ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

Kata Kunci Sistem Hibrida PV-Genset, Sensor Arus, Otomatisasi Pensaklaran, SFC Genset, Zelio Logic Smart Relay.

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

Sistem PLTS Off Grid Komunal

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

MAKALAH OPTIMALISASI PERANCANGAN SOLAR HOME SYSTEM MENGGUNAKAN HOMER. Disusun oleh: Muhibbur Rohman D

STUDI KOMPARATIF 2 MODEL PEMBANGKIT LISTRIK SISTEM HIBRID PLTS DAN PLN/GENSET

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)

Latar Belakang dan Permasalahan!

Perancangan Konstribusi Sumber Hybrid Power Menggunakan Photo Voltaic Skala Kecil Untuk Charging Station

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN SWITCH CONTROL BATTERY CHARGER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID SEBAGAI SUPLAI BEBAN RUMAH PEDESAAN

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

Perancangan Sistem Kontrol Hibrid Energi Surya Fotovoltaik (SESF) dengan Sumber Listrik PLN Menggunakan Fuzzy Logic Controller

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simulasi Optimasi Sistem Photovoltaic (PV) Stand-alone dan Battery Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy SKRIPSI

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL CATU DAYA HIBRIDA PLTS-PLN UNTUK BEBAN 500 WATT AGUSTA SURYA LAKSMANA

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

PEMANFAATAN SEL SURYA DAN LAMPU LED UNTUK PERUMAHAN

Rhama Nurhian Syah, Studi Kelayakan Penggunaan Atap Sel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Di Stasiun Kereta Api Jember

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

STUDI KELAYAKAN DAN DED PLTS KOMUNAL DI KABUPATEN SIGI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

DESAIN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID MICROHYDRO PV ARRAY (STUDI KASUS DUSUN SADAP BANGKA TENGAH)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

NASKAH PUBLIKASI DESAIN PENYIRAM TAMAN OTOMATIS TENAGA SURYA MENGACU PADA KELEMBABAN TANAH

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

RANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKUTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

PENGEMBANGAN TRAINER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SISTEM ON GRID DENGAN PLN UNTUK MENUNJANG MATAKULIAH PRAKTIKUM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Rooftop Solar PV System

OTOMATISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) UNTUK PENINGKATAN KINERJA

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA SIMULASI KINERJA SEL SURYA 10 WP DENGAN ENERGI TERBARUKAN SUMBER ENERGI CAHAYA BUATAN SEBAGAI PENGGANTI SINAR MATAHARI

