BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk bunga nol persen (zero interest). Hal ini terus berlangsung paling. bank-bank baru (Umam dan Utomo, 2016).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan laju jumlah Bank Umum Syariah yang tumbuh dari yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I. PENDAHULUAN. perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah yang berjalan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasioanal muncul pada. tentang ekonomi Islam di Mekkah pada tahun 1976.

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Transkripsi:

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengonversi bank konvensional menjadi bank yang syariah kini seperti trend saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI Syariah telah menyusul. Dalam waktu-waktu yang akan datang, pelan tapi hampir pasti masih akan banyak lagi bank yang alih rupa menjadi bank berprinsip syariah. Ini tentu memberi angin sejuk di tengah kemelut stagnannya perbankan di Tanah Air. Perbankan Islam sekarang telah dikenal secara luas dibelahan dunia Muslim dan Non Muslim. Perbankan islam merupakan bentuk perbankan dan pembiayaan yang berusaha memberi pelayanan kepada nasabah dengan bebas bunga (interest). Para perintis perbankan Islam beragumentasi bahwa bunga (interest) termasuk riba, dan jelas-jelas dilarang dalam hukum Islam. Alasan tersebut mendorong beberapa sarjana muslim dan para penanam modal untuk menemukan alternatif lain cara pengembangan sistem perbankan yang sesuai dengan aturan hukum Islam, khususnya yang berkaitan dengan larangan riba. Sejak pertengahan tahun 1970-an, bank-bank Islam berkembang sangat pesat. Bank-bank ini tidak hanya didirikan di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim seperti Mesir, Yordania, Sudan, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Tunisia, Mauritania, dan Malaysia, tetapi juga berdiri di negara seperti Inggris, Denmark, dan

12 Philipina yang pemeluk Islamnya minoritas (Saeed, 2004 : 1). Pada Bank Islam Internasional dan Bank Pembangunan Islam pemegang sahamnya adalah beberapa negara OKI, yang sekaligus bertindak sebagai sponsor perbankan Islam dan pembiayaan lebih luas di dunia Islam. Pada tahun 1980-an negara-negara OKI turut mendukung Pakistan dan Iran untuk mentransformasikan system keuangan mereka denga system bebas bunga (interst). Proses perkembangan teori perbankan Islam telah dimulai sejak tahun 1950- an (ibid). Teori ini berusaha menegakkan sistem perbankan yang bebas bunga (interest-free banking) dengan menggunakan prinsip Mudharabah dan Musyarakah yang dijalankan melalui sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam artikel Agusrianto (sekertaris Jendral Perbankan Syariah Sedunia) mengatakan para teoritisi perbankan Islam dan para cendikiawan Muslim memahami bahwa bunga dan modal yang hasilnya telah ditentukan terlebih dahulu (pre-determinaned return) adalah termasuk riba, khususnya dalam pembiayaan modal. Dan sejak tahun 2001 sampai 2007, perbankan syariah di Indonesia mengalami high growth yang menggembirakan. Di tahun 2007 pertumbuhan perbankan syariah diperkirakan akan menikmati pertumbuhan tinggi tersebut, apalagi iklim kondusif berupa kondisi makroekonomi Indonesia cukup baik. Industri perbankan syariah Indonesia sebagai bagian dari sistem perbankan nasional, diharapkan terus tumbuh untuk mendorong aktifitas perekonomian produktif masyarakat. Pertumbuhan itu meliputi pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga), jumlah pembiayaan, pertambahan jumlah rekening nasabah, serta jumlah sektor pereknomian yang dibiayai.

13 Salah satu perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional dari segi falsafah adalah bank syariah tidak berdasarkan bunga, spekulasi, dan gharar (ketidakjelasan), sementara Bank Konvensional berdasarkan bunga. Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan bunga (riba). Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan tersebut seperti : 1. Pada bunga penentuan harga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. Sedangkan pada bagi hasil penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. 2. Pada bunga besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Sedangkan pada bagi hasil besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperolehnya. 3. Pada bunga, eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam, sedangakan pada bagi hasil tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Dalam hal ini prinsip bagi hasil memiliki kelebihan. Pihak yang mengelola dana akan dipaksa untuk melakukan kalkulasi yang matang dalam memilih kegiatan ekonomi untuk dibiayai. Inilah yang menjadi alasan mengapa bank-bank syariah umumnya relative lebih aman dan sehat. Saat krisis ekonomi menyebabkan kolapsnya sejumlah bank konvensional, bank-bank syariah tidak ikut kolaps, bahkan menjamur setelahnya.

