BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

PENDUGAAN NILAI GENETIK DAN SELEKSI UNTUK KARAKTER DAYA HASIL POPULASI F2 CABAI (Capsicum annuum L.) HASIL PERSILANGAN IPB C120 DENGAN IPB C5

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

SELEKSI DAYA HASIL CABAI (Capsicum annuum L.) POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN IPB C110 DENGAN IPB C5 HENDI FERDIANSYAH A

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

KARAKTERISASI DAN HUBUNGAN KEKERABATAN 15 GENOTIPE TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.) YANG DITANAM DI LAHAN GAMBUT

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT HIBRIDA CABAI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

UJI DAYA HASIL SEPULUH GALUR CABAI (Capsicum annuum L.) BERSARI BEBAS YANG POTENSIAL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KUSMANTO

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

EVALUASI DAYA HASIL 11 HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI BOYOLALI. Oleh Wahyu Kaharjanti A

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

III. BAHAN DAN METODE

Karakterisasi dan Pemilihan Kriteria Seleksi Tanaman Tomat untuk Daya Hasil Tinggi di Dataran Rendah

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

Cara Menanam Cabe di Polybag

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Panggung,

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Transkripsi:

13 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2009 hingga Juni 2010. Penanaman di lapang dilakukan di Kebun Percobaan IPB, Leuwikopo, Darmaga. Lokasi penanaman berada pada ketinggian 250 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan jenis tanah latosol. Pengamatan pascapanen dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan berupa benih tetua genotipe IPB C120, IPB C5, dan benih F2 hasil persilangan genotipe IPB C120 dengan IPB C5. Pupuk yang digunakan meliputi Urea 150 kg/ha, SP-18 300 kg/ha, KCI 200 kg/ha, pupuk kandang 15 ton/ha, dan kapur pertanian 3 ton/ha. Selain itu digunakan pula pupuk NPK mutiara, pupuk daun, dan pestisida. Peralatan yang digunakan meliputi alat tanam, tray, mulsa plastik hitam perak, plastik, label, jangka sorong, meteran, timbangan digital, alat tulis, dan kamera digital. Metode Penelitian Populasi yang ditanam terdiri atas P1 (IPB C120) sebanyak 20 tanaman, P2 (IPB C5) sebanyak 20 tanaman, dan F2 (IPB C120 x IPB C5) sebanyak 280 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap semua tanaman dalam populasi tersebut. Luas lahan yang digunakan adalah 100 m 2 dengan 16 bedeng. Masingmasing bedeng berukuran 1 m x 5 m dengan jarak antar bedeng 0.5 m dan jarak tanam 0.5 m x 0.5 m. Pelaksanaan Penelitian Persiapan awal meliputi persiapan benih, penyemaian, dan persiapan lahan. Benih yang digunakan merupakan benih yang sehat dan diambil dari buah yang matang penuh. Media persemaian berupa kompos yang telah disterilisasi dalam oven dengan suhu 150 0 C selama tiga jam. Media diisi ke dalam tray hingga 2/3