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

PEMANFAATAN TENAGA SURYA MENGGUNAKAN RANCANGAN PANEL SURYA BERBASIS TRANSISTOR 2N3055 DAN THERMOELECTRIC COOLER

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI POWER HIBRIDA (PHOTOVOLTAIC-PLN) DI JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK BRAWIJAYA MALANG Liky Saputra Mulia¹, Ir. Mahfud Shidiq, MT.², Ir. Soeprapto, MT.³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: likysaputramulia@gmail.com Abstrak Solar cell is one of renewable energy. Solar cell can convert directly sunlight dissociation energy of diatomic to become electric energy. Electric energy yielded by solar cell hardly influenced by the sun intensity of light received, so that solar cell can only yield electric energy if there are sunlight. Supply of electric energy should be able to be applied every time. Hybrid of solar energy alternator (PLTS) with electrical grid of PLN will yield continuous supply of electric energy. At this hybrid system, electrical supply from PLTS is designed to be around 30% from overall load of electrical equipment in household, the rest load around 70% is fulfilled by PLN.Hybrid process of PLTS with the electrical grid is controlled by a switch controller which its working principal based on one way direction; when PLTS works (on), hence electric supply from PLN is disconnected and so vice versa. Keywords Solar Cell, hybrid system, Switch Control Abstract sel surya merupakan salah satu energi terbarukan. Sel surya dapat mengkonversi sinar matahari langsung energi disosiasi diatomik menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya yang tidak dipengaruhi oleh intensitas matahari cahaya yang diterima, sehingga sel surya hanya dapat menghasilkan energi listrik jika ada sinar matahari. Suplai energi listrik harus dapat diterapkan setiap kali. Hibrida dari alternator energi surya (PLTS) dengan jaringan listrik dari PLN akan menghasilkan kelangsungan penyediaan energi listrik. Pada sistem hibrid ini, suplai listrik dari PLTS ini dirancang untuk menyuplai sekitar 30% dari beban keseluruhan peralatan listrik di rumah tangga, beban sisanya sekitar 70% disuplai oleh PLN. Hibrida PLTS dengan jaringan listrik dikendalikan oleh switch pengontrol yang kerjanya satu cara arah; ketika PLTS bekerja (on), maka suplai listrik dari PLN akan terputus dan begitu sebaliknya. Keywords Sel Surya, sistem hibrida, switch kontrol I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ebutuhan akan sumber energi menjadi Ksalah satu kebutuhan utama. Akan tetapi pada daerah-daerah tertentu untuk mendapatkan layanan penerangan secara maksimal masih sulit. Hal ini dikarenakan sumber energi listrik yang kurang. Oleh karena masalah tersebut, maka dicari teknologi baru untuk menggantikan sumber energi listrik. Salah satu caranya adalah dengan memakai energi matahari yang sangat berlimpah dan tidak akan habis jika digunakan terusmenerus. Dengan menggabungkan dua sumber energi yang telah ada, maka didapatkan cara untuk mengurangi pemakaian sumber listrik PLN yang terbatas. Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 2. Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Mengetahui analisis teknik sistem Pembangkit Listrik Hibrida(photovoltaic- PLN). 2. Mengetahui analisis ekonomi sistem Pembangkit Listrik Hibrida(photovoltaic- PLN). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Energi Matahari Matahari merupakan sebuah bola yang permukaannya di lingkupi oleh gas yang sangat panas, yang berasal dari 98% Hidrogen dan Helium. Di bagian dalam matahari berlangsung reaksi fusi inti secara terus menerus, yang melebur Hidrogen menjadi helium, dan sebagian massanya menjadi energi. Energi inilah yang membuat suhu matahari sangat panas. [1] 1

B. Modul Photovoltaik Sistem PV (photovoltaic) adalah sistem yang mengonversi sinar matahari menjadi listrik. Sistem PV terdiri dari modul atau panel surya,inverter, charger dan baterai. Modul PV menghasilkan listrik DC dan mengirimkannya ke charge controller yang mengatur muatan baterai, Cadangan listrik baterai yang dapat digunakan pada malam hari atau selama pemadaman atau bisa juga langsung digunakan untuk mencatu beban DC.Inverter mengubah daya DC yang tersimpan pada baterai menjadi listrik AC. Gambar dibawah dengan jelas tentang sistem photovoltaic beserta komponenkomponen utama penyusunnya. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing komponennya. [2] Gambar 1. Bagan Sistem Photovoltaic (Sumber: http://hybridesolarcell.blogspot.com) Di Indonesia umumnya energi surya yang dapat diserap dan dikonversi kedalam energi listrik berlangsung selama 5 jam, karena itu untuk menghitung berapa kebutuhan modul surya adalah dengan cara membagi angka kebutuhan daya tersebut dengan 5. Kebutuhan panel surya Panel surya = = T 5 h h (2-1) C. Baterai Baterai mengakumulasi kelebihan energi yang dihasilkan oleh sistem photovoltaic dan menyimpannya untuk digunakan pada saat tidak ada masukan energi dari sumber lain. Kapasitas baterai untuk menyimpan energi dinilai dalam amp.jam: 1 amp dialirkan selama 1 jam = 1 amp.jam. Suatu energi (dalam Wh) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai berikut : Ah = (2-3) Dimana, Ah = kapasitas baterai E T = Energi Total Hari otonomi yang ditentukan adalah tiga hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkan pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai adalah 85%. Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah: Dimana, C b D DOD C b = h (2-3) = Kapasitas baterai = Banyak hari otonomi = deep of discharge D. Battery Controller Regulation(BCR) Fungsi yang paling dasar dari BCR adalah untuk mengontrol pengisian dan pembebanan baterai. Pengisian terus menerus akan menyebabkan tegangan/energi baterai naik. Kenaikan ini harus dibatasi karena pengisian tanpa batas dapat menyebabkan usia baterai menurun(cepat rusak), demikian pula sebaliknya pemakaian energi baterai harus dibatasi sampai pada nilai tegangan tertentu. Ketika tegangan baterai mencapai nilai tertinggi yang diperbolehkan, maka lampu indikator BCR menyala hijau berkedip dan ini menunjukkan bahwa baterai terisi penuh. Pemakaian secara terus menerus juga harus dihindari karena juga dapat merusak baterai. Ketika tegangan baterai mencapai nilai terendah yang diijinkan, maka BCR memutus aliran beban dengan indikator lamu warna merah menyala. [3] E. Relay Relay adalah suatu piranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakkan sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor akan tertutup (on) atau terbuka (off) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar dimana pergerakan kontaktor (on/off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik. [4] F. Inverter Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti baterai, panel surya menjadi AC. [5] Penggunaan inverter dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current). G. Switch Controller Proses kendali sistem hibrida antara PLTS dan PLN dilakukan oleh unit kontroler. Sistem hibrida yang akan dirancang menggunakan prinsip kerja satu arah, yaitu dalam satu waktu tertentu beban hanya disuplai oleh salah satu pembangkit, oleh karena itu switch controller akan bertindak mengatur sumber pembangkit yang akan mensuplai beban. Pada switch controller yang akan dirancang, unit kontroler dapat digunakan secara 2

