LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENERBITAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAGAR ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI IZIN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 15 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PEMAKAMAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN PENYELENGGARAAN KOPERASI

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PENGUMPULAN KAYU RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 04

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

PROSEDUR/TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI Di KALANGAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 01/Per/M.KUKM/I/2006 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG


TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I KETENTUAN UMUM

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 10/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KELEMBAGAAN KOPERASI

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. Nomor : 28 A Tahun 2005 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 1994 TENTANG PEMBUBARAN KOPERASI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 31 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 31 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 1994 TENTANG PEMBUBARAN KOPERASI OLEH PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 4 TAHUN 2003 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR OLEH BADAN UNTUK UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 10 Tahun 2006 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

- 2 - Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 4 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH TANDA DAFTAR GUDANG (TDG) PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2003

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI USAHA DI BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 09TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 09 TAHUN 2001 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN SELAIN UNTUK KEGIATAN LALU LINTAS

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 12 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

WALIKOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

Menimbang : a. Mengingat : 1.

KETENTUAN PEMBERIAN STATUS BADAN HUKUM KOPERASI, SERTA PENGENAAN RETRIBUSI DAN DANA PEMBINAAN/PENGEMBANGAN KOPERASI DI KOTA MAKASSAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 04 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDATAAN DAN PENDAFTARAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

Transkripsi:

1 LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 40 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 05 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBUBARAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan, bentuk usaha yang sesuai untuk itu adalah Koperasi, sebagai Badan Usaha Koperasi diharapkan dapat berperan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur; b. bahwa dalam rangka mewujudkan peran koperasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a dipandang perlu adanya pembinaan dan pengawasan. Oleh karena itu, pembentukan, pembubaran maupun perubahan Anggaran Dasar Koperasi tersebut perlu mendapat pengesahan dari Kepala Daerah. c. bahwa untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam huruf b perlu ada Peraturan yang mengatur tentang itu d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu membentuk Pembentukan, pembubaran dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 20); 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 8); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Koperasi Simpan Pinjam (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 19); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54); 7. Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI Nomor 36/KEP/M/II/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi;

2 8. Keputusan Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah dan Koperasi Nomor : 351/KEP/M/XII/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan kegiatan Unit Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi; 9. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah Nomor 05/KEP/Meneg/I/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produkproduk Hukum Daerah; 11. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor : 104.1/KEP/M.KUKM/X/2002 tanggal 7 Oktober 2002 tentang Penunjukan Pejabat yang Berwenang Untuk Memberikan Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten / Kota; 13. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 06). 14. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 8 Tahun 2002 tentang Leges (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 09). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBUBARAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Jambi. 4. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi adalah Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Jambi. 5. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi adalah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Jambi.

3 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Jambi. 7. Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan Orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. 8. Anggaran Dasar Koperasi adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang Organisasi Koperasi, ditetapkan oleh Keputusan Rapat Anggota dan disyahkan dengan Keputusan Kepala Daerah. 9. Akta Pendirian Koperasi adalah keterangan tertulis oleh Pejabat yang berwenang yang memuat Anggaran Dasar Koperasi yang akan didirikan. 10. Perubahan Anggaran Dasar Koperasi adalah Perubahan sebagai dari Anggaran Dasar dan yang telah disyahkan oleh Walikota Jambi. 11. Pembubaran Koperasi adalah Pernyataan tertulis oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi berupa Surat Keputusan atas bubarnya sebuah gerakan koperasi. 12. Kantor Cabang adalah Perwakilan dari Kantor Koperasi yang bertujuan untuk pengembangan Jaringan Usaha Koperasi tersebut. BAB II PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN KOPERASI Pasal 2 (1) Sekelompok orang dapat membentuk Koperasi primer dan beberapa Koperasi Primer dapat membentuk Koperasi Sekunder. (2) Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mendapat pengesahan dari Kepala Daerah. (3) Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada Kepala Daerah, melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. Akta Pendirian Koperasi. b. Berita Acara Rapat Pembentukan. c. Kuasa Rapat permintaan pengesahan. d. Surat Bukti setoran modal sekurang-kurangnya sebesar Simpanan Pokok. e. Khusus untuk unit Simpanan Pinjam dan Koperasi Simpan Pinjam melampirkan bukti setoran modal pada Bank Pemerintah Minimal Rp. 15.000.000,- f. Rencana awal kegiatan. g. Daftar hadir Rapat Pembentukan. h. Photo Copy KTP dari masing-masing pendiri Koperasi Primer dan surat kuasa dari masing-masing Koperasi primer untuk koperasi sekunder. i. Keanggotaan koperasi primer sekurang-kurangnya 20 orang, sedangkan untuk koperasi sekunder sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi primer.

