Masri, CS., Sutyarso Medical Faculty of Lampung University. Abstract. Key words: Sexual dysfunction, stress, women of productive age couples

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah

The Prevalence of Sexual Dysfunction in Mothers Contraceptive Implant Users at Urban Villages Seputih Gunung Sugih Central Lampung 2013

The Comparison of the Incidence of Sexual Dysfunction According to the FSFI Scoring on IUD and Hormonal Acceptor at Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik-komparatif dengan pendekatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode pascasalinatau disebut juga masa nifas. (puerperium) merupakan masa sesudah persalinan hingga

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN HIPOTIROIDISME DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI EREKSI PADA PRIA di KECAMATAN NGARGOYOSO, KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

Universitas Lampung. Abstrak

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Analisis Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan yang dikombinasi oleh

ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP CIDAUN CIANJUR TAHUN 2017

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran NURUL FADILAH G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEJADIAN DROP OUT KONTRASEPSI SUNTIKAN DI KABUPATEN CILACAP

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

HUBUNGAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL MENJELANG UJIAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU STAMBUK 2015.

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN ANDROPAUSE PADA PEKERJA PRIA PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI

USIA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN ANTENATAL CARE IBU PRIMIGRAVIDA DALAM KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan jenis penelitian

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

HUBUNGAN USIA MENARCHE, LAMA MENSTRUASI, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN 2015.

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

ABSTRAK GAMBARAN KEKEBALAN STRES PADA PEROKOK AKTIF DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang ilmu kedokteran khususnya ilmu

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

SibueaSH,Angraini DI, AdnyaniNMD Faculty of Medicine Lampung University

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Transkripsi:

Correlation of Stres According to The Scale of Social Readjustment Rating Scale and The Incident of Sexual Dysfunction in Women Of Productive Age Couples in Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung 2013 Masri, CS., Sutyarso Medical Faculty of Lampung University Abstract Stress is response to adapt and organize internal and external pressures. Financial, family, death, and illness can make a woman depressed and experience sexual dysfunction. This research aims to determine correlation of stress with incidence of sexual dysfunction in Puskesmas Kota Karang Teluk Betung, Bandar Lampung. The research design is analiticcorelative with cross sectional, conducted on November 2013 on 77 respondents who were taken using consecutive sampling technique then matching with inclusion and exclusion criteria. The result of the research showed that 68,84% respondents experience stress with sexual dysfunction. According to the Chi-square test, it can be concluded there was a significant correlation between stress and the incidence of sexual dysfunction in Puskesmas Rajabasa Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung. The conclusion of this research is there was significant correlation between stress and the incidence of sexual dysfunction in Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung with p value=0,001. Key words: Sexual dysfunction, stress, women of productive age couples Hubungan Stres Menurut Skala Social Readjustment Rating Scale dengan Kejadian Disfungsi Seksual pada Wanita Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung 2013 Abstrak Stres merupakan respon untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.masalah keuangan, keluarga, kematian, dan penyakit membuat wanita depresi sehingga mengalami disfungsi seksual. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres menurut skala social readjustment rating scale dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kota Karang Teluk Betung, Bandar Lampung. Desain penelitian menggunakan metode analitik-korelatif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan bulan November 2013 pada 77 responden dengan teknik consecutive sampling kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian ini adalah 68,84% responden mengalami stres dengan disfungsi seksual. Berdasarkan gambaran karakteristik terbanyak pada usia tua dan berpendidikan rendah. Berdasarkan uji Chi-square didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara stres dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung tahun 2013. Simpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara stres dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung tahun 2013 dengan p=0,001. Kata kunci: Disfungsi seksual, stres, wanita pasangan usia subur 46

