II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

dokumen-dokumen yang mirip
MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama mikoriza pertama kali digunakan oleh Frank pada tahun 1885 untuk menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. dirusak, baik melalui penebangan pohon, perladangan berpindah maupun

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza merupakan asosiasi mutualistik antara jamur dengan akar

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi Lahan Gambut. beserta vegetasi yang terdapat diatasnya, terbentuk di daerah yang topografinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti fungi akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular merupakan suatu bentuk asosiasi antara fungi dan akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

TINJAUAN PUSTAKA. Mykes (cendawan) dan Rhiza (akar). Kata mikoriza pertama kali dikemukakan

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu primadona tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat. Tetapi

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Tanaman Suren. Sistematika tumbuhan jenis surian atau suren menurut Dephut (2002) diklasifikasikan ke dalam:

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

II. TNJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk famili Meliaceae. Ada dua spesies yang cukup dikenal yaitu:

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

I. PENDAHULUAN. Sektor perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum. L) dimanfaatkan sebagai bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman yang berasal dari India

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. hanya sekitar 7,8% dari 15 TW (terawatt) konsumsi energi dunia yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Kacang Tanah. Kacang tanah (Arachis hypogaea,l.) merupakan tanaman polong-polongan atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

PENDAHULUAN. 30%), Papua (sekitar 30%) dan Sulawesi (sekitar 3%) seperti pada Tabel 1.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

TINJAUAN PUSTAKA. Class: Monocotyledoneae, Ordo: Poales, Family: Poaceae, Genus: Sorghum, akar.akar tersebut dinamakan akaradventif (Duljapar, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobrome cacao L.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli. Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Syarat Tumbuh Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

I. PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk anorganik telah menjadi tradisi pada sistem. pertanian yang ada pada saat ini. Hal ini mulai dilakukan sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Kelas: Monocotyledoneae, Tanaman tebu terdiri dari akar, batang, daun dan bunga.

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2. Centrosema pubescens

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungi Mikoriza Arbuskula

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Transkripsi:

15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tebu Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan lain-lain. Tanaman tebu hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih satu tahun. Tanaman tebu termasuk ke dalam famili rumput (Graminae) dan masuk dalam genus Saccharae atau Saccharum. Saccharum terbagi menjadi 2 keluarga yaitu Saccharum spontaneum (Glagah) dan Saccharum officinarum (Tebu) (Wikipedia, 2010). Nama Saccharum berasal dari bahasa sansekerta Sarkara yang berarti gula pasir, dalam bahasa Inggris Sugar. Klasifikasi tanaman tebu adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Saccharum Spesies : Saccharum officinarum L. Tebu merupakan tanaman berbiji tunggal, batang tebu padat, bagian luar berkulit keras dan bagian dalam lunak mengandung air gula. Batang tebu berruas dan berbuku (Bidang Tanaman PTPN VII, 1997).

15 Tanaman tebu berakar serabut, akar keluar dari lingkungan akar di bagian pangkal batang. Beberapa minggu setelah kuncup dari stek tebu tumbuh jadi tanaman muda, maka tanaman muda tersebut segera membentuk akarnya sendiri. Daun terbentuk pada buku batang dan duduk pada batang secara berseling. Daun terdiri dari helai daun (lamina) dan pelepah daun (vagina). Helai daun berbentuk garis yang panjangnya 1-2 meter dan lebar 4-7 cm, dengan tepi dan permukaannya kasap tidak licin. Pelepahnya di bagian bawah membalut batang seluruhnya. Pada tanaman tebu yang kekurangan air, maka daun tebu akan menggulung untuk mengurangi transpirasi. Jika keadaan air sudah baik lagi, maka daun akan terbuka kembali. Pada waktu tanaman tebu akan berbunga, helai daun yang kecil di atas pelepah daun akan keluar. Helai daun yang kecil ini berdiri tegak seperti bendera dan disebut daun bendera. Dalam pelepah yang panjang tersebut terdapat kuncup bunga yang akan keluar dari pelepah sebagai malai (Bidang Tanaman PTPN VII, 1997). Fase Pertumbuhan Tebu Menurut Oezer (1993), pertumbuhan tanaman tebu terdiri dari 5 fase, yaitu : 1. Fase perkecambahan. Pada fase ini menunjukkan adanya pertumbuhan perkecambahan dari mata tunas tebu. Fase ini berjalan pada 0-5 minggu setelah tanam. 2. Fase pertunasan. Pada fase ini terjadi pertumbuhan anakan dari batang tebu hingga membentuk rumpun tebu. Fase ini berlangsung pada tanaman berumur 5 minggu 3 bulan.

