BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. masalah yang populer dalam isu lingkungan, karena masalah-masalah tersebut

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Indonesia dan Belanda Perkuat Kerja Sama di Bidang Perdagangan dan Pembangunan Infrastruktur Rabu, 23 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Yose Rizal Damuri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V KESIMPULAN. Sebelum dipimpin oleh Erdogan, Hubungan Turki dengan NATO, dan Uni

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB I PENDAHULUAN. untuk waktu yang lama. Hubungan ini kita bisa lihat pada tahun Pada tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, persetujuan terseb

Peningkatan Kerjasama Indonesia India

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III. Sejarah Perkembangan Hubungan Republik Turki dan Jepang. mengembangkan perekonomiannya dalam periode pasca perang dunia kedua, dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB II Hubungan Indonesia dan Jepang dalam bidang ekonomi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diplomasi Muhammadiyah di tengah pusaran konflik Mindanao Filipina Selatan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu yang mencakup banyak bidang atau multidimensi yang melewati batas-batas

Sambutan oleh: Ibu Shinta Widjaja Kamdani Ketua Komite Tetap Kerjasama Perdagangan Internasional Kadin Indonesia

Optimalisasi Kerjasama Pendidikan Indonesia-India

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

RESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB III ERDOGAN DAN HUBUNGAN TURKI AMERIKA SERIKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan arus globalisasi, membawa perubahan dan berdampak luas bagi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

LAPORAN KESIMPULAN RESOLUSI SENGKETA INDONESIA RAJAMANDALA HYDROPOWER PROJECT-01

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB IV KESIMPULAN. dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan-tantangan yang dapat mengancam

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sessi. Dosen Pembina:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG

CHAPTER I INTRODUKSI PENDULUM THE SICK MAN

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan diplomatik Indonesia Jepang dibuka pada bulan April 1958

BAB I PENDAHULUAN. bilateral maupun regional Free Trade Agreement (FTA). Sejak krisis Tahun 1997

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN LUAR NEGERI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis. dengan ini menarik kesimpulan sebagai sebagai berikut :

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015

Keterangan Pers Presiden RI pada Acara Kunjungan Kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Selasa, 09 November 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

Transkripsi:

BAB V Kesimpulan Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama ekonomi melalui perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara secara bilateral, seperti perjanjian perdagangan bebas dengan Israel, Macedonia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Palestina, Maroko, Tunisia, Mesir, Albania, Georgia, Montenegro, Serbia, Chile, Yordania, Korea Selatan, dan Mauritius. Selain itu, Turki juga menjalin kerja sama ekonomi dengan Jepang dan hubungan bilateral antara Turki dengan Jepang semakin intens sejak dekade terakhir. Dimulainya kerja sama ekonomi oleh Turki dengan negara-negara lain, tidak terlepas dari pengaruh orang-orang yang ada di pemerintahan Turki. Pada masa sebelum tahun 2000 masalah ekonomi belum menjadi fokus utama pemerintah Turki. Namun sejak terjadi krisis ekonomi yang sangat parah dalam sejarah Turki di tahun 2001, masalah ekonomi baru dirasa penting. Masyarakat Turki tidak puas dengan pemerintahan yang berkuasa saat itu karena dinilai gagal dalam mencari solusi untuk masalah krisis ekonomi. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan pengangguran, banyak perusahaan skala kecil menjadi bangkrut, yang menjadikan krisis ekonomi ini dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Turki, baik kelas menengah atas maupun masyarakat kelas bawah. Masyarakat Turki mulai mencari sosok baru yang mampu membawa perubahan untuk Turki secara menyeluruh. Di saat itu, mereka mulai melirik tokoh-tokoh dari partai keadilan dan pembangunan atau dalam bahasa Turki disebut Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP).

