BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh para pakar dan pendekarnya pencak silat.

PROPOSAL KEJUARAAN DAERAH JAWA BARAT INSTITUT KARATE-DO NASIONAL PIALA KAPOLDA JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

Anggun Lestari Tanjung

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. PUSAT OLAHRAGA BELADIRI JEPANG DI SEMARANG Penekanan desain Arsitektur Neo Vernacular

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dilakukan dengan dua jenis bentuk gerak, yaitu : gerak tarung (Fight)

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan.

BOGOR KARATE OPEN IV TAHUN 2017

melalui kompetisi ataupun kejuaraan-kejuaraan baik tingkat regional, Nasional sehingga melahirkan atlit yang berprestasi Internasional tentunya.

DOJO BKC Se-Jakarta dan Sekitarnya mengundang para karateka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. Wushu adalah Salah satu Olahraga beladiri, Olahraga ini berasal dari. orang tua jaman dahulu oleh komite yang ditunjuk pemerintah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. dan gerak jurus (Taulo). Wong Kiew Kit (2002:1) menyatakan bahwa. Kung-Fu

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

PROPOSAL PELATIHAN WASIT JURI PENCAK SILAT KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

TEKNIS PELAKSANAAN PERTANDINGAN KEJUARAAN NASIONAL KARATE ANTAR MAHASISWA SEBELAS MARET CUP VIII UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA PEMBUKAAN KEJUARAAN DAERAH INKAI JATENG DANPOMDAM IV DIPONEGORO CUP V TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. Ada 5 teknik dalam bermain bola voli diantaranya adalah passing atas,

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2016

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan baik di bidang akademis maupun bidang olahraga. muda yang tinggal di pesantren Darul Arafah.

KEJUARAAN KARATE TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2015

P R O P O S A L KEJUARAAN KARATE LEMKARI ANTAR RANTING

PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE ANTAR KOTA SE INDONESIA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

Prestasi Prodi Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

FUTURE LEADER COMPETITION

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setelah dilihat dari hasil-hasil pertandingan dan perlombaan olahraga pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat pesat perkembangannya di Indonesia hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri perkumpulan-perkumpulan perguruan karate yang ada di Indonesia dan terbukti banyak diadakan turnamen antara tingkat regional bahkan internasional. Untuk meningkatkan prestasi olahraga, khususnya dalam cabang olahraga karate diperlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik, karena komponen kondisi fisik, yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi. Pada awalnya manusia hanya mengembangkan keterampilan tangan, kaki, serta kemampuan tubuhnya untuk memperjuangkan hidup untuk mencari nafkah maupun mempertahankan diri. Kemampuan fisik dan keterampilan bela diri didalam kehidupan modren, sangat diperlukan manusia. Banyak jenis keterampilan bela diri yang berhasil dikembangkan manusia dan di pelajari dari generasi ke generasi seperti : pencak silat, karate, kungfu, taekwondo, kempo, judo, tinju dan lain-lain. Karate jangan dipandang hanya sekedar suatu teknik untuk berkelahi saja, karena pada hakekatnya karate memiliki makna jauh melebihi membela diri. Karate adalah suatu cara menjalankan hidup yang tujuannya adalah memberi

