BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Silfi Pitriyanti, 2014 Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan bahasa untuk bekerjasama. Bahasa itu digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Campur kode adalah percampuran antara dua bahasa atau lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. internet. Dalam pengertian sederhana, Fairus (2007:2) menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin tidak terlihat secara nyata berbicara, tetapi pada hakikatnya, ia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

CAMPUR KODE DALAM IKLAN ACARA DI RADIO RRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kependekan kata dalam tindak komunikasi sehari-hari semakin sering

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

SINGKATAN DAN AKRONIM DI KALANGAN REMAJA DI KOTA BANDUNG. Nani Astuti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. C. Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan suatu produk periklanan yang mencakup segala macam

2015 ABREVIASI NAMA KULINER DALAM BAHASA INDONESIA SEBUAH KAJIAN SEMANTIK LEKSIKAL

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. identitas bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling efektif, mutlak. dalam dunia pergaulan dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat penutur pasti menggunakan bahasa dalam berinteraksi sehari-hari. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat. Masyarakat merupakan penutur bahasa yang beragam. Keragaman bahasa disebabkan oleh perkembangan masyarakat di berbagai aspek kehidupan, salah satunya perkembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang semakin maju menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan perkembangan bahasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin modern suatu bangsa dan kehidupannya, maka akan semakin berkembang pula bahasanya. Badudu (Putrayasa, 2008: 1) mengemukakan bahwa perkembangan bahasa harus sejalan dan seiring dengan kemajuan kebudayaan serta peradaban bangsa sebagai pemilik dan pemakai bahasa tersebut. Globalisasi dengan segala implikasinya menjadi salah satu pemicu pesatnya perubahan yang terjadi di berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya bahasa yang bersifat dinamis. Apabila tidak ada upaya untuk mengatasinya, maka hal tersebut akan menjadi masalah yang sangat serius. Pengunaan bahasa dikelompokkan berdasarkan usia, yaitu usia kanak-kanak, usia remaja, dan usia dewasa. Fokus penelitian ini adalah penggunaan bahasa pada usia remaja. Salah satu ciri bahasa remaja adalah kreativitas. Ragam bahasa tidak bisa dilihat hanya dari sudut linguistiknya saja, melainkan dari segi sosialnya. Kemunculan kata-kata baru, jika dilihat dari kebahasaan, menambah kekayaan perbendaharaan kata, setidaknya untuk kalangan remaja (Sumarsono, 2010: 156). 1

2 Remaja sebagai bagian dari kelompok sosial tertentu yang ada di dalam suatu masyarakat, kerap kali menciptakan kata-kata baru yang cukup menggelitik telinga para pendengar. Salah satunya dalam penggunaan abreviasi saat berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Secara sengaja remaja menciptakan sebuah pola komunikasi yang khusus digunakan untuk membedakan kelompok usia mereka dengan kelompok usia lain, karena usia merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan variasi bahasa. Penggunaan bahasa remaja dimaksudkan untuk mencari simpati agar mendapatkan perhatian dari orang lain, agar memberi kesan keren, gagah, gaul, tenar, dan modern. Dalam praktiknya, remaja gemar menciptakan bahasa yang artinya diplesetkan dengan tujuan untuk menyulitkan pemahaman orang di luar kelompok pemakai bahasa remaja tersebut. Selanjutnya, selain menggunakan bahasa lisan remaja juga menggunakan bahasa tulis di media sosial, salah satunya ialah media facebook dan twitter. Facebook dan twitter merupakan salah satu media jejaring sosial yang memanfaatkan bahasa tulis sebagai alat komunikasi utama. Salah satu kelompok pengguna facebook dan twitter terbanyak di Indonesia ialah kalangan remaja Syahiddin (2012). Keberadaan bahasa remaja di tengah-tengah masyarakat merupakan fakta bahasa yang layak mendapat perhatian. Sebagai salah satu ragam bahasa, bahasa remaja merupakan salah satu bukti nyata dalam perkembangan bahasa yang akan terus berubah seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, dan media yang digunakan. Bahasa di kalangan remaja memang menarik untuk diteliti karena memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Mempelajari bahasa dalam masyarakat bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan perkembangan bahasa. Pengetahuan kebahasaan sangat berguna bagi kehidupan bermasyarakat, sebab berbagai permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat menuntut kita untuk dapat menggunakan bahasa sesuai dengan situasi, waktu, dan tempat penggunaan bahasa.

