FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEKSIO SESAREA DI RSUD SUMEDANG

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS KECAMATAN CURUG TANGERANG

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN POST DATE DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2012

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 3, Oktober 2009

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kematian ibu adalah kematian

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny P GII P 1001 PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI. Ida Susila* dan Puji Wandayanti** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN Tutik Iswanti Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : tutik8375@gmail.com ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) masih Tinggi, menurut WHO ± 585.000 ibu meninggal pertahun saat hamil dan bersalin dan di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 235/.000 KH serta Banten khusunya sebesar 203 orang. Salah satu penyebab kematian adalah karena infeksi, infeksi dapat terjadi pada ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Tahun 2009. Karena ketuban pecah dini bisa terjadi infeksi yang dapat membahayakan ibu dan bayinya. Pada penelitian ini terdapat variabel independent (infeksi vagina, paritas, kehamilan kembar, CPD dan kelainan letak), dan variabel dependent yaitu ketuban pecah dini. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, dengan menggunakan data sekunder dengan sampel 78 orang. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil penelitian yang didapat adalah frekuensi ketuban pecah dini sebesar 15,4%, ada hubungan antara infeksi vagina terhadap ketuban pecah dini nilai p value 0,008 (p<0,05) OR = 10,5 (95% CI : 1,981-55,663), ada hubungan antara kehamilan kembar terhadap ketuban pecah dini nilai p value 0,001 (p<0,05) OR = 15,0 (2,937-76,696), dan ada hubungan antara kelainan letak terhadap ketuban pecah dini nilai p value 0,000 (p<0,05) OR = 16,8 (95% CI : 3,864-73,046). Tidak ada hubungan antara paritas dan CPD terhadap ketuban pecah dini. Kata Kunci : Ketuban Pecah Dini, Ibu Bersalin IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 24

PENDAHULUAN Angka kematian ibu merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara. Bila angka kematian ibu masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan terhadap ibu belum baik. WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahun meninggal saat hamil atau bersalin. Di Negara-negara maju angka kematian ibu berkisar antara 5-10 per.000 kelahiran hidup, sedangkan di Negara-negara sedang berkembang berkisar antara 750-0 per.000 kelahiran hidup (Sarwono, 2006). Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2006, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 253 per.000 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 244 per.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, lalu tahun 2008 menjadi 235 per.000 kelahiran hidup (Depkes, 2008). Menurut Sujudi (2003) dalam MPS (Making Pregnancy Safer) Indonesia akan mentargetkan AKI pada tahun 2010 yaitu 125 per.000 kelahiran hidup. Itu berarti jumlah kematian ibu melahirkan yang saat ini berkisar 17 ribu orang per tahun dapat diturunkan menjadi hanya sekitar 5000 orang per tahun. Melihat kondisi tersebut, kesepakatan internasional dan pemerintah Indonesia menargetkan adanya perbaikan kondisi kesehatan anak dan ibu secara konkrit yang tertuang dalam poin-poin Millenium Development Goals, menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan maternal. Di tahun 2015 pemerintah menargetkan penurunan Angka Kematian Ibu hingga sebesar 102 per.000 kelahiran hidup dan 23 per 1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi. Sedangkan pada tahun 2008 di provinsi Banten jumlah kematian ibu sebesar 203 orang (Profil Kesehatan Profinsi Banten, 2009) Dan di Kabupaten Tangerang jumlah kematian ibu sebesar 31 orang (Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009). Di Indonesia penyebab kematian ibu didominasi oleh lebih dari 90% karena Trias Klasik yaitu meliputi perdarahan 40-60%, preeklamsi / eklamsi 20-30% dan infeksi 20-30% (Depkes, 2001). Sedangkan penyebab kematian langsung adalah karena penyulit kehamilan, persalinan dan nifas.dari penyebab tersebut ditemukan sebanyak 65% karena Ketuban Pecah Dini (KPD) yang banyak menimbulkan infeksi pada ibu dan bayi (Saifuddin, 2002). Di Indonesia setiap tahunnya diperkirakan terjadi 20-30% wanita yang mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD). (Http://www.Kompas.com) Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) berkisar antara 8-10% dari semua persalinan (Http://www.DepKes.co.id). Hal yang menguntungkan dari angka kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) yang dilaporkan, bahwa lebih banyak terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu sekitar 66%, sedangkan pada kehamilan preterm terjadi sekitar 34%. (Http://www.DepKes.co.id). 6-19% ibu mengalami ketuban pecah dini secara spontan IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 25

