BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis siswa yang rendah merupakan permasalahan yang sering dibahas dalam berbagai kesempatan seperti dalam seminar, diskusi, bahkan dalam Kongres Bahasa Indonesia. Kemampuan menulis yang rendah tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya kesalahan saat siswa membuat karya tulis, misalnya saja dalam penulisan yang tak jarang struktur bahasanya agak kacau, pilihan kata atau diksi yang kurang tepat dan tidak sesuai, kalimat yang tidak efektif, dan juga kesalahan penggunaan EYD. Tulisan adalah refleksi dari pikiran seseorang. Sistematik atau tidaknya tulisan seseorang dipengaruhi oleh cara dia mengatur pikirannya. Sebelum menulis, dia harus terlebih dahulu memahami benar butir-butir pikiran yang hendak dikemukakannya. Sistem yang terbentuk dari butir-butir itu menjadikan pada cara berpikir yang jernih dan pada akhirnya 8nanti membantu mewujudkan penyajiannya yang sistematik dan dapat dipahami. Beranjak dari latar belakang bahwa dalam segi pengajaran terdapat beberapa faktor yang dianggap secara langsung mempengaruhi kekurangberhasilan pengajaran keterampilan menulis selama ini. Adapun yang menjadi penyebab sebagai berikut: (1) materi pelajaran menulis yang bersifat teoritis, (2) guru kurang kreatif dalam memilih berbagai metode pembelajaran, dan (3) guru kurang membina 1
kegiatan menulis di sekolah. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang perlu diperhatikan guru agar tujuan pembelajaran tercapai. Beranjak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar kepekaan para siswa SMU dalam memberikan penilaian sebuah karya sastra yang dituangkan dalam sebuah resensi, khususnya untuk novel populer. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemahiran mereka dalam mengapresiasi karya sastra dalam bentuk tulisan. Selain itu, cara penulisan yang mereka buat, baik dalam pemilihan diksi maupun penyampaian gagasan. Dalam hal ini, penulis akan memberikan solusi tentang teknik atau model pembelajaran yang sebaiknya digunakan dalam proses pembuatan resensi. Hal ini dilatarbelakangi dengan kegiatan belajar-mengajar guru bahasa Indonesia yang tidak lepas dari pengajaran tentang membuat resensi. Untuk kepentingan tersebut, penulis memilih model pembelajaran dengan menggunakan metode kolaborasi. Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi (A. Chaedar Alwasilah, 2005: 21). Metode ini, sangat bermanfaat bagi para siswa karena mereka dapat saling mengkoreksi, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditulis oleh siswa lain. Maka, dengan metode ini diharapkan siswa mampu mengambil pelajaran, khususnya tentang penulisan resensi novel dengan baik dari kesalahaan orang lain yang telah dikoreksi. 2
Selain itu, penulis memilih metode kolaborasi sebagai alternatif dalam pembelajaran menulis resensi dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: 1) Siswa lebih banyak diajari tata bahasa atau teori menulis dan sedikit sekali berlatih menulis. Maka dari itu, penulis bersolusi bahwa guru pelajaran bahasa Indonesia sebaiknya mengurangi pengajaran tata bahasa. Jika kemahiran yang ingin diperoleh siswa adalah mahir dalam menulis, maka sebaiknya banyakbanyak menugaskan siswa untuk membaca cerita fiksi atau novel, dan melaporkannya secara tertulis, dengan cara meresensi sebuah novel. 2) Guru cenderung menilai hasil akhir karangan sehingga lebih fokus kepada kualitas atau ketepatan gramatika. Para siswa pun menganggap bahwa tugas mereka hanyalah memproduksi suatu karya tulis dan tugas guru adalah memberi nilai. Itu saja! Padahal, agar siswa terampil menulis, maka harus ada interaksi antara siswa dan guru, sehingga pembelajaran menulis ini akan lebih efektif. 3) Siswa tidak mengetahui benar atau salahnya tulisan yang mereka buat. Karena tidak ada catatan tentang kesalahan pada tulisan mereka. Untuk itu, guru sebaiknya memberikan komentar (corrective feedback) pada hasil karya tulis siswa, dan mengembalikan hasil tulisannya kepada mereka. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis ingin mengetahui keberhasilan metode kolaborasi dalam meningkatkan hasil 3
