BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Selama ini air seperti halnya udara telah dianggap oleh manusia sebagai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM. terletak pada 5o 20-5o 30 LS dan 105o o 37 BT. Letak tersebut

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

I. PENDAHULUAN. dan sandang demi kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KETERTIBAN DAN KESEHATAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung, selain

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

I. PENDAHULUAN. untuk menyajikan data suatu wilayah. Dengan salah satu fungsi peta tersebut sebagai

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KETERTIBAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

I. PENDAHULUAN. Bencana merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi kapan dan dimana akan

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

I. PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan perkotaan. Indonesia sebagai negara berkembang yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Banjir merupakan salah satu contoh bencana yang paling sering terjadi. Banjir dapat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

I. PENDAHULUAN. Lingkungan adalah semua benda, daya serta kondisi, termasuk di dalamnya

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

Menetapkan : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DALAM WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA.

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANUWATA ALA

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 1999 T E N T A N G KETERTIBAN DAN KEBERSIHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN PELAYANAN KEBERSIHAN KOTA MOJOKERTO DENGAN PIHAK KETIGA PADA RUAS-RUAS JALAN WILAYAH KOTA YANG BELUM TERTANGANI PROPOSAL

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Undang-Undang no. 3 tahun 1964, yang kemudian menjadi Undang-Undang no.

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO. Tahun 2010 Nomor 05 PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

I. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan adanya hubungan yang serasi

2015 KAJIAN TENTANG PEND IRIAN BANGUNAN D I SEMPAD AN SUNGAI D ALAM MENINGKATKAN KESAD ARAN HUKUM MASYARAKAT AGAR MENJAD I WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis di Provinsi Lampung. Salah satu dari dampak itu adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry).

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR : 8 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TANJUNGKARANG-TELUKBETUNG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota sebagai pusat aktivitas manusia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk datang ke kota. Hal ini menyebabkan tingkat arus urbanisasi semakin tinggi. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di kota maka akan menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya adalah permasalahan lingkungan. Pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah merupakan salah satu permasalahan lingkungan sebagai dampak berbagai aktivitas penduduk di kota yang semakin meningkat. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Dengan demikian dapat dipahami bahwa apa yang kita lakukan akan berdampak pada lingkungan, dan hakikatnya apa yang

2 terjadi pada lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi manusia. Maka sangat penting bagi kita semua untuk menjaga lingkungan. Permasalahan lingkungan yang umum terjadi di sebagian ibukota adalah adanya sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS). Keberadaan sampah dapat menjadikan lahan pencaharian baru bagi sebagian orang, namun tidak menutup kemungkinan sampah dengan jumlah banyak menjadi masalah lingkungan dan kesehatan. Bagi masyarakat pedesaan mungkin adanya sampah belum terlalu berpengaruh terhadap kehidupan mereka karena dengan lahan yang masih luas, masyarakat mudah untuk mengelola sampah. Akan tetapi bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan adanya sampah menjadi masalah yang tidak mudah untuk dipecahkan. Sampah di perkotaan telah menjadi perhatian bagi pemerintah pada khususnya serta pihak swasta dan masyarakat pada umumnya. Adanya timbunan sampah akan menyebabkan berbagai dampak negatif seperti timbulnya berbagai penyakit, saluran air yang tersumbat, pencemaran air dan tanah, dan sebagainya. Kota Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung dan salah satu kota besar di Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Kota Bandar Lampung memiliki jumlah penduduk sebanyak 881.801 jiwa yang terdiri dari 20 (dua puluh) kecamatan dengan 126 (seratus dua puluh enam) kelurahan. Total produksi sampah yang dihasilkan di Kota Bandar Lampung tahun 2014 adalah 854,34 ton/hari. Sampah tersebut diangkut oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung menggunakan 27 amrol, 66 dumptruck dan 26 kendaraan roda tiga yang diangkut dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke

3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung. Berikut ini merupakan volume sampah Kota Bandar Lampung tahun 2014: Tabel 1 Data Volume Sampah Kota Bandar Lampung Tahun 2014 No Instansi Total Volume Perhari Total Volume Perbulan Total Volume Tahun 2014 Ton Ton Ton 1 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 176,75 5302,5 63624 2 Dinas Pasar 73,63 2208,9 26506,8 3 Rajabasa 38,57 1157,1 13885,2 4 Tanjung Senang 42,83 1284,9 15418,8 5 Kedaton 30,58 917,4 11008,8 6 Kemiling 31,36 940,8 11289,6 7 Tanjung Karang Barat 29,32 879,6 10555,2 8 Tanjung Karang Pusat 27,1 813 9756 9 Tanjung Karang Timur 25,68 770,4 9244,8 10 Teluk Betung Barat 21,08 632,4 7588,8 11 Teluk Betung Utara 35,16 1054,8 12657,6 12 Teluk Betung Selatan 32,74 982,2 11786,4 13 Panjang 32,74 982,2 11786,4 14 Sukabumi 44,87 1346,1 16153,2 15 Sukarame 25,49 764,7 9176,4 16 Way Halim 26,4 792 9504 17 Langkapura 22,81 684,3 8211,6 18 Teluk Betung Timur 25,7 771 9252 19 Bumi Waras 32,74 982,2 11786,4 20 Labuhan Ratu 24,7 741 8892 21 Kedamaian 25,1 753 9036 22 Enggal 22,7 681 8172 Total 854,34 25451,5 305292 Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung Tahun 2015 Namun permasalahannya tidak semua sampah terangkut ke tempat pembuangan akhir. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat dalam membuang sampah tidak sesuai dengan tempat dan waktu pembuangan sampah. Sebagian sampah yang tidak terangkut petugas oleh masyarakat ada yang dibuang dengan cara ditimbun, dibuang ke kali, dibakar dan berbagai cara lainnya. Pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung dilakukan oleh beberapa instansi yaitu: (1) Dinas Kebersihan dan Pertamanan menangani permasalahan sampah di

4 jalan protokol, sapuan jalan, pertokoan restoran, hotel, industri, perkantoran dan fasilitas umum; (2) Dinas Perhubungan menangani permasalahan sampah di terminal bis antar kota dan dalam kota serta stasiun kereta api; (3) sampah yang ada di pasar-pasar tradisional dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pasar; (4) sampah di pemukiman dikelola oleh kecamatan melalui Sokli; (5) serta Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPPLH) yang bekerja sama dengan Pekerjaan Umum. Pemerintah Kota Bandar Lampung telah membuat Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pembinaan Umum, Ketertiban, Keamanan, Kebersihan, Kesehatan dan Keapikan dalam wilayah Kota Bandar Lampung. Peraturan ini telah disahkan pada tanggal 24 Oktober tahun 2000. Dalam pasal 15 ayat 1 yang berisi tentang larangan membuang sampah atau suatu benda di jalan, trotoar, gang-gang dalam pasar, tepi pantai, sungai, sumber air, parit atau saluran air, selokan air, taman, lapangan dan tanah kosong milik orang lain atau pada tempattempat umum lainnya. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 tahun 1995 tentang program kali bersih (prokasih) merupakan salah satu program pemerintah pusat yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas air sungai sehingga memenuhi fungsi peruntukkannya. Sungai merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kebutuhan hidup sehari-hari sudah selayaknya dilakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian dan kealamiannya. Namun program ini tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tersebut.