sebelum persalinan dan 86% ibu yang mengalami ketuban pecah dini menjalani persalinan spontan dalam waktu 24 jam (Chapman, 2006). Menurut data rekam medis Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang pada tahun 2008 jumlah persalinan adalah 379 orang. Jumlah persalinan dengan KPD sebanyak 11,08 %. Dan pada tahun 2009 jumlah persalinan sebanyak 364 orang. Jumlah persalinan dengan KPD sebanyak 13,74 % (Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang). Dari angka kejadian ketuban pecah dini tersebut, penyebab yang ditemui adalah adanya infeksi vagina pada ibu, kehamilan kembar dan kelainan letak. Dan upayaupaya yang telah dilakukan oleh tenaga medis terutama dokter dan bidan adalah memberikan promosi kesehatan kepada ibu hamil tentang personal hygiene sehingga infeksi vagina dapat dicegah. Selain itu juga menganjurkan ibu untuk rutin melakukan kunjungan ANC agar apabila terjadi ketuban pecah dini cepat teridentifikasi dan cepat dilakukan tindak lanjut (Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang). Berdasarkan data-data tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Tahun 2009. Tujuan dari penelitian ini yaituuntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2009. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Dengan metode pendekatan Cross Sectional (Hubungan dan Asosiasi) dimana variabel independent dan dependent dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada follow up. Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh data tentang ketuban pecah dini pada ibu bersalin. Data ini diperoleh dengan cara melihat catatan rekam medis yang ada di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Tahun 2009. Populasi dalam penelitian ini difokuskan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang pada tahun 2009. Diketahui jumlah populasi tahun 2009 sebanyak 364 orang.sampel penelitian ini diambil dari sebagian populasi ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang pada tahun 2009 yaitu sebanyak 78 orang. Sampel yang diambil dari sebagian populasi adalah kelipatan 5 nomor dari populasi yang ada. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat. IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 26

HASIL PENELITIAN 1. Ketuban Pecah Dini Ketuban Pecah Dini Frekuensi Presentase (%) Ya 12 15,4 Tidak 66 84,6 Total 78 Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat dilihat bahwa pada ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini lebih banyak yaitu sebanyak 6 orang (84,6%). Sedangkan ibu yang mengalami ketuban pecah dini lebih sedikit yaitu sebanyak 12 orang (15,4%). 2. Infeksi Vagina Infeksi vagina Frekuensi Presentase (%) Ya 7 9,0 Tidak 71 91,0 Total 78 Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat dilihat bahwa pada ibu yang tidak mengalami infeksi vagina lebih besar yaitu sebanyak 71 orang (91,0%). Sedangkan yang ada infeksi vagina lebih sedikit yaitu sebanyak 7 orang (9,0%). 3. Paritas Paritas Frekuensi Presentase (%) Multipara 16 20,5 Primipara 62 79,5 Total 78 Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat dilihat bahwa ibu primipara lebih banyak yaitu sebanyak 62 orang (79,5%). Sedangkan ibu multipara lebih sedikit yaitu sebanyak 16 orang (20,5%). IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 27