16 3. Fase pertumbuhan pemanjangan batang. Pada fase ini terjadi pengembangan tajuk daun, akar, pemanjangan batang, pembentukan biomasa pada batang dan peningkatan fotosintesis. Proses yang paling dominan adalah proses pemanjangan batang. Pembentukan ruas tebu sekitar 3 4 ruas per bulan selama fase ini dan akan menurun dengan bertambahnya umur (tua). Fase ini berlangsung pada tanaman berumur 3 9 bulan. 4. Fase kemasakan. Pada fase ini berlangsung proses pengisian batangbatang tebu dengan gula (sukrosa) hasil proses fotosintesis tanaman. Proses kemasakan berjalan dari ruas bawah ke atas. Pada tebu muda kadar sucrose (C 12 H 22 O 11 ) pada pangkal batang di atas tanah lebih tinggi dibanding bagian lainnya. Fase ini dapat berlangsung pada umur 9 12 bulan. 5. Fase kematian. Pada fase ini tanaman tebu mulai mati setelah melalui kemasakan optimum hingga kembali menurun kadar gulanya. 2.2 Fungi Mikoriza Arbuskular Hampir semua tanaman pertanian akarnya terinfeksi fungi mikoriza. Gramineae dan Leguminosa umumnya bermikoriza. Tanaman pertanian yang telah dilaporkan terinfeksi mikoriza vesikular-arbuskular antara lain adalah kedelai, barley, jagung, bawang, kacang tunggak, nenas, padi gogo, pepaya, selada, singkong dan sorgum. Tanaman perkebunan yang telah dilaporkan akarnya terinfeksi mikoriza antara lain adalah tebu, kelapa sawit, teh, tembakau, palem,

kopi, karet, kapas, jeruk, kakao, apel dan anggur (Rahmawati, 2003 yang dikutip oleh Novriani dan Madjid, 2010). 17 Fungi mikoriza arbuskular merupakan fungi yang hidup bersimbiosis secara mutualisme dengan sistem perakaran. Menurut Pattimahu (2004), FMA membentuk organ-organ khusus dan mempunyai perakaran yang spesifik. Organ khusus tersebut adalah arbuskul (arbuscule), vesikel (vesicle), dan spora. Vesikel merupakan struktur fungi yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara terminal dan interkalar, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk mempertahankan kehidupan fungi (Pattimahu, 2004). Fungi mikoriza arbuskular di dalam akar membentuk struktur khusus yang disebut arbuskular. Arbuskular merupakan hifa bercabang halus yang dibentuk oleh percabangan dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon di dalam sel korteks inang (Pattimahu, 2004). Spora FMA terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp tergantung pada jenis funginya. Spora dapat hidup di dalam tanah beberapa bulan sampai beberapa tahun. Namun untuk perkembangan, FMA memerlukan tanaman inang. Spora dapat disimpan dalam waktu yang lama sebelum digunakan lagi (Mosse, 1981). Fungi mikoriza arbuskular dikelompokkan berdasarkan struktur tubuhnya dan cara infeksi terhadap tanaman inang kedalam dua golongan besar, yaitu

18 ektomikoriza dan endomikoriza (Imas et al., 1989). Karakteristik fungi mikoriza golongan ektomikoriza adalah hifa fungi membentuk mantel yang menyelimuti permukaan akar. Akar yang terinfeksi membesar dan bercabang, serta tidak ditemukan rambut-rambut akar. Hifa di dalam sel korteks akar membentuk struktur seperti net (jala), dan hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel korteks saja. Fungi mikoriza golongan endomikoriza mempunyai karakteristik sistem perakaran tanaman inang yang diinfeksi tidak membesar dan terdapat lapisan hifa tipis pada permukaan akar. Hifa fungi menginfeksi sel korteks, dan mempunyai struktur khusus berbentuk oval yang disebut vesikel dan struktur percabangan yang disebut arbuskular. Banyak faktor biotik dan abiotik yang menentukan perkembangan FMA. Faktorfaktor tersebut antar lain suhu, tanah, kadar air tanah, ph, bahan organik tanah, intensitas cahaya dan ketersediaan hara, logam berat, dan fungisida. Suhu yang relatif tinggi akan meningkatkan aktivitas fungi. Suhu optimum untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung pada jenisnya (Mosse, 1981). Suhu yang tinggi pada siang hari (35 0 C) tidak menghambat perkembangan akar dan aktivitas fisiologi FMA. Peran mikoriza hanya menurun pada suhu di atas 40 0 C. Suhu bukan merupakan faktor pembatas utama bagi aktivitas FMA. Suhu yang sangat tinggi lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang (Mosse, 1981). Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering, adanya FMA menguntungkan karena dapat meningkatkaan kemampuan tanaman untuk tumbuh