Hubungan bilateral antara Turki dan Jepang tampak selalu berjalan mulus. Bahkan saat Perang Dunia II terjadi dan Turki memutuskan untuk bergabung melawan pihak Axis, yang berarti Turki secara resmi bergabung melawan Jepang, kedua negara tidak bertemu secara langsung di medan perang. Kedua negara saling membantu jika salah satu mengalami kesulitan, seperti pemerintah Turki yang memerintahkan pesawat Tukish Airlines untuk mengevakuasi warga Jepang dari Iran saat Perang Teluk dan Pemerintah Jepang yang mengirim bantuan material dan tenaga medis saat Turki mengalami bencana alam berupa gempa bumi. Memasuki abad ke 21, fokus kerja sama dalam hubungan Turki dan Jepang adalah pada bidang ekonomi. Turki berusaha meningkatkan investasi dari Jepang dan Jepang terus berinvestasi pada perusahaan-perusahaan di Turki dan pada proyek-proyek besar di Turki. Pada tahun 2010, Jepang berkontribusi dalam melakukan investasi langsung di Turki dengan jumlah investasi sebesar $ 347 Juta atau 5,3% dari jumlah seluruh investasi asing langsung di Turki. Saat itu ada sekitar 162 perusahaan Jepang yang melakukan bisnis di Turki dengan modal dari Jepang. Di tahun 2013, Turki membuat kesepakatan dengan Jepang dalam hal Kerja sama Proyek Sinop, di mana akan dibangun reaktor nuklir di Turki dengan bantuan dari Jepang. Proyek Sinop adalah simbol dari peningkatan hubungan baik antara Jepang dan Turki, serta mampu menjadi penguat hubungan bilateral antara Turki dan Jepang. Kemudian pada acara peresmian proyek terowongan Marmaray, Shinzo Abe mengatakan bahwa proyek tersebut telah berhasil dicapai berkat kerja sama antara peralatan berteknologi tinggi dari Jepang dan tenaga kerja yang berpengalaman dari Turki. Kedua negara terus berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama antara Turki dan Jepang ke tingkat yang lebih tinggi, terutama di bidang ekonomi.

Perundingan dengan Jepang terkait peningkatan kerja sama ekonomi bilateral ini semakin serius dengan dimulainya perundingan untuk Japan-Turkey Economic Partnership Agreement (EPA). Negosiasi antara Turki-Jepang tentang EPA telah dimulai sejak Desember 2014. Turki menjalin hubungan kerja sama dengan Jepang dalam EPA di saat neraca perdagangan bilateral Turki dengan Jepang tidak seimbang. Neraca perdagangan bilateral kedua negara lebih didominasi oleh Jepang. Menurut William D Coplin dalam membuat kebijakan luar negeri, para pembuat kebijakan dipengaruhi oleh tiga pertimbangan yaitu; pertama, kondisi politik dalam negeri, kedua, kondisi atau kemampuan ekonomi dan militer dan ketiga, konteks internasional yaitu posisi suatu negara dalam berinteraksi dengan negara lain. Kondisi ekonomi dan militer juga menjadi aspek penting yang mempengaruhi para pembuat kebijakan luar negeri di satu negara. Coplin menjelaskan bahwa kemampuan ekonomi dan militer dapat memberikan keuntungan kepada negara tersebut dalam berhubungan dengan negara lain, dengan memberikan dukungan maupun tuntutan kepada para pembuat kebijakan luar negeri. Dalam memulai EPA dengan Jepang, kondisi ekonomi Turki mempunyai pengaruh yang besar sebagai bahan pertimbangan dibandingkan dengan kondisi militer. Ini karena pemerintah Turki sejak AKP berkuasa, memprioritaskan pertumbuhan ekonomi Turki melalui kebijakan liberalisasi ekonomi. Terlebih lagi, situasi politik Turki telah mengalami perubahan, yaitu tidak adanya intervensi dari pihak militer Turki. Selain itu, Kebijakan luar negeri Turki semakin didorong oleh

