PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULAN. Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

ANALISIS PERBANDINGAN PARTISIPASI MASYARAKAT KAWASAN PERUMAHAN DENGAN KAWASAN PERKAMPUNGAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

MOTIVASI WARGA YANG MENCALONKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DESA DI DESA RANDUAGUNG, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan yang dapat berjalan secara efisien dan mandiri tetapi

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR. Fatmawada S Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Yapis Biak

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

UPAYA KEPALA DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang)

PERAN KEPALA KAMPUNG DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI KAMPUNG BIATAN LEMPAKE KECAMATAN BIATAN KABUPATEN BERAU

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

ROSI YULIAWATI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

III. METODE PENELITIAN. penelitian (sesorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

TUGAS DAN WEWENANG KEPALA DESA DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DESA ULAK KEMBAHANG 2 KECAMATAN PEMULUTAN BARAT KABUPATEN OGAN ILIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PENERAPAN FUNGSI PEMBINAAN CAMAT TERHADAP APARATUR DESA DI KECAMATAN GALELA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

I. PENDAHULUAN. pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif- kualitatif yakni

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA. (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBANGUNAN DI DESA BANJURPASAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KEBUMEN a. Abstrak

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah unsur lembaga dalam

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

HASBULLAH NPM

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah dilaksanakan dalam rangka menepakan asas

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang

Sugiyono, Metode Penelitian Pendikan, (Pendekatan kuantitatif, Kualitatifdan R&D), Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 3. 2

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT PAP DALAM BIDANG PENDIDIKAN PADA MASYARAKAT DESA MADAK

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER TERHADAP PELAYANAN PRIMA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi pelaksanaan pada Tahun yang menggunakan pendekatan

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Keywords: partnership, chief of village, body consultative of village, village regulation.

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melakukan sebuah penelitian, metode penelitian hendaklah tersusun

I. PENDAHULUAN. dan berwibawa dengan melibatkan peran serta swasta dan masyarakat yang

Transkripsi:

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran kepala desa sebagai administrator pembangunan di desa moncongloe kecamatan moncongloe kabupaten maros. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah tiga orang dan penelitian ini terdapat tiga deskripsi fokus yaitu: 1) Motivator, 2) Fasilitator, dan 3) Mobilisator. Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Tekhnik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Peran Kepala Desa sebagai Administrator Pembangunan di Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros berada dalam kategori baik, selaku pemerintah desa sudah menjalankan perannya sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsinya sebagai administrator pembangunan desa. Kata Kunci: Kepala Desa, Administrator, Pembangunan ABSTRACT This research is a qualitative descriptive study aimed to determine the role of the head of the village as a rural development administrator Moncongloe Sub-District Maros regency. The number of informants in this study were three people and there are three descriptions of this research focus, namely: 1) Motivator, 2) facilitator, and 3) a mobilizer. Data collection techniques used are observation, interview and documentation. Data analysis techniques are data reduction, data presentation, and withdrawals as well as the conclusion of testing. The results showed that, as the Village Head Administrator Role in Rural Development Moncongloe Sub-District Maros are in both categories, as the village government has been carrying out its role as a motivator, facilitator and mobilizer in accordance with the duties, powers and functions as administrator of rural development. Keywords: Village Head, Administrator, Development PENDAHULUAN Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang berkesinambungan ke arah kemajuan yang lebih baik. Dengan pelaksanaan pembangunan yang dikerjakan, perlu memacu pemerataan pembangunan serta hasilhasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, membangkitkan prakarsa dan peran aktif masyarakat serta untuk meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, serta memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa.

144 Jurnal Office, Vol. 2 No.2, 2016 Pemerintah desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini di atur melalui Peraturan Pemerintah Nomor. 72 Tahun 2005 tentang pemerintahan desa yang di terbitkan untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat 1 Undang-undang 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti tertuang pada paragraph 2 pasal 14 ayat (1), adalah kepala de sa yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Pemerintah atau swasta yang mempengaruhi keberadaan peran serta masyarakat tidak satupun yang dapatberkesinambungan. Demikian pula faktor demografi, seperti usia, agama, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan (tingkat ekonomi) dan sebagainya yang merupakan faktor yang tidak dianggap dapat mempengaruhi peran serta masyarakat. Satu-satunya faktor dari masyarakat yang masih mungkin dapat melakukan dorongan/motivasi secara berkesinambungan adalah faktor tokoh masyarakat yang dalam hal ini adalah kepala desa. Untuk mencapai tujuan pembangunan Nasional maka diperlukan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang meliputi pusat sampai ke daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam proses pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat pemerintah daearah diharapkan mengakomodir, mengelola, dan memberdayakan potensi-potensi yang ada di daerahnya masing-masing secara maksimal, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di daerah. Tujuan dari otonomi daerah secara umum adalah untuk meningkatkan kualitas keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan bagi seluruh unsur bangsa yang beragam di dalam bingkai Negara Republik Indonesia dan salah satunya adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan di daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan Kesatuan bangsa. Keberhasilan atau kegagalan peningkatan pembangunan di desa sangat ditentukan oleh kinerja kepala desa, yang sejauh mana kepala desa dalam merencanakan, menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, komunikasi, pengorganisasian, pelaksanaan, dalam kaitannya dengan manajemen. Berkaitan dengan hal tersebut bangsa Indonesia melakukan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berencana menyeluruh terpadu dan terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu meningkatkan kemampuan Nasional dalam masyarakat dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain yang dikenal dengan pembangunan Nasional. Peran Kepala Desa dalam pembangunan wilayah pedesaan memiliki fungsi yang sangat strategis, sehingga kehadirannya dalam berbagai aktivitas pembangunan tidak dapat dihindari lagi. Ini berarti pemimpin harus memiliki idealisme kuat, serta dia harus dapat menjelaskan cita-citanya kepada masyarakat dengan cara sejelas mungkin,