Pendahuluan Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota di Propinsi Lampung yang memiliki daerah pesisir. Keberadaan desa pesisir merupakan salah satu bagian wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah kemiskinan di desa-desa pesisir menjadi kan wilayah pesisir termasuk wilayah yang rawan di bidang sosial ekonomi. Kerawanan di bidang sosial ekonomi dapat menjadi lahan subur bagii timbulnya kerawanan-kerawanan di bidang kehidupan yang lain. Kota Karang merupakan salah satu daerah pesisir di Bandar Lampung yang memiliki tingkat perkembangan yang rendah (Rahmalia, 2003). Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi seseorang menjadi stres disebabkan oleh banyak faktor antara lain faktor biologik, fisik, kimia, sosial psikologi, dan spiritual (Rasmun, 2004). Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikilogis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Pinel, 2009). Dampak yang dapat ditimbulkan dari stres adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh antara lain daya pikir, mulut, kulit, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem otot dan tulang, sistem endokrin, dan libido (Hawari, 2004). Pengukuran stres dapat menggunakan life events yang mengacu pada peristiwa-peristiwa yang besar yang terjadi pada kehidupan seseorang seghingga memerlukan derajat penyesuaian psikologis (Sarafino, 1998). Salah satu skala live event yang digunakan adalah SRRS ( Social Readjustment Rating Scale/SRRS). Skala ini mempunyai kemampuan untuk mewakili kejadian-kejadian pada individu dalam cakupan yang cukup luas sehingga dapat menemukan peristiwa yang dapat menimbulkan stres (Lazarus dan Folkman dalam Sarafino, 1998). Disfungsi seksual dapat diakibatkan oleh faktor psikis akibat stres yang tinggi. Misalkan ketika menghadapi masalah keuangan, keluarga, pekerjaan, penyakit, atau kematian anggota keluarga dapat membuat seorang wanita depresi sehingga mengalami disfungsi seksual. Disfungsi seksual merupakan merupakan penurunan libido atau hasrat seksual pada seseorang atau lawan jenisnya, baik pria maupun wanita. Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai hal, baik secara medis 47

maupun psikologis, serta memberikan efek yang kurang baik terhadap keharmonisan hubungan suami istri (Manan, 2013). Female Sexual Function Index (FSFI) merupakan alat ukur yang valid dan akurat terhadap fungsi seksual wanita. Kuesioner ini terdiri dari 19 pertanyaan yang terbagi dalam enam subskor, termasuk hasrat seksual, rangsangan seksual, lubrikasi, orgasme, kepuasan, dan rasa nyeri (Walwiener dkk, 2010). FSFI digunakan untuk mengukur fungsi seksual termasuk hasrat seksual dalam empat minggu terakhir. Skor yang tinggi pada tiap domain menunjukkan level fungsi seksual yang lebih baik (Rosen dkk, 2000). Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan pendekatan crossectional, dimana pengumpulan data dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan pada pasien yang datang ke Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung, secara bersamaan dengan kejadian disfungsi seksual di Puskesmas Kota Karang Teluk Betung Bandar Lampung. Kemudian, teknik pengumpulan sampel dalam peneltian ini adalah consequtive sampling. Consequtive sampling adalah teknik pengumpulan sampel dimana sampel yang memenuhi kriteria inklusi dikumpulkan dalam waktu tertentu sampai jumlah sample yang dibutuhkan terpenuhi, dan didapat hasil sejumlah 77 sampel. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Wanita pasangan usia subur 20-49 tahun. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian dengan tidak menandatangani inform concent; 2) Sudah Menopouse; 3) Tidak hadir pada saat dilakukannya penelitian; 4) Hambatan etis. 48

Hasil Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik n % Mean SD Pendidikan a. Tinggi ( SMA ) 23 29,9 b. Rendah (< SMA) 54 70,1 Total 77 100 Usia a.muda ( 35 tahun) 37 48,1 b.tua (> 35 tahun) 40 51,9 Total 77 100 Kejadian Stres a. Normal (skor < 150) 11 14,3 b. Stres (skor > 150) 66 85,7 Total 77 100 Skor Rata-rata Stres 77 196,63 68,99026 Kejadian Disfungsi Seksual a. Normal (skor > 26,5) 22 28,6 b. Disfungsi Seksual (skor 26,5) 55 71,4 Total 77 100 Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa responden dengan pendidikan yang setaraf SMA sebanyak 23 (29,9%), responden dengan pendidikan dibawah SMA sebanyak 54 (70,1%) responden. Karakteristik responden berdasarkan usia terlihat bahwa sebanyak 37 responden (48,1%) berusia 35 tahun, dan sebanyak 40 responden (51,9%) berusia lebih dari 35 tahun. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebanyak 66 (85,7 %) responden mengalami stres sedangkan 11 (14,3%) responden relatif tidak mengalami stres. Dari hasil penelitian menggunakan kuesioner SRRS diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, didapatkan rata-rata skor stres 196,63 dengan standar deviasi 68,99026. Pada penelitian diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, responden yang megalami difungsi seksual sebanyak 55 (71,4%) responden, sedangkan responden yang tidak mengalami disfungsi seksual sebanyak 22 (28,6%) responden. 49