4 Pasal 3 (1) Setiap Koperasi dapat membentuk Kantor Cabang. (2) Pembentukan Kantor Cabang Koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mendapat pengesahan Kepala Daerah melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. Photo copy Anggaran Dasar yang telah dilegalisir oleh Instansi yang mengeluarkan Badan Hukum Koperasi tersebut. b. Surat Kuasa untuk membuka Kantor Cabang. c. Photo copy IMB dari rencana Kantor Cabang. d. Alamat Kantor Cabang yang jelas. e. Daftar sarana kerja. f. Nama dan riwayat hidup pengelola Kantor Cabang. g. Laporan Keuangan 2 (dua) tahun terakhir. h. Rencana kerja kantor cabang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. i. Bukti setoran modal kerja yang disediakan untuk kantor cabang. j. Anggota yang dilayani paling sedikit 20 orang. k. Khusus KSP dan USP harus menyediakan modal sendiri atau modal tetap untuk investasi dan modal sendiri atau modal tetap untuk investasi dan modal kerja awal sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah). l. Layak berusaha secara ekonomi. Pasal 4 (1) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) dan Pasal 3 ayat (2) dilakukan penelitian lokasi. (2) Hasil penelitian lokasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam Berita Acara sebagai bahan pertimbangan Kepala Daerah dalam pengesahan Pasal 5 (1) Dalam rangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak didaftarkan berkas dan syarat-syarat dinyatakan lengkap, maka Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi akan diberikan jawaban tertulis mengenai dikabulkan disempurnakan atau ditolaknya permohonan tersebut. (2) Permohonan yang ditolak atau disempurnakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan alasan penolakan atau penyempurnaan. (3) Apabila dalam rangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak persyaratan dinyatakan lengkap, tidak ada jawaban tertulis mengenai, dikabulkan, ditolak atau disempurnakannya permohonnya oleh Dinas Perindustrian, perdagangan dan koperasi, maka permohonan dinyatakan dikabulkan. (4) Akta Pengesahan diterbitkan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonannya dinyatakan dikabulkan. (5) Apabila dalam rangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari, Akta pengesahan tidak diterbitkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, maka pemohon dianggap telah memiliki Akta.

5 Pasal 6 (1) Akta Pengesahan ditandatangani oleh Kepala Daerah dan dapat didelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk. (2) Pendelegasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 7 (1) Setiap Keputusan pendirian Koperasi yang dikeluarkan, diumumkan dalam Berita Daerah. (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimuat dalam Berita Daerah dengan mencantumkan Nama, Alamat, Nomor, Tanggal pengesahan Akta Pendirian serta tanggal dan Nomor Surat Keputusan Pendirian. BAB III PEMBUBARAN KOPERASI Pasal 8 (1) Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan Keputusan Rapat Anggota yang disyahkan dengan Keputusan Kepala Daerah. (2) Keputusan pembubaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan secara tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari sejak diputuskan. Pasal 9 Pembubaran Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) harus menyampaikan permohonan kepada Kepala Daerah melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, dengan melampirkan : a. Notulen Keputusan Rapat Anggota Pembubaran. b. Daftar Hadir. c. Berita Acara Penyelesaian beserta neraca terakhir, rugi laba dan laporan kelembagaan. d. Anggaran Dasar/Anggaran rumah tangga yang asli. e. Surat Kuasa kepada beberapa anggota sebagai Tim penyelesaian. Pasal 10 Pembubaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dapat dilakukan apabila : a. Bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan. b. Koperasi dinyatakan pailit oleh Keputusan Pengadilan. c. Terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan Peraturan Daerah ini.

6 Pasal 11 Apabila hasil penelitian Koperasi tersebut memenuhi salah satu saja dari unsur Pasal 10, maka Kepala Daerah menyampaikan rencana pembubaran kepada pengurus koperasi yang masih ada atau kepada Anggota jika pengurus sudah tidak ada atau mengumumkannya di Kantor Camat/Lurah jika dalam hal Alamat anggota tidak jelas. Pasal 12 (1) Pengurus atau Anggota dapat mengajukan keberatan secara tertulis dengan alasan yang jelas paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterimanya rencana pembubaran oleh Kepala Daerah. (2) Dalam hal keberatan disampaikan oleh Anggota, maka Anggota tersebut harus mendapat persetujuan dari Anggota lain. (3) Dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan Kepala Daerah harus memberikan Keputusan untuk menerima atau menolak keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Pasal 13 (1) Keputusan pembubaran disampaikan kepada pengurus, apabila pengurus sudah tidak ada maka disampaikan kepada Anggota atau diumumkan di Kantor Camat atau Lurah dimana Koperasi tersebut beralamat, paling lambat 14 (empat belas) hari sejak dikeluarkannya keputusan pembubaran. (2) Untuk melindungi kepentingan kreditur, maka selama pemberitahuan tersebut belum diterima oleh kreditur, maka keputusan pembubaran yang telah dikeluarkan belum berlaku baginya. (3) Semua kreditur dapat mengajukan tagihan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sesudah tanggal diterimanya surat pemberitahuan pembubaran. Pasal 14 (1) Pemerintah Daerah dalam penyelesaian pembubaran koperasi dapat membentuk Tim penyelesai. (2) Tim penyelesai keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikoordinir oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, dengan melibatkan Instansi terkait dan ditambah anggota yang belum pernah menjadi pengurus. Pasal 15 (1) Setiap surat keputusan pembubaran koperasi yang dikeluarkan, harus diumumkan dalam Berita Daerah. (2) Pengumuman dalam Berita Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memuat Nama, Alamat, Nomor tanggal pengesahan Akta Pendirian dan Tanggal serta Nomor Surat Keputusan pembubaran.

