BAB II URAIAN TEORITIS. Ahmad Fadli (2006) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap masa depan kemudian mereka menyatukan orang dengan. Keadaan ini menggambarkan suatu kenyataan bahwasanya

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II LANDASAN TEORI & HIPOTESIS. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB II LANDASAN TEORI

Leadership Karakteristik, Kompetensi, Perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian suatu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat. modal, bahan-bahan mentah, tenaga kerja dan waktu.

SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN FASILITAS KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA PT.PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN II, MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. masalahpada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu juga semakin meningkat. Penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, sebagai pemberi tugas atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

Pendetakan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pekerjaannya. Manusia sebagai tenaga kerja haruslah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian terdahulu Ahmad Fadli (2006) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas terhadap kepuasan kerja pegawai Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada PT. Kawasan Industri Medan. Nilai R-Square menunjukkan bahwa 42,5% variasi kerja dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah Gaya kepemimpinan Demokratis. Mimi Novita Lubis (2007) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. Ini terbukti dari pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai yang kuat dan siknifikan, pada Kantor Pelayanan Perpajakan Binjai. B. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian defenisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Karena pemimpin merupakan individunya sedangkan kepemimpinan merupakan pola tindakan dan tingkah laku dari pemimpin tersebut. Menurut Siagian (2002:62) mendefenisikan Pemimpin adalah merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya. Pendapat lain menyatakan

Pemimpin adalah individu yang berkemampuan meniupkan roh bagi suatu organisasi, (Affif, 2003: 67). Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000: 99) membagi pengertian Kepemimpinan menjadi 2 konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan faktor penentu bagi kehidupan, perkembangan bahkan matinya suatu organisasi disektor apapun dia bergerak. Pemimpin yang berhasil tidak hanya tergantung dari berapa banyak keterampilan yang ia kuasai, namun juga dapat bergantung pada cara ia berprilaku dan tindakan yang dilakukannya. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawannya, karena gaya kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yang akan meningkatkan kinerja karyawan apabila kepuasan tersebut dapat terpenuhi. C. Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Suatu Organisasi

Pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuantujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan harus diberikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif. Seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi akan tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Antara lain peran yang bersifat interpersonal, informasional dan dalam kancah pengambilan keputusan. Menurut Robin (2008 :93) : Kepemimpinan menyangkut hal mengatasi perubahan. Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan kemudian mereka menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintanganrintangan. Keadaan ini menggambarkan suatu kenyataan bahwasanya kepemimpinan sangat diperlukan jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan yang lainnya adalah dapat dilihat dari sejauh mana kepemimpinan didalamnya dapat bekerja secara efektif. Pada kepemimpinan itu terdapat 3 (tiga) unsur-unsur yaitu : 1. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok. 2. Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain. 3. Untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Winardi (2004:304) : Kepemimpinan adalah seorang yang karena kecakapan kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipinmpinnya untuk mengerahkan usaha bersama kearah pencapaian sasaran sasaran tertentu. D. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan ( Leadership Style ) seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan perusahaan akan terbengkalai dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan pada anggota, atau pegawai. Menurut Winardi (2000: 76) terdapat 3 ( tiga ) macam model gaya kepemimpinan secara umum, yaitu demokratis, otoriter, dan kepemimpinan bebas. Ketiga gaya kepemimpinan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada penelitian ini mengkaji ketiga gaya kepemimpinan tersebut. 1. Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepemimpinan Demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Kegiatan kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas yang disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara

aktif. Dengan kata lain setiap anggota mengetahui secara pasti sumbangan yang dapat diberikannya untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasinya. Selain itu dapat diketahui bagaimana melaksanakannya secara efektif dan efisien. 2. Gaya Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang diantara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah. Kedudukan dan tugas bawahan ( anak buah ) sematamata sebagai pelaksana keputusan, perintah dan bahkan kehendak pimpinan. 3. Gaya Kepemimpinan Bebas Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing baik secara perseorangan maupun berupa kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasehat, yang dilakukan dengan memberi kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota kelompok yang memerlukannya.

