SOP Bidang Kemahasiswaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

Draft Dokumen Penjaminan Mu. Draft Nas. skah Januari en Program Studi. Dokumen Mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

ASRI MAYASARI A

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pembangunan bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :34 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 29 Januari :00

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No.20 tahun 2003, menyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menuju kedewasaan. Tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

Standar Evaluasi Hasil Belajar Mahasiswa

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PESANTREN. (Oleh : Dra Tite Juliantine M.Pd)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I TUJUAN, VISI DAN MISI. Membentuk sumber daya mahasiswa jurusan yang kreatif dan produktif di bidang keteknikan dan bersifat religius.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 18 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 328 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia

siswa adalah selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA DESA BENDOREJO KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DESA BENDOREJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dicanangkan dengan alasan bahwa selama ini dunia pendidikan kurang berhasil

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

AUDITORIUM UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

Transkripsi:

Draft Dokumen Penjaminan Mutu I Program Studi Ilmu Hubungan Internasional I FISIP I Universitas Andalas Draft Naskah Januari 2011 SOP Bidang Kemahasiswaan Dokumen Mutu

Daftar Isi Daftar Isi SOP Bidang Kemahasiswaan 1. Pendahuluan 2. Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan 3. Pembinaan Kemahasiswaan

1. Pendahuluan Titik tolak sasaran pengembangan kemahasiswaan berpedoman kepada: 1. Tujuan pendidikan nasional, pasal 4 Undang-Undang (UU) No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 2. Kaidah moral dan etika ilmu pengetahuan. 3. Kepentingan masyarakat. 4. Minat, kegemaran dan prolaku sivitas akademika. Pengembangan kemahawasiswaan diwujudkan melalui berbagai program dan aneka kegiatan diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan yang diatur dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 155/U/1998. Maka perlu dibuatnsop Bidang Kemahasiswaan Program Studi. 2. Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan a. Instrumen Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan i. Koordinator Bidang Kemahasiswaan adalah salah satu Dosen Program Studi yang ditugaspokokkan untuk membina seluruh Program Studi baik secara personal, kelompok, maupun Himpunan yang berprestasi maupun bermasalah. ii. Koordinator Bidang Kemahasiswaan adalah salah satu Dosen Program Studi yang difungsikan sebagai delegasi lembaga untuk melaksanakan program-program pembinaan Program Studi baik secara personal, kelompok, maupun Himpunan yang berprestasi maupun bermasalah. iii. Koordinator Bidang Kemahasiswaan dipilih melalui sebuah proses yang demokratis dalam forum pemilihan ditingkat Program Studi yang dipimpin oleh Ketua Program Studi. iv. Koordinator Bidang Kemahasiswaan yang terpilih akan ditetapkan melalui Surat Tugas atau Surat Keputusan yang ditandangani oleh Dekan Fakultas dengan diajukan oleh Ketua Program Studi. v. Koordinator Bidang Kemahasiswaan bekerja selama periode yang disesuaikan dengan yang tercantum dalam Surat Tugas atau Surat Keputusan yang ditandangani oleh Dekan Fakultas dengan diajukan oleh Ketua Program Studi. b. Prosedur Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan i. Ketua Program Studi mengundang seluruh Dosen Program Studi untuk menyelenggarakan rapat sebagai forum pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan. ii. Setiap Dosen Program Studi yang hadir dalam forum pemilihan berhak menjadi kandidat untuk dipilih sebagai calon Koordinator Bidang Kemahasiswaan. iii. Ketua Program Studi sebagai pimpinan rapat dalam forum pemilihan mempersilakan seluruh kandidat untuk mengajukan diri sebagai calon Koordinator Bidang Kemahasiswaan.

iv. Jika hanya ada satu kandidat yang mengajukan diri sebagai calon Koordinator Bidang Kemahasiswaan, maka akan dibahas dan ditentukan dalam forum tersebut oleh semua peserta rapat. v. Jika ada lebih dari satu kandidat yang mengajukan diri sebagai calon Koordinator Bidang Kemahasiswaan, maka akan dilakukan pemilihan langsung oleh semua peserta rapat. vi. Jika tidak ada satupun kandidat yang mengajukan diri sebagai calon Koordinator Bidang Kemahasiswaan, maka Ketua Prodi bisa menggunakan hak prerogative untuk menunjuk salah satu kandidat untuk menjadi calon Koordinator Bidang Kemahasiswaan dengan persetujuan seluruh peserta rapat. c. Alur Proses Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan Ketua Prodi Mengundang Rapat Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan Rapat Proses Pemilihan Koordinator Bidang Kemahasiswaan Koordinator Bidang Kemahasiswaan Terpilih 3. Pembinaan Kemahasiswaan a. Pembinaan Berprestasi 1. Instrumen Pembinaan Berprestasi a. Personal Berprestasi adalah yang dianggap memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik dan unik dalam berbagai bidang baik akademis maupun non akademis. b. Pembinaan Berprestasi adalah pembinaan yang berupa pemberian dukungan dalam berbagai bentuk agar tersebut mampu mengembangkan dan memajukan kapasitas dan kapabilitasnya tersebut agar bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. c. Pemberian dukungan dalam berbagai bentuk tersebut bisa berasal dari sesama, Dosen-Dosen, Program Studi, maupun orang lain dan lembaga lainnya yang relevan dengan kebutuhan pengembangan dan pemajuan prestasi yang bersangkutan. d. Koordinator Bidang Kemahasiswaan berfungsi untuk mendukung Berprestasi tersebut dan bertugas untuk mencarikan dukungan dari berbagai pihak.

