pendidikan hal ini terkandung dalam Undang-Undang SISDIKNAS BAB II nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangan sumber daya yang berkualitas. Manusia yang berkualitas dapat dilihat dari segi pendidikan hal ini terkandung dalam Undang-Undang SISDIKNAS BAB II tentang Dasar, Fungsi, dan Tujuan pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, selain beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sehat jasmani dan rohani, juga memiliki kemampuan dan keterampilan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya peningkatan

2 kualitas pendidikan di Indonesia secara terus menerus telah dilakukan, baik secara konvesional maupun inovatif, seperti pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Walaupun berbagai upaya itu telah dilakukan namun hingga kini mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun pada jenjang pendidikan tinggi. Hasil belajar siswa yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, baik faktor yang berada di luar diri siswa maupun faktor yang berada didalam diri siswa. Faktor dari luar dapat berupa lingkungan yang dapat mendukung belajar siswa, sedangkan faktor dari dalam diri siswa dapat berupa minat dan kemampuan yang semuanya akan tercermin pada aktivitas belajar siswa (Brief.1999). Meningkatkan aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar, baik yang dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah. Siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, tanpa keaktifan siswa proses pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan baik. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan dalam belajar maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik, karena aktivitas tersebut memungkinkan adanya hubungan timbal balik yang baik antara guru dengan siswa dan antar sesama siswa. Sehingga dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam mempelajari konsep-konsep pada pelajaran matematika. Bahwa belajar untuk pembelajaran matematika sebagai

3 aktivitas manusia (human activity) yang fallible (biasa salah), kebenaran matematika maupun kebenaran obyek matematika harus diwujudkan sebagai hasil konstruksi ini semua bergantung pada anak berinteraksi dengan lingkungannya (Sofianto A N, 2003: 6). Menurut Kline (Pitajeng, 2006: 1), belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Untuk itu dalam mengajar, anak diberi kesempatan merencanakan dan menggunakan cara belajar yang mereka senangi. Pendapat ini juga berlaku bagi anak SD belajar yang menyenangkan. Belajar matematika akan efekif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Agar dapat memenuhi kebutuhan untuk dapat belajar matematika dalam susana yang menyenangkan, maka guru harus mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi yang menyenangkan, maupun materi matematika yang menyenangkan (tidak terlalu sulit tetapi menantang). Untuk itu guru harus memahami tentang perkembangan siswa dalam mengajar matematika, maupun trik-trik yang menjadikan siswa senang dan tidak bosan belajar matematika. Rendahnya penguasaan materi matematika serta kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran menjadi penyebab hasil belajar mereka kurang begitu baik. Dengan kondisi siswa yang kurang aktif serta kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran adalah penyebab utama hasil belajar mereka buruk. Melihat hal seperti itu, upaya yang dilakukan agar hasil belajar matematika siswa menjadi lebih baik serta tidak membuat rumit perserta didik salah satunya adalah penggunaan model cooperatif learning.

4 Menurut (Asma, 2006: 11), pembelajaran cooperatif learning merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuantujuan bersama. Pembelajaran cooperatif learning menekankan kerja sama antara siswa dalam kelompoknya. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mareka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya (Asma, 2006: 12). Kegiatan siswa dalam belajar cooperatif learning adalah mengikuti penjelasan guru secara aktif, menyelesaikan tugas-tugas kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendorong teman sekelompoknya untuk berpartisipasi secara aktif, dan berdiskusi, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi masalah adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas siswa kelas Va SD Negeri 06 Adipuro dalam proses pembelajaran matematika khususnya materi bangun ruang 2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas Va SD Negeri 06 Adipuro. C. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang permasalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan adalah: Apakah pembelajaran dengan penggunaan model Cooperatif Learning dapat meningkatkana aktivitas

5 dan hasil belajar matematika siswa kelas Va semester II SD Negeri 06 Adipuro Kecamatan Trimurjo? Pokok permasalahan tersebut lebih lanjut penulis perinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pembelajaran matematika dengan penggunaan model pembelajaran cooperatif learning pokok bahasan bangun ruang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? 2. Bagaimanakah pembelajaran matematika dengan penggunaan model pembelajaran cooperatif learning pokok bahasan bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa? D. Tujuan Penelitian. Adapun penelitian ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa SDN 06 Adipuro pokok bahasan bangun ruang dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran cooperatif learning. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa SDN 06 Adipuro dalam pembelajaran bangun ruang dengan menggunakan model pembelajaran cooperatif learning. E. Manfaat Penelitian. Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Siswa 1) Dapat meningkatkan kemampuan berfikir yang lebih baik, rasa kepercayaan diri yang tinggi, pengetahuan yang lebih kongkrit,

6 mempunyai motivasi yang lebih besar dalam mengikuti pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran pada pelajaran matematika khususnya. 2) Dapat memahami konsep pembelajaran melalui model pembelajaran. 3) Dapat meningkatkan prestasi belajar matemtika khususnya pada pokok bahasan bangun ruang. 2. Guru a. Membantu mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran matematika secara efektif dan memudahkan siswa dalam menanamkan konsep atau materi pembelajaran matematika, dapat meningkatkan keterampilan dan profesionalisme guru, serta meningkatkan pembelajaran matematika dengan penggunaan model cooperatif learning. b. Memotivasi untuk selalu berinovasi dalam membuat sekenario pembelajaran c. Lebih kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran untuk dapat mewujutkan pembelajaran yang bermakna. 3. Sekolah 1) Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang menghasilkan out put yang kompetitif. Dari hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi kepala sekolah dan sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran para

7 guru/calon guru. Sekolah bisa menambah sarana dan prasarana sehingga mutu pendidikan dapat meningkat. 2) Digunakan sebagai pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik terutama dalam kualitas pembelajaran. 3) Sebagai salah satu peningkatan mutu pendidikan di sekolah sehingga tercipta suasana sekolah yang kondusif dan menyenangkan.