BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. seksama untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sedangkan penelitian yaitu,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan BUS dan UUS yang di publikasikan oleh masing-masing website

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif.

BAB IV HASIL PENELITIAN. telah di publikasikan melalui website Bank Panin Syariah

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa rasio-rasio keuangan bank yang meliputi Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. populasi disebut parameter populasi dan ukuran-ukuran pada sampel disebut. sampel merupakan bagian dari populasi.

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN. (Sujarweni, 2015). Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berikut sebuah penelitian:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang

BAB III DESAIN PENELITIAN. perdagangan, jasa, dan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB III METODE PENELITIAN. dari elemen-elemen populasi yang terpilih. Sampel penelitian diambil secara sensus, yaitu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DAN ANALISA PENELITIAN. yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Bank Indonesia pada tahun yaitu Bank Mandiri syariah,bni, BRI,

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun Subyek pada penelitian ini adalah laporan keuangan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keseluruhan data ada 48 data.data tersebut merupakan data laporan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-Berra (uji J-B) (Basuki : 2015). Keputusan data tersebut terdistribusi normal atau tidak adalah dengan membandingkan nilai Probabilitas JB (Jarque- Berra) hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila Probabilitas JB lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi normal, dan sebaliknya apabila JB lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak terdistribusi normal. Tabel 1.1 Hasil Uji Normalitas Variabel Uji Normalitas (JB) ROA 0.6906 ROE 0.4164 Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Prob. JB hitung variabel ROA sebesar 0,6906 dan variabel ROE sebesar 0,4164 69

lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual pada dua variabel tersebut terdistribusi dengan normal. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Data yang digunakan untuk mengestimasi model regresi linear merupakan data time series maka diperlukan asumsi bebas autokorelasi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi. Jika model mempunyai korelasi, parameter yang diestimasi menjadi bias dan variasinya tidak lagi minimum dan model menjadi tidak efisien. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model dapat menggunakan metode Brusch-Godfrey atau LM (Lagrange Multiplier) Test. Prosedur pengujian LM adalah jika nilai Obs*R-Squared lebih kecil dari nilai tabel maka model dapat dikatakan tidak mengandung autokorelasi. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai probabilitas chisquares ( ), jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai α yang dipilih maka berarti tidak ada masalah autokorelasi (Basuki : 2015) Selain menggunakan LM Test, dapat juga menggunakan Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson memiliki ketentuan sebagai berikut (Agus : 2015) : 70

Jika d lebih kecil dari dl, atau lebih besar dari (4-dL) maka hepotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. Jika d terletak antara du dan (4-dU), maka hipotesi nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. Jika d terletak antara dl dan du atau diantara (4-dU) dan (4- dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Tabel 2.2 Hasil Uji Autokorelasi Variabel Uji Autokorelasi (dw) ROA 1.7365 ROE 1.4474 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin- Watson variabel ROA yaitu sebesar 1,7365. Sedangkan nilai tabel pembanding berdasarkan data keuntungan dengan melihat pada tabel DW, nilai dl = 1,3908, sedangkan nilai du = 1,6000. Nilai du < dw < 4-dU, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual tidak mengandung autokorelasi. Sedangkan Nilai Durbin-Watson variabel ROE yaitu sebesar 1,4476 dan nilai tabel pembanding berdasarkan data keuntungan dengan melihat pada tabel DW, nilai dl = 1,3908, sedangkan nilai du = 1,6000. Nilai dl < dw < du. Berdasarkan 71

ketentuan uji Durbin-Watson maka hasil yang diperoleh dapat dikatakan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Namun petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan melihat tabel Durbin-Watson menurut Ghozali (2005) adalah sebagai berikut : a) Angka DW dibawah -2 terdapat autokorelasi. b) Angka DW -2 sampai +2 tidak terdapat autokorelasi. c) Angka DW diatas +2 terdapat autokorelasi. Berdasarkan petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2005), maka nilai DW pada output dapat dikatakan tidak terdapat autokorelasi, karena nilai -2 < 1,4476 < +2. c. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas atau Kolinearitas Ganda (Multicollinearity) adalah adanya hubungan linear antara peubah bebas X dalam Model Regresi Ganda. Jika hubungan linear antara peubah bebas X dalam Model Regresi Ganda adalah korelasi sempurna maka peubah0peubah tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicollinearity) ( Basuki : 2015). Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF). Kriteria pengujiannya yaitu 72

apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel independen, dan apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat multikolinearitas diantara variabel independen. Tabel 3.3 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Uji Multikolinearitas (VIF) ROA 2.2792 ROE 2.2792 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF pada variabel MDH dan MSY sama-sama 2,2792, karena nilai VIF dari kedua variabel tidak ada yang lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas pada kedua variabel tersebut tersebut. d. Uji Hesteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan masalah regresi yang faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan. Hal ini akan memunculkan berbagai permasalahan yaitu penaksir OLS yang bias, varian dari koefisien OLS akan salah. Untuk mengetahui ada tidaknya hesteroskedastisitas dalam model regresi dapat menggunakan metode dengan uji Breusch-Pagan (Basuki : 2015). 73

Keputusan data tersebut terdapat masalah hesteroskedastisitas atau tidak adalah dengan membandingkan nilai Obs* R-squared atau hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila nilai Obs* R-squared lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat masalah hesteroskedastisitas, dan sebaliknya apabila Obs* R-squared lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat masalah hesteroskedastisitas. Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Uji Multikolinearitas (VIF) ROA 0.2848 ROE 0.1224 Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Obs* R-squared pada variabel ROA yaitu sebesar 0,2848 lebih besar dari 0,05. Sedangkan nilai Obs* R-squared pada variabel ROE yaitu sebesar 0, 1224. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model pada dua variabel-variabel tersebut tidak terdapat masalah hesteroskedastisitas. 74

2. Uji Hipotesis a. Uji F Menurut Basuki (2015) uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Uji F (uji simultan) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. layak disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti One Way Anova (Mansuri : 2016). Ketentuan dalam penarikan kesimpulan uji F ini adalah apabila nilai prob. F hitung lebih kecil dari kesalahan/error alpha 0,05 maka dapat dikatakan baha model regresi yang diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak. Tabel 5.5 Hasil Uji F Variabel Prob. F ROA 0.0000 ROE 0.0000 75

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai prob. F (statistic) pada variabel ROA yaitu sebesar 0,000000 dan nilai prob. F pada variabel ROE yaitu sebesar 0,000001. Nilai prob. F dari kedua variabel tersebut lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh pembiayaan bagi hasil mudharabah (MDH) dan musyarakah (MSY) terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan rasio ROA dan rasio ROE.. b. Uji t Menurut Basuki (2015) uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna atau tidak. Uji t dalam regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi persamaan/model regresi linear berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Parameter yang diestimasi dalam regresi linear meliputi intersep (konstanta) dan slope (koefisien dalam persamaan linear). Pada bagian ini, uji t 76

difokuskan pada parameter slope (koefisien regresi) saja. Jadi uji t yang dimaksud adalah uji koefisien regresi (Mansuri : 2016). Ketentuan dalam penarikan kesimpulan uji t adalah apabila nilai prob. T hitung (ditunjukkan pada Prob.) lebih kecil dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Tabel 6.6 Hasil Uji t Variabel Prob. F t-statistic ROA 0.0000 4.02E-12 ROE 0.0000 1.31E-10 Variabel independen : Akad Mudharabah Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai prob. t hitung dari variabel ROA dan ROE yaitu sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel bebas mudharabah berpengaruh signifikan tehadap variabel terikat ROA dan ROE pada alpha 5% atau dengan kata lain, pembiayaan bagi hasil akad mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah 77