2 kemungkinan bagi seseorang agar mampu menyadari daya potensinya, baik secara fisik maupun spiritual. Apabila segi spiritual Karate diabaikan maka segi fisik tidak ada artinya. Selain sebagai olahraga beladiri, karate juga merupakan salah satu olahraga prestasi. Adapun nomor yang dipertandingkan dalam olahraga karate ada dua, yaitu kumite dan kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan pertarungan satu lawan satu dalam arena yang luasnya 8 kali 8 meter, secara individu maupun beregu dengan waktu dan peraturan yang telah ditetapkan oleh PB FORKI Tahun 2012. Kata adalah nomor yang mempertandingkan berbagai bentuk jurus dalam arena yang luasnya 8 kali 8 meter, secara individu maupun beregu (terdiri 3 orang) sesuai kelas umur yang diikuti dan peraturan yang ditetapkan oleh PB FORKI. Pada dasarnya setiap Kohai (murid) yang berlatih untuk prestasi mendapatkan pengajaran dan latihan yang sama satu dengan lainnya baik itu untuk kumite maupun kata. Seseorang yang dapat melakukan kumite dengan baik belum tentu dapat melakukan gerakan kata dengan baik pula, tetapi bila dapat melakukan gerakan kata dengan baik sudah tentu seseorang tersebut dapat melakukan gerakan kumite yang baik. Karena semua gerakan serangan kumite terdapat di dalam kata, hanya saja kata merupakan rangkaian gerakan yang harus diperagakan secara berurutan dengan bentuk dan ritme yang tepat maka untuk dapat melakukan kata harus memiliki daya ingat yang kuat. Kata dalam karate dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu kata dasar, sithe kata, dan tokui kata. Kata dasar terdiri dari Taikyoku (Shodan, Nidan, dan Sandan), Heian (Shodan,

3 Nidan, Sandan, Yondan, dan Godan). (sumber: Eka, Widya. Institut Karate-Do Indonesia (1996:1). 26 Jurus Karate Shotokan). Setiap jenis kata sangat penting dan memerlukan perhatian yang sangat khusus saat diajarkan kepada atlet. Menurut Sujoto J.B, (1996:137). Kata merupakan dasar dari pembentukan atlet pada masing-masing tingkatan sabuknya. heian sandan merupakan salah satu teknik kata dasar yang harus dikuasai setiap kohai sebagai prasyarat untuk kenaikan tingkat sabuk hijau ke sabuk biru. Heian sandan memiliki 20 (dua puluh ) hitungan gerakan yang harus dikuasai secara berurutan dengan bentuk dan waktu yang tepat. Perguruan Karate-do Tako Pantai Cermin ini adalah salah satu Perguruan Tako yang ada di Sumatra Utara, berdasarkan surat keputusan pengurus cabang Karate-Do Tako Indonesia masa bakti tahun 2010-2013. Lahirnya Perguruan Karate-Do Tako Pantai Cermin ini berawal dari bentuk kepedulian para senioran karate tako yang bekerja di Perusahaan AQUAFARM untuk menggembangkan perguruan Tako khususnya di kota Pantai Cermin yang awalnya memulai latihan perdana di lapangan bola basket sekolah Sehati kota pantai cermin. Pelatih Perguruan Karate-Do Tako Pantai Cermin tersebut, yaitu: Sempai Effendy Sigalingging SE, Sempai Sastro Siagian, Sempai Getson Tampubolon, dan Sempai Dani S. Jumlah atlet binaan Perguruan sebanyak 30 orang karateka baik putra/putri. Jadwal latihan karate yang dilaksanakan di perguruan tersebut yaitu: 4 (empat) kali dalam seminggu yakni pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu pada pukul 15.30 Wib-17.30. Adapun turnamen/kejuaraan yang pernah diikuti oleh

