BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISA DATA. A. Faktor-faktor yang mendorong masyarakat melaksanakan tradisi Nginguk

LAMPIRAN II DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB IV ANALISIS DATA. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 115

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

Motivasi Agar Istiqomah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

Pendidikan Agama Islam

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

TAKABUR (SOMBONG) Ustzh. Umi Hanik

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Takwa dan Keutamaannya

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

Renungan tentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. orang, dengan agama manusia dapat membedakan dan memilih mana yang baik dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

Universitas Sumatera Utara

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa yang menyebar di seluruh wilayah tanah air Indonesia. Setiap

Modul ke: KESALEHAN SOSIAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi AKUNTANSI.

3 Wasiat Agung Rasulullah

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB IV PERILAK TERPUJI

Modul ke: Akhlak Islami. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Diantara rahasia dan hakekat shiyam Ramadhan dapat disimpulkan menjadi tujuh perkara yang dapat dirasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan:

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa termasuk agamapun banyak aliran yang berkembang.

Disebarluaskan melalui: website: Desember, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

1 Profil Desa Betahwalang tahun 2015, h. 2

MODUL 1 Ayat-ayat Al-Qur an tentang kompetisi dalam kebaikan

Nilai Harta Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB IV ANALISIS DATA. apa saja yang diperoleh dari hasil penyajian data tersebut, peneliti

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Penelitian oleh Ahmad Fauzi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Tentang

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Hakikat Syafaat dan Tawassul Menurut Al-Quran

BAB VI PENUTUP. Pendidikan Agama Islam Bagi Mualaf Pada Basecamp Buku Meratus. Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang di dalamnya meliputi tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

Bagaimana Caranya Kita Bersyukur? Wednesday, 15 May :39

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP. 8) : : : : :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

Transkripsi:

BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM A. Makna Tradisi Sedekah Bumi dan Laut 1. Makna teologis dari Tradisi Sedekah Bumi dan Laut Setelah penulis mengadakan wawancara dengan berbagai lapisan masyarakat, yaitu perangkat desa, tokoh agama, dan masyarakat, dalam penelitian tentang tradisi yang ada khususnya, tentang tradisi sedekah bumi dan laut. Dan dalam penelitian ini berkesimpulan bahwa dalam pelaksanaan ritual tradisi sedekah bumi dan laut yang dilakukan oleh masyarakat Desa Betahwalang adalah sebagai warisan dari tradisi pendahulunya. Tradisi ini tidak terlepas dari warisan kebudayaan Hindu Budha yang berkembang pada zaman dahulu. Konsep tentang sedekah bumi dan laut yang dipahami oleh komunitas pesisir mayarakat Desa Betahwalang sebagaimana diungkapkan beberapa tokoh tersebut sama halnya dengan konsep tradisi-tradisi dalam masyarakat Jawa seperti sedekah bumi, selamatan, sesajen dan sebagainya. Berbagai upacara keselamatan tersebut terkait dengan ekspresi keyakinan orang Jawa yang percaya akan eksistensi arwah atau ruh para leluhur, makhluk halus seperti memedi, lelembut, tuyul, demit, jin dan lainnya. Makhluk-makhluk tersebut dipercayai menempati alam sekitar tempat tinggal mereka. Para makhluk halus tersebut dipandang bisa mendatangkan kesuksesan, kebahagiaan, ketenteraman ataupun keselamatan. Selain itu mereka juga dipercaya dapat menimbulkan gangguan pikiran, kesehatan bahkan kematian. Oleh karena itu bagi orang Jawa bahwa kalau ingin hidup tanpa menderita gangguan seperti itu, orang harus berbuat sesuatu untuk mempengaruhi alam semesta dengan cara seperti laku prihatin 67

