BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di dalamnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN DAN PENILAIAN KINERJA LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada PT Tangjungenim Lestari Pulp and Paper)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BAB I PENDAHULUAN. warming, eco efficiency, dan kegiatan industri yang memberi dampak langsung

PENILAIAN KINERJA AKTIVITAS-AKTIVITAS LINGKUNGAN PADA PT. MADUBARU YOGYAKARTA Christian Dimas Kamajaya Ch. Wiwik Sunarni

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ikut serta dalam menjaga lingkungan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan akan komunitas lokal yang ada disekitarnya (stakeholder).

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi seefisien mungkin sehingga terkadang mengabaikan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan penyakit menular. Manakala perusahaan berdiri di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya.oleh karena itu, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA LINGKUNGAN PADA PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan dan tantangan yang semakin ketat. Untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan dalam jumlak konteks yang berbeda seperti: akuntansi keuangan dan pelaporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kegiatan eksplorasi, eksploitasi sumber

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BABl PENDAHULUAN. Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu perusahaan akan terus berusaha agar dapat melakukan kegiatan produksi

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. nilai kualitas lingkungan hidup Indonesia pada tahun 2011 sebesar 60,25 dari

BAB II BIAYA LINGKUNGAN: PENGUKURAN DAN PELAPORAN. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. Preparatory Meeting of Bilateral Economic Working Groups RI-Singapura

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga menunjukkan prospek pada masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup sehubungan dengan. dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperkuat dan memperluas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Purnawan, 1996). Dampak pencemaran lingkungan oleh limbah industri

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis Indonesia. Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi terbentuk untuk mencapai tujuan bersama, namun untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Manajemen yang baik dan benar akan menciptakan organisasi yang baik. Organisasi yang baik dapat terwujud apabila komponen-komponen di dalamnya berfungsi secara maksimal. Menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2010) suatu organisasi yang baik jika melaksanakan tiga fungsi utama yaitu planning, directing and motivating, and controlling. Perencanaan dalam suatu organisasi merupakan proses dasar dalam manajemen untuk merumuskan tujuan dan cara mencapainya. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, manajer berusaha untuk memastikan bahwa rencana yang sudah dirumuskan sedang dijalankan, sehingga tujuan diawal dapat tercapai. Informasi akuntansi manajemen berperan penting dalam aktivitas manejemen, terutama pada fungsi perencanaan dan pengendalian (Garrison, Noreen, dan Brewer, 2010). Selain itu informasi akuntansi juga berfungsi dalam pengambilan keputusan. Didalam mengambil keputusan manajemen tidak hanya memikirkan kepentingan perusahaan namun juga harus memperhatikan aspek lingkungan. Sehingga perusahaan dapat ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Dewasa ini, isu lingkungan bukan lagi merupakan isu yang baru. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring adanya perkembangan teknologi dan ekonomi global. Perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, dan dalam 1

mencapai tujuan tersebut perusahaan selalu berinteraksi dengan lingkungan hidup. Hal ini disebabkan lingkungan hidup memberikan andil dan kontribusi bagi perusahaan. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam tidak hanya dalam proses mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber sampai habis untuk digali namun juga perusahan harus dapat mengelola sumber daya tersebut sehingga tidak merugikan masayarakat yang juga menggunakan sumber daya alam tersebut. Pelaku bisnis dituntut untuk memberikan kontribusi yang positif terhadap lingkungan sosialnya bukan hanya untuk memperoleh keuntungan dari usahanya. Hal ini membuat kesadaran perusahaan terhadap lingkungan di masyarakat semakin kuat sehingga perlu adanya Corporate Social Responsibility (CSR). Dilakukannya CSR berawal dari masyarakat yang menyuarakan bahwa perilaku perusahaan hanya demi memaksimalkan laba, mereka tidak memperhatikan dampak kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Saat ini banyak perusahaan yang menerapkan program CSR mulai yang terpaksa menerapkan program tersebut karena peraturan yang ada, sampai perusahaan yang benar-benar serius dalam menerapkan program CSR. Berdasarkan konsep Triple Bottom Line perusahaan harus berpedoman pada kondisi keuangan, sosial dan lingkungan. Konsep Triple Bottom Line merupakan pengukuran kinerja secara holistic dengan memasukan ukuran kinerja ekonomis berupa perolehan keuntungan dan juga ukuran kepedulian sosial serta pelestarian lingkungan. Ketiga faktor tersebut dikenal dengan Triple P yaitu people, profit, and planet. People menekankan pentingnnya praktik bisnis suatu perusahaan yang mendukung kepentingan tenaga kerja, memperhatikan kesehatan dan pendidikan bagi tenaga kerja. Planet berarti 2