7 BAB IV PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI Pasal 16 Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi adalah Pengakuan serta tertulis atas perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Pasal 17 Setiap koperasi yang akan melakukan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang menyangkut perubahan bidang usaha, penggabungan atau pembagian koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 harus mendapat pengesahan dari Kepala Daerah. Pasal 18 (1) Untuk mendapatkan pengesahan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang menyangkut bidang usaha, harus melampirkan : a. Anggaran Dasar Koperasi yang asli. b. Anggaran Dasar Koperasi yang telah dirubah. c. Berita Acara Rapat Anggota. d. Daftar Hadir Rapat Anggota. (2) Perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang menyangkut penggabungan atau pembagian koperasi harus melampirkan : a. Anggaran Dasar Koperasi yang asli. b. Anggaran Dasar Koperasi yang telah dirubah. c. Berita Acara Rapat Anggota. d. Daftar Hadir Rapat Anggota. e. Neraca Akhir dari masing-masing Koperasi. f. Neraca Penggabungan atau neraca pembagian. Pasal 19 (1) Setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1) atau ayat (2) dilakukan penelitian lokasi. (2) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam Berita Acara sebagai bahan pertimbangan Kepala Daerah. Pasal 20 (1) Dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak didaftarkan berkas dan syarat-syarat dinyatakan lengkap, maka Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi akan memberikan jawaban mengenai dikabulkan, disempurnakan atau ditolaknya permohonan tersebut. (2) Permohonan yang ditolak atau disempurnakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan alasan penolakan atau penyempurnaan. (3) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak persyaratan dinyatakan lengkap, tidak ada pernyataan penolakan atau penyempurnaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi maka permohonan dinyatakan dikabulkan.

8 (4) Akta Pengesahan diterbitkan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan dinyatakan dikabulkan. (5) Apabila dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari, Akta pengesahan tidak diterbitkan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, maka permohonan dianggap telah memiliki Akta. Pasal 21 (1) Akta pengesahan ditandatangani oleh Kepala Daerah dan dapat didelegasikan kepada Pajabat yang ditunjuk. (2) Pendelegasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 22 (1) Setiap surat keputusan pendirian koperasi yang dikeluarkan, harus diumumkan dalam Berita Daerah. (2) Pengumuman dalam Berita Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memuat Nama, Alamat, Nomor tanggal pengesahan Akta Pendirian serta tanggal dan Nomor Surat Keputusan Pendirian. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 23 (1) Pemerintah Daerah berwenang melakukan pembinaan dan Pengawasan terhadap keberadaan Koperasi dalam Wilayah Kota Jambi. (2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi serta bekerja sama dengan Instansi terkait. Pasal 24 (1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 meliputi : a. Pelatihan. b. Penyuluhan. c. Bantuan Permodalan. d. Pendamping. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 meliputi : a. Penertiban. b. Pengendalian.

9 Setiap Koperasi diwajibkan : BAB VI KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 25 a. Menyampaikan laporan bulanan, triwulan dan tahunan tentang kelembagaan dan usaha Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Jambi. b. Mengikutsertakan Pemerintah Daerah dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). c. Menjalankan Koperasi sesuai dengan Anggaran Dasar. Setiap pengurus Koperasi dilarang : Pasal 26 a. Merangkap jabatan yang sama pada Koperasi lain. b. Mempunyai hubungan kekeluargaan sedarah dan sumenda sampai derajad ketiga. BAB VII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 27 Badan Hukum Koperasi yang melanggar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 17 dikenakan sanksi administrasi berupa : a. Penghentian kegiatan sementara waktu menjelang adanya penyelesaian. b. Diwajibkan untuk mengurus pengesahan sesuai ketentuan yang berlaku. c. Denda sebesar Rp. 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) Pasal 28 Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 26 dikenakan sanksi administrasi berupa pembatalan pengesahan. Pasal 29 Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf c disetorkan ke Kas Daerah.

10 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Bagi Koperasi yang telah memperoleh pengesahan pada saat sebelum diundangkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan masih tetap berlaku. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Petunjuk Teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 32 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Jambi. Ditetapkan di Jambi Pada tanggal 28 Juli 2003. WALIKOTA JAMBI Dto ARIFIEN MANAP Disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jambi dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jambi. Nomor : 09 Tahun 2003. Tanggal : 28 Juli 2003. Tentang : Persetujuan 10 (Sepuluh) Buah Rancangan Peraturan Daerah Kota Jambi menjadi Peraturan Daerah. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Jambi. Nomor : 40 Tahun 2003. Seri : E Nomor 05 Tanggal : 06 Agustus 2003 SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI Dto Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 430004914