Hariati, dkk, Peran Kepala Desa Sebagai Administrator... 145 mengikuti kehendak yang dibentuk masyarakat, serta perkembangan masyarakat. Permana (2014:22) menyatakan bahwa: Peran seorang kepala desa adalah hal yang sangat penting, karena posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di desa, yang berhak atas keputusan mengayomi masyarakatnya sehingga turut bekerja sama dalam pembangunan itu sendiri. Pembangunan Nasional yang multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa. Komponen atau aparat dimaksud hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam pelaksanaan tugasnya. Tepatlah kiranya jika wilayah desa menjadi sasaran penyelenggaraan aktifitas pemerintahan dan pembangunan, mengingat pemerintahan desa merupakan basis pemerintahan terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia yang sangat menentukan bagi berhasilnya ikhtiar dalam pembangunan nasional yang menyeluruh karena pemerintah desa beserta aparatnya adalah sebagai administrator penyelenggara utama aktifitas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maupun sebagai pembina ketentraman dan ketertiban di wilayah kekuasaannya. Partisipasi masyarakat adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun secara berkelompok maupun masyarakat untuk menyatukan kepentingan atau keterkaitan mereka terhadap organisasi atau masyarakat dalam rangka mencapai tujuan masyarakat tersebut. Partisipasi dapat di definisikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Pada dasarnya partisipasi masyarakat desa sangat dibutuhkan dalam pembangunan desa, maka perlu ditingkatkan sumber daya manusia dan berkualitas penduduk desa yang makin mantap. Hal itu harus didukung adanya kesadaran masyarakat desa tentang perlunya pendidikan sebagai dasar untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang selalu tahu teknologi sehingga dimungkinkan pembangunan nasional akan lebih maju karena didukung oleh masyarakat yang berkualitas dan memiliki pengetahuan yang luas. Pembangunan nasional sebagai proses peningkatan kemampuan manusia untuk menentukan masa depannya, mengandung arti bahwa warga masyarakat perlu dilibatkan dalam proses tersebut, yaitu warga masyarakat perlu berperan serta dalam menyukseskan pembangunan, khususnya dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan. Adisasmita (2006:34) mengemukakan bahwa: Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan (pedesaan) merupakan aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam implementasi program atau proyek yang dilaksanakan. Berdasarkan observasi awal di Kantor Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2015 diketahui bahwa

146 Jurnal Office, Vol. 2 No.2, 2016 peran Kepala Desa sebagai Administrator Pembangunan menjadi penting manakala ia dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator, maupun untuk mengarahkan warganya dan juga perangkat desa lainnya dalam rangka Pembangunan Desa dan melaksanakan Pemerintahan Desa dan untuk mencapai tujuan pembangunan desanya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2003:11) mendefinisikan Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antar variabel satu dengan variabel lainnya. Tipe deskriptif dipilih dalam penelitian ini karena sangat sesuai untuk digunakan dalam meneliti mengenai peran Kepala Desa sebagai administrator pembangunan di desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros, dimana penelitian ini didasarkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat melakukan penelitian kemudian menganalisanya dan membandingkan dengan kenyataan yang ada dengan teori, selanjutnya menarik kesimpulan. Adapun Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Upaya memperoleh data yang objektif dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data, seperti: observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif Miles dan Huberman dalam Sugiyono, (2014:246), yang terdiri atas reduksi data ( data reduction), penyajian data ( data display), dan penarikan kesimpulan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying concluctions). PEMBAHASAN Hasil penelitian pada Kantor Desa MOncongloe yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi guna mengungkap peran kepala desa sebagai administrator Pembangunan berdasarkan definisi konsep penelitian, yaitu: Motivator, Fasilitator, dan Mobilisator. Peran Kepala Desa Sebagai Motivator Pentingnya peranan motivator dalam proses pembangunan desa dan perlu dipahami oleh pemerintah desa dalam hal ini adalah Kepala Desa di Desa Moncongloe agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada masyarakat desa setempat. Kepala Desa sebagai motivator harus mampu memotivasi warga untuk aktif serta dalam pelaksanaan pembangunan sehingga pembangunan yang ingin dicapai nantinya dapat terlaksana dengan baik tanpa ada perselisihan diantara pemerintah desa masyarakat setempat, sebagai Kepala Desa harus mampu memberikan dorongan