3 Permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat saat ini ialah pola pikir (mindset) yang serba instan dalam merepresentasi kenyataan dalam bentuk bahasa. Sebagai contoh, penggunaan abreviasi dalam berkomunikasi. Fakta tersebut merupakan salah satu kebaruan dalam penggunaan bahasa. Namun, kebaruan tersebut bila tidak dibatasi dalam penggunaannya akan berakibat fatal. Hampir semua kalangan sudah mengenal bahkan menggunakan abreviasi dalam berkomunikasi sehari-hari yang terkadang membuat pendengar bertanya-tanya apa maksudnya. Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, di dalam mesjid, di lapangan sepak bola, di ruang kuliah, di perpustakaan, atau di pinggir jalan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat pula mempengaruhi pilihan kode dan gaya dalam bertutur (Chaer, 2004: 6). Di kalangan remaja penggunaan abreviasi sudah menjamur, misalnya penggunaan kata OTW on the way, markitpul mari kita pulang,dan kamseupay kampungan sekali udik payah. Contoh penggunaan abreviasi dapat dilihat pada kalimat di bawah ini: X: markitpul cin. Y: Yoha. Percakapan di atas menunjukkan bahwa ada penggunaan kata markitpul yang secara awam dalam konteks tersebut belum tentu dimengerti oleh penutur lain. Maksud markitpul di atas ialah mari kita pulang, maksudnya penutur X mengajak penutur Y untuk pulang bersama. Penutur Y menjawab yoha karena penutur Y mengerti dengan konteks yang dimaksud oleh penutur X. Dalam konteks linguistik, contoh kalimat di atas termasuk ke dalam abreviasi. Abreviasi merupakan salah satu bagian dari proses pembentukan kata. Secara rinci, proses pembentukan kata meliputi proses afiksasi, reduplikasi, kompoisisi, metanalisis, derivasi balik, dan abreviasi. Abreviasi merupakan proses morfologis berupa penggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 2008: 1).

4 Dalam pembentukan kata, abreviasi memiliki keunikan karena memiliki struktur atau pola-pola tersendiri dalam pembentukan kata, baik dalam segi penulisannya maupun dalam segi pengucapannya. Sebagai contoh kata OTW on the way merupakan jenis singkatan yang pola pelafalannya dieja huruf demi huruf. Terbentuknya abreviasi pada umumnya dihasilkan oleh enak atau tidaknya bunyi abreviasi itu didengar daripada kekonsekuenan pada pola-pola abreviasi yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, demi kelancaran komunikasi antarwarga masyarakat bahasa, bentuk-bentuk abreviasi hendaknya dibatasi pemakaiannya di kalangan itu sendiri. Jika bentuk abreviasi itu sudah tidak dapat ditebak artinya, hilanglah fungsinya sebagai kode bahasa. Kridalaksana (2008: 1) mengemukakan bahwa abreviasi terbagi ke dalam lima jenis: 1) penyingkatan, 2) pemenggalan, 3) akronimi, 4) kontraksi, dan 5) lambang huruf. Dalam linguistik, abreviasi termasuk ke dalam ilmu morfologi. Verhar (Putrayasa, 2008: 3) mengemukakan bahwa morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahan struktur kata terhadap kelas kata dan arti kata. Morfologi mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Ada beberapa penelitian serupa yang mengkaji masalah abreviasi, diantaranya, Rudianto (1996). Dalam penelitiannya dideskripsikan semua hal yang berhubungan dengan akronim dalam bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa, khususnya harian umum Republika. Penelitian lain dilakukan oleh Alanudin (2003) tentang bentuk-bentuk singkatan bahasa Indonesia pada iklan mini studi kasus pada iklan mini Kompas tanggal 1-31 Agustus 2002. Irawati (2007) melakukan penelitian tentang singkatan dan akronim dalam media chatting dan SMS (short massage sentre). Dalam penelitian tersebut