Mandiri yang diproyeksikan dengan ROA dan ROE pada taraf keyakinan 95%. Tabel 7.7 Hasil Uji t Variabel Prob. F t-statistic ROA 0.0000-3.58E-12 ROE 0.0000-9.72E-11 Variabel Independen : Akad Musyarakah Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai prob. t hitung dari variabel ROA dan ROE sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel bebas musyarakah berpengaruh signifikan tehadap variabel terikat ROA dan ROE pada alpha 5% atau dengan kata lain, pembiayaan bagi hasil akad musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROA dan ROE pada taraf keyakinan 95%. c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menjelaskan varian pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur 78

oleh nilai R-Square atau Adjusted R-Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut Regresi Linear Sederhana), sedangkan Adjusted R-Square digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu (Mansuri : 2016). Tabel 8.8 Hasil Uji R Variabel R-squared ROA 0.6050 ROE 0.4983 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai Adjusted R- Square variabel ROA sebesar 0,6050 yang menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel bebas mudharabah dan musyarakah terhadap variabel terikat ROA sebesar 60,50%. Artinya, pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROA memiliki proporsi sebesar 60,50% sedangkan sisanya 39,50% (100% - 60,50%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada didalam model regresi. Sedangkan nilai Adjusted R-Square variabel ROA yaitu sebesar 0,4983 yang menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel bebas mudharabah dan musyarakah terhadap variabel terikat ROE sebesar 49,83%. Artinya, pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah terhadap 79

Mar-06 Jan-07 Nov-07 Sep-08 Jul-09 May-10 Mar-11 Jan-12 Nov-12 Sep-13 Jul-14 May-15 profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROE memiliki proporsi sebesar 49,83% sedangkan sisanya 50,17% (100% - 49,83%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada didalam model regresi. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Akad Mudharabah terhadap Return On Asset (ROA). Gambar 1.1 Pengaruh MDH terhadap ROA 700,000,000,000 600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000-3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 MDH ROA Berdasarkan hasil uji t variabel ROA diketahui bahwa nilai prob. t hitung sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa H1 diterima. Artinya, pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri 80

yang diproyeksikan dengan ROA memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah yang positif. Menurut Muhammad (2005) pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Akad mudharabah adalah salah satu pembiayaan bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri. Akad mudharabah adalah perjanjian antara penanaman dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad : 2005). Pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan mudharabah dapat berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menurut Kasmir (2012) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Mudharabah juga merupakan akad yang paling diminati oleh nasabah, berarti semakin tinggi penyaluran akad mudharabah maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan tingkat profitabilitas. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan 81

aktiva untuk memperoleh pendapatan. Tingkat profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang dilihat dari rasio ROA dari tahun 2006-2015 mengalami kenaikan secara fluktuatif dan dalam kategori sehat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil akad mudharabah pada Bank Syariah Mandiri mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan ROA. Artinya semakin tinggi pendapatan yang didapat dari penyaluran pembiayaan mudharabah maka akan meningkatkan profitabilitas ROA Bank Syariah Mandiri. Hal ini dikarenakan maksimalnya kinerja manajemen Bank dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil akad mudharabah sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi. Pendapatan tersebut dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank. Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri dari tahun 2006 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan secara fluktuatif, yaitu sebesar 120.286.000.000 364.436.000.000. Hasil ini sejalan dengan penelitian Amri Dziki Fadholi (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 82

Mar-06 Jan-07 Nov-07 Sep-08 Jul-09 May-10 Mar-11 Jan-12 Nov-12 Sep-13 Jul-14 May-15 2. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Akad Mudharabah terhadap Return On Equity (ROE). Gambar 2.2 Pengaruh MHD terhadap ROE 700,000,000,000 600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000-80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 MDH ROE Berdasarkan hasil uji t variabel ROE diketahui bahwa nilai prob. t hitung adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa H2 diterima. Artinya, pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROE memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendapatan yang didapat dari penyaluran pembiayaan mudharabah maka akan meningkatkan profitabilitas ROE Bank Syariah Mandiri. Selain rasio ROA, tingkat profitabilitas juga dapat dilihat dari rasio ROE. Menurut Kasmir (2012) Return On Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi 83

penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil akad mudharabah mempunyai pengaruh yang positif terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROE. Tingkat profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang dilihat dari rasio ROE dari tahun 2006-2015 mengalami kenaikan secara fluktuatif. Bahkan pada tahun 2012 rasio ROE mencapai 68,52% dan termasuk dalam kategori sangat sehat dengan kriteria sehat yaitu lebih besar dari 12,5%. Sama halnya dengan pendapatan pembiayaan akad mudharabah dimana dari 2006 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan yang fluktuatif. Hal tersebut menunjukkan maksimalnya kinerja manajemen Bank Syariah Mandiri dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil akad mudharabah, sehingga pendapatan yang diperoleh dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank tersebut. Seperti yang telah dijelaskan di atas, pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan mudharabah dapat berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE), begitu pun terhadap Return On Equity (ROE). Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan bagi hasil dari akad mudharabah yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri mempengaruhi Return On Equity (ROE). 84

Mar-06 Jan-07 Nov-07 Sep-08 Jul-09 May-10 Mar-11 Jan-12 Nov-12 Sep-13 Jul-14 May-15 Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Yeni Susi Rahayu, Achmad Hhusaini, dan Devi Farah Azizah (2016) yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi hasil akad mudharabah memiliki pengaruh yang positif terhadap profitabilitas (ROE). Hal ini dikarenakan bagusnya penyaluran pembiayaan bagi hasil akad mudharabah pada Bank Syariah Mandiri, sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap Return On Equity (ROE). 3. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah terhadap Return On Asset (ROA). Gambar 4.3 Pengaruh MSY terhadap ROA 900,000,000,000 800,000,000,000 700,000,000,000 600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000-3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 MSY ROA Berdasarkan hasil uji t variabel ROA diketahui bahwa nilai prob. t hitung adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa H4 diterima, namun nilai koefisien yang diperoleh 85

adalah negatif. Artinya, pengaruh pembiayaan bagi hasil akad musyarakah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROA memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah yang negatif. Selain mudharabah, musyarakah juga merupakan salah satu pembiayaan bagi hasil yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri. Akad musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan diantara pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad : 2005). Penyaluran bagi hasil akad musyarakah dapat berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Seperti yang telah dijelaskan diatas, Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir : 2005). Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pembiayaan bagi hasil akad musyarakah pada Bank Syariah Mandiri memberikan pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan ROA. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan musyarakah yang ada di Bank Syariah Mandiri berpengaruh negatif terhadap ROA. Artinya semakin tinggi 86

pendapatan pembiayaan akad musyarakah pada Bank Syariah Mandiri maka akan menurunkan tingkat profitabilitas ROA Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan pembiayaan musyarakah dengan tingkat ROA. Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa dari tahun 2006 sampai 2015 pembiayaan mengalami kenaikan yang signifikan. Berbeda dengan tingkat ROA, dimana dari tahun 2006 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan secara fluktuatif bahkah pada Juli 2014 mengalami penurunan hingga dibawah kriteria sehat, sedangkan pembiayaan musyarakah mengalami kenaikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah berbanding terbalik dan berpengaruh negatif terhadap tingkat ROA Bank Syariah Mandiri. Hal tersebut tidak membuktikan pendapat Wicaksana (2011) yang mengatakan bahwa semakin tinggi pembiayaan musyarakah maka semakin tinggi nilai profitabilitas. 87

Mar-06 Jan-07 Nov-07 Sep-08 Jul-09 May-10 Mar-11 Jan-12 Nov-12 Sep-13 Jul-14 May-15 4. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Akad Musyarakah terhadap Return On Equity (ROE). Gambar 3.4 Pengaruh MSY terhadap ROE 900,000,000,000 800,000,000,000 700,000,000,000 600,000,000,000 500,000,000,000 400,000,000,000 300,000,000,000 200,000,000,000 100,000,000,000-80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 MSY ROE Berdasarkan hasil uji t variabel ROE diketahui bahwa nilai prob. t hitung adalah sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa H5 diterima, namun nilai koefisien yang diperoleh adalah negatif. Artinya, pengaruh pembiayaan bagi hasil akad musyarakah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROE memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah yang negatif. Kasmir (2012) menjelaskan bahwa hasil pengembalian atas ekuitas atau Return On Equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. 88