Hariati, dkk, Peran Kepala Desa Sebagai Administrator... 147 terhadap masyarakat aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sehingga nantinya mencapai tunjuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan masyarakat desa dalam meningkatkan pembangunan desa. Sebagai Kepala Pemerintah desa dalam hal ini sebagai motivator telah bekerja sama dengan masyarakat dalam hal ini yaitu bersama-sama dalam meningkatkan pembangunan desa dengan cara memberikan dorongan-dorongan kepada warga, di sini dapat dilihat bahwa dorongan dari Kepala Desa selalu dilakukan dengan tujuan bahwa hal tersebut memberikan kesadaran kepada masyarakat desa khususnya Desa Moncongloe akan pentingnya kerja sama dalam sebuah proses pembangunan. Peran Kepala Desa Sebagai Fasilitator Peran kepala desa sebagai fasilitator, bahwa kepala desa menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam hal memfasilitasi atau melengkapi kebutuhan, sarana dan prasarana yang mendukung proses pemerintahan dan pembangunan desa. Fasilitator juga dapat di katakan sebagai seorang melakukan fasilitas, yakni membantu mengelola suatu proses pertukaran informasi, memperlancar komunikasi, dan memecahkan masalah bersama-sama. Fasilitator bukanlah seseorang yang bertugas hanya memberikan pelatihan, bimbingan nasihat atau pendapat. Fasiltator harus menjadi narasumber yang baik untuk berbagai permasalahan. Kepala Desa sebagai fasilitator desa merupakan pendamping masyarakat dalam pelaksanaan serta meningkatkan program-program pembangunan desa, artinya seorang fasilitator harus mampu menyediakan dan siap dengan informasi termasuk pendukungnya. Peran Kepala Desa sebagai fasilitator cukup membantu masyarakat desa moncongloe, hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan tiga informan yang mengatakan bahwa kepala desa sangat membantu dalam memecahkan masalah pembangunan desa. Peran Kepala Desa Sebagai Mobilisator Mengenai peran Kepala Desa, dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya adalah sebagai perencana pembangunan, Kepala Desa sebagai penggerak, pengawas pembangunan, pelopor pembangunan, dan peran Kepala Desa sangat penting dalam mengadakan pendekatan dan menumbuhkan serta mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat untuk dapat merealisasikan pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa (APBD). Hal ini berarti bahwa Kepala Desa sebagai pemimpin di desa adalah penyelenggara dan penanggung jawab di dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, juga Kepala Desa bertanggung jawab dalam menumbuhkan dan mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat. Menggerakkan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan sangat penting bagi pemerintah desa, dimana Kepala Desa Moncongloe selalu mengajak aparatur desa

148 Jurnal Office, Vol. 2 No.2, 2016 untuk menggerakkan masyarakat dan berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan lainnya, serta memberikan arahan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk kepentingan orang banyak, serta kepentingan lainnya untuk jangka panjang. Kepala Desa Moncongloe menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan tidak lepas dari berbagai permasalahan yang menyelimutinya. Diharapkan dengan permasalahan itu dapat dipecahkan bersama sehingga pada akhirnya tidak merugikan kepentingan masyarakat dan dievaluasi untuk perbaikan dimasa yang akan datang. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan data hasil penelitian ini di simpulkan sebelumnya mengenai Peran Kepala Desa Sebagai Administrator Pembangunan di Desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Peran Kepala Desa sebagai Administrator Pembangunan sudah berjalan dengan baik, selaku pemerintah desasudah menjalankan perannya sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator sesuai dengan tugas, wewenang dan fungsinya sebagai administrator pembangunan desa. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Tentang Desa. Permana R. 2014. Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan di Desa Long Beliu Kecamatan Kelay Kabupaten Berau. (Internet). ( diakses pada tanggal 26 Januari 2016) http: //ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/?p=970 Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Dediknas. Sugiyono. 2004. Pembaruan Desa ( Mencari Bentuk Penataan Produksi Desa), Yogyakarta: Laper Pustaka Utama. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.