BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen. mendapatkan pelayanan gawat darurat. 2

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Friedrich Ebert Stiftung ( Paham JKN Jaminan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. operasional, standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah instusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, dimana kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB III METODE PENELITIAN. Kapasitas Kerja. a. Umur b. Keterampilan c. Pendidikan d. Lama Bekerja e. Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. populasi, kebutuhan pemeliharaan sumber daya kesehatan, peningkatan Ilmu. secara efisien dan efektif (Hatta, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban menyelenggarakan rekam medis (UU RI No. 44 Tahun 2009). Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI No. 269 Tahun 2008). Rekam medis di rumah sakit diselenggarakan oleh Perekam Medis dan Infomasi Kesehatan. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada unit pelayanan kesehatan (Kepmenkes RI No. 377 Tahun 2007). Perekam Medis dalam memberikan pelayanan berkewajiban mematuhi standar profesi Perekam Medis. Standar profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya 1

2 pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi bidang kesehatan (UU RI No. 36 Tahun 2014). Standar profesi memuat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai bentuk profesionalisme dalam bidangnya. Salah satu kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai standar profesi yaitu klasifikasi dan kodifikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis, dalam hal ini Perekam Medis dituntut untuk mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen kesehatan (Kepmenkes RI No. 377 Tahun 2007). Penetapan kode diagnosa dan tindakan dilakukan oleh Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dengan menggunakan ICD. Fungsi ICD sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah terkait kesehatan digunakan untuk kepentingan informasi statistik morbiditas dan mortalitas (Hatta, 2014). Kegiatan, tindakan dan diagnosa yang ada di dalam rekam medis harus diberi kode untuk memudahkan pelayanan pada penyajian informasi agar menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2006). Namun, tenaga yang profesional di bidang ini yaitu Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang dapat melakukan klasifikasi dan kodifikasi menggunakan ICD masih kurang jumlahnya. Dengan tenaga seadanya, koder harus dapat mengkode rekam medis dengan jumlah yang banyak.

3 Beberapa dampak dapat ditimbulkan dari kurangnya koder rawat jalan dikarenakan perkerjaan melebihi beban kerja yang seharusnya. Bila pekerjaan melebihi dari beban kerja yang seharusnya, maka kualitas pekerjaan menurun. Adapun yang dimaksud dengan beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan. Untuk menghitung kebutuhan koder rawat jalan berdasarkan beban kerja, digunakan metode WISN. WISN (Work Load Indicator Staff Need) adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional (Kepmenkes RI No. 81 Tahun 2004). Perhitungan kebutuhan koder rawat jalan menggunakan metode WISN menggambarkan dimensi untuk mengukur beban kerja. Dimensi mengukur beban kerja adalah waktu kerja tersedia, standar beban kerja, standar kelonggaran dan kuantitas kegiatan pokok (Kepmenkes RI No. 81 Tahun 2004). Penelitian mengenai kebutuhan koder rawat jalan dengan metode WISN pernah dilakukan pada tahun 2014 di Rumah Sakit Bhakti Mulia yang merupakan rumah sakit tipe C dengan kunjungan pasien rawat jalan 204 orang per hari, memilki 1 tenaga koding dan membutuhkan penambahan 1 orang tenaga koding (Rosalina, 2014). Pada tahun 2015 pernah dilakukan penelitian di RS Pantiwilasa Dr. Cipto Semarang yang merupakan rumah sakit tipe C memilki 1 tenaga koding rawat jalan dengan volume kegiatan pokok per hari sebanyak 414 membutuhkan 4 tambahan tenaga koding rawat jalan (Rusdiana dan Setyowati, 2015).