4. Kehamilan kembar Kehamilan Frekuensi Presentase (%) kembar Ya 8 10,3 Tidak 70 89,7 Total 78 Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat dilihat bahwa ibu yang tidak mengalami kehamilan kembar lebih banyak yaitu sebanyak 70 orang (89,7%). Sedangkan ibu yang mengalami kehamilan kembar lebih sedikit yaitu sebanyak 8 orang (10,3%). 5. CPD (Cepalo Pelviks Disproportion) CPD Frekuensi Presentase (%) Ya 13 16,7 Tidak 65 83,3 Total 78 Dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat dilihat bahwa ibu yang tidak CPD lebih banyak yaitu sebanyak 65 orang (83,3%). Sedangkan yang mengalami CPD lebih sedikit yaitu sebanyak 13 orang (16,7%). 6. Kelainan Letak Kelainan Letak Frekuensi Presentase (%) Ya 19 24,4 Tidak 59 75,6 Total 78 Dari tabel distribusi diatas dapat dilihat bahwa ibu yang tidak mengalami kelainan letak lebih banyak yaitu sebanyak 59 orang (75,6%). Sedangkan ibu yang mengalami kelainan letak lebih sedikit yaitu sebanyak 19 orang (24,4%). 7. Hubungan antara infeksi vagina dengan ketuban pecah dini KPD Infeksi vagina Ya Tidak Total OR 95% CI n % N % n % P value Ya Tidak 4 8 57,1 11,3 3 63 42,9 88,7 7 71 Jumlah 12 15,4 66 84,6 78 10,5 1,981-55,663 0,008 IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 28

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ibu dengan infeksi vagina yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 4 orang (57,1%) dan tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 3 orang (42,9%). Sedangkan pada ibu yang tidak ada infeksi vagina yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 8 orang (11,3%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 63 orang (88,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,008 maka p value < α (0,05) yang berarti bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara infeksi vagina dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin. Dari hasil analisis diperoleh OR = 10,5 (95% CI: 1,981-55,663) artinya ibu yang dengan infeksi vagina mempunyai peluang ketuban pecah dini 10,5 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tanpa infeksi vagina. 8. Hubungan antara paritas dengan ketuban pecah dini KPD Paritas Ya Tidak Total OR n % N % n % 95% CI Multipara Primipara 3 9 18,8 14,5 13 53 81,3 85,5 16 62 Jumlah 12 15,4 66 84,6 78 P value - 0,976 Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ibu multipara yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 3 orang (18,8%) dan tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 13 orang (81,3%). Sedangkan pada ibu primipara yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 9 orang (14,5%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 53 orang (85,5%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,976 maka p value > α (0,05) yang berarti tidak bermakna. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin. 9. Hubungan antara kehamilan kembar dengan ketuban pecah dini Kehamilan Kembar KPD Ya Tidak Total OR 95% CI n % N % n % P value Ya 5 62,5 3 37,5 8 Tidak 7 10,0 63 90,0 70 Jumlah 12 15,4 66 84,6 78 15,0 2,937-76,696 0,001 IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 29

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ibu dengan kehamilan kembar yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 5 orang (62,5%) dan tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 3 orang (37,5%). Sedangkan pada ibu yang tidak dengan kehamilan kembar yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 7 orang (10,0%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 63 orang (90,0%). Hasil uji statistik dadapatkan nilai p value = 0,001 maka p < α (0,05) yang berarti bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kehamilan kembar dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin. Dari hasil analisis diperoleh OR =15 (2,937-76,596) artinya ibu yang dengan kehamilan kembar mempunyai peluang terjadi ketuban pecah dini 15 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil kembar. 10. Hubungan antara CPD dengan ketuban pecah dini KPD CPD Ya Tidak Total OR 95% CI P value N % N % n % Ya Tidak 1 11 7,7 16,9 12 54 92,3 83,1 13 65 Jumlah 12 15,4 66 84,6 78-0,674 Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ibu dengan CPD yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 1 orang (7,7%) dan tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 12 orang (92,3%). Sedangkan pada ibu yang tidak ada CPD yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 11 orang (16,9%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 54 orang (83,1%). Hasil uji statistik dadapatkan nilai p value = 0,674 maka p > α (0,05) yang berarti tidak bermakna. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara CPD dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin. 11. Hubungan antara kelainan letak dengan ketuban pecah dini KPD Kelainan Letak Ya Tidak Total OR 95% CI P value Ya Tidak N % N % n % 9 3 47,4 5,1 10 56 52,6 94,9 19 59 Jumlah 12 15,4 66 84,6 78 16,8 3,864-73,046 0,000 IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 30

