BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Matematika dipelajari di sekolah mulai dari SD, SMP, SMA sampaidengan perguruan tinggi. Matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika suatu sains formal yang mumi, matematika adalah sains yang memanipulasi simbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang; matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif (Suherman dan Winataputra, 2004: 120). Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2009: 10). Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Pada hakikatnya, proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Menurut NCTM dalam Irawan (2015:1) disebutkan bahwa dalam pembelajaran matematika terdapat lima kemampuan dasar matematika yang merupakan standar kemampuan matematika yakni pemecahan masalah
(problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections), dan representasi (representation) Komunikasi matematika merupakan kemampuan menyampaikan ide atau gagasan baik secara lisan maupun tulisan dengan simbol-simbol, grafik, atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah dari informasi yang diperoleh. Menurut Mahmudi (2009: 3) menyatakan bahwa, komunikasi matematika mencakup komunikasi tertulis maupun lisan. Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah, sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan dapat terjadi melalui interaksi antarsiswa, misalnya dalam pembelajaran dengan setting diskusi kelompok. Berdasarkan uraian di atas, komunikasi matematika dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis.
Kemampuan komunikasi matematika merupakan salah satu kemampuan yang penting dan diharapkan dapat dikuasai khususnya siswa SMP. Hal ini diperkuat oleh Umar (2012), bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui empat aspek komunikasi yaitu mendengar, membaca, diskusi, dan menulis. Umar (2012) menambahkan kembali, setidaknya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam pembelajaran matematika penting dikalangan siswa. Pertama, matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menentukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sangat berharga untuk mengkomunikasi ide-ide yang jelas, tepat dan ringkas. Kedua, matematika sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran, matematika sebagai wahana interaksi antar siswa, serta sebagai alat komunikasi antara guru dan siswa. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan dalam pembelajaran untuk memberikan argumen terhadap setiap jawabannya serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi bermakna. Penelitian ini akan dilakukan pada SMP Negeri 2 Karangmocol, yang beralamat Jln. Karangsari, Kec. Karangmoncol, Kab. Purbalingga. Terletak di tengah pedesaan yang kebanyakan warga atau wali murid siswa bermata pencaharian sebagai petani. Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran, ditemukan beberapa permasalahan, seperti: (1) tidak tepat dalam menuliskan simbol, (2) tidak konsisten dalam menuliskan simbol matematis, (3) kurang tepat dalam menafsirkan simbol, dan (4) menyajikan diagram tidak sesuai
tujuan dari konteks masalah. Hal-hal tersebut merupakan permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis, baik secara tertulis maupun secara lisan. Pembacaan dan penulisan simbol yang salah, berakibat tidak tersampaikannya ide dari masalah tersebut secara optimal. Begitu juga penyajian data yang dilakukan oleh siswa tidak sesuai dengan tujuannya, maka akan terjadi kesalahan pemahaman dan interpretasi, sehingga berakibat pada ketidaktepatan informasi yang didapat dari penyajian data tersebut. Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut, perlu digali lebih mendalam tentang kemampuan mereka dalam membaca simbol, menuliskan simbol, menggunakan simbol, menyajikan informasi yang berkaitan dengan fungsi dalam bentuk diagram dan kemampuan menginterpretasikan hasil. Jika kemampuan penulisan simbol, pembacaan simbol, penyajian data semakin baik,maka proses penyampaian informasi dari permasalahan yang ada akan semakin optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melihat lebih dalam tentang kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Karangmoncol pada materi fungsi, karena di dalam materi fungsi banyak simbol-simbol yang harus diketahui sebagai contoh menentukan bentuk fungsi, menentukan relasi dan fungsi, menentukan domain dan kodomain. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul adalah Bagaimana kemampuan komunikasi matematikakelas VIIIC SMP Negeri 2 Karangmoncol Kabupaten Purbalingga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikankemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIIIC SMP Negeri 2 Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Mengetahui masing-masing kemampuan matematika siswa dalam menyelesaikan soal uraian yang berbeda-beda dalam pemrosesan informasi pada setiap peserta didik sehingga ketika peneliti terjun langsung ke lapangan menjadi seorang guru dapat merancang pembelajaran dan materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik. 2. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam menerapkan metode pembelajaran dalam materi fungsi yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika. 3. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada materi fungsi agar bisa memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik. 4. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam menerapkan kebijakan peningkatan hasil belajar matematika dalam materi fungsi, khususnya peningkatan kemampuan komunikasi matematika.