mengelola dengan baik penggunaan energi terutama atas sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, mengurangi hasil limbah produksi, dan mengelola kembali limbah yang aman bagi lingkungan. Dalam menjalankan program CSR di bidang lingkungan, maka perusahaan akan melakukan beberapa aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan. Contoh aktivitas tersebut adalah penghijauan yang dilakukan perusahaan dan pelatihan para karyawan agar lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan, maka perusahaan akan membutuhkan biaya. Biaya yang timbul dari aktivitas lingkungan disebut biaya lingkungan. Biaya lingkungan merupakan salah satu alat dari akuntansi manajemen lingkungan. Berdasarkan International Federation of Accountants (IFAC) akuntansi manajemen lingkungan merupakan manajemen kinerja lingkungan dan keuangan melalui implementasi sistem dan praktek akuntansi yang tepat dengan mengidentidikasi, mengumpulkan, mengukur, menghitunga, mengelompokan dan menganalisis informasi lingkungan (fisik dan moneter) untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan eksternal. Akuntansi manajemen lingkungan memiliki tiga alat yaitu Material and Energy Flow Accounting (MEFA), Environmental Cost Accounting (ECA), dan Environmental Investment Appraisal. Biaya lingkungan yang terjadi pada perusahaan merupakan konsekuensi dari upaya perusahaan dalam memelihara lingkungan. Menurut Hansen dan Mowen (2009), ekoefisiensi pada intinya mempertahankan bahwa organisasi dapat memproduksi barang dan jasa sambil mengurangi dampak negatif lingkungan, konsumsi sumber daya, dan biaya secara simultan. Ekoefisiensi 3

mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi dapat terjadi apabila perusahaan melakukan perbaikan kinerja lingkungannya. Praktik akuntansi manajemen lingkungan di Indonesia sampai saat ini belum efektif. Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Perusahaan bisa memberikan kesempatan kerja, menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat untuk konsumsi. Namun semakin lama karena memang perusahaan ini dikenal sebagai pencari keuntungan, dampak yang dilakukan terhadap masyarakat cukup besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan adalah limbah produksi. Limbah produksi ini sering menimbulkan masalah pada masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Namun, masih banyak perusahaan yang belum sadar akan dampak yang di akibatkan oleh kegiatan operasional tersebut. Oleh karena itu menurut ISO 14000 perusahaan diwajibkan untuk memperhatikan dampak yang dapat merusak lingkungan akibat kegiatan operasional perusahaan. Para investor menjadikan hal tersebut sebagai salah satu nilai tambah bagi perusahaan yang melakukan kegiatan atas dasar ramah lingkungan. Sehingga perusahaan harus melakukan pengelolaan lingkungan. PT. Madubaru merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri yang berbasis tebu. PT. Madubaru mempunyai usaha pokok pabrik gula dan pabrik alkohol spiritus. Perusahaan menghasilkan limbah dari kegiatan produksi gula dan produksi alkohol spiritus tersebut. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Madubaru menimbulkan masalah yang memberikan dampak 4

ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar pabrik. Ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat adalah tercemarnya air sungai Bedog yang berasal dari limbah cair PT. Madubaru ditandai dengan adanya vinasse (Slop) dan limbah soda yang kandungan COD dan BODnya cukup tinggi. Berdasarkan artikel di kompas.com (2009, 2 Juni) dan artikel di joglosemar.com (2013, 17 Oktober) tercemarnya air sungai Bedog ini membuat ribuan ikan yang dibudidayakan warga sekitar menjadi mati akibat limbah pabrik yang mengalir ke sungai bedog. Selain limbah cair, limbah udara berupa asap yang dihasilkan dari ketel pembakaran pabrik juga mengganggu pernafasan dan mengotori pemukiman penduduk sekitar. Selain itu PT. Madubaru juga masuk dalam daftar Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY yang berperan sebagai pemangku kepentingan dalam urusan lingkungan yang ada di Yogyakarta. Program ini bertujuan agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawab sosial di bidang lingkungan. Dalam meningkatkan kinerja lingkungan, PT Madubaru perlu melakukan perencanaan dan pengendalian aktivitas lingkungan dengan lebih baik dari tahun ke tahun agar perencanaan aktivitas lingkungan menjadi lebih baik. Perencanaan dan pengendalian aktivitas lingkungan bermanfaat bagi perusahaan dalam memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan dari tahun ke tahun. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menilai kinerja aktivitas lingkungan dengan objek PT. Madubaru Yogyakarta. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penilaian Kinerja Aktivitas-Aktivitas Lingkungan Pada PT. Madubaru Yogyakarta. 5

