I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Proses pendidikan di Indonesia terus mengalami reformasi demi. perubahan yang lebih baik. Dalam rangka pembaharuan sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang. berlangsung pada zaman ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

Pendidikan Pancasila. PENDAHULUAN (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila) Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

I. PENDAHULUAN. Sebagai Negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan. globalisasi adalah kondisi sumber daya manusia ( SDM ) masih relatif rendah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Visi pendidikan nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

I. PENDAHULUAN. Tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

I. PENDAHULUAN. kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan dasar hingga. menengah. Dalam pengimplementasiannya kurikulum ini telah diuji

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

I. PENDAHULUAN. implementasi kurikulum di kelas, maka perlu mendapat perhatian serius. dilaksanakan oleh pelaku-pelaku yang profesional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

PENDIDIKAN ISLAM DAN SISDIKNAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah pendidikan yang berlangsung. manusia. Sistem pendidikan di Indonesia sangat lemah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV. PROGRAM PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,..

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2001:79). Masalah pendidikan adalah masalah yang paling mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Majunya suatu bangsa bergantung pada tingkat kecerdasan manusianya. Di Indonesia, usaha pemerintah dalam mencerdaskan bangsa dapat kita lihat dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi: Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang

2 menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007). Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara sentralisasi berubah menjadi desentralisasi. Dengan sistem desentralisasi ini, dapat terjadi berbagai variasi dan jenis kurikulum pada setiap satuan pendidikan di sekolah. Hal tersebut disebabkan karena pengembangan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing yang disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan satuan pendidikan, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan dari peserta didik itu sendiri. Meskipun demikian, perbedaan ini tetap berpedoman pada standar nasional pendidikan (SNP/PP.No.19 tahun 2005) sehingga kemasan kurikulum yang berbeda ini pada akhirnya akan bermuara pada visi, misi, dan tujuan yang sama yang diikat oleh standar proses pendidikan (SNP). SNP berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah (Sudjarwo, 2008:2). Pemerintah melakukan berbagai pembenahan dalam sistem standarisasi pendidikan seperti yang dituangkan dalam peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa SNP adalah kriteria minimal tentang sistem di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

3 (NKRI). Standar Nasional Pendidikan meliputi 1) standar isi, 2) standar proses, 3) standar kompetensi kelulusan, 4) standar pendidik dan tenaga kerja, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan dan, 8) standar penilaian pendidikan (Mulyasa,2008:21). Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Proses pembelajaran sebagai penentu hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai jika proses belajar dilakukan secara tepat. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka seorang guru dituntut untuk mampu membuat program pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru juga harus berpedoman pada standar proses yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar proses sangat berkaitan dengan terlaksananya proses pembelajaran dalam rangka mencapai standar kompetensi kelulusan. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen di dalamnya. Guru sebagai salah satu komponennya memiliki peran penting membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Sanjaya (2008:5) mengungkapan bahwa lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru dan selera guru. Penelitian Yulianti (2010 : 1) menunjukkan bahwa:

4 Hubungan kemampuan mengajar guru dan mutu pembelajaran sangat erat. Artinya untuk menciptakan suatu pembelajaran yang bermutu, guru sebagai pendidik harus memiliki tingkat kemampuan mengajar yang baik. Menurut undang-undang No.14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi kemampuan merencanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan dalam melakukan penilaian. Penelitian Tim Kajian Staf Ahli Mendiknas Budaya mengenai Kajian Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan menunjukkan hasil nilai rata-rata guru melalui angket untuk perencanaan pembelajaran sebesar 4,28 dan untuk pelaksanaan pembelajaran sebesar 4, 34. Kemudian masih banyak guru yang kurang mampu dalam mengembangkan strategi pembelajaran, prosedur, teknik penilaian, sedangkan beberapa guru sudah mampu membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan kaedah PAIKEM (Pembelajaran Afektif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), tetapi kenyataannya menunjukkan kecenderungan bahwa perangkat pembelajaran dibuat bersama dalam kegiatan MGMP dan PKG atau menyusun yang sudah ada sehingga kurang sesuai dengan kondisi sekolah (Miarso, 2009:13). Iskandar (2010:1) dalam penelitiaannya mengenai Upaya Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mempersiapkan RPP mengungkapkan bahwa: Guru jarang menggunakan RPP dalam mengajar, hanya 50% guru dalam proses pembelajaran menggunakan RPP, hanya 50% guru mampu menyusun RPP dengan tepat dan hanya 50% guru mampu menyusun RPP yang baik, efektif dan efesien.

