BAB I PENDAHULUAN. banyak hal terhadap lingkungannya, baik sebagai makhluk individu maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE

BAB I PENDAHULUAN. diingatnya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

PENDAHULUAN. pembelajaran dikarenakan materi matematika sifatnya tidak nyata atau. abstrak yang sulit dibayangkan di dunia nyata.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang banyak. didik) untuk memperoleh kedewasaaan jasmani, rohani maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan paradigma barunya

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. perang, akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Media Wacana Press, Yogayakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang. Banyak. manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. diterangkan, simbol-simbol dan titik tolak berpikir yang tak dibuktikan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Model Kooperatif dengan Penerapan Teknik Nominal Group.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga Haroid spear mendefinisikan bahwa "Belajar terdiri dari. pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.

BAB II KAJIAN TEORI. yang dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena, kreativitas belajar dapat melatih siswa untuk tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perkembangan di segala aspek sangat kita harapkan. depan apalagi di Era Globalisasi seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara terletak pada kemajuan pendidikan yang diterapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah sebagai mahkluk yang sempurna. Allah memberikan kepada manusia berupa akal pikiran yang membedakannya dengan makhluk ciptaan lainnya. Kesempurnaan yang berupa akal tersebut akan selalu berkembang selama manusia itu terus mengasanya dan terus belajar. Belajar adalah bagian dari proses pendidikan. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan dalam upaya mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan mampu bersaing diera globalisasi. Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. 1 Pendidikan membutuhkan peran seorang guru. Guru adalah sebagai sumber belajar yang memiliki berbagai kemampuan untuk memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Upaya meningkatkan kecerdasan, keterampilan dan bentuk pengembangan yang diberikan kepada setiap individu merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah.. Dengan memperoleh 1 Anasri Purwaning Arum, Penerapan Strategi Lightening The Learning Climate untuk Meningkatkan Motivasi Belajar (Oktober 30, 2016). http://www.distrodoc.com/265228-penerapan-strategi 1

2 bentuk pengetahuan dan keterampilan yang ada pada diri individu, maka akan memiliki kemampuan bertingkah laku yang mandiri di dalam masyarakat dengan bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut. 2 Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai administrator, evaluator, konselor, dan lain-lain sesuai dengan segala kompetensi (kemampuan) yang dimilikinya. Namun sebagai inti dari kegiatan pendidikan sekolah, proses belajar mengajar sangat menentukan hasil yang akan dicapai. 3 Proses belajar mengajar, khususnya dari semua mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru namun ditakuti oleh siswa adalah mata pelajaran matematika. Sebenarnya matematika sendiri merupakan mata pelajaran di sekolah dasar yang memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan mata pelajaran lainnya. Banyak orang yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit. Meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Seperti halnya belajar bahasa (membaca dan menulis), apabila dalam belajar matematika terdapat sesuatu masalah atau mengalami kesulitan maka harus diatasi 2 Jean Amorie, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Lightening the Learning Climate (Oktober 30, 2016). http://ejournal.stkipmpringsewulpg.ac.id/index.php/edumath/article/view/84 3 Delvinovita, Meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan strategi Pembelajaran ekspositori siswa kelas VIII SMP negeri 1 Kampar Utara Kabupaten kampar (Oktober 30, 2016). http://repository.uin-suska.ac.id/2101

3 sesegera mungkin sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam belajar matematika dan pada akhirnya dapat memajukan pendidikan di Indonesia. 4 Mata pelajaran matematika adalah satu diantara mata pelajaran yang sangat vital dan berperan strategis dalam pembangunan iptek, karena mempelajari matematika sama halnya melatih pola inovatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Namun matematika sering kali hanya dipahami sebagai rumus-rumus yang sulit sehingga banyak siswa yang kurang menyukainya. Selain itu, Evawati Alisah dan Eko Prasetyo Dharmawan berpendapat, salah satu sebab utama dari kesulitan memahami matematika ialah karena sifatnya yang abstrak. Hal ini sangat kontras dengan alam pikiran kebanyakan dari kita yang terbiasa berpikir tentang obyek-obyek yang kongkret. Bahasa matematika adalah bahasa yang abstrak, bahasa yang dipenuhi dengan begitu banyak pelambang. Karena sifatnya yang abstrak inilah, seringkali kebanyakan orang awam mengira bahwa matematika itu tak ada hubungannya dengan dunia nyata yang kongkret. 5 Heruman dalam bukunya yang berjudul Model Pembelajaran matematika juga mengatakan bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu dedukatif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. 6 4 Fitri Nurchasanah, Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian Melalui Model pembelajaran Konstektual (September 22, 2016). http://eprints.uns.ac.id 5 Alisah, Evawati, DKK, Filsafat Dunia Matematika,(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), 3-4 6 Heruman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 1

