BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KEBUGARAN LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA TEGALSARI DAN POSYANDU LANJUT USIA LODALANG SISWODIPURAN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian berdampak kepada peningkatan proporsi lanjut. adalah suatu proses menghilangnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin. Pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 1,2 milyar lansia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan. Indonesia tergolong Negara aging structured population, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO (2007) peningkatan populasi penuaan merupakan

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

KIAT SEHAT DAN BUGAR PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

SEHAT DAN BUGAR DI USIA LANJUT. Dr. Fatmah, SKM, MSc CAS UI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlalunya waktu dan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit degeneratif

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki oleh seseorang, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia merupakan suatu prosesalami yang ditentukan oleh Tuhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk usia lanjut meningkat secara cepat pada tahun 2000 yaitu sekitar 14,4 juta orang. Pada tahun 2005 kondisi komposisi penduduk Indonesia telah berubah yang menjadikan penduduk lansia mencapai 7% sedangkan ramalan pihak badan kesehatan dunia WHO penduduk lansia Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk terbesar di dunia (Subagio, 2008) Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia di indonesia padatahun 2006 sebesar kurang lebih dari 19 juta, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14,439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun(depkes, 2012). Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional bisa di katakan berhasil dan mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang. Keberhasilan 1

2 tersebut dapat dilihat dengan adanya kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran dan keperawatan. Hal tersebut dapat di buktikan dengan adanya peningkatan umur harapan hidup yang berarti bertambah pula populasi lanjut usia (lansia). Lanjut usia adalah adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam et al, 2008). Definisi lain menyatakan bahwa penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat di hindari, berjalan terus-menerus, dan tidak berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. (Depkes RI, 2002) Seperti yang di sebutkan di dalam hadits sebagai berikut Allah, dialah yang menciptakan kamu yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang di kehendakinya dan dialah yang Maha mengetahuinya lagi Maha kuasa. (Qs Ar-rum 30:54). Kebugaran sangat dibutuhkan manusia yang sehat terutama pada lansia, menjaga kebugaran dapat dilakukan dengan melakukan senam lansia secara teratur. Kebugaran jasmani merupakan salah satu tolok ukur kesehatan masyarakat setiap kelompok masyarakat kesehatan masyarakat setiap kelompok masyarakat termasuk lansia. Lansia yang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi selain sehat dan segar juga dapat melakukan aktivitas

3 sehari-hari secara mandiri. Kebugaran jasmani yang buruk pada lansia sering membuat lansia terlihat tidak sehat dan sering mengalami cedera akibat terjatuh. Proses menua tidak dapat dihindari oleh semua orang. Proses penuaan sering disertai oleh adanya peningkatan gangguan organ dan fungsi tubuh, terjadi perubahan komposisi tubuh, terjadi penurunan massa bebas lemak dan peningkatan massa bebas lemak. Pada proses penuaan ini prosentase massa menurun. Dengan demikian terjadi penurunan strength atau kekuatan otot hingga 30-40%. Kekuatan otot pada lansia pada lansia juga berhubungan dengan masalah terjadinya keseimbangan yang mempunyai resiko lansia mudah jatuh (Rosmalia et al, 2003). Proses penuaan dapat diperlambat apabila mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik. Lansia yang sehat dan bugar tidak akan menjadi beban bagi orang lain, karena masih dapat mengatasi masalah kehidupan sehari-hari. Kebugaran jasmani pada lansia sangat penting untuk mendorong melakukan aktivitas sehari-hari dan kemandirian. Pada lansia yang sehat, namun tidak/kurang melakukan aktivitas fisik juga akan menyebabkan lansia terlihat tidak segar. Sedangkan lansia yang tetap aktif melakukan aktivitas sehari-harinya akan mencegah terjadinya penurunan massa otot yang juga memacu nafsu makan yang berakibat pada peningkatan intake makanan. Intake makanan yang di imbangi dengan aktivitas fisik memadai berdampak terhadap kebugaran jasmaninya (Rosmalia et al, 2003). Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga dapat berpengaruh dalam peningkatan

4 imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan cara mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat, yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Penelitian menyebutkan bahwa agar tubuh menjadi lebih bugar, maka kecepatan denyut jantung harus menurun. Efek minimal yang dapat diperoleh dengan mengikuti senam lansia merasa senantiasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, dan pikiran tetap segar (Anggriyana et al, 2010). Berdasarkan survei pendahuluan di Posyandu Lansia Tegalsari Siswodipuran Boyolali yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 maret 2016, bahwa di Posyandu Lansia Tegalsari Siswodipuran Boyolali terdapat 20 lansia. Sebagian lansia mengeluh pegal-pegal. Kebanyakanan dari beberapa lansia mengatakan bahwa keluhan yang mereka derita ini berhubungan dengan proses usia yang semakin lanjut. Ada lansia yang mengatakan bahwa mereka merasa mudah lelah dan lesu yang salah satunya disebabkan aktivitas yang dilakukan berlebihan pada hari sebelumnya. Dari hasil wawancara dengan para lansia, melibatkan 5 orang yang mengalami penurunan kebugaran. Selama ini usaha yang dilakukan untuk mengatasi penurunan kebugaran adalah melakukan olahraga jalan pagi, istirahat dengan cukup dan makanmakanan bergizi. Peneliti menanyakan pada 5 orang tersebut, ternyata 3 orang dari 5 orang masih mempunyai masalah pada kebugarannya. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pebedaan kebugaran pada sebelum dan sesudah melakukan senam lansia di Posyandu Lanjut Usia Tegalsari dan Lodalang Siswodipuran Boyolali.

5 Tingkat kebugaran dapat dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat, yaitu denyut nadi sewaktu istirahat. Sehingga untuk menjadi lebih bugar, kecepatan pada waktu istirahat harus menurun. (Powel, 2000). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aidil et al (2014). Hasil tes pada saat dilakukan uji jalan 6 menit menunjukkan pada lansia yang rutin mengikuti senam dapat melewati jarak tempuh yang diprediksi. Disebabkan karena senam lansia rutin dapat meningkatkan daya tahan fisik tubuhnya akan tetap terjaga karena, seluruh otot-otot tubuh tetap terlatih dan digunakan secara rutin. Sedangkan pada lansia yang tidak rutin mengikuti senam lansia pada saat dilakukan uji jalan 6 menit menunjukkan jarak tempuh kurang dari yang diprediksi disebabkan karena daya tahan fisik tubuh tidak terlatih menyebabkan otot tubuh cepat lelah. B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh senam lansia terhadap kebugaran lansia di Posyandu Lanjut Usia Tegalsari dan Posyandu Lanjut Usia Lodalang Siswodipuran Boyolali? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh senam lansia terhadap kebugaran lansia di Posyandu Lanjut Usia Tegalsari dan Posyandu Lanjut Usia Lodalang Siswodipuran Boyolali.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan bisa di jadikan panduan bagi lansia dalam meningkatkan kebugarannya. 2. Bagi Fisioterapi Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman tentang kebugaran lansia. 3. Bagi Akademik Hasil penelitan ini dapat dipergunakan secara maksimal untuk mengembangkan cara meningkatkan kebugaran pada lansia.