BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEBELI SAYURAN ORGANIK DI CARREFOUR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SAYURAN ORGANIK FACTORS AFFECTING CONSUMERS DECISION IN BUYING ORGANIC VEGETABLES

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk pertanian yang dibutuhkan masyarakat untuk mencukupi

I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyadari bahaya memakan makanan yang. mengandung bahan-bahan kimia sintetis terutama sayur-sayuran yang dapat

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

IX. PERMASALAHAN KEAMANAN PANGAN ASAL TERNAK DI INDONESIA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan sayur organik menjadi satu di antara pilihan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. Amaliah, SP

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BERAS ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran organik dapat diartikan sebagai semua sayuran yang ditanam

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu.

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

PRESENTASI SINGKAT KAJIAN PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PADAT DARI LIMBAH TERNAK YANG DIPERKAYA DENGAN MOL SERTA APLIKASINYA PADA TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

Perkembangan Anak? Perkembangan Anak?

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

BAB II PERANCANGAN KAMPANYE KONSUMSI BUAH DAN SAYURAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Tidak

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

BISNIS PETERNAKAN BEBEK

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

Kuisioner Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Bahan Pangan Organik

BAB I PENDAHULUAN. berlimpah, salah satunya adalah perikanan laut. Tetapi soal mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pertanian menurut A.T. Mosher (1965) adalah suatu proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pracaya (1999), kata kol berasal dari Bahasa Belanda kool

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

1. PENDAHULUAN Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kegiatan pemenuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian Hendri, 2005 dalam Purwanti (2011) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang di beli, di mana dan bagaimana membelinya. Setiadi (2008) mendefinisikan perilaku pembelian konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Balawera (2013) mengemukakan keputusan pembelian merupakan suatu konsep dalam perilaku pembelian dimana konsumen memutuskan untuk bertindak/melakukan sesuatu. 2.2 Sayuran Organik Sebagai Salah Satu Bahan Pangan Organik Steven, 2007 dalam Thio (2008) mendefinisikan bahan pangan organik sebagai bahan pangan yang diproduksi secara sedikit atau bebas sama sekali dari unsur kimia berupa pupuk, pestisida, hormon, dan obat-obatan. Bahan pangan organik hanya menggunakan bibit lokal dan pupuk dari alam seperti kotoran hewan atau kompos. Selain itu, bahan pangan organik tidak boleh mengandung bibit yang dihasilkan dari rekayasa genetika dan tidak memanfaatkan teknologi radiasi untuk mengawetkan produknya. Jadi, semua proses produksi dilakukan secara alamiah, mulai aspek budidaya hingga cara pengolahan. Bahan pangan organik terdiri dari tumbuhan organik (sayur dan buah) dan daging organik (seperti ayam dan sapi). Sayuran organik menurut Isdiayanti, 2007 dalam Fazrina, dkk (2013), merupakan komoditas hortikultura yang diproduksi tanpa menggunakan bahan bahan kimia sintesis. Kelebihan sayur organik diantaranya lebih banyak mengandung antioksidan dan zat nutrisi seperti vitamin C, zat besi, magnesium, fosfor, dan mineral serta phytonutrients yaitu zat gizi dalam buah dan sayuran yang dapat melawan kanker. Selain itu lingkungan pertanian sayur organik juga lebih aman dan ramah, khususnya terhadap ekosistem lingkungan hidup seperti tanah, udara dan air. Definisi Organik yang dinyatakan oleh BSN SNI (2002) nomor 6 mengenai Sistem Pangan Organik, adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas atau lembaga sertifikasi resmi. Pertanian organik menurut Nurhidayati, dkk 4