68 (tirakat), berpuasa, berpantang melakukan perbuatan tertentu, serta melakukan selamatan, memberikan sesaji dan sebagainya. Sebelum agama Islam datang ke Indonesia, nenek moyang kita adalah pemeluk agama Hindu. Sehingga Hindu yang tiba di Indonesia terutama dalam masyarakat Jawa dalam perkembangannya sangat dipengaruhi unsur-unsur adat kebiasaan yang berlaku dan kemudian membentuk suatu sistem kebudayaan yang sampai sekarang masih dilestarikan. Dalam agama Hindu Budha sebuah ritual dilakukan untuk menjaga kesimbangan mikrokosmos dan menghindari kegoncangan yang dapat mengakibatkan turunya kesejahteraan meteriil. Perilaku ini banyak terpengaruh dari sebuah kepercayaan animisme dan dinamisme. Tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang dalam sejarah kehidupannya jelas telah mengalami akulturai budaya dan agama. Hal ini terbukti dengan adanya rangkaian acara yang ada di dalamnya adalah merupakan suatu kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu suatu kepercayaan yang mempercayai adanya roh-roh baik itu yang jahat maupun roh yang baik yang diyakini senantiasa mengelilingi mereka terutama di tempat-tempat yang dianggap angker. Islam datang membawa perubahan yang sangat besar terhadap tradisitradisi yang berkembang. Awal mula islamisasi yaitu dibawa oleh walisongo, khususnya Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran Islam dengan tidak menghilangkan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat secara keseluruhan, namun dengan media akulturasi antara budaya Jawa dengan ajaran Islam. Kepercayaan-kepercayaan animisme dan dinamisme yang ditinggalkan oleh kebudayaan Hindu Budha sudah hampir tidak ditemukan lagi dalam masyarakat Jawa, khususnya di Desa Betahwalang, hal ini disebabkan karena sudah banyaknya orang-orang yang berpengetahuan agama Islam. Ini terbukti dengan berbagai rangkaian acara yang terdapat dalam

69 pelaksaan tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang sudah banyak berasal dari ajaran-ajran Islam.. Adapun beberapa rangkaian acara dalam tradisi ini meliputi: a. Istighatsah, Hataman al-qur an Istighatsah merupakan sebagai salah satu dari media untuk berdo a mendekatkan diri kepada Allah SWT, didalamnya berisi bacaan-bacaan al-qur an, wirid-wiridan shalawat, dan do a-do a secara islami. Adapun tujuannya lebih dikhususkan untuk meminta pertolongan kepada Allah. Sedangkan tujuan dari istighatsah dalam rangkaian acara sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang yaitu meminta agar memperoleh keselamatan, diberi hasil yang melimpah, dan selamat dari marabahaya. Firman Allah dalam al-qur an surat al-anfal ayat 9, sebagai berikut: Artinya: (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut, (Qs. Al-Anfal: 9) 1 Hataman al-qur an adalah sebagai amalan yang bernilai ibadah juga dimaksudkan agar menambah kemustajaban dalam berdo a. 1 Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, h. 240

70 rangkainan hataman al-qur an biasanya diakhiri dengan tahlilan yang pahalanya dimaksudkan untuk para leluhur yang sudah meninggal dunia. b. Selamatan Upacara selamatan adalah salah satu rangkaian upacara yang paling penting karena selamatan merupakan acara inti. Acara selamatan biasanya dipimpin tokoh ulama. Upacara yang sering dilakukan oleh orang Islam pada umumnya adalah bukan dari ajaran Islam, tetapi berasal dari pengaruh agama Hindu. Selamatan pada rangkaian tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang sudah sesuai dengan paham keagamaan setempat. Tujuan diadakannya selamatan adalah untuk mendapatkan berkah, selamat dan terhindar dari cobaan yang berat, mendo akan orang yang meninggal, sebagai rasa syukur karena selamatan setahun terakhir, kehidupan masyarakat aman dan tenteram, terjaga dari malapetaka. Penggunaan uborampe sego golong yaitu sebagai piranti dalam selamatan pada tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang juga tidak bisa dilepaskan dengan konsep keselaran dengan alam dalam nalar kebudayaan Jawa. Sego golong adalah makanan berupa nasi kuning yang dibentuk tumpeng, diletakkan persis ditengah tampir dan sekitarnya terdapat berbagai macam lauk-pauk seperti telur, ayam (ingkung), ikan teri, rajungan, dan lain-lain dan lauknya yang ditata mengerucut membentuk gunung. Kosmologi Jawa menyatakan bahwa selain laut, pertanian atau persawahan, gunung juga memiliki nilai tingggi dan memegang peranan penting dalam tata kehidupan orang Jawa. Selamatan dengan menggunakan tumpeng juga mengingatkan adanya kekuasaan tertinggi yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa yang wajib dimintai keselamatan dan pertolongan oleh manusia.