4 Rumah Sakit Bhakti Asih adalah rumah sakit tipe C yang beralamat di Jalan Raden Saleh No. 10 Karang Tengah, Kota Tangerang. Rumah sakit ini memiliki jumlah kunjungan rata-rata pasien rawat jalan per hari lebih dari 400 pasien. Tenaga rekam medis berjumlah 29 orang, termasuk 1 orang koder rawat jalan. Jumlah koder rawat jalan 1 orang tidak sebanding dengan beban kerja untuk kunjungan rata-rata pasien rawat jalan per hari lebih dari 400 pasien, hal ini dapat dilihat dari penumpukan pekerjaan koder rawat jalan berupa penumpukan rekam medis yang belum dikoding. Permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit Bhakti Asih karena kurangnya koder rawat jalan yaitu rekam medis yang dikoding secara langsung masuk ke dalam Sistem Informasi Rumah Sakit apabila tidak dikoding maka berdampak pada kurangnya kualitas informasi kesehatan, statistik atau pelaporan baik internal maupun eksternal. Apabila koding rawat jalan dilakukan dengan cepat karena kekurangan tenaga maka dapat berdampak pada kualitas koding rawat jalan. Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk membahas mengenai kebutuhan koder rawat jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit Bhakti Asih tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Sebagai institusi pelayanan kesehatan, rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis. Dengan demikian setiap rumah sakit membutuhkan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, yang tentu saja memiliki kompetensi sesuai dengan standar profesi. Kompetensi yang dimiliki salah satunya adalah klasifikasi dan

5 kodifikasi penyakit, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis. Namun, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang dapat melakukan koding dengan menggunakan ICD masih kurang jumlahnya, maka tidak mengherankan bila pekerjaan melebihi beban kerja seharusnya yang berdampak pada menurunnya kualitas pekerjaan. Beban kerja mempengaruhi kebutuhan koder rawat jalan di Rumah Sakit. Adapun metode perhitungan kebutuhan koder rawat jalan yang digunakan adalah metode WISN (Workload Indicators of Staffing Need). Rumah Sakit Bhakti Asih saat ini hanya memiliki 1 koder rawat jalan dengan jumlah kunjungan rata-rata pasien rawat jalan lebih dari 400 pasien per hari. Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis mengangkat tentang kebutuhan koder rawat jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit Bhakti Asih. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Berapa waktu kerja tersedia bagi koder rawat jalan di Rumah Sakit Bhakti Asih tahun 2016? 2. Berapa standar beban kerja koder rawat jalan di Rumah Sakit Bhakti Asih tahun 2016? 3. Berapa standar kelonggaran bagi koder rawat jalan di Rumah Sakit Bhakti Asih tahun 2016? 4. Berapa kuantitas kegiatan pokok koder rawat jalan di Rumah Sakit Bhakti Asih tahun 2016?

6 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui kebutuhan koder rawat jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Menghitung waktu kerja tersedia koder rawat jalan di Rumah Sakit 2. Menghitung standar beban kerja koder rawat jalan di Rumah Sakit 3. Menghitung standar kelonggaran koder rawat jalan di Rumah Sakit 4. Menghitung kuantitas kegiatan pokok koder rawat jalan di Rumah Sakit 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Penulis Mempelajari lebih lanjut mengenai langkah-langkah menghitung kebutuhan koder rawat jalan di RS Bhakti Asih dan mempersiapkan penulis sebagai calon Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang mampu mengelolah unit kerja Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian, dalam hal ini merencanakan kebutuhan koder rawat jalan di unit kerja Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

7 1.5.2 Bagi Rumah Sakit Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat sebagai bahan penyusunan rencana kebutuhan koder rawat jalan untuk penyempurnaan struktur organisasi unit kerja Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, peningkatan kinerja unit kerja, peningkatan pendayagunaan koder rawat jalan agar dapat bekerja sesuai beban kerja dan dapat meningkatkan kualitas pekerjaannya sehingga meningkatkan mutu pelayanan bagi Rumah Sakit Bhakti Asih. 1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya program studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sehingga dapat mempersiapkan diri menjadi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang dapat merencanakan kebutuhan koder rawat jalan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pekerjaan para koder.