4 Matematika tidaklah sulit, dalam matematika setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan agar bisa mudah dipahami dan ingat dalam memori siswa sehingga akan melekat pada pola pikir dan pola tindakannya. Sebenarnya apabila kita bisa mengetahui cara belajar matematika yang tepat, kita pasti akan mengatakan bahwa matematika tidaklah sulit, tetapi mudah dan menyenangkan. Matematika akan disenangi oleh siswa jika dalam proses pembelajaran siswa juga diberi motivasi. Motivasi belajar sangat diperlukan oleh siswa sebagai mana yang dikemukan oleh Sobel dan Maletsky; bahwa siswa akan belajar secara efektif dan efisien jika mereka benar-benar tertarik terhadap pelajarannya. 7 Motivasi merupakan dorongan dan minat yang dimiliki oleh seorang siswa untuk belajar baik yang datangnya dari diri sendiri maupun dari luar, hal ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Hamzah Uno yang menyatakan bahwa indikator yang mengindikasikan siswa memiliki motivasi dalam belajar adalah memiliki minat dan dorongan dalam belajar. 8 Setiap siswa pasti memiliki kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya 7 Hamzah Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 23 8 Delvinovita, Meningkatkan...(Oktober 30, 2016). http://repository.uin-suska.ac.id/2101

5 belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dari hasil pengamatan penulis di MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo ditemukan permasalahan pada mata pelajaran Matematika. Namun peneliti di sini tidak mencari kesempurnaan. Juga tidak mencari guru yang buruk. Hanya saja peneliti mengamati pola pengajaran secara umum berdasarkan dua hal ; pertama, kualitas umum dan substansi instruksi dan kedua, perhatian siswa apakah sebagian besar dari mereka mengkuti. 9 Dan hasil kesimpulan yang didapatkan waktu observasi kelas dan proses wawancara kepada guru kelas yaitu sebagai berikut ; sebagian siswa masih sering bermain ketika mengikuti pelajaran, sebagian siswa tidak bersedia mengemukakan pendapatnya tentang materi yang dipelajari. Dan yang terakhir, siswa mudah bosan mengikuti pelajaran, hal ini ditunjukan banyaknya siswa yang masih bergurau dan kurang bersemangat. 10 Maka dari permasalahn yang didapatkan di atas, terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih tergolong rendah dan kemudian didapatkan data sebagai berikut: Berdasarkan analisa sementara peneliti, dari 38 siswa yang menyukai pelajaran matematika tidak banyak, bahkan kurang dari setengah yakni 36,8%. Yang kurang menyukai 42,1% dan sisanya 21,1% tidak menyukai. Dalam hal ini 9 Schmoker, Mike, Menjadi Guru yang Efektif, (USA: diterjemahkan dan diterbitkan oleh Erlangga, 2012) 10 Kusno, Guru kelas 3 Mata Pelajaran Matematika MI Hasyim Asy ari, wawancara pribadi, 28 Oktober 2016

6 sudah bisa dipastikan bahwasannya sebagian siswa terlihat kurang bersemangat atau kurang termotivasi dalam mengikuti mata pelajaran matematika, hal itu pasti akan berdampak pada hasil belajar siswa juga. Dan selebihnya secara umum dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di kelas berjalan satu arah dan monoton serta didominasi oleh aktifitas gurunya, sehingga selama proses pembelajaran berlangsung tidak terlihat adanya aktivitas siswa yang mengarah pada proses pembelajaran yang aktif baik mental, fisik maupun sosial. Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik perhatian siswa, karena selama ini guru cenderung menggunakan cara mengajar klasik seperti strategi latihan yaitu pembelajaran lebih banyak diisi oleh siswa mengerjakan latihan sementara guru hanya sebagai pengawas. Kemudian guru lebih cendrung bersifat protektif terhadap siswa, sehingga siswa merasa tidak nyaman dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran serta pembelajaran lebih terkesan membosankan bagi siswa. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk mengatasi hal di atas adalah menerapkan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung, terciptanya suasana belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengembangkan kreatifitas belajarnya agar menjadi lebih baik. Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa. Salah satunya adalah strategi pembelajaran lightening the learning climate.