5 (2008) adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan pabrik. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Namun dalam sosialisasi dan penerapannya di lapanganan sering mengalami beberapa kendala. Bila kita sepenuhnya mengacu kepada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah sulit bagi petani kita untuk menerapkannya, oleh karena itu pilihan yang dilakukan adalah melakukan pertanian organik regeneratif, yaitu pertanian dengan perinsip pertanian disertai dengan pengembalian ke alam masukan-masukan yang berasal dari bahan organik. Terdapat pula Sistem Pertanian Terpadu (SPT), yang merupakan suatu sistem yang menggabungkan peternakan konvensional, budidaya perairan, hortikultura, agroindustri dan segala aktivitas pertanian. Pupuk yang dihasilkan oleh ternak digunakan untuk memupuk tanaman, dan residu tanaman digunakan sebagai pakan ternak. 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sayuran Organik 2.3.1 Usia Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sayuran. Semakin bertambahnya usia seseorang, kondisi fisiknya akan semakin menurun, akan tetapi kesadaran akan pentingnya arti kesehatan akan semakin meningkat (Dasipah, dkk, 2010). Sehingga diduga, ibu rumah tangga yang memiliki rentang usia yang lebih tinggi akan memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi sayuran organik Sebaliknya, ibu rumah tangga yang memiliki rentang usia yang masih muda, pada umumnya memiliki fisik yang masih kuat tetapi memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan yang masih rendah, sehingga akan memutuskan untuk membeli sayuran nonorganik. 2.3.2 Jumlah Pendapatan Keluarga per Bulan Dalam pemilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi yang dilihat dari pendapatan (Dasipah, dkk, 2010). Besarnya penerimaan akan mempengaruhi pengeluaran yang akan dilakukan, terutama dalam hal pemilihan bahan pangan yang bermutu baik. Hal ini didukung oleh pendapat Suhardjo, dkk,

6 1989 dalam Fazrina, dkk (2013), bahwa pendapatan merupakan penentu utama yang berhubungan dengan kualitas makanan. Sehingga diduga, semakin tinggi pendapatan keluarga dalam suatu rumah tangga, mereka akan memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi bahan pangan yang mempunyai kualitas yang baik, dalam hal ini adalah sayuran organik, dimana sayuran organik memiliki harga yang relatif lebih mahal. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan keluarga dalam suatu rumah tangga, maka mereka akan memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi sayuran nonorganik, dimana sayuran nonorganik memiliki harga yang lebih murah. 2.3.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Keluarga dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang tinggal bersama-sama (Prasetijo, 2004). Menurut Eliza (2011), semakin banyak jumlah keluarga yang ditanggung, maka akan berpengaruh terhadap besarnya jumlah konsumsi bagi setiap anggota keluarga, dalam hal ini adalah jumlah konsumsi sayuran. Diduga, keluarga yang mempunyai jumlah tanggungan yang semakin banyak, jumlah konsumsi sayuran keluarga tersebut akan semakin tinggi. Maka mereka akan membutuhkan lebih banyak pula ragam atau jenis sayuran untuk dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi sayuran keluarga. Sehingga, mereka akan memutuskan untuk membeli sayuran nonorganik yang banyak dijumpai, mudah dicari di tempat-tempat penjualan sayuran (warung), dan jenis sayuran yang tersedia lebih banyak. Sedangkan keluarga yang mempunyai jumlah tanggungan yang sedikit akan memutuskan membeli sayuran organik karena tidak membutuhkan lebih banyak ragam atau jenis sayuran untuk dikonsumsi. 2.3.4 Tingkat Pendidikan Formal Sumarwan, 1993 dalam Nugroho (2009), mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah ia dapat menerima informasi dan inovasi baru yang dapat merubah pola konsumsinya. Diduga, ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan memiliki tingkat pemahaman yang baik dalam menerima informasi mengenai sayuran organik. Mereka akan lebih berorientasi pada cara hidup yang lebih sehat, yaitu dengan memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi sayuran organik.