71 2. Makna Sosial dari Tradisi Sedekah Bumi dan Laut Masyarakat Desa Betahwalang merupakan masyarakat yang bermata pencaharian yang bermacam-macam, diantaranya adalah nelayan, petani, pedagang, buruh, pegawai swasta, dan PNS. Masyarakat yang kompleks tersebut, maka di dalamnya dibutuhkan sebuah media untuk mempersatukan, supaya tidak terjadi kesenjangan sosial dalam dalam masyarakat, diantara media pemersatu itu adalah pelaksanaan tradisi sedekah bumi dan laut yang ada di Desa Betahwalang. Masyarakat pesisir Jawa Tengah, khususnya di Desa Betahwalang secara umum sedekah bumi dan laut memiliki peran integrative dan sebagai bagian dari mekanisme sosial yang memulihkan keseimbangan dan solidaritas kelompok. Pada hakikatnya (termasuk orang pesisiran) tidak biasa hidup sendiri, melainkan saling membutuhkan antara manusia dengan manusia sesamanya dan dengan alam lingkungannya. Kebiasaan masyarakat pesisiran untuk mengukuhkan hubungan sosial dan bergotong royong ini diwujudkan dalam acara ritual tradisi sedekah bumi dan laut juga selametan. Ritual-ritual ini sejak dahulu hingga sekarang tidak bias dilakukan secara sendirian, melainkan dalam bentuk kolektif atau kebersamaan penduduk desa. Melalui ritual ini terwujud kebersamaan, solidaritas, dan ikatan kelompok semakin kuat. Sikap gotong royong yang kuat terutama dilakukan untuk mendukung acara-acara desa, mereka tidak perlu diperintah dengan paksa namun secara sukarela besedia membantu baik secara fisik (tenaga) maupun uang. Dalam acara yang diselenggarakan setahun sekali ini membuat warga Desa memiliki semangat membantu dalam bentuk tenaga dan uang iuran yang diberikan sesuai dengan kesepakatan bersama. Iuran tersebut dilakukan karena dalam setiap acara ritual sedekah bumi dan laut tidak bisa dipisahkan dengan pementasan wayang kulit dan ketoprak.

72 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menganalisis terhadap pelaksanaan tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak merupakan tradisi warisan dari leluhur yang diwariskan turun temurun yang dalam praktik pelaksanaanya sudah dimasuki ajaran-ajaran Islam. Tradisi yang dulunya sebagai persembahan diubah menjadi suatu media untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang dilimpahkan di bumi dan laut, do a memohon keselamatan, dan upaya untuk memperkuat hubungan sosial kemasyarakatan di kalangan warga masyarakat. B. Tradisi sedekah bumi dan laut serta kaitannya dengan Islam 1. Makna tradisi sedekah bumi dan laut bagi masyarakat Desa Betahwalang Tradisi sedekah bumi dan laut yang masih dilakukan dalam masyarakat Desa Betahwalang merupakan suatu tradisi yang secara turuntemurun dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat yang notabenenya seratur persen beragama Islam. Dengan harapan mereka akan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam penghidupannya. Bahwasannya salah satu sifat dari masyarakat muslim Desa Betahwalang adalah bahwa merupakan religius dan bertuhan. Sebagaimana kita ketahui pada bab sebelumnya bahwa sedekah bumi dan laut yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Betahwalang pada dasarnya adalah merupakan tradisi dari nenek moyang secara turuntemurun. Prinsip pelaksanaannya adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan karunia alam yang melimpah. 2. Fungsi Tradisi Sedekah Bumi dan Laut bagi Masyarakat Desa Betahwalang a. Sarana Tolak Balak Pada masyarakat Desa Betahwalang dalam sejarah kehidupannya jelas telah mengalami akulturasi budaya dan agama. Hal ini terbukti dengan adanya sedekah bumi dan laut tersebut beserta

73 semua rangkaian acara yang dilakukannya yang tergolong hal itu adalah merupakan suatu kepercayaan animisme dan dinamisme. Yaitu suatu kepercayaan yang mempercayai adanya roh-roh baik itu roh yang jahat maupun roh yang baik yang diyakini senantiasa mengelilingi mereka terutama ditempat-tempat yang dianggap angker untuk itu diadakan upacara Sedekah Bumi dan Laut dengan harapan terhindar dari marabahaya yang diakibatkan oleh roh-roh ataupun lainnya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut: Artinya: Bahwasanya sedekah itu memadamkan bendu (amarah) Tuhan, dan menolak dari kematian yang buruk. (HR. Al- Tirmidzi) b. Sarana bersyukur atas nikmat Allah SWT Berkaitan dengan Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di Desa Betahwalang, bahwa tujuan utama dalam Tradisi tersebut adalah bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT limpahkan di Bumi dan Laut. Dalam al-qur an disebutkan: Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah

74 (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), Maka Sesungguhnya azab-ku sangat pedih". (Qs. Ibrahim: 7) 2 c. Mewarisi Tradisi Nenek Moyang Sebelum Islam masuk di kepulauan nusantara, telah hidup berkembang agama Hindu Budha. Supaya agama Islam mudah diterima masyarakat, maka walisongo membiarkan tradisi agama Hindu Budha tetap berjalan, akan tetapi tradisi-tradisi tersebut dimasuki nilai-nilai keislaman. Yang penting dalam pelaksaan tradisi tersebut tidak bertentangan dengan syariah Islam. Sebagaimana yang terdapat dalam Ahkamul Fuqaha NU, sebagai berikut: Artinya: Orang yang pertama meminta perlindungan kepada Jin adalah kaum dari Bani Hanifah di Yaman, kemudian hal tersebut menyebar di Arab, setelah Islam dating, maka perlindungan kepada Allah SWT menggantikan perlindungan kepada Jin. Artinya: Maka tidak boleh mempermainkan kebenaran murni dengan sesuatu bentuk permainan yang ada dikalangan 2 Ibid, h. 345

75 umum. Bentuknya adalah bentuk permainan di kalangan khusus walaupun mereka tidak menilainya sebagai suatu permainan. 3 3. Nilai-Nilai Islam dalam Ritual Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di Desa Betahwalang Nila-nilai Islam yang ada dalam tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang tampak dalam berbagai acara yang ada di dalamnya. Diantaranya: 1) Aqidah Aqidah merupakan sebuah keyakinan terhadap Allah SWT, dalam perayaan tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang ini ditunjukkan dengan tujuan masyarakat melaksanakannya, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT limpahkan di dunia ini, khususnya yang berupa kekayaan alam yang ada di bumi dan laut. Sebagaimana firman Allah SWT Dalam al-qur an, yaitu: Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), Maka Sesungguhnya azab-ku sangat pedih". (Qs. Ibrahim: 7) 4 3 Muhammad Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Actual Hokum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, Dan Kombes NU, terj, Surbaya: Lajnah ta lim wan nasr, cet 3, 2007, h. 89 4 Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, h. 345

76 Kegiatan ini diwujudkan dalam beberapa rangkaian acara dalam Tradisi Sedekah Bumi dan Laut salah satunya yaitu Istighatsah. Istighatsah selain sebagai cara untuk media bersyukur kepada Allah SWT, juga sebagai Cara untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT, agar masyarakat diberi keberkahan rizki, kesehatan, dan keselamatan dunia dan akhirat. 2) Ibadah Muamalah Ibadah diwujudkan dalam bentuk mencari keridhaan Allah SWT secara lahir dan batin serta secara sungguh-sungguh karena Allah SWT, bukan karena manusia atau hal lainnya. Sedangkan muamalah sendiri adalah segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik yang seagama maupun yang tidak seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya. Semua perilaku tersebut dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik dan dengan tujuan untuk mencari ridha dari Allah SWT. Menurut fuqaha, macam-macam ibadah dibagi menjadi dua, yaitu mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah misalnya: shalat, puasa, zakat, serta haji. Sedangkan ghairu mahdhah misalnya semua kebaikan yang dilakukan manusia dalam rangka mencari ridha Allah SWT, misalnya membaca al-qur an, shadaqah, dan lain-lain. Istilah sedekah bumi dan laut yang ada di Desa Betahwalang umumnya merupakan sebuah upaya mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah Swt, selain itu juga merupakan istilah yang tidak terlepas dari ajaran Islam yang berkaitan dengan pemberian, sedangkan dalam masyarakat Jawa sedekah lebih identik kepada semacam persembahan, akan tetapi setelah Islam berkembang luas akhirnya acara yang berbentuk persembahan dialihkan ke dalam