4 para atlet Karateka Perguruan Karate-do Tako Pantai Cermin ini ialah, Kejurnas Tako tahun 2012, dan Kejuaran daerah antar, Kejurda FORKI. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dengan Sempai Effendy Sigalingging SE, pada atlet karate Perguruan Tako Pantai Cermin, yang sudah dilaksanakan bersama pelatih Perguruan Karate-do Tako Pantai Cermin, 1) Masih banyak atlet yang belum mengetahui dan memahami cara melakukan gerakan kata yang baik dan benar. Untuk setiap kata, jumlah gerakan adalah tetap sesuai dengan hitungan dan waktu yang telah ditetapkan, awal dan akhir gerakan kata harus pada posisi yang sama atau dengan perkataan lain harus kembali keposisi awal, jalur gerakan kata dapat meyerupai huruf I, T dst. Pengunaan tenaga yang tepat, kecepatan yang sesuai, dimana harus cepat dan dimana harus lambat, kontraksi otot yang tepat, keserasian sikap tubuh pada posisi tertentu, keindahan dan irama harus diperhatikan. 2) Jadwal latihan kata tidak menentu yang di akibatkan karena program latihan untuk latihan kata tidak ada. Sehingga menimbulkan minat untuk latihan kata pada atlet berkurang. Jadi ketika dalam event-event karate yang mereka ikuti tidak pernah menurunkan atlet bertanding pada kategori kata. Harapan pelatih dan penulis yang diinginkan agar kemampuan dalam melakukan kata heian sandan dari setiap atlet mencapai nilai 80% dengan kategori ketuntasan sesuai dengan kriteria penilaian dalam FORKI. Dari masingmasing test atlet Karate Perguruan Karate-do Tako Pantai Cermin yang berdasarkan Kriteria Penilaian Dalam Kata (PB FORKI tahun 2012). Untuk mempertegas dugaan tersebut maka penulis melakukan test kemampuan kata

5 heian sandan terhadap atlet Karate Perguruan Tako Pantai Cermin yang dilakukan pada Juli 2013. Namun pada kenyataannya dari hasil test kemampuan kata heian sandan dari tiap-tiap atlet yang berjumlah 11 orang yang telah dilakukan mencapai hasil test dibawah dari rata-rata yang telah diharapkan sebelumnya yaitu dengan kategori ketuntasan maksimal. Dengan demikian adapun hasil yang telah didapat dari tes kata heian sandan adalah kategori tuntas 1 orang, dan tidak tuntas 10 orang. Adapun daftar sampel atlet beserta data awal kemampuan kata heian sandan, yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Daftar Nama Sabuk Biru Atlet Perguruan Karate-do Tako Pantai Cermin Tahun 2013 No Nama Tempat/tanggal lahir 1 M. Ajibsyah P. Bengkel, 03-11- 1998 2 Ryanda Saragih P.Cermin, 27-08- 1996 3 Evi Nora Simbolon Pematang Durian, 23-11-1999 4 Rebekka Situmorang Sei Baru, 30-08- 1997 5 Jhon Riahman Lubuk Pakam, 26-04-1998 6 Jan Ganda S P.Cermin, 01-01- 1999 7 Igo Anggara P.Cermin, 13-11- 1999 8 Novi Monica P.Cermin, 16-01- 2002 Lama Kejuaraan Latihan 2 Tahun Juara 2 1,7 Tahun Juara 3 kumite Kejurda Antar 2 Tahun Juara 3 2 Tahun Juara 2 1,8 Tahun Juara 3 1,7 Tahun Juara 3 1,8 Tahun Juara 2 2 Tahun Juara 1 Kumite

6 9 Sappe Sitorus Pematang Gunung, 27-05-1997 10 Julio Caesar P. Cermin, 03 Maret 1998 11 Suci Trisna W. P. Cermin, 18-01- 1997 Antar 2 Tahun Juara 1 1,7 Tahun Juara 2 1,8 Tahun Juara 3 Tabel 2. Data Awal Kata Heian Sandan No Nama Juri Kriterian Penilaian Dari Ketiga Juri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Juml ah Skor (B) Nila i Mak sima l (N) PPH (%) 1 M. Ajibsyah J 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 80 120 66,6 TT J 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 J 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 Ryanda Saragih 3 Evi Nora Simbolon 4 Rebekka Stmrang 5 Jhon Riahman J 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 80 120 66,6 TT J 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 J 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 J 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 80 120 66,6 TT J 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 J 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 J 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 80 120 66,6 TT J 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 J 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 J 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 80 120 66,6 TT J 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 J 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 6 Jan Ganda S J 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 70 120 58,3 TT J 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 J 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 7 Igo Anggara J 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 75 120 66,6 TT J 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 J 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 Ke t