belajar siswa dan seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan oleh metode ini untuk memudahkan siswa dalam menulis resensi cerpen. Ketertarikan penulis ini, insya Allah akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RESENSI NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 BANDUNG TAHUN AJARAN 2005-2006. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terdapat pada ketidakberhasilan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, di antaranya yaitu: 1) Banyak siswa yang masih belum terampil dalam menulis, antara lain menulis resensi novel. 2) Banyak guru bahasa Indonesia yang tidak memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar bahasa Indonesia secara profesional. 3) Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel kurang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan, sehingga hasilnya kurang optimal. 4) Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran menulis resensi novel. 5) Kurangnya motivasi pada siswa untuk terus berlatih menulis. 1.3 Pembatasan Masalah 4
Pembatasan suatu masalah dalam penelitian sangatlah penting. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang akan diteliti lebih terarah dan serta tidak terjadi penyimpangan dari suatu permasalahan. Pembatasan permasalahan tersebut diantaranya; 1) Penulis akan mengujicobakan metode Kolaborasi dalam pembelajaran menulis resensi novel. 2) Penelitian tersebut dilakukankan untuk dapat mengetahui keberhasilan metode Kolaborasi dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis resensi novel. 1.4 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a) Perencanaan pembelajaran menulis resensi dengan menggunakan metode Kolaborasi. b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis resensi dengan menggunakan metode Kolaborasi. c) Berapa hasil pembelajaran menulis resensi dengan menggunakan metode Kolaborasi. 1.5 Definisi Operasional 5
1) Menulis resensi novel adalah kegiatan menulis dan membuat suatu ulasan terhadap nilai sebuah buku/novel dengan membacanya terlebih dahulu. 2) Metode Kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. 3) Model Pembelajaran Menulis Resensi dengan Metode Kolaborasi adalah suatu bentuk satuan ajar yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar, khususnya menulis resensi novel dengan melibatkan siswa dalam mengoreksi hasil resensi teman, sehingga siswa mengetahui kesalahan yang dilakukan dan diharapkan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. 1.6 Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hal-hal berikut ini. 1) Hasil penerapan metode Kolaborasi dalam pembelajaran menuls resensi novel. 2) Nilai rata-rata kemampuan siswa dan peningkatan siswa dalam menulis resensi novel mulai dari siklus I sanpai dengan siklus III. 3) Ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil tes menulis resensi novel mulai dari siklus-siklus tersebut. Manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti dapat mengetahui bagaimana keterampilan menulis resensi novel dan metode kolaborasi sebagai model pembelajaran menulis. 6
2) Guru dapat membandingkan metode kolaborasi dengan metode yang selama ini dipakai. Selanjutnya, mereka akan mempertimbangkan metode tersebut untuk diterapkan di sekolah masing-masing. 3) Pembaca dapat menambah pengetahuan dan sebagai motivator untuk melakukan penelitian selanjutnya demi perbaikan mutu pendidikan. Selain itu, tujuan penelitian dengan metode kolaborasi ini pun agar siswa memperoleh hasil belajar yang lebih mantap. Dengan melaksanakan latihan-latihan, pengalaman siswa lebih terintegrasi, di antaranya sebagai berikut: 1) Siswa aktif belajar dan terangsang untuk meningkatkan kegiatan belajar yang lebih baik. 2) Siswa belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. 3) Inisiatif dan tanggung jawab siswa lebih terpupuk. 4) Siswa dapat memanfaatkan waktu senggang untuk menunjang belajarnya. 5) Menambah pengertian, memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah. 6) Melatih siswa untuk belajar mandiri. 7) Melatih siswa untuk membagi waktu secara teratur. 8) Membiasakan siswa berdisiplin dan tidak mengabaikan tugas. 7
9) Melatih siswa untuk mencari dan menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya. 1.7 Anggapan Dasar Penelitian yang dilakukan berdasarkan pada beberapa anggapan dasar di bawah ini. 1. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang berproses. 2. Siswa terampil menulis apabila melakukan bimbingan dan latihan secara intensif. 3. Tidak ada metode pengajaran yang paling baik karena setiap metode mengandung kelemahan dan kebaikan masing-masing. 8