BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan baik perubahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh,

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. Periode perkembangan manusia terdiri atas tiga yaitu masa anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia terdiri dari remaja berusia tahun dan sekitar sembilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era global saat ini membawa remaja pada fenomena maraknya

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai. persiapan memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). WHO mendefinisikan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase krusial dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrat mempunyai berbagai

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINGKAT PERILAKU PACARAN REMAJA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ADIPALA CILACAP ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perilaku Seksual Pranikah. 1. Perilaku Seksual. Sarwono (2003), mendefinisikan perilaku seksual remaja sebagai

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu yaitu merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. alat-alat reproduksi tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN ATTACHMENT ANAK TERHADAP ORANGTUA DAN PEER PRESSURE DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKATANI PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang kompleks, dramatis serta penyesuaian sosial yang penting untuk menjadi dewasa. Kondisi demikian membuat remaja belum memilikikematangan mental oleh karena masih mencari-cari identitas/jati dirinya, sehingga sangat rentan terhadap berbagai pengaruh dalam lingkungan pergaulannya. Pengaruh itu bisa berupa pemakaian narkoba, alkohol, seks bebas dan sebagainya. Remaja dalam memasuki masa peralihan tanpa pengetahuan yang memadai tentang seksual. Hal ini disebabkan orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan anaknya dan hubungan orang tua anak menjadi jauh sehingga anak berpaling ke sumbersumber lain yang tidak akurat khususnya teman (Sarwono, 2006).

2 Remaja banyak yang tidak sadar dari pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan, salah satu permasalahan dari kaumremaja apabila kurangnya pengetahuan seksual pranikah adalah kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman dan juga penyakit kelamin. Pengetahuan tentang seksual pranikah dapat mempengaruhi sikap individu tersebut terhadap seksual pranikah. Sikap seksual pranikah remaja dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam individu (Azwar, 2009). Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa remaja, berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun.(suryoputro A., Nicholas J.F., Zahroh S, 2002). Perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14-23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17-18 tahun (Fuad C, Radiono, s; Paramastri. I, 2003). Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang

3 buah dada diatas baju, memegang buah dada dibalik baju, memegang alat kelamin diatas baju, memegang alat kelamin dibawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono, 2003). Hasil penelitian Soetjiningsih (2006) menunjukkan bahwa faktor-faktor mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtua remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama (Religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku reproduksi remaja diantaranya adalah faktor keluarga. Remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah banyak diantaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernah cerai, keluarga dengan banyak konflik dan perpecahan (Kinnaird, 2003). Hubungan orang tua remaja, mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung dengan perilaku seksual pranikah remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Soetjiningsih (2006) menunjukkan, makin baik hubungan orang tua dengan anak remajanya, makin rendah perilaku seksual pranikah remaja. Berdasarkan hasil penelitian Idayanti (2002) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan perilaku seksual remaja yang sedang pacaran, dimana semakin tinggi religiusitas maka

4 perilaku seksual semakin rendah, dan sebaliknya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah faktor eksternal seperti VCD, buku, dan film porno (Taufik, 2005). Menurut Rohmawati (2008) paparan dalam media massa, baik cetak ( koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik ( TV,VCD, Internet), mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Pada masa remaja perkembangan seksualitas diawali ketika terjalinnya interaksi antar lawan jenis, baik itu interaksi antarteman maupun interaksi ketika berkencan. Dalam berkencan dengan pasangannya, remaja melibatkan aspek emosi yang diekspresikan dengan berbagai cara, seperti memberikan bunga, tanda mata, mengirim surat, bergandengan tangan, berciuman, dan sebagainya. Atas dasar dorongan-dorongan seksual dan rasa ketertarikan terhadap lawan jenisnya, perilaku remaja mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis. Dalam rangka mencari pengetahuan tentang seks, ada remaja yang melakukan secara terbuka mengadakan eksperimen dalam kehidupan seksual. Misalnya dalam berpacaran,mereka mengepresikan perasaanya dalam bentuk-bentuk perilaku yang menuntut keintiman secara fisik dengan pasanganya, seperti berciuman hingga melakukan hubungan seksual (Sarwono,2003). Survei yang dilaksanakan di beberapa negara Asia Tenggara menunjukkan bahwa proporsi perempuan yang melakukan hubungan seks sebelum

5 menikah cukup tinggi. Sementara di Amerika dengan subjek penelitian perempuan Afrika-Amerika berusia 14-18 tahun ditemukan 46%responden melakukan hubungan seksual kurang dari atau sama dengan 4 kali pada 6 bulan terakhir, dan 54 responden melakukan hubungan seksual lebih dari 4 kali dalam 6 bulan (SHOP Talk,2002). Hasil penelitian pada 1038 remaja umur 13-17 tahun tentang hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual, 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual, dan 41% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual (Planned Parenthood Federation of America Inc, 2004). Data Depkes RI (2006), menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di indonesia sekitar 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual. Penelitian yang dilakukan oleh berbagai intitusi di indonesia selama kurun waktu tahun 1993-2002, menemukan bahwa 5-10% wanita dan 18-38% pria muda berusia 16-24 tahun telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang seusia mereka 3-5 kali (Suryoputro,dkk. 2002). Penelitian tentang seksualitas remaja pada beberapa kota di Indonesia menyebutkan bahwa 2,9% remaja di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampungpernah melakukan aktifitas seksual. Hasil penelitian itu juga menyebutkan setidaknya 3,4% responden laki-laki dan 31,2% responden