Tabel 2. Analisis Bivariat Stres Disfungsi Seksual Total Nilai p Normal Disfungsi Seksual Normal 9 2 11 0,001 Stres 13 53 66 Total 22 55 77 Berdasarkan prevalensi stres dengan kejadian disfungsi seksual didapatkan hasil 9 orang yang tidak stres tidak mengalami disfungsi seksual, 2 orang yang tidak stres didapatkan mengalami disfungsi seksual, 13 orang yang mengalami stres tidak mengalami disfungsi seksual, dan 53 orang yang mengalami stres didapatka juga mengalami disfungsi seksual. Hasil uji statistik chi-square didapatkan p = 0,001, artinya terdapat hubungan stres dengan kejadian disfungsi seksual. Pembahasan Pada distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebagian besar atau sekitar 70,1% mempunyai pendidikan rendah (<SMA), sedangkan 29,9% responden berpendidikan tinggi ( SMA). Sesuai ketetapan Inpres no 1/1994 tentang wajib belajar yang termasuk pendidikan tinggi adalah minimal tamat SMA dan pendidikan rendah maksimal tamat SMP. Pada distribusi responden berdasarkan usia diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, sebagian besar atau sekitar 48,1% berusia muda ( 35), sedangkan 51,9% responden berusia tua (>35). Umur sendiri dikategorikan dengan menggunakan usia produksi 35 tahun, umur dibawah atau sama dengan 35 tahun dikategorikan sebagai umur muda, sedangkan umur diatas 35 tahun dikategorikan umur tua (Widyastuti, 2009). Berdasarkan masalah sosial psikologi, yaitu labelling dan prasangka, ketidakpuasan terhadap diri sendiri terhadap suatu hal yang dialami, kekejaman, konflik peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi yang negative, dan kehamilan, merupakan stresor penyebab stres (Rasmun, 2004). Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, 85,7% responden mengalami stres sedangkan 14,3% responden relatif tidak mengalami stres. Hal ini sesuai dengan gambaran stress yang dikeluarkan oleh APA 50

(American Psychological Assosiation) pada tahun 2000, melaporkan secara statistik mengenai wanita dan stress, dikatakan bahwa lebih dari 33% wanita mengalami tingkat stress yang tinggi. Dari hasil penelitian menggunakan kuesioner SRRS diperoleh data bahwa dari seluruh responden yang diteliti, didapatkan rata-rata skor stres 196,63 dengan skor stres minimum 66 dan maximum 412. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres dengan skor stres rata-rata 196,63. Hasil skor SRRS>150 menandakan seseorang mengalami stres, sedangkan skor <150 menandakan seseorang relatif bebas dari stres (S arafino, 1998). Disfungsi seksual merupakan penurunan libido atau hasrat seksual pada seseorang atau lawan jenisnya, baik pria maupun wanita. Gangguan ini dapat terjadi karena berbagai hal, baik secara medis maupun psikologis, serta memberikan efek yang kurang baik terhadap keharmonisan hubungan suami istri (Manan, 2013). Kejadian Disfungsi Seksual dikategorikan menjadi 2 yaitu yang terjadi disfungsi seksual dan yang tidak terjadi disfungsi seksual atau normal. Hal ini merujuk pada Female Sexual Function Index yang dibuat oleh Rosen et al.,1993 yang merekomendasikan seseorang mengalami disfungsi seksual jika nilai seluruh domain kurang atau sama 26,5. Sedangkan responden yang tidak mengalami disfungsi seksual dengan skor >26,5 sebanyak 28,6% dan yang mengalami disfungsi seksual dengan skor 26,5 sebanyak 71,4% responden. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikilogis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Pinel, 2009). Salah satu penyebab stres adalah stresor sosial psikologi, yaitu labelling dan prasangka, ketidak kepuasan terhadap diri sendiri terhadap suatu hal yang dialami, kekejaman, konflik peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi yang negative, dan kehamilan (Rasmun, 2004). Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa 9 orang yang tidak stres tidak mengalami disfungsi seksual, 2 orang yang tidak stres didapatkan mengalami disfungsi seksual, 13 orang yang mengalami stres tidak mengalami disfungsi seksual, dan 53 orang yang mengalami stres didapatkan juga mengalami disfungsi seksual. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan terdapat hubungan antara stres dengan kejadian 51

disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Manan (2013) bahwa disfungsi seksual dapat diakibatkan oleh faktor psikis akibat stres yang tinggi. Misalkan ketika menghadapi masalah keuangan, keluarga, pekerjaan, penyakit, atau kematian anggota keluarga dapat membuat seorang wanita depresi sehingga mengalami disfungsi seksual. Hubungan seksual dalam keluarga merupakan puncak keharmonisan dan kebahagiaan, oleh karena itulah kedua belah pihak harus dapat menikmatinya bersama. Perlu diakui bahwa pada permulaan perkawinan sebagian besar belum mampu mencapai kepuasan bersama, karena berbagai kendala. Setelah tahun pertama sebagian besar sudah mengerti dan dapat mencapai kepuasan bersama. Sekalipun hubungan seksual bukan satu- satunya yang dapat memegang kendali kerukunan rumah tangga, tetapi ketidakpuasan seksual juga dapat menimbulkan perbedaan pendapat, perselisihan, dan akhirnya terjadi perceraian (Manuaba, 2004). Menurut Santoso (2007), untuk mencoba keluar dari problem seksual itu, ada beberapa hal yang bisa dicoba guna memperbaiki kondisi tersebut, yaitu memperbaiki komunikasi. Diyakini, kualitas hubungan seksual ditentukan oleh komunikasi yang baik sebelum kontak seksual. Kemesraan dan kebersamaan sebelum berhubungan seksual merupakan salah satu foreplay yang baik. Kemudian, selalu menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh serta tidak mencoba obat- obatan atau jamu tanpa indikasi yang jelas. Justru penggunaan yang demikian ini akan menimbulkan disfungsi seksual. Itulah sebabnya masalah seksual seharusnya dibicarakan secara terbuka sehingga tidak mengecewakan dalam keluarga (Manuaba, 2004). 52

Simpulan Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat hubungan stres menurut skala Social Readjustment Rating Scale (SRRS) dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita pasangan usia subur di Puskesmas Kota Karang, Teluk Betung Bandar Lampung. Dengan menggunakan nilai p = 0,001. Daftar Pustaka American Pschiatric Association. 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Dissorder Fourth Edition Text Revision. Arlington, VA: American Pschiatric Association. pp: 526 529. Hawari D. 2004. Manajemen Stres,Cemas,dan Depresi. Jakarta: FKUI. hal. 85 Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1 Tahun 1994. Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar. Jakarta : Presiden Republik Indonesia Manan El. 2013. Bebas dara ancaman disfungsi seksual khusus wanita. Cetakan 1. Buku biru. Jakarta. hal. 7-55 Manuaba I. 2004. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi II. Jakarta: ARCAN. hal. 22 Pinel John P.J. 2009. Biopsikologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. hal. 401 Rahmalia E. 2003. Analisis Tipologi dan Pengembangan Desa-desa Pesisir Kota Bandar Lampung (Tesis). Studi Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut. Institut Teknologi Bandung Rasmun. 2004. Pengertian Stres, Sumber Stres, dan Sifat Stresor. Dalam: Stres, Koping, dan Adaptasi. Edisi 1. Sagung Seto. Jakarta. hal. 9-26 Rosen R, Brown C, Heiman J, Leiblum S, Meston C, Shasigh R. 2000. The Female Sexual Function Index (FSFI). Journal of Sex and Marital Therapy; 26: 191-208 Rosen R, Brown C, Taylor F, Heiman J, Leiblum S. Shasigh R, Bachmann G. 1993. Prevalence of sexual dysfunction in women: results of a survey of 329 women in an outpatient gynecological clinic. Journal of Sex & Marital Therapy ;19: 88-171. Santoso B. 2007. Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: SKP Publishing. hal. 721 Sarafino E.P. 1998. Health Psychology: Biopsychososial Interaction Third Edition. New York: John wiley and Sonc.Inc ;3: 26-29 Walwiener M, Walwiener L, Seeger H, Mueck A, Zipfel S, Bitzer J, Walwiener C. 2010. Effect of Sex Hormones in Oral Contraceptives on the Female Sexual Function Score : A Study in German Female Medical Student. In Contraception (Ed) New York, Springerverlag ;82: 9-155 Widyastuti Y. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya. hal. 5-6 53