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ibu dengan kelainan letak yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 9 orang (47,4%) dan tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 10 orang (52,6%). Sedangkan pada ibu yang tidak ada kelainan letak yang mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 3 orang (5,1%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu sebanyak 56 orang (94,9%). Hasil uji statistik dadapatkan nilai p value = 0,000 maka p < α (0,05) yang berarti bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kelainan letak dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin. Dari hasil analisis diperoleh OR =16,8 (3,864-73,46) artinya ibu yang hamil dengan kelainan letak mempunyai peluang terjadi ketuban pecah dini 16,8 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang hamil tetapi tidak ada kelainan letak. PEMBAHASAN 1. Hubungan antara infeksi vagina dengan ketuban pecah dini Berdasarkan hasil penelitian dari segi infeksi vagina pada ibu bersalin yang terbanyak adalah yang tidak ada Infeksi vagina yaitu sebesar 11,3% dan terendah adalah yang ada Infeksi vagina yaitu sebesar 57,1%. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara infeksi vagina dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin nilai p value 0,008 (p< 0,05). Dari hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Varney (2004) bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini adalah infeksi pada selaput ketuban yang disebabkan oleh infeksi pada vagina atau servikal seperti vaginitis bakteri, trichomonas, klamidia, gonorhoe, dan streptokokus grup B. Seperti juga yang disebutkan oleh Cunningham (2006) kekhawatiran yang paling utama pada kasus ketuban pecah dini adalah terhadap infeksi maternal dan fetal, panas merupakan salah satu indikator yang dapat diandalkan untuk membuat diagnosis. Suhu 38 ºC atau lebih yang menyertai rupture membrane amnion, menandakan adanya infeksi korioamnionitis yang salah satu penyebabnya adalah keputihan, infeksi pada vagina. Sedangkan menurut Mansjoer (2001) bahwa faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah adanya infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah. Kandida albican atau keputihan sering ada tanpa gejala klinik, karena beberapa faktor saprofit tersebut bisa menjadi infeksius dengan gejala gatal, keputihan, panas dan nyeri pada waktu miksi. 2. Hubungan antara paritas dengan ketuban pecah dini Berdasarkan hasil penelitian dari segi paritas pada ibu bersalin yang terbanyak adalah primipara yaitu sebesar 14,5% dan terendah adalah multipara yaitu sebesar 18,8 %. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin nilai p value 0,976 (p > 0,05). Dari hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Varney (2004) bahwa Faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini adalah multipara, makin tinggi IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 31

paritas ibu maka makin kurang baik keadaan endometriumnya, sehingga kekuatan membrane rahim berkurang. 3. Hubungan antara kehamilan kembar dengan ketuban pecah dini Berdasarkan hasil penelitian dari segi kehamilan kembar pada ibu bersalin yang terbanyak adalah yang tidak mengalami kehamilan kembar yaitu sebesar 10% dan terendah adalah yang mengalami kehamilan kembar yaitu sebesar 62,5%. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara kehamilan kembar dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin nilai p value 0,001 (p < 0,05) Dari hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hanifa (2007) bahwa pada kehamilan kembar terjadi keregangan otot rahim yang melampaui batas. Pada kasus ketuban pecah dini terjadi karena keregangan otot rahim yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan pecahnya selaput ketuban. Sedangkan menurut Mansjoer (2001) bahwa faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini adalah kehamilan kembar atau gemelli, dimana pada kehamilan kembar biasanya terjadi pembesaran uterus yang lebih besar dibanding dengan kehamilan tunggal, hal ini mengakibatkan terjadinya ketegangan rahim yang dapat merangsang pecahnya selaput ketuban. 4. Hubungan antara CPD dengan ketuban pecah dini Berdasarkan hasil penelitian dari segi CPD pada ibu bersalin yang terbanyak adalah yang tidak CPD yaitu sebesar 16,9% dan terendah adalah yang CPD yaitu sebesar 7,7%. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara CPD dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin nilai p value 0,674 (p > 0,05). Dari hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Mansjoer (2001) bahwa salah satu faktor ketuban pecah dini adalah CPD, dimana pada kasus CPD dapat terjadi ketuban pecah dini karena adanya his yang sudah adekuat namun bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul sehingga tekanan intra uterin yang terus menerus dapat menyebabkan ketuban pecah dini. Sedangkan menurut Cuningham (2006) komplikasi CPD adalah partus lama, dimana partus lama ini biasanya disertai dengan ketuban pecah dini pada pembukaan kecil, karena pada CPD ketika kala I berlangsung kepala tidak masuk ke pintu atas panggul, maka pembukaan berlangsung lama. 5. Hubungan antara kelainan letak dengan ketuban pecah dini Berdasarkan hasil penelitian dari segi kelainan letak pada ibu bersalin yang terbanyak adalah yang mengalami kelainan letak yaitu sebesar 47,4% dan terendah adalah yang tidak mengalami kelainan letak yaitu sebesar 5,1%. Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara kelainan letak dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin nilai p value 0,000 (p < 0,05). Dari hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Varney (2002) bahwa kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang dan letak lintang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya ketuban pecah dini. IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 32