5 Hasil obesrvasi peneliti terhadap beberapa guru juga menunjukkan bahwa guru terkadang tidak berpedoman dengan RPP yang telah dibuat dalam melaksanaan proses pembelajaran, sehingga terkesan RPP dibuat hanya untuk kelengkapan dokumen saja, khususnya guru kelas XII. Hal tersebut karena kelas XII akan segera menghadapi ujian akhir, oleh karena itu materi pembelajaran harus segera disampaikan kepada peserta didik, sehingga terkadang guru tidak lagi berpedoman dengan RPP yang telah dibuat. Wijayanto (2008:3) juga mengungkapkan bahwa secara umum kemampuan dasar guru masih lemah, akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan masih belum sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu seorang guru perlu meningkatkan kompetensi mengajarnya sesuai dengan standar proses yang telah ditetapkan. Kompetensi mengajar tersebut meliputi: merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran serta melaksanakan pengelolaan kelas. Berdasarkan beberapa penelitian dan hasil observasi yang dilakukan, maka peneliti menganggap perlunya diadakan studi mengenai profil kemampuan mengajar guru biologi kelas XII pada SMA kategori rintisan sekolah standar nasional (RSSN) sebagai sekolah yang dipersiapkan menjadi sekolah standar nasional (SSN) yang sesuai dengan standar proses. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:

6 1. Bagaimana kemampuan guru biologi kelas XII pada SMA kategori RSSN dalam merencanakan pembelajaran? 2. Bagaimana kemampuan guru biologi kelas XII pada SMA kategori RSSN dalam melaksanakan proses pembelajaran? 3. Bagaimana kemampuan guru biologi kelas XII pada SMA kategori RSSN dalam melaksanakan pengelolaan kelas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil kemampuan mengajar guru biologi kelas XII pada SMA berkategori RSSN. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk 1. Sekolah : meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi. 2. Guru : sebagai bahan pertimbangan dalam membuat perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran yang sesuai dengan standar proses. 3. Peneliti : sebagai bahan refleksi atas ilmu yang di dapat selama kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan E. Ruang Lingkup Penelitian Agar tujuan penelitian ini tercapai sesuai dengan rumusan masalah maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

7 1. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah guru biologi kelas XII SMA kategori RSNN yang ada di Bandar Lampung. 2. Subyek penelitian ini adalah guru biologi kelas XII SMA kategoi RSSN yang ada di Bandar Lampung. 3. Standar proses yang akan dibahas pada penelitian ini meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan pengelolaan kelas. 4. Materi yang digunakan adalah materi yang dijumpai pada saat penelitian berlangsung. F. Kerangka Pikir Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran memiliki peran penting membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar. Kemampuan mengajar guru dipengaruhi oleh bebarapa faktor, diantaranya latar belakang guru, pengalaman mengajar, dan pelatihan yang diikuti oleh guru. Guru merupakan suatu profesi, yang artinya guru adalah seseorang yang memiliki keahlian tertentu (berhubungan dengan pendidikan) yang diperolehnya melalui lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai. Tingkat keahlian suatu profesi didasarkan pada latar belakang yang dimiliki, sehingga diharapkan semakin tinggi latar belakang pendidikan akademik yang sesuai dengan profesinya, maka semakin tinggi pula kemampuan mengajar seorang guru.

8 Upaya peningkatan kemampuan mengajar guru juga dilakukan oleh pemerintah dengan mengadakan berbagai macam program pelatihan. Melalui pelatihanpelatihan yang diikuti, diharapkan guru dapat menemukan hal-hal baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya. Salah satu masalah dalam pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah adanya standar nasional pendidikan (SNP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, standar nasional pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh sebab itu, diharapkan guru mampu melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya sesuai dengan standar proses yang telah ditetapkan (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007). Standar proses sangat berkaitan dengan terlaksananya proses pembelajaran dalam rangka mencapai standar kompetensi kelulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam konteks standar proses pendidikan mengajar tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur

9 lingkungan supaya siswa belajar. Makna mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Melalui standar proses pendidikan, setiap guru dapat mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang ditentukan. Pelaksanaan proses pembelajaran sangat menentukan hasil belajar, oleh sebab itu jika proses pembelajaran dilakukan secara tepat maka hasil belajar akan baik, sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan nasional akan tercapai. Untuk memperjelas isi dari kerangka pikir, dapat dilihat skema di bawah ini: Latar Belakang Pendidikan Pelatihan Guru Kemampuan Mengajar Guru Pengalaman Mengajar Standar proses Tujuan Pendidikan Nasional Gambar 1. Skema kerangka pikir