BAB II LANDASAN TEORI. A. Upaya Kepala Madrasah dan Mutu Pendidikan. seseorang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian upaya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

Tugas Kepala Sekolah Oleh : M. H. B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGARUH SUPERVISI, MOTIVASI DAN BIMBINGAN TERHADAP KINERJA GURU

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan pendidikan secara umum adalah membentuk menusia dewasa baik

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

WALIKOTA TASIKMALAYA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB II KAJIAN TEORI. disebutkan bahwa Kepala Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

HIiII,[ E=I ; E. 2 el'v't. ffi' o=, .az. z a. ;r9. a 2=a g, 3. o. -o. 3r c6 3E. =o =! ,-r. -tr. -t' {,E. OrE. leq. EE f- a I. F-(l -- =E. -.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja didalamnya. Orang-orang yang bekerja di sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Data Mengenai Perencanaan Supervisi Kepala Madrasah dalam. Meningkatkan Kinerja Guru Di MAN 2 Tulungagung

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BUPATI KUDUS TENTANG BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di sebuah lembaga madrasah merupakan salah satu faktor

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

11 BAB II LANDASAN TEORI A. Upaya Kepala Madrasah dan Mutu Pendidikan 1. Pengertian Upaya Kepala Madrasah Kata upaya diartikan sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan seseorang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian upaya adalah usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan keluar). 1 Sedangkan definisi kepala madrasah adalah sebagai berikut kata kepala sekolah terdiri dari dua kata yaitu Kepala dan Sekolah. Kata kepala dapat diartikan Ketua atau Pemimpin dalam suatu organisasi atau sebutkan lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. 2 Dengan demikian kepala sekolah dapat di definisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana di selenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka 1993), 1109. 2 Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo 2002), 83. 11

12 Sehingga kata upaya kepala sekolah dapat disimpulkan suatu usaha atau tindakan serta ikhtiar yang dilakukan oleh seorang pemimpin sekolah untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan di suatu sekolah. 2. Pengertian Mutu Pendidikan Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata mutu disini diartikan sebagai (ukuran) baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan s ebagainya). 3 Sedangkan pengertian pendidikan, menurut beberapa ahli pendapat mengemukakan sebagai berikut: a. Menurut Muhibin Pendidikan dapat diartikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 4 b. Menurut Langiveid Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. 5 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka 1996), 677. 4 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda Karya 1999), 10. 5 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Grafindo Persada 1999), 1.

13 c. Dalam Ensiklopedia Pendidikan Pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya (orang menamakan ini juga Mengalihkan kebudayaan dalam bahasa Belanda Culturo Verdrancht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. 6 Jadi kata mutu pendidikan dapat disimpulkan suatu ukuran peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan juga sebagai ukuran peserta didik dalam memiliki kompetensi atau kemampuan yang diperlukan dalam menjalani kehidupannya. Dari ketiga definisi di atas, sebenarnya tidak terdapat perbedaan dan prinsip. Hanya saja terdapat fariasi, pengungkapan atau perbedaan dari segi peninjauannya, maka dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung inti-inti sebagai berikut: 1) Pendidikan merupakan suatu usaha 2) Usaha tersebut dilakukan secara sadar dan terencana 3) Usaha tersebut dilakukan orang yang memiliki tanggung jawab kepada masa depan anak didik 4) Usaha tersebut memiliki tujuan dan memerlukan metode 5) Usaha ini perlu dilaksanakan secara teratur dan sistematis 6 Ikapi, Ensiklopedia Pendidikan. (Jakarta: PT. Gunung Agung 1981), 257.

