BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah infus, kandungan obat didalam infus sudah. menggatikan cairan tubuh yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam bidang

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

MODIFIKASI PENGHANGAT INFUS. BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega16 TUGAS AKHIR

BAB III. Perencanaan Alat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang yang modern didalam penggunaannya. Salah satu

RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang semakin canggih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global warming seperti saat ini mempengaruhi perubahan musim yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. termometer dengan hygrometer yang dinamakan Thermohygrometer. adalah derajat Celcius (C). Kemudian alat yang kedua yaitu hygrometer

ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS DENGAN KAMERA PEMANTAU

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. khususnya akan kebutuhan daging unggas maupun telur yang kaya akan sumber

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

KEDARURATAN LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. menuju lebih baik, dan salah satunya dalam bidang kesehatan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KECEPATAN PENGADUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi sudah sangat berkembang secara pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting ini, seperti bagaimana pemberiannya, memilih air susu ibu (ASI)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

1.5 Metode Penelitian Tahapan yang akan dilakukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini dibagi bebrapa tahapan, diantaranya:

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Sterilisator Botol Susu Bayi Berbasis Mikrokontroler

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE BERBASIS MIKROKONTROLER SKRIPSI. Disusun oleh : ADI KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kasus hingga mengalami kebangkrutan. termometer. Dalam proses tersebut, seringkali operator melakukan kesalahan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Mengapa disebut sebagai flu babi?

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perancangan dan penulisan tugas akhir ini ditentukan batasan batasan masalah yang meliputi, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

KATA PENGANTAR. Makassar, November Penulis

BAB 1. .Banyak pembangkit tenaga listrik yang telah dibangun yaitu PLTA (Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan menjaga tubuh,sehingga alat kesehatan modern terlaris saat ini.

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Oleh sebab itu

COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan medis pada sarana kesehatan. Jenis Gas Medis yang dapat digunakan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODA PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INKUBATOR PENETAS TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE TUGAS AKHIR

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. segala peralatan elektronik. Akan tetapi, energi-energi tersebut berbeda dengan

PENDAHULUAN. di dunia setiap tahun. Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang

TUGAS AKHIR PERANCANGAN INFANT WARMER BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega 8535

Ditetapkan Tanggal Terbit

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta digunakan secara

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan

Gambar 4.1. Pengujian Timer

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran, pemantauan dan tampilan nilai suhu adalah bagian yang sering

BAB I PENDAHULUAN. produktif, susu membantu pertumbuhan, sedangkan bagi yang lanjut usia, susu

BAB 1 PENDAHULUAN. homogenizer. Homogenisasi adalah proses penyeragaman ukuran partikel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

NASKAH PUBLIKASI MONITORING TETESAN INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB IV RANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan tanda tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) adalah ruang pertama kali pasien mendapat perawatan di rumah sakit, didalam IGD terdapat beberapa persedian yang digunakan untuk memberikan pertolongan pertama, salah satunya adalah infus, kandungan obat didalam infus sudah bentuk cair, karena berbentuk cair maka infus dapat langsung digunakan untuk menggatikan cairan tubuh yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Persedian dan pemberiaan infus diruangan gawat darurat maka sangat penting hal ini mengingat semua pasien yang masuk belum diketahui secara pasti penyakit apa yang diderita, sehingga didalam ruang IGD sebaiknya menyediakan selalu infus dengan segala kebutuhan yang mungkin dibutuhkan pasien, jika ada pasien yang memerlukan cairan dapat segera mendapatkan pertolongan, salah satu contoh hipotermia. Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat dari pada saat tubuh menghasilkan panas sehingga suhu tubuh pun menjadi sangat rendah penyebab. Penyebab hipotermia, yaitu: Ada kontak dengan lingkungan yang dingin. Adanya gangguan atau penyakit yang diderita. 1

2 Penderita hipotermia suhu tubuhnya di bawah 25 derajat celcius padahal suhu tubuh manusia normal adalah 36 derajat celcius, sedangkan resiko sedangberat yang dialami pasien adalah: Rasa letih dan nyeri pada sendi serta pada punggung. Peredaran darah menurun Tekanan darah tinggi Sakit kepala dan pusing biasanya tejadi pada dehidrasi tingkat sedang. Kulit kering serta keriput. Melambatnya metabolisme tubuh begitu juga dengan proses pemikiran, Pada dehidrasi ringan, metabolisme melamban sebanyak 3%. Sistem imun menjadi rendah. Bertimbunnya racun. Berat tubuh menaik dan gangguan pada pencernaan. Infeksi saluran kemih. Sedangkan resiko berat (bila suhu tubuh <25 0 C) Bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruh tubuh (Edema Generalisata). Menghilangnya reflex tubuh (areflexia). Koma. Menghilangnya reaksi pupil mata. Hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.

