BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat. beberapa hal yang perlu diperhatikan.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

No membangun kurikulum pendidikan; penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan norma yang terkait dengan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dengan pradigma baru yang dapat mengembangkan kelas sebagai democratic. terbentuk dimulai dari lingkungan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlikan masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan bertujuan tidak hanya menghasilkan generasi penerus yang cerdas saja, tapi tujuan pendidikan juga membentuk generasi penerus yang berkarakter dan bermoral. Manusia yang cerdas tanpa mempunyai karakter dan moral yang baik akan membuat kepintaran mereka sia-sia. Apabila segi-segi tersebut tidak dihiraukan, akan membuat generasi penerus bangsa kita memiliki moral yang rusak, seperti masalah yang dihadapi bangsa kita, misalnya korupsi dimana-mana, dan tawuran atar pelajar meluas. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses menuju kedewasaan berfikir peserta didik, sehingga ia dapat membangun dirinya, lingkungannya, bangsa serta negaranya. Dalam pelaksanan pembelajaran sering kita temukan peserta didik hanya merupakan objek pembelajaran dan bukan merupakan subjek belajar, sehingga kemampuan berfikir 1

2 analisis kritisnya terbelenggu dan hanya mengikuti apa yang diajarkan guru. Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan juga mempunyai peran di dalamnya. Salah satunya adalah menumbuhkan sikap patriotisme dan wawasan kebangsaan. Tujuan ini dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan tugas dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia. Tanggung jawab dan keikutsertaan warga negara dalam menciptakan tujuan nasional tersebut merupakan perwujudan dari Patriotisme dan nasionalisme dalam bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara, kecintaan terhadap tanah air, keyakinan terhadap nilai-nilai pancasila dan wawasan kebangsaan. Kenyataan yang terjadi dewasa ini, semangat patriotisme dan wawasan kebangsaan yang dimiliki para pemuda dari waktu ke waktu semakin terdegradasi. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan dilihat dari perkembangan masyarakat global karena kemajuan pengetahuan dan teknologi. Patriotisme adalah sikap bangga akan pencapaian bangsa, bangga akan budaya bangsa, adanya keinginan untuk memelihara ciri-ciri bangsa dan latar belakang budaya bangsa. Rashid (2004: 5) menyebutkan beberapa nilai patriotisme, yaitu kesetian, keberanian, rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara. Sedangkan wawasan kebangsaan adalah keutuhan Nasional, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkungan nusantara dan demi kepentingan nasional (Fajar. 2009: 52). Masalah ini harus segara diatasi, apabila

3 seorang generasi penerus bangsa tidak mempunyai sikap seperti di atas, maka akan terjadi bahaya nasional di masa yang akan datang. Masyarakat, khususnya para pemuda akan luntur kecintaan mereka kepada bangsaanya dan akan lebih memilih kebudayaan negara lain, sehingga tidak akan mengharagai kebudayaan negara sendiri. Masalah tersebut merupakan tantang dunia pendidikan Indonesia yang harus dihadapi dan dipecahkan oleh semua pihak. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya membuat siswa itu pintar dan cerdas, akan tapi harus memperhatikan aspek-aspek yang lain, salah satunya adalah menanamkan nilai-nilai moral dan Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang insani (Sofan, 2011: 4). Pendidikan karakter merupakan proses dimana siswa dituntut untuk belajar nilai-nilai budi pekerti untuk menjadi siswa yang baik dan berguna bagi masyarakat. Pelaksanaan pendidikan karakter sangat penting karena pelaksanan pendidikan karakter pada pembelajaran diharapkan dapat mengubah sikap siswa dan mengurangi masalah penurunan karakter. Usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter salah satunya dengan pembelajaran sejarah. Pelajaran sejarah

4 mengandung nilai-nilai yang dapat mengubah karakter siswa, didalam pembelajaran sejarah terdapat banyak teladan dan nilai yang terkandug didalamnya. Pendidikan sejarah merupakan salah satu pelajaran yang menanamkan nilai-nilai karakter seperti halnya pelajaran Kewarganegaraan. Posisi mata pelajaran sejarah sangat strategis dalam menciptakan kesadaran di kalangan peserta didik. Sejarah merupakan gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sabagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu itu (Gazalba, 1981: 13). Sehingga sejarah dapat mengantarkan manusia kepada pemahaman mengenai masa lalu diri, kelompok masyrakat dan bangsanya. Situasi masa sekarang tidak dapat dipisahkan dari masa lalu. Upaya manusia untuk memperoleh masa depan yang lebih baik sangat ditentukan dengan sikap dan perilaku manusia pada masa kini. Sejarah mampuh menentukan eksistensi kehidupan manusia di masa kini dan masa mendatang. Pembelajaran sejarah adalah sebagai salah satu pembelajaran yang sangat berkaitan dengan pengembangan serta pembinaan sikap kebangsaan, semangat nasionalisme, cinta tanah air, berjiwa demokrasi dan patriotisme. Peserta didik dalam pembelajaran sejarah di sekolahan idealnya dengan melihat secara langsung kehidupan nyata, bukan materi yang jauh dari realitas. Belajar sejarah yang baik dapat berasal dari