Tabel 2.1 Ciri-ciri Kepemimpinan Demokratis Otoriter Bebas 1. Semua kebijaksanaan merupakan bahan pembahasan kelompok dan keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin. 2. Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung. Dilukiskan langkah-langkah umum kearah tujuan kelompok dan apabila diperlukan nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak prosedur-prosedur alternatif, yang dapat dipilih. 3. Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki dan pembagian tugas terserah pada kelompok. 1. Semua determinasi kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin. 2. Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pejabat satu persatu, sehingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti. 1. Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual dengan minimum partisipasi pemimpin. 2. Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, yang dengan jelas mengatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada permintaan. Ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok. Demokratis Otoriter Bebas 3. Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman sekerja setiap anggota. 4. Pemimpin bersifat objektif 4. Pemimpin menjadi dalam pujian dan kritiknya cenderung bersikap dan ia berusaha untuk menjadi pribadi dalam pujian anggota kelompok secara dan kritik pekerjaan mental, tanpa terlampau setiap anggota. Ia banyak melakukan pekerjaan tidak turut serta dalam tersebut. partisipasi kelompok secara aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi. Sumber:.Winardi (2000:79) diolah. 3. Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali. 4. Komentar spontan yang tidak berfrekuensi atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadiankejadian. Selain itu ada beberapa tipe gaya kepemimpinan lainnya. Menurut Kartono (2008:82) : 1. Tipe Karismatis Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia

mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pegawai-pegawai yang bisa dipercaya. 2. Tipe Paternalistis a). Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. b). Bersikap terlalu melindungi. c). Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan. d). Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif. e). Tidak memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri. f). Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. 3. Tipe Populistis Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan nasionalisme. 4. Tipe Administratif atau Eksekutif Kepemimpinan ini kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugastugas administratif secara efektif. Para pemimpin terdiri dari teknokrat,

dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Menurut Robbins (2008: 90) terdapat tiga macam model gaya kepemimpinan, yaitu transaksional, transformasional, dan laissez faire. Ketiga gaya kepemimpinan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. Indikator-indikator dari model kepemimpinan ini adalah: 1. Penghargaan Bersyarat: menjalankan pertukaran kontraktual antara penghargaan dan usaha, menjanjikan penghargaan untuk kinerja yang bagus, dan mengakui pencapaian yang diperoleh. 2. Manajemen Dengan Pengecualian (aktif): mengamati dan mencari penyimpangan dari aturan-aturan dan standar, serta melakukan tindakan perbaikan. 3. Manajemen Dengan Pengecualian (pasif): dilakukan hanya jika standar tidak tercapai 4. Lassez-faire: melepaskan tanggung jawab dan menghindari pengambilan keputusan. 2. Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang menginspirasikan para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka

dan memiliki kemampuan memengaruhi yang luar biasa. Kepemimpinan ini lebih unggul dari pada kepemimpinan transaksional dan menghasilkan tingkat upaya dan kinerja para pengikut yang melampaui apa yang bisa dicapai kalau hanya pendekatan transaksional yang diterapkan. Tetapi apabila seorang pemimpin transaksional yang baik tetapi tidak memiliki sifat-sifat transformasional, maka seorang pemimpin itu adalah pemimpin yang biasa-biasa saja. Indikator-indikator dari model kepemimpinan ini adalah: 1. Pengaruh yang Ideal: memberikan visi dan misi, menanamkan kebanggaan, serta mendapatkan respek dan kepercayaan. 2. Motivasi yang Inspirasional: mengomonikasikan ekspektasi yang tinggi, menggunakan simbol-simbol untuk berfokus pada upaya, dan menyatakan tujuan-tujuan penting secara sederhana. 3. Stimulasi Intelektual: meningkatkan kecerdasan, rasionalitas, dan pemecahan masalah yang cermat. 4. Pertimbangan yang Bersifat Individual: memberikan perhatian pribadi, memperlakukan masing-masing karyawan secara individual, serta melatih dan memberikan saran. 3. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire Kepemimpinan laissez-faire dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing baik secara perorangan maupun berupa kelompok-kelompok kecil.

Laissez-faire adalah model yang paling pasif dan karena itu merupakan perikaku pemimpin yang paling tidak efektif. Para pemimpin yang menggunakan ini jarang dianggap efektif. Indikator-indikator dari model kepemimpinan ini adalah: 1. Tidak ada Ikatan: melakukan pekerjaan dengan semaunya 2. Memberikan Reaksi apabila ada masalah: ikut campur kalau adanya masalah di dalam perusahaan. 3. Tidak Disiplin: selalu terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan. 4. Tidak Bertanggung Jawab: menunda-nunda pekerjaan, sering mengabaikan pekerjaan. E. Fasilitas Kerja 1. Pengertian dan Arti Pentingnya Failitas Kerja Fasilitas kerja adalah sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbentuk fisik, dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan dating. Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat menunjang kinerja karyawan, Seperti dalam penyelesaian pekerjaan. Dalam suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan diperlukan alat pendukung yang digunakan dalam proses atau aktifitas di perusahaan tersebut. Fasilitas yang digunkan oleh setiap perusahaan bermacam-macam bentuk, jenis dan manfaatnya. Semakin besar aktifitas suatu perusahaan maka semakin lengkap

