BAB I PENDAHULUAN. penyakit terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014). Penduduk yang. Daerah (Riskesdas) oleh Departemen Kesehatan RI meningkat dari 23,2%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa sehingga mereka harus dipersiapkan dan. yang sehat jasmani dan rohani, maju, mandiri dan sejahtera menjadi

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga kesehatan gigi mempunyai manfaat yang besar dalam menunjang. kesehatan dan penampilan, namun masih banyak orang yang tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yang dikeluhkan oleh masyarakat (Pontonuwu dkk., 2013). Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

BAB I PENDAHULUAN. yang ada disekelilingnya. Keterampilan motorik seperti berlari, berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang berkaitan dengan bagian tubuh yang lain. Dampak sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebersihan gigi dan mulut. Perilaku pencegahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. salah satu aspek dalam status kesehatan umum dan kesejahteraan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit pada

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. setelah katarak. Pada tahun 2013, prevalensi kebutaan di Indonesia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU IBU MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA PRASEKOLAH SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

BAB I PENDAHULUAN. penderita kebutaan dari 285 juta penderita gangguan penglihatan di dunia. Sepertiga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sindrom

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. usia, jenis kelamin, berat badan, dan karakteristik pasien. Obat off-label

Maria Victa Agusta R.*, Ade Ismail AK**, Muhammad Dian Firdausy*** ABSTRAK

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan merupakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

BAB I PENDAHULUAN. umum dari tujuan nasional, yang diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan melakukan aktivitas secara mandiri. pembentukan pengertian dan belajar moral (Simanjuntak, 2007).

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkebutuhan khusus di Indonesia sekitar 7% dari total jumlah anak usia 0-18 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

Perilaku Pemeliharaan dan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Masyarakat di Kelurahan Paniki Kabupaten Sitaro

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami defekasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang ikut

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

BAB I PENDAHULUAN. pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasi faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut menempati peringkat sepuluh besar penyakit terbanyak di Indonesia (Depkes, 2014). Penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut menurut Hasil Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) oleh Departemen Kesehatan RI meningkat dari 23,2% tahun 2007 menjadi 25,9% pada tahun 2013. Penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut tersebut, persentase penduduk yang menerima perawatan medis gigi meningkat dari 29,7% tahun 2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013. Provinsi DIY termasuk daerah nomor lima yang memiliki penduduk dengan kesehatan gigi buruk dengan persentase sebesar 8,5% (Depkes, 2014). Prevalensi anak usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut berturut-turut sebesar 28,9% dan 25,2% (Depkes, 2014). World Health Organization 2004 menunjukkan masalah kesehatan gigi dan mulut pada kelompok umur 12 tahun dalam katagori sedang atau rata-rata indeks kebersihan gigi berkisar 1,3-3,0. Data RSGM menunjukkan pasien anak usia 6-12 tahun yang merawatkan gigi di RSGM UMY pada bulan januari berjumlah 260 pasien, pada bulan febuari berjumlah 284 pasien dan pada bulan maret berjumlah 174 pasien, sehingga total jumlah pasien anak usia 6-12 tahun pada awal tahun 2015 berjumlah 718 pasien, dengan kasus terbanyak terjadi pada karies gigi 1

2 yang berjumlah 233 kasus yang disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut pada masa anakanak dapat diukur dengan menggunakan berbagai indeks salah satunya adalah Personal Hygiene Performanced Modified Index (PHP-M). Indeks ini sering digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut pada masa gigi geligi bercampur karena dapat menghitung secara obyektif (Sriyono dan Sudibyo, 2011). Kesehatan adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Sehat secara rohani maupun jasmani penting bagi setiap orang tidak terkecuali anak-anak. Setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal yang hanya didapatkan dengan memiliki tubuh yang sehat. Kesehatan gigi dan mulut juga penting diperhatikan karena dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan (Malik, 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah perilaku orang tua dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Perilaku orang tua ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan yang kurang dari orang tua dapat dihubungkan dengan anak yang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan anak-anak akan pentingnya kebersihan gigi dan mulut masih kurang sehingga menyebabkan ketergantungan anak pada orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut (Notoatmodjo, 2012).