5 BPPLH Kota Bandar Lampung juga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan sampah sungai di Kota Bandar Lampung. Beberapa upaya tersebut dengan membuat papan peringatan di beberapa bantaran sungai yang berisi himbauan larangan membuang sampah, mensosialisasikan kepada masyarakat melalui kelurahan untuk menjaga lingkungannya serta membuat 25 (dua puluh lima) petugas tim bersih kali sejak tahun 2011. Tim bersih kali ini akan membersihkan setiap sungai dan kali yang ada di Kota Bandar Lampung setiap harinya dengan menggunakan sarana yang telah BPPLH sediakan. Berdasarkan data dari BPPLH Kota Bandar Lampung nama-nama sungai di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: Tabel 2 Sungai di Kota Bandar Lampung No Nama Sungai Kecamatan 1 Way Awi Tanjung Karang Pusat 2 Way Penengahan Kedaton 3 Way Simpur Tanjung Karang Pusat 4 Way Kuala Bumi Waras 5 Way Galih Panjang 6 Way Kupang Teluk Betung Utara 7 Way Lunik Panjang 8 Way Kunyit Teluk Betung Selatan 9 Way Kuripan Teluk Betung Barat 10 Way Kedamaian Kedamaian 11 Anak Way Kuala Bumi Waras 12 Way Kemiling Kemiling 13 Way Halim Way Halim 14 Way Langkapura Langkapura 15 Way Sukamaju Teluk Betung Timur 16 Way Keteguhan Teluk Betung Timur 17 Way Simpang Kanan Teluk Betung Barat 18 Way Simpang Kiri Teluk Betung Barat 19 Way Betung Teluk Betung Selatan Sumber: Diolah oleh peneliti, Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung Tahun 2014 Dari hasil pengamatan peneliti dari beberapa sungai di Kota Bandar Lampung kondisinya tercemar limbah cair maupun padat. Baik di dalam air maupun di pinggir sungai terlihat banyak sampah. Bahkan beberapa sungai airnya sangat bau

6 dan berwarna hitam. Berikut ini merupakan salah satu keadaan sungai yang ada di Kota Bandar Lampung yaitu Way Kuripan yang dipakai warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci sehingga terdapat banyak sampah dan air terlihat sangat keruh berbau: Gambar 1 Kondisi Sungai Way Kuripan Sumber : Diambil oleh peneliti 24 Februari 2015 Dalam sebuah media online ada pernyataan dari Camat Teluk Betung Barat mengenai banjir Sungai Way Kuripan yang terjadi pada hari Minggu, 8 Februari 2015 bahwa banjir sudah sering terjadi ketika musim hujan 1. Salah satu penyebab banjir di Kota Bandar Lampung karena saluran drainase tertutup oleh limbah domestik dan limbah industri. Hal ini tentu dapat dikenakan sanksi sesuai Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 pasal 26 ayat 1 yang mengatakan bahwa barang siapa yang melanggar ketentuan-ketentuan atau tidak mengindahkan larangan-larangan yang diberikan dan atau tidak menaati kewajiban dalam peraturan daerah ini diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) 1 http://www.kabarlampung.co/read/kota-ku/kabar-balam/item/251-48-rumah-ditelukbetung-barat-kebanjiran. Diakses pada 8 Maret 2015

7 bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) kecuali ditentukan lain oleh perundang-undangan yang berlaku. Tujuan dibuatnya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 pasal 15 ini untuk menciptakan Kota Bandar Lampung yang bersih dan nyaman tertutama di daerah aliran sungai. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Pentingnya implementasi kebijakan ditegaskan oleh Udoji dalam Agustino (2008: 140) yang mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Implementasi Kebijakan Penanganan Permasalahan Sampah di Daerah Aliran Sungai (Studi Implementasi Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Pembinaan Umum, Ketertiban, Keamanan, Kebersihan, Kesehatan dan Keapikan dalam Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2015) B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah:

8 1. Bagaimanakah implementasi kebijakan penanganan permasalahan sampah di daerah aliran sungai? 2. Apa saja kendala-kendala implementasi kebijakan penanganan permasalahan sampah di daerah aliran sungai? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan penanganan permasalahan sampah di daerah aliran sungai yang tertuang dalam bentuk skripsi. 2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala implementasi kebijakan penanganan permasalahan sampah di daerah aliran sungai yang tertuang dalam bentuk skripsi. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, skripsi ini mampu memberikan kontribusi pemikiran, informasi dan pengetahuan bagi studi Ilmu Administrasi Negara mengenai fenomena yang teradi dalam salah satu ruang lingkup administrasi negara yaitu implementasi kebijakan publik. 2. Secara praktis, skripsi ini mampu memberikan masukan-masukan dan saran bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung dalam pengimplementasian kebijakan penanganan permasalahan sampah di daerah aliran sungai (Studi Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Pembinaan Umum, Ketertiban, Keamanan, Kebersihan, Kesehatan dan Keapikan dalam Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2015).