7 8 Novi Monica J 1 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 96 120 83 T J 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 J 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 9 Sappe Sitorus J 1 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 80 120 66,6 TT J 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 J 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 10 Julio Caesar J 1 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 80 120 66,6 TT J 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 J 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 11 Suci Trisna W. J 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 75 120 63 TT J 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 J 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 Jumlah 876 132 0 Rata rata 79,6 3 737, 1 120 67,0 1 Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Juri 1 : Sempai Putra Juri 2 : Sempai Josua Sitanggang, S.Pd Juri 3 : Sempai Rafika Ardilla, S.Pd Dari 11 orang atlet yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 1 atlet ( 9%) yang memiliki ketercapaian hasil latihan, sedangkan selebihnya yaitu 10 atlet (91%) belum memiliki ketercapaian hasil latihan. Nilai rata rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 67,01%, sementara target ketuntasan yang harus dicapai dalam penelitian ini ialah minimal (80%). Menurut Fox dan Methews (dalam Sajoto, 1998:209). Berapa jumlah frekwensi latihan yang efektif tergantung kepada sifat olahraga yang dilakukannya. Frekwensi latihan 3-5 kali perminggu untuk endurance adalah

8 cukup efektif. Sedang untuk meningkatkan kapasitas anaerobic, frekwensi 3 kali seminggu cukup efektif. Program tersebut berlaku hampir untuk semua cabang olahraga, kecuali atletik dan berenang, frekwensi latihan yang sering dijalankan adalah 5 hari perminggu untuk nomor-nomor sprint dan 6 kali perminggu untuk nomor-nomor jarak jauh. Dari urian di atas maka peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh frekwensi latihan 4 kali seminggu untuk meningkatkan hasil latihan kata heian sandan pada atlet karate sabuk biru dengan judul : Upaya meningkatkan latihan kata heian sandan dengan frekwensi latihan 4 kali seminggu pada atlet Karate Sabuk Biru Perguruan Tako dojo Pantai Cermin Tahun 2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari uraian-uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan latihan kata heian sandan pada atlet Karate Sabuk Biru Perguruan Tako dojo Pantai Cermin Tahun 2013? Bagaimanakah pengaruh latihan kata dengan frekwensi 4 kali seminggu terhadap peningkatan kemampauan kata Heian sandan pada atlet Karate Sabuk Biru Perguruan Tako dojo Pantai Cermin Tahun 2013? C. Pembatasan Masalah

9 Mengingat masalah yang akan diteliti cukup luas seperti yang tercantum dalam identifikasi masalah, maka perlu kiranya menentukan pembatasan masalah untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai yaitu: Dengan frekwensi latihan 4 kali seminggu untuk meningkatkan latihan kata heian sandan pada atlet Karate Sabuk Biru Perguruan Tako Pantai Cermin Tahun 2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah meningkatkan latihan kata heian sandan dengan frekwensi latihan 4 kali seminggu pada atlet Karate Sabuk Biru Perguruan Tako Pantai Cermin Tahun 2013? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pengaruh latihan kata dengan frekwensi latihan 4 kali seminggu terhadap kemampuan kata heian sandan pada atlet Karate Sabuk Biru Perguruan Tako dojo Pantai Cermin Tahun 2013. F. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi pelatih untuk dapat menggunakan frekwensi latihan 4 kali seminggu dalam meningkatkan hasil latihan atlet dalam mempelajari kata dalam olahraga karate.

10 2. Sebagai penilaian yang baku dari hasil kegiatan latihan yang dilakukan oleh para atlet, dan pemula, khususnya bagi para pembina dan pelatih cabang olahraga beladiri karate. 3. Sebagai bekal ilmu bagi penelitian dalam melatih karate untuk selanjutnya. 4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain, yang ingin melanjutkan penelitian ini lebih luas lagi.