3 Untuk memberikan pertolongan pertama adalah jalan nafas harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup. Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah turunnya tekanan darah secara mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan yang hangat. Atau juga memberikan minuman hangat (kalau pasien dalam kondisi sadar). Jika pasien dalam kondisi tidak sadar maka pemberiaan cairan yang dimungkinkan adalah melalui cairan infus yang dihangatkan, hal ini sekaligus untuk memberikan cairan tubuh yang dibutuhkan secara langsung ke dalam aliran darah. Pemberian cairan infus hangat dapat mengurangi resiko hipotermia dan menggigil, akibat seseorang menderita penyakit tertentu. Untuk menghangatkan cairan infus ini pada umumnya digunakan alat infuse warmer (blood warmer). Untuk membuat alat yang berfungsi sama maka dibuat alat penyimpan cairan infus yang dilengkapi dengan kontrol pembatas suhu dan monitor suhu pada ruangan penyimpan infus. Menanfaatkan box kayu terlapisi cat yang tertutup yang didalam terdapat lampu sebagai pemanas ruangan, thermometer ruangan untuk mengetahui suhu didalam box infus tersebut, dan sebuah kertas yang digunakan untuk mencatat setiap perubahan yang terjadi setiap jamnya, jika suhu didalam ruangan terlalu tinggi maka lampu akan dimatikan secara manual dan beberapa jam kemudian petugas akan mengecek kembali jika suhu telah turun pada derajat tertentu maka lampu akan dihudupkan kembali. Alat ini adalah hasil dari perancangan

4 teknisi elektromedis oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun belum kesempurnaan alat tersebut adalah masih bersistem manual dan box masih terbuat dari kayu sehingga kemungkinan akan mudah digunakan untuk berkembangnya kuman. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis ingin melakukan perancangan ulang penghangat cairan infus yang telah digunakan dengan menggunakan bahan lain, penghangat cairan infus ini dilengkapi dengan kontrol pembatas suhu dan monitor suhu ruangan penyimpan infus. Penghangat ini akan dibuat dengan sistem mikrokontroler AVR ATMega16. 1.2. Batasan Masalah Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok batasan permasalahan yang akan dibahas yaitu : 1. Sensor suhu yang digunakan untuk mengetahui dan mengontrol suhu ruangan penyimpan infus adalah LM35 dan akan dibandingkan dengan thermometer air raksa. 2. Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler AVR ATMega16. 3. Panas dihasilkan dari heater yang dikontrol dengan optocoupler. 4. Fan peniup panas berputar dengan sistem on/off. 5. Setting pembatas suhu dapat dipilih dari 28 o C-34 o C. Batas tersebut dipilih berdasarkan hasil dari data angka yang biasa dipakai dirumah sakit RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit 1.

5 1.3. Rumusan Masalah Dapatkah membuat penghangat infus yang dilengkapi dengan kontrol pembatas suhu dan monitor suhu pada penghangat infus berbasis mikrokontroler AVR ATMega16?. 1.4. Tujuan Perancangan 1.4.1. Tujuan Umum Mendesain dan mebuat box sehingga dapat difungsikan sebagai penghangat infus, yang dilengkapi dengan tombol pemilih untuk pembatas suhu dan monitor suhu dengan mikrokontroler AVR ATMega16. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Membuat sistem minimal mikrokontroler AVR ATMega16 sebagai sistem kendali utama dari alat penghangat infus. 2. Membuat rangkaian suhu menggunakan LM35 sebagai pendeteksi suhu yang berapa didalam ruang infus. 3. Membuat rangkaian driver heater. 4. Membuat rangkaian driver fan. 5. Membuat program pembatas suhu dan menampilkannya pada LCD 16x2 dengan bahasa pemograman bahasa C. 6. Membuat program untuk melakukan pengaturan batas suhu menggunakan tombol push botton.

6 1.5. Manfaat 1.5. 1. Manfaat Teoritis Meningkatkan wawasan dan pengetahuan dibidang alat-alat kesehatan, terutama pengaplikasian, penyempurnaan dan mendesain alat. 1.5. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan pekerjaannya, juga dapat memantau, mencatat suhu dengan cepat, dan akurat.