5 pengalaman sehari-hari peserta didik. Kedekatan emosional peserta didik dengan lingkungan merupakan sumber belajar yang berharga (Mulyono, 2008: 1). Pembelajaran sejarah di sekolah masih menghadapi berbagai persoalan seperti belum tumbuhnya kesadaran akan pentingnya sejarah. Kesadaran sejarah rendah karena dalam proses pembelajaran banyak guru sejarah menggunakan teknik pembelajaran dengan teknik ceramah dan hafalan, selain itu alokasi waktu dan tingkat pertemuan tiap minggu yang diberikan pada mata pelajaran sejarah sangatlah terbatas sehingga menyebabkan peserta kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Peran guru juga penting dalam numbuhkan rasa patriotisme dan wawasan kebangsaan kepada peserta didik. Guru sebagai seorang pendidik merupakan pendorong, pembina dan pemberi bantuan kepada siswa untuk mempermudah mereka untuk menerima materi pelajaran. Seorang guru harus mampu memberikan interaksi belajar dan mengajar yang baik, terlebih lagi guru sejarah yang disamping bertugas men-transfer pengetahuan juga men-transfer nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah peristiwa sejarah (Muhammad, 2012: 3). Guru sejarah dalam pembelajaran sebaiknya mampu memberikan atau menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah peristiwa sejarah yang disampaikan disekolah. Nilai-nilai yang dapat diambil untuk membentuk karakter siswa agar lebih baik di antaranya patriotisme,

6 wawasan kebangsaan dan nasionalisme. Agar kelak berguna di dalam maupun di luar sekolah sehingga menjadi pribadi yang baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan masalah yang ditemukan di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten sebagai berikut : 1. Sikap Patriotisme dan wawasan kebangsaan semakin terdegradasi. 2. Kurang menyadari pentingnya pendidikan moral. 3. Kurangnya waktu dalam penyampaian materi. 4. Kesadaran tentang pembelajaran sejarah rendah. 5. Guru sejarah yang masih menggunakan teknik ceramah. 6. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran sejarah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diperlukan pembatasan masalah agar penelitian tidak meluas dan lebih fokus dalam mengkaji dan meneliti masalah yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang meneliti tentang penanaman nilai wawasan kebangsaan dan patriotisme dalam pendidikan karakter kepada siswa dengan pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten? 2. Bagaimana usaha guru sejarah untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter khususnya wawasan kebangsaan dan patriotisme

7 dalam pembelajaran sejarah kepada siswa di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten? 3. Apa kendala yang dihadapi guru sejarah untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter khususnya wawasan kebangsaan dan patriotisme kepada siswa di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten? E. Tujuan Penelitian Suatu penelitian tentu saja menpunyai target yang hendak dicapai dan dituangkan dalam tujuan penelitian. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. 2. Mengetahui usaha guru sejarah untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter khususnya wawasan kebangsaan dan patriotisme dalam pembelajaran sejarah kepada siswa di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. 3. Mengetahui kendala yang dihadapi guru sejarah untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter khususnya wawasan kebangsaan dan patriotisme kepada siswa di SMA Negeri 1 Wonosari, Klaten. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang peranan pelajaran sejarah untuk meningkatkan

8 nilai-nilai karakter kepada siswa khususnya wawasan kebangsaan dan patriotisme. b. Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terkait dengan penanaman nilainilai karakter wawasan kenagsaan dan patriotisme. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat membantu siswa mengambil teladan dan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah, serta dapat mempelajari karakter-karakter dari para pahlawan. Siswa juga diharapkan dapat mengambil nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan guru-guru agar memperhatikan faktor-faktor yang lain dalam mengajar, tidak hanya aspek prestasi semata, melainkan aspek yang lain seperti cinta tanah dan wawasan kebangsaan. c. Bagi peneliti Penelitian ini sebagai wahana menambah pengalaman dalam dunia belajar mengajar yang sesungguhnya. d. Bagi Universitas Hasil ini dapat menambah pustaka sebagai literatur bagi penelitian yang relevan.