14 bagian. Selanjutnya benih ditanam dalam tray sebanyak satu benih/lubang dan ditutup kembali dengan media hingga penuh. Selama dipersemaian dilakukan penyiraman setiap hari agar memudahkan benih berkecambah dan tumbuh dengan baik. Dua minggu setelah persemaian dilakukan pemupukan dengan NPK mutiara dan Gandasil D masing-masing dosis 5 g/l dan 1 g/l setiap minggu hingga pindah lapang. Pengendalian hama dan penyakit di persemaian dilakukan dengan penyemprotan pestisida Antracol dan Curacon dengan dosis 0.5 g/l dan 1 ml/l. Bibit dipersemaian dipindahkan ke lapang pada tujuh minggu setelah semai. Persiapan lahan dilakukan dengan pengolahan lahan dan pembuatan bedeng dengan tinggi 0.2 m, lebar 1 m, dan panjang 5 m tiap bedeng, serta jarak antar bedeng 0.5 m. Bedeng yang telah diolah ditambahkan pupuk kandang dan kapur pertanian dua minggu sebelum penanaman dilakukan. Bedengan ditutup dengan mulsa hitam perak empat hari sebelum penanaman. Penanaman dilakukan satu tanaman/lubang dengan jarak 0.5 m x 0.5 m. Setiap tanaman diikat tali rafia pada ajir agar kokoh dan menghindari kerobohan. Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman, pemupukan, penyemprotan pestisida, dan pewiwilan. Penyiraman dilakukan setiap hari jika tidak terjadi hujan. Pemupukan awal dilakukan pada saat pindah tanam dan setiap minggu menggunakan pupuk NPK mutiara dan Gandasil D dengan dosis masing-masing 10 g/l dan 2 g/l air. Pupuk dicampur, dilarutkan, dan disiramkan sebanyak 250 ml/tanaman. Pemupukan NPK dan Gandasil D bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman dan diberikan sampai tanaman mulai muncul buah. Penyemprotan pestisida dilakukan setiap minggu untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Pestisida yang digunakan meliputi Curacon 2 ml/l, Kelthane 1 ml/l, Antracol 2 g/l, dan Dithane 6 g/l. Pewiwilan dilakukan dengan membuang tunas yang tumbuh pada batang utama di bawah dikotomus. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan perkembangan vegetatif tanaman dan menghindari munculnya serangan penyakit secara serentak. Menurut Widodo (2002) pewiwilan harus sudah selesai saat panen pertama. Keuntungan dari pewiwilan adalah untuk menjaga kelembaban, memperbaiki warna dan kualitas buah, serta meningkatkan produksi.

15 Pemanenan dilakukan dengan cara memetik seluruh buah yang sudah masak (75 % permukaan buah telah berwarna merah). Pemanenan dilakukan setiap minggu hingga minggu ke delapan. Panen pada pagi hari lebih baik untuk mendapatkan bobot buah yang optimal dan menjaga kesegaran buah. Pengamatan Pengamatan terdiri atas karakter kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan berdasarkan deskriptor cabai (IPGRI, 1995). Karakter kualitatif terdiri atas: 1. Habitus tanaman (plant growth habit): diamati saat tanaman mulai berbuah. Gambar 1. Bentuk Habitus Tanaman:3) prostrate, 5) intermediate (compact),7) erect 2. Bentuk daun (leaf shape): diamati saat buah pertama mulai masak. Gambar 2. Bentuk Daun: 1) deltoid, 2) ovate, 3) lanceolate 3. Bentuk batang (stem shape): cylindrical, angled, dan flattened. Diamati saat tanaman dewasa. 4. Warna batang (stem color): hijau, hijau garis ungu, dan ungu. Diamati saat tanaman dewasa.

16 5. Warna buku (nodal anthocyanin): hijau, ungu terang, ungu, dan ungu gelap. Diamati saat tanaman dewasa. 6. Warna mahkota bunga (corolla colour): putih, kuning terang, kuning, kuning hijau, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, dan ungu. Diamati saat bunga mekar. 7. Posisi bunga (flower position): diamati saat antesis. Gambar 3. Posisi Bunga: 3) pendant, 5) intermediate, 7) erect 8. Warna anter (anther colour): putih, kuning, biru pucat, biru, dan ungu. Diamati saat mekar sebelum antesis. 9. Warna filament (filament colour): putih, kuning, hijau, biru, ungu terang, dan ungu. Diamati saat antesis. 10. Bentuk pelekatan kelopak pada pangkal buah (fruit shape at pedicel attachment): diamati saat buah masak pada panen kedua. Gambar 4. Bentuk Pelekatan Kelopak pada Pangkal Buah: 1) acute, 2) obtuse, 3) truncate, 4) cordate, 5) lobate 11. Bentuk tepi kelopak buah (calyx margin): diamati saat buah masak pada panen kedua. Gambar 5. Bentuk Tepi Kelopak Buah: 3) entire, 5), intermediate, 7) dentate 12. Bentuk buah (fruit shape ): diamati saat buah masak pada panen kedua.