14 Tapi, ada tiga hal yang bisa dkritisi dari konsep ini. Pertama, harus diingat bahwa praktek perbankan yang sehat seperti ini akan bisa terjadi jika skala uang yang berputar relatif kecil. Artinya, untuk tetap sehat dan aman, perbankan syariah memang tidak bisa menjadi besar. Konsekuensinya, jika perbankan syariah akan tetap kecil, kemampuannya menjadi penggerak ekonomi juga tidak akan signifikan. Sebaliknya jika aset dan dana yang dikelola bank syariah jauh lebih besar dari yang ada sekarang maka kapasitas yang ada sekarang akan terbatas. Bank syariah pun akan dihadapkan pada problem yang sama dengan yang dihadapi perbankan konvensional. Kedua, seberapa konsisten perbankan syariah menjalankan praktek bagi hasil dan bagi resiko tanpa adanya resiko bagi hasil yang ditetapkan sebelumnya?jika hal ini dijalankan konsisten, harusnya bank akan memiliki kontrak individual yang berbeda-beda untuk tiap nasabah. Ini bisa dijalankan jika jumlah nasabah yang dikelola relatif sedikit. Jika jumlah nasabahnya banyak, biaya transaksi untuk memberlakukan kontrak spesifik akan makin membengkak, sehingga mungkin sekali tidak efisien bagi pihak bank. Faktanya, semua bank syariah di Indonesia sekarang ini menetapkan nisbah bagi hasil secara exante, baik untuk simpanan maupun pinjaman. Artinya dalam praktek, bank syariah sebenarnya menerapkan mekanisme yang tidak jauh berbeda dengan bank konvensional yang berdasarkan bunga. Ketiga, pertanyaan lain adalah kemana bank syariah memutarkan dana nasabah. Secara prinsip dana yang dihimpun oleh bank syariah hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan produktif yang halal. Artinya, bank syariah tidak

15 dibenarkan memutar kembali uangnya di kegiatan-kegiatan spekulatif atau menanamkan dananya di investasi berbasiskan bunga. Seberapa konsisten bank syariah dalam menjalankan usahanya bisa dilihat dari besaran nisbah bagi hasil yang ditawarkan dari waktu ke waktu. Jika bank syariah benar-benar memutar dana nasabah ke kegiatan produktif, kita akan melihat pergerakan nisbah bagi hasil antar waktu yang lebih fluktuaktif dari pergerakan bunga konvensional. Selain itu, tugas bank-bank syariah juga sama dengan bank-bank konvensional yaitu, sebagai penghimpun dana berupa : deposito yang merupakan dana pihak ketiga (DPK) harus benar-benar dimaksimalkan untuk menunjang pembiayaan yang diberikan. Karena itu bank-bank mempunyai strategi yang bereda untuk meningkatkan deposito sesuai dengan tugas bank sebagai penghimpun dana. Jadi, jika jumlah deposito itu meningkat, maka bank berkemungkinan akan dapat menyalurkan dana yang lebih besar jumlahnya. Sebagaimana yang kita ketahui pembiayaan yang diberikan bank jumlahnya. Sebagaimana yang kita ketahui pembiayaan yang diberikan bank berupa mudharaah, murabahah baik itu modal kerja, investasi, maupun konsumsi atau pembiayaan lainnya dengan itu maka pihak bank akan memperoleh keuntungan yang berupa bagi hasil artinya semakin tinggi pembiayaan yang diberikan maka semakin besar peluang bank memperoleh laba yang tinggi. Salah satu fungsi bank syariah yang sangat penting adalah sebagai manager investasi ataupun dana investasi. Dana investasi merupakan salah satu produk bank

16 syariah yang berbeda dengan produk perbankan konvensional. Produk ini dirancang untuk masyarakat yang tertarik dengan sistem investasi bagi hasil. Dana investasi mempunyai karakteristik yaitu (Zulkifli, 2004 : 105) : 1. Motif utama nasabah adalah investasi 2. pengembalian dana investasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan investasi seperti 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Dengan karakternya yang sedemikian, maka produk ini dapat menggunakan prinsip mudharabah. Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerjasama, dimana pihak pertama (sahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha (Ibid). Dalam perbankan konvensional produk ini dikenal dengan deposito (dana pihak ketiga). Konsekuensi dari penggunaan prinsip ini adalah sistem bagi hasil dari bank untuk investor. Dalam sistem ini bank bertindak sebagai mudharib, sedangkan investor bertindak sebagai sahibul maal. Dalam bank syariah imbalan yang diberikan kepada para deposan (penghimpun dana) sangat tergantung pada pendapatan yang diperoleh atas pengelolaan atau penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah. Besarnya penyaluran dana atau investasi yang dilakukan oleh bank syariah bukanlah suatu indikasi besarnya pendapatan bagi hasil yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun, tetapi kualitas dari pernyaluran dana atau investasi yang dilakukan oleh bank syariah itulah yang mempunyai pengaruh langsung terhadap hasil yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun.

17 Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk menganalisa bagaimana perbandingan pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga terhadap jumlah deposito pada PT. BPRS Puduarta Insani. Untuk itu penulis mengetengahkan skripsi ini dengan judul Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Suku Bunga Terhadap Jumlah Deposito pada PT. BPRS Puduarta Insani Tembung, Deli Serdang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengambil rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapa besarkah pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito? 2. Berapa besarkah pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito terhadap Jumlah Deposito? 3. Berapa besarkah pengaruh Jumlah Deposito Bulan Sebelumnya terhadap Jumlah Deposito? 1.3 Hipotesa Dari perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut : 1. Tingkat Bagi Hasil berpengaruh positif terhadap Jumlah Deposito.

18 2. Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif terhadap Jumlah Deposito. 3. Jumlah Deposito Bulan Sebelumnya berpengaruh positif terhadap Jumlah Deposito. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat bagi hasil dan suku bunga terhadap jumlah deposito pada PT. BPRS Puduarta Insani Tembung, Deli Serdang. 2. Untuk menambah wawasan penulis, serta sebagai salah satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang. 2. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PT. BPRS Puduarta Insani Tembung, deli Serdang berkaitan dengan kebijakan yang dapat diambil dari pengelolaan dana pihak ketiga. 3. Sebagai bahan studi dan tambahan literatur bagi kalangan akademisi dan peneliti untuk dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.