pula fasilitas dan sarana pendukung dalam proses kegiatan untk mencapai tujuan tersebut. Menurut Hartanto ( 2002: 501) karakteristik dari sarana pendukung dalam proses aktivitas perusahaan adalah: 1. Mempunyai bentuk fisik 2. Dipakai atau digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan. 3. Mempunyai jangka waktu kegunaan atau umur relatif permanen dari satu periode akuntansi atu lebih dari satu tahun. 4. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang. Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa sarana pendukung dalam aktivitas perusahaan berbnetuk fisik dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, memiliki jangka waktu kegunaan yantg relatif permanen dan memberikan manfaat untuk masa yang akan datang. 2. Jenis Fasiitas Kerja Fasilitas kerja merupakan salah satu alat yang digunakan oleh karyawan untuk memudahkan dalam penyelesaian kerjaan sehari-hari. Fasilitas kerja pada setiap perusahaan akan berbeda dalam bentuk dan jenisnya, tergantung pada jenis usaha dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Menurut Sofyan (2000: 22) fasilitas kerja dalam persahaan terdiri dari: 1. Mesin dan peralatan 2. Prasarana 3. Perlengkapan kantor 4. Peralatan inventaris

5. Tanah dan bangunan 6. Alat transportasi F. Kepuasan Kerja 1.Pengertian Kepuasan Kerja Pengertian kepuasan kerja menurut Handoko (2001: 193) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaannya. Pengertian ini mengandung arti bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan hati seorang pegawai terhadap pekerjaan yang mereka laksanakan. Perasaan hati ini bias menyenangkan dan bias juga tidak menyenangkan, hal ini tergantung pada penilaian pegawai yang bersangkutan terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, pelaku, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Kepuasan diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan dan hasil kerjanya agar dia dapat membeli kebutuhannya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang mencerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya, karyawan yang lebih menikmati kepuasan kerja

kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak. 2. Teori-Teori Kepuasan Kerja Menurut Yuli (2005: 190) bahwa teori-teori tentang kepuasan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu yang disebut sebagai: a. Disperancy Theory (teori perbedaan) Teori ini pertama kali di pelepori oleh Porter. Porter mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan (difference between how much of something there should be and how much there is now ). Locke menerangkan bahwa kepuasan kerja bergantung pada perbedaan (discperancy) antara nilai dari harapan yang diinginkan, dengan apa yang menurut perasaan/ persepsinya yang telah dicapai/ diperoleh dari pekerjaanya. Dengan demikian orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah dicapai. Apabila yang didapat ternyata lebih besardari yang diinginkan, maka orang akan menjadi puas lagi walaupun terdapat perbedaan, tetapi merupakan perbedaan yang positif, sebaiknya semakin jauh kenyataan yang dirasakan tersebut dibawah standar minimum maka akan terjadi perbedaan negatif (negative disperancy), dan akan semakin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.

b. Equity Theory (teori keseimbangan) Equity theory pertama kali dikembangkan oleh Adam (1963). Adapun pendahulu teori ini adalah Zeleznik (1958). Prinsip teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas situasi yang diperoleh dengan menbandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun ditempat lain. c. Two Factor Theory (teori dua faktor) Yaitu faktor yang membuat orang merasa puas (statisfers) dan faktor yang membuat orang merasa tidak puas (dissatisfiers). Dalam pandangan lain dua faktor yang dimaksud dalam teori ini adalah dua rangkaian kondisi, pertama kondisi yang menyebabkan orang merasa tidak puas, jika kondisi itu ada dan tidak diperhatikan, maka orang itu tidak akan termotivasi. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Terwujudnya kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu faktor pendorong dari tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan (2007: 203), faktor yang menimbulkan kepuasan kerja karyawan adalah: a. Balas jasa yang adil dan layak b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian c. Berat tingginya pekerjaan d. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan e. Sikap pemimpin dan kepemimpinannya f. Sifat pekerjaan monoton atau tidak

Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja disebutkan oleh Stephen Robins: a. Kerja yang secara mental menantang, karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang member mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. b. Ganjaran yang pantas, para karyawan menginginkan system upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka. c. Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun memudahkan mengerjakan tugas. d. Rekan kerja yang mendukung, orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan seorang juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. http://id.wikipedia.org/wiki/kepuasan_kerja.