dan bertahan pada kondisi yang kurang air. Adanya FMA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air tanaman inang (Mosse, 1981). 19 Fungi pada umunya lebih tahan terhadap perubahan ph tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies fungi mikoriza terhadap ph tanah berbeda-beda karena ph tanah mempengaruhi perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman (Mosse, 1981). Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting disamping bahan anorganik, air dan udara. Jumlah spora FMA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organik di dalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organik 1 2 % sedangkan paada tanah-tanah berbahan organik kurang dari 0.5 % kandungan spora sangat rendah (Annas, 1997). Annas (1997) menyimpulkan bahwa intensitas cahaya yang tinggi dengan kekahatan nitrogen ataupun fospor sedang akan meningkatkan jumlah karbohidrat didalam akar sehingga membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi oleh fungi mikoriza. Kondisi lingkungan yang cocok untuk perkecambahan biji dan pertumbuhan akar tanaman biasanya juga cocok untuk perkecambahan spora fungi. Fungi pada umumnya memiliki ketahanan cukup baik pada rentang faktor lingkungan fisik yang lebar. Mikoriza tidak hanya berkembang pada tanah berdrainase baik, tapi juga pada lahan tergenang seperti pada padi sawah (Solaiman dan Hirata, 1995).

20 Bahkan pada lingkungan yang sangat miskin atau lingkungan yang tercemar limbah berbahaya, fungi mikoriza masih memperlihatkan eksistensinya. Fungi mikoriza arbuskular dikelompokkan ke dalam ordo Glomales, dan beberarapa sub ordo, klasifikasi lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel Klasifikasi fungi mikoriza arbuskula ordo Glomeromycota. Ordo Sub Ordo Famili Genus Glomeromycota Glomineae Glomaceae Acaulosporaceae (INVAM, 2005). Gigasporineae Archaeosporaceae Paraglomaceae Gigasporaceae Glomus Acaulospora Entrophospora Archaespora Paraglomus Gigaspora Scutellospora Klasifikasi FMA pada genus berdasarkan bagaimana proses pembentukan hifa FMA dan beberapa ciri morfologinya. Proses perkembangan spora glomus adalah dari ujung hifa. Ujung hifa akan membesar sampai ukuran maksimal dan terbentuk spora. Karena sporanya berasal dari perkembangan hifa maka disebut chlamydospora (Gambar 1). Karakteristik khasnya adalah sering terlihat sisa dinding hifa pada permukaan spora. Sumber: Adinugroho (1993) Gambar 1. Bentuk dan proses pembentukan spora jenis Glomus sp.

21 Proses perkembangan gigaspora tidak langsung dari hifa. Pertama-tama ujung hifa membulat yang dinamakan bulbous suspensor. Di atas bulbous suspensor timbul bulatan kecil yang semakin lama semakin besar dan mencapai ukuran maksimum yang akhirnya menjadi spora (Gambar 2). Spora ini disebut azygospora. spora bulbose Sumber: Adinugroho (1993) Gambar 2. Bentuk dan proses pembentukan spora jenis Gigasopra sp. Proses perkembangan spora Entrophospora berasal dari ujung hifa yang membentuk sakul. Sakul adalah tempat cadangan makanan berbentuk seperti spora, lalu pada bagian tengah hifa terbentuk spora (Gambar 3). Spora sakul Sumber: Adinugroho (1993). Gambar 3. Bentuk dan proses pembentukan spora jenis Entrophospora sp. 2.3 Manfaat Fungi Mikoriza Arbuskular Manfaat yang diperoleh dalam penggunaan mikoriza adalah: a. Mikoriza dapat menurunkan kebutuhan pupuk, bagi anakan tanaman yang ditanam pada kondisi tanah jelek.

22 b. Pemakaian mikoriza merupakan keseimbangan ekologi, aman dipakai (bukan patogen), dapat memperbaiki kesuburan tanah karena kemampuannya untuk mengekstraksi unsur-unsur hara yang terikat. c. Beberapa mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat menyerang bakteri, virus, jamur yang bersifat patogen. d. Tanaman yang bermikoriza dapat menyerap pupuk fosfat lebih tinggi dibandingkan tanaman yang tidak bermikoriza (Annas, 1997). Prinsip kerja fungi mikoriza arbuskular adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam penyerapan unsur hara (Iskandar, 2002 yang dikutip oleh Novriani dan Madjid, 2010). Keuntungan fungi mikoriza bagi tumbuhan adalah meningkatkan penyerapan fosfat, meskipun penyerapan unsur hara lainnya terjadi juga peningkatan (Cumming dan Ning, 2003 yang dikutip oleh Novriani dan Madjid, 2010). Menurut Suhardi (1989), terdapat dua alasan mengapa mikoriza menambah penyerapan nutrisi yakni (a) mengurangi jarak nutrisi yang memasuki akar tanaman, dan (b) meningkatkan penyerapan nutrisi dan konsentrasi pada permukaan penyerapan. Peningkatan penyerapan tersebut terutama disebabkan oleh hifa yang memperpendek jarak penyerapan dari nutrisi yang masuk dengan cara difusi ke dalam akar tanaman.