3 Anak usia 6-12 tahun atau usia sekolah dasar masih belum mengetahui dan mengerti bagaimana cara memelihara kebersihan gigi dan mulut, oleh sebab itu pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada periode ini perlu mendapatkan perhatian. Anak pada usia ini mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan sudah mulai peka untuk belajar. Pengetahuan orang tua sangat diperlukan pada masa ini untuk membentuk pengetahuan anak (Sutjipto, 2013). Pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk mendorong anak dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut tersebut dapat di peroleh secara alami maupun secara terencana melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor presdiposisi bagi anak yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut (Riyanti, 2005). Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya mendorong kesehatan seseorang. Tingkat pengetahuan akan kesehatan akan memberikan seseorang pemahaman, upaya penanggulangan penyakit dan mengaplikasikan kesehatan, sehingga tumbuh kemauan seseorang untuk memelihara kebersihan gigi dan mulut. Perintah untuk mencari ilmu pengetahuan dan menjaga kebersihan banyak terdapat dalam ayat-ayat Al-quran ataupun sabda Nabi Muhammad SAW. Diantara ayat dan hadits yang berhubungan dengan perintah mencari pengetahuan dan menjaga kebersihan adalah sebagai berikut:

4 Hai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan padamu berlapang-lapang pada majlis-majlsi, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila di katakan; Berdirilah! maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui dngan apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadalah:11) Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa kebersihan gigi dan mulut merupakan komponen terpenting dalam membentuk kesehatan gigi dan mulut bagi anak-anak. Pengetahuan orang tua dapat memberikan pengalaman dan mengajarkan anak mengenai pentingnya kebersihan gigi dan mulut karena orang tua lah yang bertanggung jawab akan kesehatan gigi dan mulut. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua dengan status kebersihan gigi dan mulut pasien anak usia 6-12 tahun di RSGM UMY. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua dengan status kebersihan gigi dan mulut pasien anak usia 6-12 tahun di RSGM UMY?

5 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua terhadap status kebersihan gigi dan mulut pasien anak usia 6-12 tahun di RSGM UMY. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Orang Tua Orang tua akan semakin mengerti bahwa memberikan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak sejak dini sangat bermanfaat. 2. Bagi RSGM UMY Memberikan informasi status kebersihan gigi dan mulut pasien anak di RSGM dilihat dari pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua. 3. Bagi Mahasiswa kedokteran Dapat dijadikan sumber pustaka untuk dilakukannya penelitian selanjutnya. 4. Bagi Penulis Dapat mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan ggi dan mulut orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut anak.

6 E. Keaslian Penelitian Pembahasan tentang tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua dengan status kebersihan gigi dan mult anak usia 6-12 tahun di RSGM UMY belum pernah diteliti sebelumnya. Pembahasan mengenai hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut orang tua dengan anak sudah pernah dilakukan penelitian, diantaranya: 1. Worang dan Pangemanan (2014) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Kebersihan Gigi dan Mulut Anak di TK Tunas Bhakti Manado. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terdapat pada desain penelitian yang menggunakan pendekatan cross sectional. Perbedaan terdapat pada subjek penelitian dan uji statistik yang digunakan. penelitian sebelumnya subjek penelitian nya adalah anak TK di Tunas Bhakti Manado namun tidak di jelaskan usia anak yang akan diteliti sedangkan penelitian ini anak berusia antara 6-12 tahun. Analisis data yang di gunakan, pada penelitian sebelumnya adalah uji korelasi pearson sedangkan pada penelitian yang akan ini menggunakan uji spearman. 2. Yulianti R.P. dan Muhlisin A. (2011) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak di SDN V Jateng Karangayar. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan di lakukan adalah pada desain penelitian yang

7 menggunakan cross sectional. Perbedaan dari kedua penelitian ini terdapat pada variabel dependent dan Analisis data. Peneltian sebelumnya variabel dependent adalah kejadian karies gigi pada anak sedangkan penelitian yang akan dilakukan variabel dependent adalah status kebersihan gigi dan mulut pada anak. Analisis data yang digunakan pada penelitian sebelum nya menggunakan analisis data uji Kolmogorov-Smirnov dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji spearman. 3. Jain R dkk. (2014) melakukan penelitian dengan judul Knowledge, attitude and practices of mothers toward their children s oral health: A questionnaire survey among subpopulation in Mumbai (India) persamaan penelitian ini dan penelitian yang akan di lakukan adalah terdapat pada desain penelitian yang menggunakan cross-sectional. Perbedaan penelitian terdapat pada analisis data dan subjek penelitian, pada penelitian sebelumnya analisis data yang digunakan one-way ANOVA, sedangkan pada penelitian menggunakan uji spearman. Subjek penelitan yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah anak usia 3-5 tahun pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah anak usia 6-12 tahun.