77 sesuatu acara yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang dijadikan sebagai berbagai kegiatan yang ada. Kaitanya dengan Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di Desa Betahwalang diwujudkan dengan adanya ḥataman al-qur an, pembacaan manaqib, dan Santunan anak yatim piatu, membantu fakir miskin, dan orang janda dan duda yang sudah tua. 3) Akhlaqul Karimah Sifat akhlaqul karimah pada prinsipnya yaitu berkaitan dengan kehidupan manusia yang tidak dapat hidup sendiri, karena manusia mempunyai kelemahan dan kelebihan, sehingga timbul kondisi saling membutuhkan. Demikian juga dalam hidup bermasyarakat yang berbeda antara kondisi sosial yang satu dengan yang lain. Berkaitan dengan tradisi sedekah bumi dan laut di desa betahwalang, mengingat kondisi sosial masyarakat yang begitu beragam, sangat dibutuhkan sikap saling tolong-menolong diantara manusia yang satu dengan yang lain. Sikap ini tercermin dalam rangkaian dalam tradisi sedekah bumi dan laut tersebut yang meliputi pemberian bantuan terhadap fakir miskin dan pemberian bantuan kepada duda dan janda yang sudah tua. Selain bernilai ibadah, perilaku tersebut merupakan bukti sikap akhlaqul karimah berupa tolong menolong dalam kebaikan. Sebagaimana perintah Allah SWT dalam al-qur an surat al- Maidah ayat 2 yaitu:

78 Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya.(qs. Al-Maidah: 2) 5 C. Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di masa sekarang dan yang akan datang 1. Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di masa sekarang Tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang merupakan sebuah tradisi yang timbul karena sebagai media bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat yang telah diberikan, yaitu berupa kekayaan alam yang melimpah. Masyarakat Desa Betahwalang yang mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan mengungkapkan rasa syukurnya tidak semata-mata dengan ucapan, namun mengaplikasikannya lewat sebuah tindakan yang berupa ritual tradisi sedekah bumi dan laut. Tradisi sedekah laut di Desa Betahwalang selain sebagai ungkapan syukur juga merupakan media untuk mempererat rasa solidaritas diantara masyarakat. Masyarakat yang majmuk dalam bidang pekerjaan dan tingkatan sosial memerlukan wadah yang dapat menyatukan diantara berbagai kalangan. Istilah tradisi sangat tidak terlepas dari sebuah pewarisan dari masyarakat pendahulunya. Tradisi sedekah bumi dan laut ini tidak terlepas dari pewarisan walisongo khususnya Sunan Kalijaga yang menyebarkan ajaran Islam di Demak dengan media budaya yaitu melalui pergelaran wayang kulit dan kesenian tradisional lainnya. Masyarakat Desa Betahwalang melestarikan tradisi sedekah bumi dan laut adalah sebagai penghormatan terhadap jasa Sunan Kalijaga yang sudah menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa dan sebagai media untuk melestarikan kebudayaan daerah, khususnya di daerah Demak. 5 Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, h. 142

79 2. Tradisi Sedekah Bumi dan Laut di masa yang akan datang Tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang merupakan tradisi yang sangat kental dengan nilai-nilai keagamaan, sehingga Penulis merekomendasikan Tradisi sedekah bumi dan laut yang terdapat di Desa Betahwalang sebagai sebuah yang perlu dilestarikan ke generasi yang akan datang. Niali-nilai tersebut diantaranya, yaitu: a. Nilai teologis, nilai teologis ini dapat dilihat pada masyarakat Desa Betahwalang yang menyelenggarakan tradisi sedekah bumi dan laut sebagai media untuk bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat yang telah diberikan, yaitu berupa alam semesta seisinya. Allah SWT telah mengajarkan kepada hamba-nya yang pandai bersyukur, maka nikmatnya akan selalu ditambah oleh Allah SWT. b. Nilai solidaritas, nilai ini dapat dilihat dalam pelaksanaan tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang baik dalam tahap persiapan maupun tahap pelaksanaanya. Sikap gotong royong dapat terlihat sangat jelas baik dalam bidang materiil maupun non materiil. c. Nilai pendidikan, nilai ini dapat dilihat dalam pelaksanaan tradisi sedekah bumi dan laut di Desa Betahwalang yang sangat kental dengan nilai keagamaan dan nilai sosial, sehingga perlu dilestarikan oleh generasi yang akan datang. Istilah tradisi mengandung pengertian tentang adanya kaitan masa lalu dengan masa sekarang, tradisi merujuk kepada sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya pewarisan kepada generasi yang selanjutnya, maka tradisi akan punah. Tradisi yang berkembang di masyarakat banyak yang teradopsi dari ajaran Hindu Budha, sehingga perlu memasukkan nilai-nilai Islam di dalamnya supaya antara tradisi dan ajaran agama bisa saling berjalan bersamaan.