1.2. Rumusan Masalah Dalam menjalankan tanggung jawab sosial di bidang lingkungan, PT. Madubaru melakukan beberapa aktivitas lingkungan yang akan menimbulkan biaya lingkungan. Dari tahun ke tahun aktivitas lingkungan yang dilakukan PT. Madubaru selalu sama setiap tahunnya sehingga kinerja yang dihasilkan juga sama dan tidak mengalami perubahan. Dengan melakukan perencanaan dan pengendalian aktivitas lingkungan, diharapkan kinerja aktivitas lingkungan perusahaan akan semakin baik setiap tahunnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah. 1. Aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh PT. Madubaru Yogyakarta dan berapa jumlah biaya untuk menjalankan aktivitas tersebut? 2. Bagaimana kinerja lingkungan PT. Madubaru Yogyakarta dari tahun 2012-2014? 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis informasi lingkungan bersifat moneter yang dapat ditelusuri dalam catatan akuntansi perusahaan selama tahun 2012-2014. 2. Penilaian kinerja yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga tolok ukur, yaitu: (1) perbandingan jumlah limbah cair dengan jumlah bahan baku berdasarkan Operating Performance Indcator (OPI), (2) perbandingan presentase anggaran untuk lingkungan dan presentase total anggaran berdasarkan Management Performance Indicator (MPI) dan (3) 6

jumlah konsentrasi pencemar yang mendekontaminasi di dalam air sungai berdasarkan Environmental Condition Indicator (ECI). 3. Standar untuk kualitas air berdasarkan BOD dikatakan baik jika 60 mg/l dan kualitas udara dikatakan baik jika nilai ISPU rentang 0-50. 4. Wawancara dilakukan hanya kepada masyarakat sekitar PT. Madubaru yang berjumlahkan 30 orang. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas apa saja yang telah dilakukan oleh PT. Madubaru dan biaya yang digunakan untuk aktivitas lingkungan tersebut. Selain itu juga untuk mengetahui kinerja lingkungan PT. Madubaru dari tahun 2012-2014. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen perusahaaan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian aktivitas lingkungan. Sehingga manajemen perusahaan dapat meningkatkan kinerja aktivitas lingkungan dari tahun ke tahun serta lebih memperhatikan dampak dari aktivitas-aktivitas perusahaan terhadap lingkungan. 1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data penggunaan sumber daya yang secara langsung terkait pada dampak lingkungan selama tahun 2012-2014. 7

2. Data biaya-biaya yang timbul akibat adanya aktivitas lingkungan selama 2012-2014, seperti biaya material, biaya pengolahan limbah, biaya penelitian dan pengembangan lingkungan, dan lainlain. 3. Data biaya bahan baku, bentuk limbah, jumlah limbah, jumlah bahan baku, dan anggaran biaya lingkungan selama 2012-2014. Data ini akan digunakan untuk menilai kinerja lingkungan perusahaan. 1.6.2. Metode Pengumpulan Data Studi lapangan dengan cara : 1. Observasi Penelitian dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. Penelitian ini dilakukan secara langsung (obervasi) ke perusahaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dari observasi ini penelitian akan memperoleh informasi mengenai bentuk limbah dari proses produksi, cara pengolahan limbah dan keadaan lingkungann disekitar pabrik. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam wawancara ini diajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan aktivitas lingkungan dan kinerja lingkungan. Dari wawancara ini peneliti akan memperolaeh informasi mengenai bagaimana tanggapan 8

manajemen perusahaan mengenai isu lingkungan, apakah manajemen perusahaan sudah mempertimbangkan isu lingkungan dalam melakukan aktitivasnya. Selain itu wawancara ini juga diajukan kepada masyarakat untuk mengenai dampak lingkungan yang dirasakan dari proses produksi PT. Madubaru Yogyakarta. 3. Dokumentasi Dokumentasi dilaksanakan dengan meminta data-data mengenai penggunaan sumber daya, biaya bahan baku, bentuk dan jumlah limbah, anggaran biaya lingkungan, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan dan biaya-biaya yang timbul akibat adanya aktivitas lingkungan perusahaan selama tahun 2012-2014 1.6.3. Analisis Data 1. Mengidentifikasi aktivitas lingkungan dan menghitung biaya lingkungan selama tahun 2012-2014. 2. Menganalisis kinerja lingkungan selama 2012-2014 dengan: 1) Menganalisis OPI dari tahun 2012-2014 2) Menganalisis MPI dari tahun 2012-2014 3) Membandingkan ECI dengan baku mutu lingkungan 4) Menganalisis hasil wawancara dengan masyarakat akibat limbah dari PT. Madubaru Yogyakarta. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun sebagai gambaran secara keseluruhan atas skripsi yang akan diuraikan dalam beberapa bab berikut : 9

Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini memberikan gambaran dan arah dalam perencanaan penelitian meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta metodelogi penelitian. Bab II menjelaskan landasan teori. Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan pengertian lingkungan, akuntansi lingkungan, akuntansi manajemen lingkungan, pengukuran biaya lingkungan, dan penilaian kinerja lingkungan. Bab III membahas gambaran umum perusahaan. Bab ini menggambarkan tentang profil perusahaan serta aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan. Bab IV berisikan tentang analisis data. Bab ini menjelaskan cara menganalisis data yaitu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas lingkungan, mengidentifikasi biaya yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas dan pengukuran biayanya, serta penilaian kinerja lingkungan perusahaan. Bab V merupakan bab akhir. Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian berikutnya. 10