7 Sebaliknya, ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah akan cenderung memutuskan membeli sayuran nonorganik karena memiliki tingkat pemahaman dalam menerima informasi mengenai sayuran organik yang rendah. 2.3.5 Intensitas Berhubungan dengan Kelompok Acuan Kelompok acuan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang untuk memilih suatu produk (Dasipah, dkk, 2010). Dalam hal ini, kelompok acuan berperan dalam memberikan informasi (pengetahuan), pendapat dan saran untuk membeli sayuran organik mulai dari harga, manfaat dan kelebihan, serta lokasi penjualan. Diduga, ibu rumah tangga yang lebih intensif mendapatkan informasi, pendapat dan saran untuk membeli sayuran organik dari kelompok acuan, akan cenderung memutuskan untuk membeli sayuran organik. Sebaliknya, ibu rumah tangga yang kurang intensif akan cenderung memutuskan untuk membeli sayuran nonorganik. 2.3.6 Motivasi Pembelian Setiadi (2008) mendefinisikan motivasi konsumen sebagai keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dari definisi tersebut maka motivasi merupakan suatu alasan yang mendasari dan mendorong seseorang untuk memutuskan melakukan pembelian sayuran. Diduga, ibu rumah tangga yang memiliki motivasi pembelian terhadap sayuran organik yang semakin tinggi, akan cenderung memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsinya. Sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki motivasi pembelian sayuran organik yang rendah atau memiliki motivasi pembelian sayuran nonorganik yang semakin tinggi, akan cenderung memutuskan untuk membeli sayuran nonorganik.

8 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu Euis Dasipah, Haris Budiyono, Meilan Julaeni Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Sayuran Di Pasar Modern Kota Bekasi Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis Alat Analisis Hasil Penelitian Analisis deskriptif, Analisis faktor dengan ekstraksi principal component analysis metode - Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi atau dipertimbangkan dalam proses pembelian sayuran adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi. Variabel-variabel dominan yang mempengaruhi atau dipertimbangkan konsumen dalam proses pembelian adalah keluarga, kelompok referensi, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, pembelajaran, peran dan status, kepribadian, motivasi, persepsi, demografi, gaya hidup, kelas sosial, keadaan ekonomi dan keyakinan. Rahma Fazrina, Irnawati M., Evi Naria Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Lingkungan Sehat Dengan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Sayuran Organik Di Carrefour Plaza Medan Fair Tahun 2013 Penelitian survai yang bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study - Responden yang sering membeli sayuran organik mayoritas memiliki tingkat pengetahuan tentang lingkungan sehat dalam kategori baik (60,2%), pengetahuan tentang produk sayuran organik dalam kategori baik (56,1%), dan pengetahuan tentang manfaat sayuran organik bagi kesehatan (61,2%). - Ada hubungan yang bermakna antara tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, tingkat pengetahuan tentang produk dan manfaat sayuran organik bagi kesehatan dengan keputusan konsumen dalam membeli sayuran organik di Carrefour Plaza Medan Fair. - Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dan tingkat pengetahuan tentang lingkungan sehat dengan keputusan konsumen dalam membeli sayuran organik di Carrefour Plaza Medan Fair. 2.5 Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian dan tinajauan pustaka, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Diduga bahwa usia, pendapatan keluarga per bulan, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan formal, intensitas berhubungan dengan kelompok acuan, dan motivasi pembelian berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam membeli sayuran organik. 2.6 Variabel Pengukuran Tabel 2.2 Variabel Pengukuran No. Variabel Satuan Pengukuran 1. Keputusan pembelian (Y) - Nominal 2. Usia (X 1 ) Tahun Rasio 3. Pendapatan keluarga per bulan (X 2 ) Rp/bulan Rasio 4. Jumlah tanggungan keluarga (X 3 ) orang/kk Rasio 5. Tingkat pendidikan (X 4 ) Tahun Rasio 6. Intensitas berhubungan dengan - Ordinal (skala likert) kelompok acuan (X 5 ) 7. Motivasi pembelian (X 6 ) - Ordinal (skala likert)