Karim (2006) menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah merupakan semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, Bank Syariah akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil yang menjadi bagian bank. Tinggi rendahnya pendapatan bagi hasil pembiayaan musyarakah dapat berpengaruh terhadap profitabilitas. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil akad musyarakah memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROE. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan musyarakah yang ada di Bank Syariah Mandiri berpengaruh negatif terhadap ROE. Artinya semakin tinggi pendapatan pembiayaan akad musyarakah pada Bank Syariah Mandiri maka akan menurunkan tingkat profitabilitas ROE Bank Syariah Mandiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan pembiayaan musyarakah dengan tingkat ROE. Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahui bahwa dari tahun 2006 sampai 2015 pembiayaan mengalami kenaikan yang signifikan. Berbeda dengan tingkat ROE, dimana dari tahun 2006 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan secara fluktuatif 89

bahkah pada Mei 2015 mengalami penurunan hingga dibawah kriteria sehat, sedangkan pembiayaan musyarakah mengalami kenaikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah berbanding terbalik dan berpengaruh negatif terhadap tingkat ROE Bank Syariah Mandiri. Hal tersebut tidak membuktikan pendapat Wicaksana (2011) yang mengatakan bahwa semakin tinggi pembiayaan musyarakah maka semakin tinggi nilai profitabilitas. 5. Besar Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Akad Mudharabah dan Akad Musyarakah terhadap Profitabilitas. a. Variabel ROA Berdasarkan hasil uji koefisian determinasi variabel ROA, diketahui bahwa besar pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah adalah sebesar 0,6050 atau dapat dikatakan bahwa proporsi pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah hanya sebesar 60,50%. Menurut Muhammad (2005) pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembaiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Adapun pembiayaan bagi hasil ada dua, yaitu pembiyaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah. Akad 90

mudharabah adalah perjanjian antara penanaman dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad : 2005). Sedangkan akad musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersamasama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang telah ditetapkan sebelumnya (Karim : 2006). Melalui penyaluran pembiayaan bagi hasil tersebut, Bank Syariah akan memperoleh pendapatan bagi hasil, yang akan menjadi bagian Bank tersebut. Pada hasil peneltitian ini diketahui bahwa pengaruh pembiyaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diproyeksikan dengan ROA adalah sebesar 0,6050. Sehingga dapat dikatakan bahwa proporsi pendapatan bagi hasil dari penyaluran pembiayaan mudharabah dan musyarakah adalah sebesar 60,50%, sedangkan sisanya 39,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan pada penelitian ini. 91

b. Variabel ROE Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi variabel ROE adalah sebesar 0,4983. Artinya, pengaruh pembiyaaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan ROE memiliki proporsi 49,83%. Besar pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan ROE lebih kecil dari pada pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan ROA. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan bagi hasil dari penyaluran pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah lebih memberikan pengaruh terhadap Return On Asset dibandingkan Return On Equity. Apabila nilai pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen makin besar, maka maka dapat dikatakan pengaruh yang diberikan terhadap variabel dependen semakin besar (Ghozali : 2005). Proporsi pengaruh pembiayaan bagi hasil akad mudharabah dan akad musyarakah adalah sebesar 49,83%, sehingga sisanya 50,17% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan membandingkan pembiayaan musyarakah dengan tingkat ROA. Berdasarkan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa dari tahun 2006 sampai 2015 pembiayaan mengalami 92

kenaikan yang signifikan. Berbeda dengan tingkat ROA, dimana dari tahun 2006 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan secara fluktuatif bahkah pada Juli 2014 mengalami penurunan hingga dibawah kriteria sehat, sedangkan pembiayaan musyarakah mengalami kenaikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah berbanding terbalik dan berpengaruh negatif terhadap tingkat ROA Bank Syariah Mandiri. Hal tersebut tidak membuktikan pendapat Wicaksana (2011) yang mengatakan bahwa semakin tinggi pembiayaan musyarakah maka semakin tinggi nilai profitabilitas. 93