ditemukan oleh peneliti. Contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif (kamera, handycam, alat rekam suara) sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti. 5. Analisis Kasus Negatif Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan.bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya. Hal ini sangat bergantung dari seberapa besar kasus negatif yang muncul tersebut. 6. Member Check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yangdiperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin dipercaya. Tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data maka peneliti perlu melakakunnya dengan

45 diskusi dengan pemberi data, apabila perbedaannya tajam maka peneliti harus mengubah temuannya dan menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Berdasarkan jenis kredibilitas menurut Moloeng (2005), maka peneliti menggunakan triangulasi sebagai kredibilitas data pada penelitian kualitatif. J. Triangulasi Penelitian Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. b. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Sugiyono (2007), memaparkan triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. K. Tahap Persiapan Penelitian Langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam melakukan penelitian adalah :

46 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Menentukan topik penelitian b. Mencari informasi data lapangan c. Mencari teori d. Merumuskan masalah e. Menyusun Pedoman Wawancara f. Mencari subyek yang sesuai dengan karakteristik dan tempat yang telah ditentukan untuk melaksanakan wawancara serta observasi. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Mei 2015, dilakukan dengan menentukan waktu dan tempat yang disepakati subyek dengan peneliti. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan memberikan tempat yang membuat subyek merasa nyaman serta tujuan penelitian, yaitu mengetahui bagaimana gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Proses yang dilakukan peneliti dimulai dari meminta persetujuan dengan subyek penelitian kemudian menyerahkan informed consentyang disetujui oleh subyek. Penelitian dimulai dengan bertemu subyek pertama pada minggu pertama di bulan Mei 2015. Pada subyek kedua dilakukan pada minggu kedua di bulanmei, pada subyek ketiga dilakukan pada minggu ketiga di bulan Mei 2015. Tabel 1 : Pelaksanaan Penelitian (Wawancara dan Observasi) NO Subyek Waktu Pelaksanaan 1. Subyek 1 Minggu pertama bulan Mei 2015 2. Subyek 2 Minggu kedua bulan Mei 2015

47 3. Subyek 3 Minggu ketiga bulan Mei 2015 4. Analisis data Minggu keempat bulan Mei 2015 L. Teknik Analisis Data Menurut Poerwandari (2009), dalam penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi berupa narasi, deskripsi, cerita dokumen tertulis, dokumentasi (tape recorder, foto, gambar), ataupun bentuk-bentuk non angka lainnya. Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2007), yaitu : 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya.

48 3. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga menjadi jelas.