Pada letak sungsang gerakan janin lebih terasa pada segmen bawah rahim sehingga kemungkinan terjadi penyusupan bagian ekstrimitas janin yang menekan selaput ketuban dan karena adanya tekanan intra uterin yang menyebabkan selaput ketuban pecah (Varney,2002) Banyak faktor yang menyebabkan kelainan letak, oleh sebab itu dalam penanganannya harus berhati-hati dengan persiapan yang optimal untuk ibu dan bayi, untuk itu pada ibu bersalin yang mengalami kelainan letak terlebih-lebih dengan ketuban pecah dini dengan disertai mekoneum yang kental harus dilakukan pengawasan lebih ketatatau lakukan intervensi untuk penanganan gawat janin (Saifuddin,2002). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Tahun 2009, peneliti mengambil sampel sebanyak 78 orang dan data tersebut telah dikemukakan oleh peneliti pada bab sebelumnya. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : Frekuensi ketuban pecah dini sebesar 15,4%. Frekuensi infeksi vagina pada ibu bersalin sebesar 9%, dari hasil analisa bivariat ada hubungan antara infeksi vagina terhadap ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2009 dengan nilai p value 0,008. Frekuensi paritas pada ibu bersalin yang multipara sebesar 20,5% dan primipara sebesar 79,5%, dari hasil analisa bivariat tidak ada hubungan antara paritas terhadap ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2009 dengan nilai p value 0,976. Frekuensi kehamilan kembar pada ibu bersalin sebesar 10,3%, dari hasil analisa bivariat ada hubungan antara kehamilan kembar terhadap ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2009 dengan nilai p value 0,001. Frekuensi CPD pada ibu bersalin sebesar 16,7%, dari hasil analisa bivariat tidak ada hubungan antara CPD terhadap ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2009 dengan nilai p value 0,674. Frekuensi kelainan letak pada ibu bersalin sebesar 24,4%, dari hasil analisa bivariat ada hubungan antara kelainan letak dan ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang tahun 2009 dengan nilai p value 0,000. Bagi petugas kesehatan hendaknya selalu memberikan konseling dini tentang personal hygiene sehingga infeksi vagina dapat dicegah dan pada ibu hamil multipara dan dengan kelainan letak hendaknya diberikan konseling agar selalu berhati-hati dalam beraktivitas sehingga ketuban pecah dini dapat dihindari. Bagi ibu bersalin hendaknya selalu menjaga personal hygiene sehingga tidak terjadi infeksi vagina dan ketuban pecah dini dapat dicegah sedini mungkin. IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 33

DAFTAR PUSTAKA Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, EGC, Jakarta. Machfoedz, Ircham. 2008. Kamus Penelitian, Fitramaya, Yogyakarta. Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Fitramaya, Yogyakarta. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Gynekologi dan KB, EGC, Jakarta. Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Media Aesculapius, Jakarta. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid I, EGC, Jakarta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi ke-2, Salemba Medika, Jakarta. Saifuddin, A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Jakarta. Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP SP, Jakarta. Varney, H. 2002. Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta. Varney, H. 2004. Ilmu Kebidanan, Sekeloa Publisher, Bandung. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan, YBP SP, Jakarta. IMJ: INDONESIAN MIDWIFERY JOURNAL 34