manual maupun otomatis. Secara manual yaitu pengguna dapat memilih sumber pembangkit yang akan mensuplai beban dengan menentukan salah satu sumber pembangkit yang akan bekerja terlebih dahulu. Secara otomatis yaitu unit kontroler akan bekerja secara otomatis mendeteksi kesiapan sumber pembangkit yang akan mensuplai beban. Jika salah satu sumber pembangkit tidak dapat lagi mensuplai beban, maka secara otomatis sumber pembangkit yang lain yang akan menggantikannya. Pada saat sistem hibrida mulai bekerja (start), unit kontroler akan memilih mode yang akan digunakan. Jika yang digunakan mode manual, maka pengguna harus memilih sumber pembangkit yang akan digunakan dengan menentukan pilihan mode PLN atau mode PLTS. Pada saat salah satu sumber pembangkit menurun dalam mensuplai beban, maka pengguna harus mengaktifkan mode untuk pembangkit yang lain secara manual. Jika yang digunakan mode otomatis, maka unit kontroler akan memeriksa tegangan Battery Controller Regulation(BCR) pada PLTS. Apabila tegangan tidak lebih besar dari 22,2V, maka PLTS akan melakukan pengisian.(sistem bekerja pada tegangan 24 Volt). [6] Pada saat PLTS melakukan pengisian (charging), perintah diteruskan ke PLN untuk mensuplai beban. Apabila PLTS sudah melakukan proses charging sampai pada tegangan lebih besar dari 23,3V, maka PLN akan off dan unit kontroler akan mendeteksi lagi tegangan BCR pada PLTS. Apabila tegangan lebih besar dari 22,2V, maka PLTS akan bekerja mensuplai beban. Pada saat bekerja mensuplai beban, PLTS juga melakukan pengisian (charging). H. Beban Listrik Langkah awal dalam analisis sistem hibrida PLTS dan PLN adalah menentukan beban total pada harian pada sistem itu sendiri. Dari penentuan beban kurva beban listrik rumah tangga. Beban total harian merupakan jumlah energi yang dibutuhkan oleh beban listrik sistem setiap harinya. [7] Penentuan kebutuhan total beban sistem merupakan langkah awal dalam merancang sistem hibrida PLTS dan PLN. Penentuan kebutuhan total beban sistem telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Besar energi beban yang akan disuplai oleh PLTS adalah sebesar: Energi awal (E A ) = h 2 { 1 + =1 + } (2-4) Dengan: h = selang pengukuran (60 menit) P = Daya hasil pengukuran ke n (Watt) P i = Daya pengukuran P 1 +P n-1 Pada modul PV akan selalu ada daya yang hilang, besarnya tergantung pada jenis dan kualitas dari modul surya, untuk amannya maka kalikan total watt jam perhari dengan 1,3, nilai inilah yang harus dihasilkan oleh sistem PV. Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar: E T = E A x rugi-rugi sistem (2-5) Dengan E T = Energi total E A = Energi Awal I. Software Homer HOMER adalah suatu model Micropower untuk mempermudah dalam mengevaluasi desain dari jaringan tunggal (grid-off) maupun jaringan yang terkoneksi dengan sistem (grid-connected). Dalam merancang sistem pembangkit harus diperhatikan mengenai konfigurasi sistem, diantaranya : komponen apa saja yang tidak dapat dimasukkan dalam konfigurasi sistem, berapa banyak dan berapa ukuran masing-masing komponen yang harus digunakan, banyaknya pilihan teknologi dalam perhitungan biaya dan ketersediaan sumber daya energi. III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut: A. Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan teoriteori yang mendukung dalam menganalisis sistem. B. Pengambilan Data Data data yang digunakan dalam kajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran, perhitungan, dan pengamatan langsung di lapangan. Pada skripsi ini, data primer adalah data beban terpasang yang terdiri dari data: a. Data Panel Photovoltaic b. Data Baterai c. Data Battery Chontroller Regulator (BCR) d. Data Beban 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bersumber dari buku referensi, jurnal, dan skripsi yang relevan 3