5 dideskripsikan pemakaian akronim dan singkatan pada media SMS dan chatting yang dianggap memiliki keunikan, yaitu harus menggunakan bahasa yang singkat, tepat, dan mudah di mengerti. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Wirawan (2008), beliau melakukan penelitian tentang penggunaan abreviasi prokem slang pada situs jejaring sosial. Dalam penelitian tersebut dikaji bentuk abreviasi dengan menggunakan teori abreviasi. Penelitian sejenis dilakukan oleh Wulan (2009) dengan kajian penggunaan abreviasi di lingkungan TNI. Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian mengenai penggunaan abreviasi di kalangan remaja ini penting untuk dilakukan sebab penguasaan ragam bahasa dewasa ini menjadi tuntutan bagi setiap penutur. Mengingat bahasa bersifat dinamis, penelitian ini akan semakin penting karena penggunaan abreviasi pun semakin berkembang sesuai dengan zaman dan variasi bahasanya pun semakin beragam. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa objek yang diteliti, yaitu penggunaan abreviasi pada media masa, media elektronik, serta penggunaan abreviasi di lingkungan TNI yang penggunanya rata-rata orang dewasa, sedangkan objek yang diteliti pada penelitian kali ini ialah remaja. Itu membuktikan bahwa penggunaan abreviasi bukan hanya di kalangan dewasa, tetapi sudah digunakan di kalangan remaja, mungkin ke depannya anak-anak bahkan orang tua pun akan menggunakan abreviasi dalam tuturan sehari-hari. 1.2 Masalah Dalam bagian ini akan diuraikan masalah yang menjadi fokus penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. 1.2.1 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

6 1) Seiring berkembangnya iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di berbagai aspek kehidupan, maka semakin berkembang pula penutur abreviasi di berbagai kalangan, khususnya di kalangan remaja di kota Bandung. 2) Pola pikir serba gampang menyebabkan meluasnya penggunaan abreviasi yang tidak logis di masyarakat, khususnya di kalanganan remaja di kota Bandung. 3) Penggunaan abreviasi yang tidak terkendali menyebabkan hilangnya fungsi dalam berbahasa. 1.2.2 Batasan Masalah Peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang akan diteliti agar penelitian ini lebih teratur dan terarah. Batasan masalah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Bentuk abreviasi yang diteliti adalah bentuk abreviasi yang digunakan di kalangan remaja di kota Bandung. 2) Jenis dan pola pembentukan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung. 3) Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik. 4) Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai bulan Juni tahun 2013. 5) Responden dalam penelitian ini ialah remaja di kota Bandung. 6) Remaja yang di maksud dalam penelitian ini ialah seseorang yang berusia 12 tahun sampai dengan 21 tahun, baik yang sedang mengikuti proses pendidikan maupun yang tidak mengikuti proses pendidikan. 1.2.3 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang dianalisis pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana jenis abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung? 2) Bagaimana pola abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung?

7 3) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hal-hal sebagai berikut: 1) jenis abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung; 2) pola abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung; 3) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian diperoleh. Dengan melakukan penelitian ini, ada beberapa manfaat yang dapat 1.4.1 Manfaat secara Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian sosiolinguistik, khususnya tentang penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung. 1.4.2 Manfaat secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Manfaat tersebut di antaranya sebagai berikut. 1) Dapat diketahui bagaimana faktor yang menyebabkan penggunaan abreviasi di kalangan remaja di kota Bandung. 2) Bagi lembaga bahasa, khususnya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia, dapat dijadikan sumbangan keilmuan dalam pembelajaran bahasa di masa yang akan datang agar penggunaan abreviasi bisa menjadi lebih baik.

8 3) Bagi kalangan remaja atau orang-orang yang terkait agar dapat menciptakan istilah-istilah dengan menggunakan pola abreviasi yang dapat dipahami oleh masyarakat sekitar serta sesuai dengan kaidah abreviasi yang sudah ditentukan. 1.5 Struktur Organisasi Penulisan Penelitian skripsi ini terdiri atas lima bab, untuk memudahkan penyajiannya, maka struktur organisasi penulisan ini disusun dari bab satu sampai bab lima. Berikut ini adalah urutan struktur organisasi penulisan skripsi. Bab pertama memuat pendahuluan yang membahas latar belakang, masalah penelitian yang membahas identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Dilanjutkan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Bab kedua memuat kajian pustaka yang membahas mengenai teori-teori yang digunakan, yaitu teori morfologi, teori abreviasi yang meliputi jenis dan pola abreviasi, teori sosiolinguistik, dan teori masa remaja. Setelah itu, dilanjutkan dengan penelitian terdahulu yang relevan, dan anggapan dasar. Bab ketiga memuat metode penelitian yang membahas mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis data. Bab keempat memuat hasil penelitian dan pembahasan. Bab kelima memuat simpulan dan saran.