14 6) Tujuan dari usaha tersebut adalah agar peserta didik memiliki kompetensi atau kemampuan yang diperlukan dalam menjalani kehidupannya. 3. Mutu Pendidikan berdasarkan 8 SNP (Standart Nasional Pendidikan) Delapan Standar Nasional Pendidikan yaitu kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hukun Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7 Delapan Standart Nasional Pendidikan terdiri dari : a. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan. b. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. c. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah 7 Peraturan Pemerintah, Nomor 19, Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan

15 raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta tempat belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan. g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. h. Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. B. Kepala Madrasah 1. Kepala Madrasah Sebagai Penanggung Jawab Kepala madrasah merupakan personal madrasah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan marasah, ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang di pimpinannya dengan dasar pancasila dan bertujuan untuk: a. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa b. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan

16 c. Mempertinggi budi pekerti d. Memperkuat keperibadian e. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air Kepala madrasah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah keapda perkembangan dan kemajuan sekolah. Namun demikian, dalam usaha memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang dialami sekolah baik yang berupa atau bersifat material seperti perbaikan gedung, penambahan ruang, penambahan perlengkapan, dan sebagainya maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak dapat bekerja sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang dipimpinnya, dengan orag tua murid atau BP3 serta pihak pemerintah setempat. Kegiatan-kegiatan madrasah yang menjadi tanggung jawab kepala madrasah seperti yang ditegaskan dalam rapat kerja kepala madrasah tanggal 22-23 September 2007 adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan mengatur proses belajar-mengajar 2) Kegiatan mengatur kesiswaan 3) Kegiatan mengatur personalia 4) Kegiatan mengatur peralatan pengajaran 5) Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan sekolah

17 6) Kegiatan mengatur keuangan. 7) Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat 2. Kepala Madrasah Sebagai Pimpinan Sekolah Kepala madrasah dalam kegiatan kepemimpinannya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dilakukan, oleh siapa dan kapan dilakukan, kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah disebutkan dimuka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan tersebut kemudian dijabarkan ke dalam program tahunan sekolah yang biasanya di bagi ke dalam dua program (directing). b. Pengorganisasian (Organizing) Kepala marasah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai

18 c. Pengarahan (Directing) Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha agar mereka dalam melakukan pekerjakan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan. d. Pengkoordinasian (Coordinating) Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta tercegah dari tmbulnya pertentangan, kepercayaan, kekembaran (duplikasi), kekosongan tindakan. e. Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 8 3. Syarat-syarat Kepala Madrasah Kepala madrasah merupakan personal sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan madrasah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Maka tidak sembarang orang 8 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta 2005), 80-83.

19 patut menjadi kepala sekolah. Untuk dapat menjadi kepala sekolah yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu. Disamping syarat yang berupa ijazah (yang merupakan syarat formal) persyaratan pengalaman kerja dan keperibadian harus dipenuhi pula. Mengutip bukunya M. Daryanto yang berjudul Administrasi Pendidikan bahwasannya syarat kepala sekolah dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup terutama sekolah yang sejenis dengan sekolah yang dipimpinnya. b. Mempunyai sifat keperibadian Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. c. Mempunyai sikap yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat keperibadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan. d. Mempunyai keahlian yang diperlukan yang luas terutama mengenai bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang dipimpinnya. e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan sekolahnya. 9 Jadi dapat disimpulkan bahwa syarat minimal seseorang kepala sekolah mencakup lima hal di atas syarat-syarat memiliki ijazah memiliki pengalaman kerja yang cukup memiliki keperibadian yang baik, memiliki para bawahannya serta memiliki keahlian sebagai pemimpin yang dapat 9 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta 2005), 92.

menyumbangkan pikirannya secara efektif dan inovatif dalam mencapai tujuan sekolah. 20 4. Fungsi dan Peran Kepala Madrasah Dalam dunia pendidikan formal, kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting, sebab berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan pada suatu lembaga sekolah. Sehingga tercapai tidaknya tujuan pendidikan sangat terletak pada keahlian dan keterampilan semua personal edukatif pada lembaga sekolah di bawah koordinasi kepala sekolah. Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan itu secara garis besar adalah mengusahakan tercapainya situasi belajar mengajar yang baik, mengkoordinir segala kegiatan anggota, mengintegrasikan sekolah sebagai suatu keutuhan yang harus dipenuhi serta memusatkan perhatiannya kepala peningkatan kualitas pengajaran yang diberikan kepala sekolah. Jadi fungsi kepala sekolah sebagai koordinator yang mengadakan supervisi terhadap pelaksanaan pendidikan sebagai konsultan bagi guru-guru dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi anggota dan hukum sebagai pengajar guru-guru. 5. Kepala Madrasah Sebagai Administrator Tugas kepala sekolah sebagai administrator yaitu yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan menyediakan mengatur, memelihara dan melengkapi fasilitas material dan tenaga-tenaga personal sekolah. Tugas