2. Prosedur Pembinaan Berprestasi a. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengidentifikasi Berprestasi ditingkat Program Studi b. Koordinator Bidang Kemahasiswaan menginventarisasi Berprestasi ditingkat Program Studi c. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengundang Berprestasi ditingkat Program Studi untuk berkonsultasi d. Koordinator Bidang Kemahasiswaan melaporkan Berprestasi kepada Ketua Program Studi e. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengkoordinasikan Berprestasi dengan Ketua Program Studi f. Koordinator Bidang Kemahasiswaan memonitor Berprestasi ditingkat Program Studi g. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengevaluasi Berprestasi ditingkat Program Studi h. Koordinator Bidang Kemahasiswaan memberikan rekomendasi Berprestasi ditingkat Program Studi b. Pembinaan Bermasalah 1. Instrumen Pembinaan Bermasalah a. Bermasalah adalah yang dianggap memiliki masalah yang kurang atau tidak baik sehingga mengganggu dalam berbagai bidang baik akademis maupun non akademis. b. Pembinaan Bermasalah adalah pembinaan yang berupa pemberian dukungan dalam berbagai bentuk agar tersebut mampu menyelesaikan masalah tersebut agar tidak mengganggu bagi dirinya sendiri dan orang lain. c. Pemberian dukungan dalam berbagai bentuk tersebut bisa berasal dari sesama, Dosen-Dosen, Program Studi, maupun orang lain dan lembaga lainnya yang relevan dengan kebutuhan penyelesaian masalah yang bersangkutan. d. Koordinator Bidang Kemahasiswaan berfungsi untuk mendukung Bermasalah tersebut dan bertugas untuk mencarikan dukungan penyelesaian masalah dari berbagai pihak. 2. Prosedur Pembinaan Bermasalah a. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengidentifikasi Bermasalah ditingkat Program Studi b. Koordinator Bidang Kemahasiswaan menginventarisasi Bermasalah ditingkat Program Studi c. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengundang Bermasalah ditingkat Program Studi untuk berkonsultasi d. Koordinator Bidang Kemahasiswaan melaporkan Bermasalah kepada Ketua Program Studi e. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengkoordinasikan Bermasalah dengan Ketua Program Studi f. Koordinator Bidang Kemahasiswaan memonitor Bermasalah ditingkat Program Studi

g. Koordinator Bidang Kemahasiswaan mengevaluasi Bermasalah ditingkat Program Studi h. Koordinator Bidang Kemahasiswaan memberikan rekomendasi Bermasalah ditingkat Program Studi c. Pembinaan Himpunan i. Instrumen Pembinaan Himpunan 1. Pengkoordinasian Rencana Program Kerja Himpunan 2. Monitoring Pelaksanaan Program Kerja Himpunan 3. Evaluasi Pelaksanaan Program Kerja Himpunan 4. Pelaporan Pelaksanaan Program Kerja Himpunan ii. Prosedur Pembinaan Himpunan 1. Prosedur Pengkoordinasian Rencana Program Kerja Himpunan a. Ketua Himpunan mengkordinasikan Rencana Program Kerja Himpunan kepada Koordinator Bidang Kemahasiswaan Program Studi b. Koordinator Bidang Kemahasiswaan Program Studi mengkoordinasikan Rencana Program Kerja Himpunan kepada Ketua Program Studi 2. Prosedur Monitoring Pelaksanaan Program Kerja Himpunan a. Koordinator Bidang Kemahasiswaan Program Studi memonitor pelaksanaan Program Kerja Himpunan 3. Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Program Kerja Himpunan a. Koordinator Bidang Kemahasiswaan Program Studi merekomendasikan kepada Ketua Himpunan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program kerja Himpunan Referensi 4. Prosedur Pelaporan Pelaksanaan Program Kerja Himpunan a. Koordinator Bidang Kemahasiswaan Program Studi melaporkan pelaksanaan Program Kerja Himpunan kepada Ketua Program Studi 1. Rapat Program Studi Ilmu Hubungan Internasional 2. Buku Panduan FISIP Unand 2010/2011