dengan pembahasan skripsi. Adapun data sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Program Homer b. Data Spesifikasi Peralatan C. Analisis Data dan Pembahasan Penelitian tentang pemanfaatan Pembangkit Listrik Surya yang di hibrida dengan PLN di gedung layanan akademik jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, tahapannya sebagai berikut: 1. Pengumpulan data, mulai dari mencatat kapasitas beban yang ada dengan cara melakukan pengukuran di gedung layanan akademik jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, mencatat kapasitas PLN yang di hibrida dengan PLTS. 2. Menganalisis data-data yang sudah terkumpul secara teknik dan ekonomis menggunakan software HOMER. Langkah metode dan proses penelitian ini digambarkan sesuai diagram alir seperti berikut: Mulai Studi Literatur Pengambilan Data Perhitungan dan Analisis Data Pengambilan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 2.Diagram alir penelitian D. Penutup Pada tahapan ini dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan teori, hasil perhitungan serta analisis, yaitu kelayakan proyek ini untuk dilaksanakan Dan juga dilakukan pemberian saran kepada pembaca yang akan melakukan studi terkait dengan skripsi ini. Meliputi hal-hal yang menjadi kendala dalam penelitian ini, atau hal-hal yang masih memerlukan kajian lebih dalam lagi. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Beban Total Beban total harian merupakan jumlah energi yang dibutuhkan oleh beban listrik sistem setiap harinya. Beban terpasang, daya terpasang, lama penggunaan beban, serta kebutuhan energi setiap hari pada sistem dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 3. Grafik data beban per jam Penentuan kebutuhan total beban sistem merupakan langkah awal dalam merancang sistem hibrida PLTS dan PLN. Besar energi beban yang akan disuplai oleh PLTS berdasarkan persamaan (2-4): Energi awal= 4194 Wh Sedangkan berdasarkan persamaan (2-5) didapatkan energi total: Energi total = 5452,2 Wh (1) 2. Kapasitas Daya Modul Surya Di Indonesia umumnya energi surya yang dapat diserap dan dikonversi kedalam energi listrik berlangsung selama 5 jam, karena itu untuk menghitung berapa kebutuhan modul surya adalah berdasarkan pada persamaan (2-1): Kebutuhan panel surya = 5452,2 h 5h = 1090,44 Watt-peak (2) Pada sistem ini menggunakan modul panel surya 205 Wp, maka kebutuhan modul surya adalah nilai kebutuhan watt peak tersebut dibagi dengan nilai daya panel surya. [18] 1090,44 Panel surya = 205 = 6 Panel Surya (3) Jadi panel surya yang dibutuhkan adalah 6 panel surya dengan ukuran 205Wp. 3. Kapasitas Baterai 4