21 kepala sekolah dalam bidang administrator antara lain dapat digolongkan menjadi enam bidang antara lain: a. Pengelolaan pengajaran b. Pengelolaan kepegawaian c. Penegelolaan kesiswaan d. Pengelolaan keuangan e. Pengelolaan gedung f. Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat. 10 a. Pengelolaan Pengajaran Pengelolaan bidang pengajaran merupakan kegiatan yang mendasar dan pokok bagi pimpinan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam pengelolaan ini harus direncanakan dan dipersiapkan dengan cermat dan baik, agar pengajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan. Aktifitas yang berinteraksi dengan pengelolaan ini antara lain. Pimpinan pendidikan harus menguasai garis-garis program pengajaran untuk studi setiap kelas menyusun jadwal pelajaran mengatur kegiatan evaluasi, mengkoordinir kegiatan-kegiatan, menyusun model satuan pelajaran, mengatur tata tertib siswa, melaksanakan kenakalan kelas, mencatat dan melaporkan kemampuan murid, mengkoordinir program ekstrakurikuler, mengadakan dan memelihara serta mengembangkan alat- 10 Dirawat, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, 80-83.

22 alat pengajaran, mengembangkan metode-metode baru dalam belajar mengajar, meningkatkan kualitas pendidikan dan pengalaman para guru. b. Pengelolaan Bidang Kepegawaian Kepegawaian dalam hal ini terdiri dari guru, pegawai tata usaha dan sebagainya. Kepala sekolah bertugas untuk menerima, menyeleksi, melengkapi, mengatur, memindahkan dan mengangkat para guru atau pegawai menjadi konselor dan bertugas mengembangkan keahlian guru maupun pegawai. c. Pengelolaan Bidang Kesiswaan Pengelolaan siswa yang tampak dengan jelas adalah penerimaan siswa baru, pembagian kelas atau kelompok, penilaian dan pengukuran prestasi belajar siswa, masuk keluarnya siswa, kepindahan siswa, penyelenggara khusus bagi siswa, mengatur penyelenggaraan dan pelaksanaan aktivitas pengajaran, testing, mempersiapkan laporan tentang prestasi siswa, sangsi pelanggaran, pengaturan organisasi siswa serta konselor sekolah. Terwujudnya pelaksanaan dan pengeluaran administrasi siswa ini sangat mempengaruhi kelancaran aktivitas pendidikan dan pengajaran. Terutama tentang pengadministrasian serta tanda keaktifan siswa, termasuk daftar kehadiran siswa serta kontrol terahadap penyelenggaraan peraturanperaturan sekolah serta tata tertib sekolah yang harus di taati siswa yang akan berdampak pada di siplin bagi siswa.

23 d. Pengelolaan Bidang Keuangan Aktivitas ini berintegrasi dengan usaha-usaha penyediaan pelaksanaan pengaturan ketata usahaan, keuangan bagi pembiayan fasilitas tenaga profesional dan material serta aktifitas lainnya. Dalam pengelolaan keuangan ini memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan kontrol ketata usahaan keuangan. Dengan demikian dalam hal ini menyangkut gaji guru, pegawai dan staf sekolah lainnya, keuangan sekolah, keuangan perlengkapan alat-alat untuk siswa, penyediaan anggaran bagi pelaksanaan pertemuan-pertemuan, perayaan dan peringatan hari besar, keuangan pengembangan, perluasan lokasi belajar, sarana dan prasarana yang mendukung pembangunan proyek bersama antara sekolah, orang tua, murid, masyarakat, bagi perlengkapan sarana pendidikan yang baik dan mendukung situasi belajar yang sehat. e. Pengelolaan Gedung Pengelolaan gedung ini berkaitan dengan perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, aturan pemakaian dan rehabilitas gedung sekolah dan perlengkapannya, menjaga keindahan serta kebersihan gedung sekolah dan perelngkapan sarana gedung sekolah seperti halnya tata ruang guru, ketatausahaan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, lapangan olah raga ruang praktek, ruang UKS, perlengkapan peralatan mata pelajaran khusus dan perlengkapan fasilitas komunikasi dan lain sebagainya. Seorang pemimpin pendidikan harus mengadministrasikan dan mengatur semua

