BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur,

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

telah melakukan pengujian untuk mengetahui konsentrasi bahan-bahan kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bidang industri di Indonesia pada saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan persentase ratarata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I PENDAHULUAN. Karakterisasi Morfologi Dan Hubunagn Filogenetik Sepuluh Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Di Kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

Spesifikasi Kontrak Fisik Timah INATIN

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siti Nur Lathifah, 2013

KESETIMBANGAN ADSORPSI Cd 2+ DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT TERAKTIVASI

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

22 Desember 2006 Telp. (022) , Faks. (022) s/d 21 Desember 2010 Lingkup Akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004).

Air mineral SNI 3553:2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

Isolasi dan ldentiflkasi Bakteri Resisten Logam Berat Kadmium

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut sejarah, tanaman nanas berasal dari Brazil dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78). Sentra penanaman nanas terbesar yang ada di Indonesia terdapat di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Luas panen nanas di Indonesia kurang lebih 165.690 hektar atau 25,24% dari sasaran panen buah-buahan nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun terakhir luas areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang dibudidayakan di Indonesia (Agromedia, 2009:174). Berdasarkan bentuk daun dan buahnya dikenal empat jenis nanas, yaitu Cayenne, Queen, Spanyol atau Spanish, dan Abacaxi. Jenis nanas yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah golongan Cayenne dan Queen. Sedangkan untuk golongan Spanyol atau Spanish dikembangkan Di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico, dan Malaysia (Agromedia, 2009:176). Varietas nanas yang sudah lama dikembangkan di Indonesia yaitu nanas Queen dan Smooth Cayenne. Nanas Queen banyak ditanam di daerah Bogor dan Palembang, sementara nanas Smooth Cayenne di tanam di daerah Subang. Pada tahun 2002, nanas Smooth Cayenne dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul dengan nama Subang (Agromedia, 2009:176). 1

2 Nanas merupakan buah olahan unggulan ekspor Indonesia, bahkan Indonesia merupakan eksportir nanas kalengan nomer tiga di dunia setelah Filifina dan Thailand. Jumlah ekspor nanas Indonesia mencapai 450.000 ton/tahun, terutama suplai dari PT.GGPC di Lampung (Agromedia, 2009:174). Dengan tingginya jumlah angka ekspor nanas tersebut berakibat adanya limbah, salah satunya yaitu daun nanas. Besarnya limbah yang berada dilapangan mencapai 60 ton per hektar (Waluyo, 2010:38). Kebanyakan masyarakat hanya mengetahui tanaman nanas ini dengan buahnya saja, tanpa terpikirkan bahwa limbah daun nanas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai olahan alternatif. Dimana daun nanas ini dapat dijadikan sebagai adsorben logam berat. Limbah daun nanas ini dapat dijadikan sebagai adsorben logam berat, karena daun nanas mengandung bahan kimia salah satunya Cellulosa, dan selulosa sebagian besar tersusun atas unsur karbon (Budiyanto, dkk, 2012:88). Air merupakan penentu kesinambungan hidup di bumi karena air selain dikonsumsi juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh bahan-bahan pencemar sehingga dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup (Antara, dkk. 2008:87). Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi salah satu masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Logam berat banyak digunakan karena sifatnya yang dapat menghantarkan listrik dan

3 panas serta dapat membentuk logam paduan dengan logam lain (Raya, 1998 dalam Purwaningsih 2009:59-60). Efek logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan walaupun pada konsentrasi yang sangat rendah (Fahmiati, 2004 dalam Purwaningsih 2009:60 ). Logam berat tersebut dapat ditransfer dalam jangkauan yang sangat jauh sehingga akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam jangka waktu yang cukup lama dan jauh dari sumber pencemar. Beberapa logam berat yang dapat mencemari lingkungan dan bersifat toksik adalah krom (Cr), perak (Ag), kadmium (Cd), timbal (Pb), seng (Zn), merkuri (Hg), tembaga (Cu), besi (Fe), molibdat (Mo), nikel (Ni), timah (Sn), kobalt (Co) dan unsur-unsur yang termasuk ke dalam logam ringan seperti arsen (As), alumunium (Al) dan selenium (Se) (Purwaningsih, 2009:60). Kandungan selulosa yang terkandung dalam daun nanas sebesar 69,6 71%, dengan kandungan selulosa yang tinggi serat daun nanas dapat dijadikan sebagai adsorben logam berat karena struktur rongga dalam selulosa dapat mengadsorpsi logam berat (Handayani dalam Budiyanto, 2012:88). Jenis adsorben yang banyak dikembangkan untuk adsorpsi logam berat adalah karbon aktif (arang aktif). Karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon atau arang, baik arang organik maupun anorganik dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori (Sudrajat, 1994). Salah satu jenis bahan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan dasar karbon aktif adalah daun nanas. Proses penelitian mengenai pemanfatan daun nanas yang akan dilakukan ini memiliki beberapa tahapan, yaitu tahap pembuatan karbon aktif dari daun nanas,

4 tahap uji karakterisasi terhadap karbon aktif daun nanas yang meliputi uji kadar air dan uji serap terhadap iodin (I2), dan daya serap karbon aktif daun nanas terhadap logam berat khususnya perak (Ag). Dalam proses pembelajaran kimia adsorben logam berat ini terdapat pada mata kuliah Praktikum Kimia Fisika mengenai adsorpsi isotermis. Menurut Hariandja (2009: 5) ilmu kimia berperan untuk mencari materi alternatif, misalnya pemanfaatan daun nanas yang digunakan sebagai adsorben dalam metode atau teknik adsoprsi. Penelitian ini ditujukan pada limbah daun nanas yang dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan alternatif pengolahan limbah perkebunan tanaman nanas. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik produk hasil pembuatan karbon aktif dari daun nanas, dan mengetahui kemampuan karbon aktif daun nanas. Hasil penelitian dikembangkan menjadi format lembar kerja khususnya untuk Perguruan Tinggi, yaitu format lembar kerja pemanfaatan daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat. Berdasar latar belakang di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul PEMANFAATAN DAUN NANAS (Ananas comosus) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT (Penelitian Dan Pengembangan Format Lembar Kerja Kimia Terapan Berbasis Saintifik).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembuatan karbon aktif dari limbah daun nanas (Ananas comosus)sebagai adsorben logam berat? 2. Bagaimana karakteristik karbon aktif dari daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat dengan perbandingan SNI? 3. Bagaimana efektifitas adsorbansi karbon aktif dari daun nanas (Ananas comosus) terhadap logam berat? 4. Bagaimana hasil uji kelayakan LKM berbasis saintifik pada pemanfaatan daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat berdasarkan penelitian? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan cara pembuatan karbon aktif dari limbah daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat. 2. Mendeskripsikan karakteristik karbon aktif dari daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat dengan perbandingan SNI. 3. Menganalisis efektifitas adsorbansi karbon aktif dari daun nanas (Ananas comosus) terhadap logam berat.

6 4. Mendeskripsikan hasil uji kelayakan LKM berbasis saintifik pada pemanfaatan daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: 1. Alternatif pengolahan limbah perkebunan tanaman nanas berupa adsorben dari serat daun nanas sebagai penanggulangan dampak lingkungan. 2. Format lembar kerja pemanfaatan daun nanas (Ananas comosus) sebagai adsorben logam berat. 3. Dijadikan sebagai bahan ajar dan bahan pertimbangan untuk menggunakan prosedur praktikum kimia ini pada pembelajaran kimia yaitu adsorpsi isotermis.