Suatu energi (dalam Wh) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan satuan kapasitas baterai sebagai berikut :, Ah = = 454,35 Ah Hari otonomi yang ditentukan adalah tiga hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkan pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai adalah 85% [12]. Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah: 454,35 h 3 C b = 0,85 = 1603,58 Ah Dengan menggunakan baterai 24 V 110 Ah, maka : 6, Baterai = = 16 baterai Jadi baterai yang dibutuhkan adalah 16 baterai 12 V 110Ah. 4. Kapasitas Battery Charge Regulator (BCR) Kapasitas arus yang mengalir pada BCR dapat ditentukan dengan mengetahui beban maksimal yang terpasang. Beban maksimal yang terjadi pada 512 watt pukul 08.00 (Gambar 3). I max = 512 = 24 = 21,33 Ampere Jadi kapasitas BCR yang harus digunakan harus lebih besar dari 21,33 Ampere. 5. Inverter Karena beban puncak sistem adalah 512 W/h maka menggunakan inverter 1kw. Untuk menjaga agar tegangan baterai tidak turun terlalu rendah yang dapat menyebabkan kerusakan, maka ON dan OFF dari inverter dikendalikan oleh BCR dengan menggunakan rele 24 volt DC. 6. Homer Setelah mendapatkan semua data yang dibutuhkan maka program homer dapat menentukan biaya optimasi sistem. Gambar 5. Hasil produksi listrik masing-masing komponen V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian sistem energi alternatif ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini didapatkan konfigurasi teknik sistem berupa, 6 panel surya 205Wp, 8 baterai bank 12V 110AH, 1kW konventer bi-directional. 2. Berdasarkan analisis ekonmi konfigurasi dipilih berdasarkan Total Net Present Cost (NPC) yaitu $2.575, dengan Initial Capital Cost $2.257 dan Cost of Energy (COE) $0.152/kWH. Jika di akumulasikan dalam rupiah maka akan didapatkan Total Net Present Cost (NPC) yaitu Rp 29.143.850,00 dengan Initial Capital Cost Rp 25,544.726,00 dan Cost of Energy (COE) Rp 1.720,00/kWH. Untuk hasil simulasi renewable fraction, homer mendapatkan nilai sebesar 81%. B. Saran Dalam perancangan sistem ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Saran-saran untuk penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Adanya studi lanjutan tentang masing-masing komponen sistem dalam kapasitas yang lebih besar lagi, karena untuk saat ini semua komponen masih didatangkan dari luar negeri. Jika komponen sudah mampu diproduksi di dalam negeri, tentu harganya akan semakin dapat ditekan. DAFTAR PUSTAKA Gambar 4. Total Biaya NPC [1] Kadir, Abdul, Prof, Ir., Energi : Suatu Perkembangan, Listrik Pedesaan di Indonesia, UI Press, Jakarta, 1994. [2] JETri, Volume 8, Nomor 1, Agustus 2008, Halaman 37-56, ISSN 1412-0372. [3] Shidiq, Mahfud, MT, Ir.dkk, kajian pemanfaatan energi listrik sistem hibrid dieselsurya dijurusan elektro universitas brawijaya, Malang, 2013. 5

[4] El-Hawary,Mohamed E.2008. Introduction To Electrical Power Sistems. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. [5] Quaschning, V.: Understanding Renewable Energy Systems. Earthscan London, ISBN 1-84407-128-6, 1st edition 2005..[6] Liem Ek Bien, Ishak Kasim & Wahyu Wibowo. Perancangan Sistem Hibrid Pembangkit Listrik,2008. 6