24 fasilitas yang ada serta mengembangkan dalam mewujudkan kelancaran aktifitas pendidikan dan pengajaran. Pengelolaan dan penataan gedung sekolah dapat berdampak terhadap terciptanya aliran pekerjaan efektif bagi guru, pegawai, maupun siswa, sehingga dapat terwujud dan tercipta kondisi belajar yang sehat. f. Pengelolaan Bidang Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Lembaga pendidikan merealisasikan apa yang di cita-citakan oleh orang tua, warga masyarakat, untuk tumbuh dan berkembangnya putraputri secara total, integrative dan seoptimal mungkin seperti yang di citacitakan oleh bangsa Indonesia. Aktifitas ini mencakup hubungan sekolah dengan instansi lain, dengan masyarakat, dan dengan orang tua siswa. Hubungan ini hendaknya produktif yang dapat membawa perbaikan keduanya yang berupa pembinaan dan kerja sama sehingga berpengaruh pada pengajaran di sekolah. Pemimpin pendidikan harus merencanakan dan melaksanakan program pendidikan di sekolah dengan instansi lain atau masyarakat yang baisa berupa kegiatan pertemuan dengan orang tua murid, tokoh masyarakat, serta kepala sekolah dari lembaga lain serta ikut serta dalam aktifitas masyarakat. Dari uraian di atas sudah jelas bahwa administrasi pendidikan itu tidak hanya menyangkut soal-soal tata usaha sekolah, tetapi mengenai material, personal, kerja sama maupun keuangan yang harus di tata rapi oleh kepala sekolah sehingga memungkinkan tercapainya kondisi belajar mengajar

25 yang mendukung sehingga mencapai tujuan pendidikan. Dalam arti luas peran utama kepala sekolah adalah sebagai koordinator dan penanggung jawab umum disamping sebagai pelaksana aktif pada aktifitas yang memungkinkan baginya. Partisipasi dan kerja sama yang luar sangat di utamakan bagi terciptanya. Proses administrasi sekolah melaksanakan tugas yang kompleks ini diperlukan personal yang cakap dan memiliki pengertian yang luar tentang makna atau pengertian pendidikan. 6. Kepala Madrasah Sebagai Supervisor a. Pengertian Supervisor Supervisor adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah yang tertuju kepala perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. 11 b. Tujuan Supervisi Adapun tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal. Adapun secara umum tujuan kongkrit dari supervisi pendidikan antara lain: 1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan 11 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisor Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda karya 1998), 76.

26 2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid 3) Membantu guru dalam menggunakan alat pengajaran modern, metodemetode dan sumber-sumber pengalaman belajar 4) Membantu guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri 5) Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diembannya. 6) Membantu guru-guru agar waktu dan tempatnya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah. 12 c. Prinsip-prinsip Supervisi 1) Ilmiah yang mencakup unsur-unsur a. Sistematika artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinyu b. Obyektif artinya data yang di dapat pada observasi yang nyata bukan tafsiran pribadi c. Menggunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar-mengajar. 12 Pieta, Sahertian, Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional 1982), 24.

27 2) Demokrasi, yaitu menunjang tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. 3) Kooperatif, seluruh staf dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar yang lebih baik. 4) Konstruktif, dan kreatif yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat menggunakan potensi-potensinya. 13 d. Teknik-teknik Supervisi Teknik-teknik apakah yang dapat kita pergunakan dalam supervisi. Hal ini tergantung dari banyaknya hal, misalnya dari masalah dari tempat dan waktunya, dari orang yang kita hadapi, baik jumlahnya maupun sifatnya, kalau yang kita hadapi hanya seorang, dapatlah kita mengadakan, dengan perundingan, dengan langsung, dengan tergantung dari masalah yang kita hadapi dan sifat orang yang kita bimbing itu. Kalau masalahnya mengenai metode mengajar dan mengenai hasil belajar anak-anak, dapatlah kita mengadakan kunjungan kelas (Class-Visit) kepada guru yang kita bombing itu pada waktu ia mengajar, tetapi caranya tidaklah seperti Meng-inspeksi melainkan dengan musyawarah bersama dan kemudian dengan evaluasi dari hasil kunjungan itu. 13 Hendiyat Soetopo, Wasty Suemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. (Jakarta: Bina Aksara 1982), 41