17 Gambar 6. Bentuk Buah: 1) elongate, 2) almost round, 3) triangular, 4) campanulate, 5) blocky. 13. Bentuk ujung buah (fruit shape at blossom end): diamati saat buah masak pada panen kedua. Gambar 7. Bentuk Ujung Buah: 1) pointed, 2) blunt, 3) sunken,4) sunken dan pointed 14. Warna buah dan muda: pointed. putih, kuning, hijau, orange, ungu, dan ungu tua. 15. Warna buah masak: putih, kuning, orange, merah, ungu, coklat, dan hitam. 16. Permukaan kulit (fruit surface): lurus, keriting, semi-keriting. Diamati saat buah masak pada panen kedua. Pengamatan kuantitatif meliputi: 1. Tinggi tanaman (plant height): diukur dari permukaan tanah hingga ujung titik tumbuh tertinggi setelah panen kedua (cm). 2. Tinggi dikotomus (stem length): diukur dari permukaan tanah hingga percabangan pertama setelah panen kedua (cm). 3. Diameter batang (stem diameter): diukur pada pertengahan jarak antara permukaan tanah hingga percabangan pertama setelah panen kedua (cm). 4. Lebar kanopi (plant canopy width): diukur setelah panen pertama pada bagian yang terlebar.

18 5. Umur berbunga (hari setelah tanam/hst): diamati saat bunga pertama muncul. 6. Umur panen (HST): diamati saat panen pertama. 7. Panjang buah (fruit length): diukur dari ujung hingga pangkal buah (cm). 8. Lebar buah (fruit width): terdiri atas diameter bagian pangkal, tengah, dan ujung buah (cm). 9. Panjang petiol buah (fruit petiol length): diukur dari ujung petiol hingga pangkal yang merupakan perlekatan dengan pangkal buah (cm). 10. Bobot per buah (g). 11. Bobot buah per tanaman (g). 12. Jumlah buah per tanaman. Analisis Data Analisis data kualitatif pada populasi F2 dilakukan dengan menggunakan uji khi-kuadrat berdasarkan hukum Mendel dan penyimpangannya. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan software Microsoft Excel dan SAS System9.1. 1. Uji khi-kuadrat (Crowder, 2006) X 2 = nilai khi-kuadrat hitung O i = nilai pengamatan fenotipe ke-i E i = nilai harapan fenotipe ke-i 2. Heritabilitas(Nasir, 2001) Keterangan : h 2 bs 2 P = heritabilitas arti luas = ragam fenotipe populasi P1 2 P2 = ragam fenotipe populasi P2 2 F2 = ragam fenotipe populasi F2

19 3. Kemajuan seleksi (Falconer, 1981) KS = kemajuan seleksi S = selisih nilai tengah tanaman tepilih terhadap nilai tengah populasi F2 h 2 = heritabilitas arti luas 4. Persentase Kemajuan Genetik Harapan(Nasir, 2001) KGH = persentase kemajuan genetik harapan KS = kemajuan seleksi = nilai tengah populasi F2 5. Korelasi (Walpole, 1992) r = koefisien korelasi n = jumlah pengamatan x dan y masing-masing berupa peubah bebas 6. Sidik lintas (Singh dan Chaudhary, 1979) Vektor A merupakan korelasi antara karakter xi dengan (y)(riy). Unsur Matrik B terdiri dari korelasi peubah xi (rij). Vektor C adalah unsur-unsur pengaruh langsung peubah xi terhadap y(pij). Koefisien Residu (Cs) :

20 7. Indeks seleksi (Falconer, 1981) I = b 1 P 1 + b 2 P 2 +. + b n P n I = indeks seleksi b n = bobot dari karakter ke-n P n = nilai fenotipe tiap genotipe yang telah distandarisasi untuk karakter ke n 8. Standarisasi (Walpole, 1992) z = satuan baku x = nilai pengamatan µ = nilai tengah σ = simpangan baku