aktor ekonomi dan masyarakat sipil. Kondisi ekonomi yang menjadi faktor pertimbangan dalam kebijakan luar negeri Turki adalah kondisi pasar ekspor, peluang investasi, pariwisata, dan ketersediaan energi. Neraca perdagangan antara Turki dan Jepang memang masih tidak seimbang, dengan nilai ekspor Jepang ke Turki jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai ekspor Turki ke Jepang. Namun, ekspor dari Turki ke Jepang terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, komoditas yang paling banyak di ekspor ke Jepang merupakan komoditas agrikultur yang selalu dibutuhkan oleh Jepang, sehingga Turki dapat memperoleh keuntungan secara terus-menerus karena Turki secara merupakan negara agraris, yang mampu memenuhi kebutuhan agrikulturnya secara mandiri. Berdasarkan penjelasan Coplin, kebijakan luar negeri adalah hasil dari kondisi dalam negerinya, atau dapat dikatakan bahwa kebijakan luar negeri satu negara merupakan hasil dari interaksi antara para pembuat kebijakan luar negeri dengan para aktor-aktor politik dalam negerinya yang berusaha mempengaruhi sebuah kebijakan luar negeri. Aktor-aktor tersebut oleh Coplin disebut sebagai policy influencer yaitu mereka yang berusaha mempengaruhi para pembuat kebijakan. Dalam isu ini, tidak semua policy influencer memiliki pengaruh dalam keputusan Turki untuk menjalin kerja sama EPA dengan Jepang. Adalah Menteri Ekonomi Turki yang menjabat yaitu Zafer Çağlayan yang berkunjung ke Jepang pada Juli 2012 untuk bertemu dengan Menteri Ekonomi Jepang Yukio Edano dan Menteri Luar negeri Jepang Koichiro Gemba. Dari pertemuan tersebut, kedua pihak menandatangani Memorandum on Establishing a Framework for Cooperation in Economic Relations between the Government of Japan and the Government of the

Republic of Turkey, kemudian ketiga menteri tersebut kemudian memutuskan untuk membentuk sebuah kelompok studi bersama (joint study group) untuk mempelajari prospek dari dimulainya negosiasi mengenai EPA antara Turki dan Jepang. Setelah melakukan dua kali pertemuan, kelompok studi bersama ini kemudian merekomendasikan kepada kedua negara untuk segera melakukan kerja sama dalam EPA. Jepang merupakan mitra tertua Turki di Asia, dan hubungan antara kedua negara selalu baik dan tidak pernah ada ketegangan. Hubungan kerja sama ekonomi antara Turki dan Jepang semakin kuat, ini dimulai sejak awal tahun 2012 saat Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba berkunjung ke Turki pada Januari 2012 Menteri Gemba menyatakan akan memperkuat hubungan Turki dengan Jepang. Wacana untuk meningkatkan hubungan kerja sama Turki dan Jepang kemudian direalisasikan pada bulan Juli 2012, dengan ditandatanganinya Memorandum yang telah dibahas sebelumnya yaitu Memorandum on Establishing a Framework for Cooperation in Economic Relations between the Government of Japan and the Government of the Republic of Turkey. Kemudian kedua negara membentuk Japan-Turkey EPA joint study group yang bertugas untuk membahas peluang-peluang yang didapat dalam pelaksanaan kerja sama ekonomi kedua negara dalam EPA. Hal ini yang menjadi bakal dimulainya EPA antara Turki dan Jepang. Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan Turki untuk menjalin kerja sama dengan Jepang dalam Japan-Turkey Eeconomic Partnership Agreement didorong oleh beberapa faktor yaitu, dari kementrian Ekonomi Turki yang berusaha meningkatkan

investasi dari Jepang, dan perdagangan hasil agrikultur Turki yang selalu dibutuhkan oleh Jepang yang terus meningkat setiap tahunnya, serta keinginan kedua negara untuk meningkatkan hubungan kerja sama bilateral ke tingkat yang lebih tinggi.