28 Kalau yang kita hadapi seluruh staf, dapat kita adakan pertemuan/ rapat yang merupakan komunikasi langsung pula. Kalau tidak dapat kita kumpulkan kelompok itu sekaligus, dapat pula kita pergunakan surat edaran, bulletin, pengumuman dan sebagainya. Jika yang di supervisi lebih besar lagi dan meliputi pihak-pihak yang luas, dapat kita adakan seminar, atau dapat pula dengan workshop. Teknik-teknik supervisi yang lazim dan secara teratur dapat dilakukan oleh setiap kepala sekolah ialah rapat sekolah, kunjungan kelas, musyawarah atau pertemuan perseorangan. Kegiatan-kegiatan ini memang sudah lazim dilakukan oleh setiap kepala sekolah di sekolahnya masingmasing, tetapi dalam cara pelaksanannya mungkin masih kurang diperhatikan tujuan dan prinsip-prinsip supervisi. 14 Disamping bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi sebagaiman di uraikan di atas, kepala sekolah juga mempunyai tugastugas dan tanggung jawab lain dalam peranannya sebagai supervisor. Sebagai supervisor maka kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Mengenai tugas dan tanggung jawab kepada kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan akan kami jabarkan sebagai 14 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta 2005), 184-185.

29 berikut. Mengutip dari bukunya Dirawat yang berjudul Pengantar Kepemimpinan pendidikan bahwasannya tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah: a) Membimbing guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan pendidikan dan pengajaran yang hendak di capai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan pendidikan. b) Membimbing guru dapat memahami lebih jelas tentang masalahmasalah atau persoalan kebutuhan siswa, serta usaha-usaha yang dapat ditempuh untuk mengetahui dan menyelesaikannya. c) Membantu guru-guru agar mampu memahami dengan jelas masalahmasalah dan kesukaran-kesukaran belajar siswa dan usaha-usaha apa yang dapat dilaksanakan untuk menolong dan mengatasinya. d) Membantu guru-guru untuk memperoleh kecakapan keterampilan mengajar yang lebih baik, dengan menggunakan dan kematangan siswa serta lebih sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku e) Berusaha mempertinggi mutu pengetahuan guru dan pegawai sekolah antara lain dengan mengadakan diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, kursus loka karya, seminar yang sesuai dengan bidang masing-masing f) Membina moral kerja kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam melaksanakan tugas di sekolah seluruh staf

30 g) Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai sekolah dengan intansi-instansi yang lain dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan siswa h) Membina guru-guru untuk dapat mengerti dan menggunakan sarana yang telah ada i) Membina guru-guru dalam menganalisis dan menginterprestasikan hasil tes dan penggunaan bagi perbaikan proses belajar mengajar j) Memberikan bimbingan dan suri tauladan yang efektif dan demokrasi k) Memupuk dan mengembangkan hubungan-hubungan yang harmonis dan kooperatif antara anggota-anggota staf sekolah dan mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat lingkungannya l) Mengikut sertakan orang tua murid dan masyarakat dalam usaha penetapan program umum sekolah dan pemecahan masalah serta perbaikan kurikulum bagi sekolah. 15 Agar tidak terjadi kesalah pahaman seorang pemimpin pendidikan yang bertugas sebagai supervisor dalam melaksanakan tugas hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi-supervisi sebagai bagian yang integratif dari seluruh kegiatan pendidikan, tidaklah terlepas dari dasardasar pendidikan nasional Indonesia yaitu pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara republik Indonesia.. 15 Dirawat, Pengantar Kepemimpinan Kependidikan, 84-86

31

32