7 Strategi Lightening The Learning Climate adalah pembelajaran aktif yang kondusif dimana dalam penerapan strategi ini diselingi dengan humor-humor yang kreatif yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa lebih ceria saja dan juga dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Menurut Melvin L. Silberman bahwa strategi pembelajaran Lightening The Learning Climate adalah sebuah kelas dengan cepat mewujudkan iklim belajar informal yang santai dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi pelajaran yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat siswa berhumor ria, namun juga berpikir. 11 Darmansyah juga mengatakan, humor dalam pembelajaran adalah komunikasi yang dilakukan guru dengan menggunakan sisipan kata-kata, bahasa dan gambar yang mampu menggelitik siswa untuk tertawa. Sisipan humor yang diberikan dapat berbentuk anekdot, cerita singkat, kartun, karikatur, peristiwa sosial, pengalaman hidup, lelucon atau plesetan yang dapat merangsang terciptanya suasana riang, rileks dan menyenangkan dalam pembelajaran. Bukan berbentuk lawakan yang terkadang yang menjurus pada lelucon-lelucon yang menyangkut pribadi seseorang, politik dan pornografi yang kurang bermanfaat. 12 Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Jean Amorie, dalam jurnalnya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa 11 Jean Amorie, Peningkatan...(Oktober 30, 2016). http://ejournal.stkipmpringsewulpg.ac.id/index.php/edumath/article/view/84 12 Ibid

8 Melalui Strategi Pembelajaran Lightening The Learning Climate, yang sebetulnya jurnal tersebut juga mengkaji tentang materi bangun datar namun penerapannya pada kelas V. Tapi disini nanti peneliti akan menerapkannya pada kelas III dan berupaya menerapkan strategi lightening the learning climate tersebut yang tak lain adalah untuk tujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang sebelumnya belum dikaji sepenuhnya pada peneliti terdahulu, seperti Jean Amorie. Penelitian ini walaupun menerapkan strategi yang berkaitan dengan penelitian sebelumnya dan materi ini ada keterkaitannya dengan penerapan strategi itu sendiri. Peneliti disini nantinya akan mencoba melakukan inovasi, berupa mendesain pembelajaran ini dengan sebuah permainan sederhana yang sebelumnya belum dilaksanakan oleh peneliti terdahulu. Harapannya dengan permainan ini kreatifitas siswa akan terasa dalam memecahkan persoalan yang akan diberikan. Karena sebuah upaya inilah dan merupakan kewajiban para gurulah untuk menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran matematika dengan memberi rangsangan dan dorongan agar siswa menyenangi pelajaran matematika. Maka salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar sekaligus mencapai hasil belajar yang maksimal yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran yang menarik bagi siswa, serta disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi peserta didik. Dengan demikian peneliti tertarik ingin melakukan suatu tindakan perbaikan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa melalui penelitian dengan judul: Penerapan Strategi Lightening The Learning Climate Untuk Meningkatkan

9 Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada analisa permasalahan pada latar belakang, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan strategi lightening the learning climate dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo pada mata pelajaran matematika? 2. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo pada mata pelajaran matematika setelah menerapkan strategi lightening the learning climate dalam pembelajaran? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo pada mata pelajaran matematika setelah menerapkan strategi lightening the learning climate dalam pembelajaran? C. Tindakan yang Dipilih Merujuk pada latar belakang serta rumusan yang telah diuraiakan, penulis mempunyai sebuah gagasan yang inovatif. Gagasan yang dimaksudkan adalah dengan menerapkan strategi Lightening The Learning Climate Untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo. Dengan penerapan strategi lightening the learning climate, siswa akan diajak belajar dengan suasana baru yang lebih

10 humor dan menyenangkan namun tidak mengurangi tujuan belajar yang sesungguhnya yakni membantu siswa mampu memahami materi yang disampaikan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat di tentukan tujuan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan strategi Lightening the Learning Climate pada mata pelajaran matematika siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui strategi Lightening the Learning Climate pada siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika melalui strategi Lightening the Learning Climate pada siswa kelas III MI Hasyim Asy ari Jambangan Candi Sidoarjo. E. Lingkup Penelitian Penelitian ini didasarkan pada aspek permasalahan pembelajaran di MI Hasyim Asy ari. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti temukan. Supaya penelitian ini bisa terfokus dan meminimalisir kesimpangsiuran yang mungkin terjadi pada pembahasan nantinya, peneliti membatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini : 1. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas III MI Hasyim Asy ari

11 2. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bangun datar 3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016 2017 4. Implementasi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran lightening the learning climate F. Signifikan Penelitian Jika hasil tujuan penelitian tindakan dapat dicapai, maka peneliti mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat : 1. Secara Teoritis: Membantu memberikan sumbangsih ide seperti penerapan strategi pembelajaran atau pengayaan teori pembelajaran matematika di Madrasah/sekolah, khususnya materi bangun datar 2. Secara Praktis: Dapat dimanfaatkan oleh guru di Madrasah Ibtida iyah dalam pemilihan strategi yang tepat bagi siswa untuk meningkatkan motivasi, performa dan hasil belajar siswa. Dan bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada tempat, kelas, settingan, metode yang berbeda.