6 perempuan dari keseluruhan 8.000 orang yang menjadi responden mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seks pranikah (Iip Wijayanto, 2003) Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan dari kelas1,2 dan kelas 3 SMA Negeri 1 Bandar Lampung memiliki remaja akhir (usia 15-20 tahun) dengan jumlah siswa seluruhnya 731 siswa,dengan masing-masing kelas 1 berjumlah 234 siswa,kelas 2 berjumlah 260 siswa, dan kelas 3 berjumlah 237. Dari masing-masing kelas tersebut kelas 1 terdiri dari 7 kelas,kelas 2 dibedakan menjadi IPA yang erdiri dari 3 kelas,ips teridiri dari 3 kelas, sedangkan kelas 3 dibagi menjadi IPA yang terdiri dari 3 klas dan IPS terdiri dari 3 kelas.dari studi pendahuluan yang telah didapatkan bahwa di SMA N 1 diadakan bimbingan konseling dimana semua murid-murid dapat berkonsultasi kepada guru biologi mengenai kesehatan reproduksi,serta faktor-faktor tentang perilaku seksual sehingga dapat menambah penngetahuannya. Oleh karena itu, dari pendahuluan diatas maka akan dilakukan penilitian di SMA Negeri 1 Bandar Lampung dengan judul Faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja Kelas X dan kelas XI SMA Negeri I Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

7 1. Apakah pengetahuan berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan kelas XI SMA Negeri I Bandar Lampung? 2. Apakah pemahaman tingkat agama berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan kelas XI SMA Negeri I Bandar Lampung? 3. Apakah sumber informasi (media) berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan kelas XI SMA Negeri I Bandar Lampung? 4. Apakah peran keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan kelas XI SMA Negeri I Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri I Bandar Lampung. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri I Bandar Lampung.

8 b. Menganalisis pengetahuan pemahaman tingkat agama (religius) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri 1 Bandar Lampung. c. Menganalisis pengetahuan sumber informasi (media) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri 1 Bandar Lampung. d. Menganalisis hubungan peran keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri I Bandar Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Remaja Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri I Bandar Lampung. 1.4.2 Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa informasi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri I Bandar Lampung.

9 1.4.3 Bagi Responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan berupa informasi tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja yang dapat merugikan bagi dirinya. 1.4.4 Bagi Instansi Kesehatan Diharapkan dapat bermanfaat bagi Dinas Kesehatan, dan instansi terkait untuk perbaikan perencanaa maupun implementasi program kesehatan reproduksi.

10 1.5 Kerangka Teori Kesehatan Reproduksi Remaja Remaja Awal 12-15 tahun Remaja menengah 15-18 tahun Remaja Akhir 18-21 tahun Karakteristik Remaja 1. Fisik 6. Konatif 2. Psikomotor 7. Moralitas 3. Bahasa 8. Perilaku keagamaan 4. Perilaku Kognitif 9. Emosi 5. Sosial 10. Kepribadian Perilaku seksual Pranikah Remaja PMS, Kehamilan yang Tidak Diinginkan,Aborsi, dan HIV/AIDS Faktor Internal Perilaku seksual Pranikah Remaja 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Pengendalian diri 4. Rasa percaya diri 5. Usia 6. Pemahaman tingkat agama (religius) 7. Status perkawinan 8. Aktivitas sosial 9. Gaya hidup Faktor Eksternal Perilaku Seksual pranikah remaja 1. Peran Keluarga 2. Sumber Informasi (media) 3. Sosial budaya Gambar 1. Kerangka Teori (Suryoputro A, et al. 2006) Tidak Diteliti Diteliti

11 1.6 Kerangka Konsep Variabel Bebas Faktor Internal 1. Pengetahuan 2. Pemahaman tingkat agama (religius) Variabel Terikat Perilaku Seksual Pranikah Remaja Faktor eskternal 3. Sumber informasi (medai) 4. Peran keluarga Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian 1.7 Hipotesis 1. Ada hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI SMA Negeri I Bandar Lampung. 2. Ada hubungan antara pemahaman tingkat agama (religius) terhadap prilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri I Bandar Lampung. 3. Ada hubungan antara sumber informasi (media) terhadap perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri I Bandar Lampung. 4. Ada hubungan antara peran keluraga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja kelas X dan XI SMA Negeri 1 Bandar Lampung.