Kajian Teknis Destilator Tipe Kontinyu Penghasil Bahan Bakar Alternatif dari Bahan Dasar Arak Bali

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Jumlah Tingkat Destilasi Kontinyu terhadap Kualitas dan Kapasitas Produksi Arak Bali sebagai Bahan Bakar Alternatif

Performansi mesin berbahan bakar etanol hasil destilasi arak Bali

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGARUH PENGGUNAAN ARAK BALI SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA MESIN EMPAT LANGKAH DENGAN RASIO KOMPRESI BERVARIASI

KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ARAK BALI

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

SKRIPSI PENGARUH VARIASI RASIO KOMPRESI DAN PENINGKATAN NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. SAMBUTAN KETUA PANITIA... ix. SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA... xi

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

Pengaruh Rasio Kompresi terhadap Unjuk Kerja Mesin Empat Langkah Menggunakan Arak Bali sebagai Bahan Bakar

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM, HIDROGEN DAN ETANOL 99% TERHADAP PERFORMANSI DAN EMISI GAS BUANG MESIN GENSET OTTO

Pengujian Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

KAJI EKSPERIMENTAL GEET REACTOR SEBAGAI PENGGANTI KARBURATOR DALAM UPAYA PERBAIKAN KADAR EMISI GAS BUANG MOTOR SATU SILINDER 4-TAK

ANALISA PENGARUH PENGATURAN VOLUME BIOETHANOL SEBAGAI CAMPURAN BAHAN BAKAR MELALUI MAIN JET SECARA INDEPENDENT TERHADAP EMISI PADA MESIN OTTO

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH


PENGUJIAN MODEL ALAT DISTILASI MENGGUNAKAN KONDENSOR PIPA KONSENTRIK DENGAN BAHAN TUBE STAINLESS STEEL DIAMETER ¾ INCHI

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERBANDINGAN EMISI GAS BUANG BAHAN BAKAR LGV DENGAN PREMIUM PADA DAIHATSU GRAND MAX STANDAR

Kajian Eksperimental Karakteristik Pembakaran Menggunakan Bahan Bakar Arak Bali

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGUJIAN PENGARUH PENGGUNAAN OCTANE BOOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH

ANALISA EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR 4 TAK BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZAT ADITIF

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

RANCANG BANGUN TEKNOLOGI DESTILASI BIOETANOL UNTUK BAHAN BAKAR TERBARUKAN

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

Pengaruh Naphtalene Terhadap Perubahan Angka Oktan Bensin, Unjuk Kerja Motor dan Gas Buangnya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

OPTIMASI DESAIN SISTEM PENDINGIN PADA MOBIL BERBAHAN BAKAR ETANOL BERKAPASITAS MESIN 1100 CC

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

Spesifikasi Bahan dan alat :

ANALISIS MESIN PENGGERAK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN BAHAN BAKAR BIOGAS. Tulus Subagyo 1

Latar belakang Meningkatnya harga minyak mentah dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Masyarakat selalu r

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Akselerasi Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No. 2, Juni 2009 (127 132) Kajian Teknis Destilator Tipe Kontinyu Penghasil Bahan Bakar Alternatif dari Bahan Dasar Arak Bali Sukadana, Bandem A. & Tenaya. Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung e-mail: sukadana@me.unud.ac.id Abstrak Arak Bali yang diproduksi dari proses tradisional memiliki kualitas rendah (<40%). Dengan melalui pengendalian variabel operasional seperti suhu penguapan, akan meningkatkan kualitas arak Bali. Arak Bali dengan kualitas yang lebih dari 80% memiliki angka oktan lebih dari 108,6, lebih tinggi dari angka oktan minyak bumi (80 sampai 90), mudah terbakar dan menguap, sangat bagus untuk menjadi alternatif bahan bakar untuk mesin. Untuk memproduksi arak Bali kualitas tinggi dipengaruhi oleh variabel operasional seperti suhu, langkah, dan model semprotan. Studi eksperimental ini adalah mendapatkan variabel operasional menyuling arak Bali untuk penggunaan sebagai bahan bakar alternatif, dan dicoba di mesin sepeda motor dengan variasi kecepatan, rasio kompresi terhadap kinerja seperti emisi. Semakin tinggi suhu penguapan semakin tinggi kapasitas produk yang didapat, tetapi rendah kualitas yang didapat. Secara umum dibandingkan dengan bahan bakar bensin untuk semua kondisi, bahan bakar ethanol menghasilkan gas CO 2 yang jauh lebih besar, CO yang jauh lebih rendah, HC yang lebih tinggi dan O 2 yang lebih tinggi. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh peningkatan CO 2, menurunnya CO, peningkatan emisi HC dan semakin kecil gas O 2. Kata kunci: Arak Bali, Bahan bakar alternatif, Variasi suhu, Kapasitas, Kualitas. Abstract Technical Appraisal of Continuous Destilator Type as Alternative Fuel Producer from Basic Materials of Arak Bali Arrack Bali which is produced from traditional process has low quality (<40%). With controlling of operational variable such as evaporation temperature, will improve arrack Bali quality. Arrack Bali with quality more than 80 % has octane number more than 108,6, higher then petroleum octane number (80 until 90), easy burning and evaporation, very good to be alternative fuel to engine. In order to product height quality any operational variables like temperature, step, and sprayer models should be noticed. This experiment is to obtain operational variables of distillatory to product arrack Bali as an alternative fuel and it is tested in motor cycle engine at speed and compression ratio variables toward performance like emission. The higher evaporation temperature is the higher capacity of product to be obtained, on the other hand, the lower quality to be reached. Generally, comparing with petroleum, arrack Bali yields lower emission. Keywords: Arrack Bali, Alternative fuel, Temperature variations, Capacity, Quality. 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Penggunaan bahan bakar cair secara terus menerus, pada suatu saat akan habis, pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu kebijakan dalam pengelolaan energi nasional, tentang pemanfaatan etanol, biodisel dan gasohol sebagai energi alternatif pada tahun 2022. Pemanfaatan bahan bakar alternatif bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran, sebagai usaha untuk lebih memanfaatkan sumber daya alam hayati khususnya yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Arak bali dengan kwalitas > 80 % memiliki angka oktan sekitar 108,6, sedangkan bensin memiliki angka oktan sekitar 88. Disamping itu sifat arak bali tidak beracun, bila dipakai sebagai bahan bakar ramah terhadap lingkungan. Jika arak bali dipadukan dengan bahan bakar bensin dengan persentase tertentu, memungkinkan dapat meningkatkan angka oktan bahan bakar bensin tersebut. Dengan peningkatan nilai oktan tentunya akan memperbaiki kwalitas hasil pembakaran, sisa gas hasil pembakaran akan lebih baik, dan performance mesin meningkat. Juga arak bali dengan kwalitas > 85 % dapat dipakai secara lansung sebagai bahan bakar pengganti premium pada mesin.

Tujuan penelitian ini adalah : Mengembangkan teknologi produksi arak bali yang dapat menghasilkan arak bali dengan kwalitas > 80 %. Menghasilkan bahan bakar alternatif sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Manfaat penelitian, dapat dipakai sebagai acuan dalam peningkatan produksi arak bali baik dari segi kwalitas atau kwantitas. Penerapan hasil penelitian ini pada masyarakat, dapat menghindari petani kehilangan pekerjaan dan penghasilan sehingga dapat meningkatakan taraf hidupnya. 2. Studi pustaka 2.1. Penelitian pendahuluan. Nanda, E.,2006, melakukan peneltian uji coba campuran bahan bakar alkohol dari salak Bali dan bensin dengan memvariasikan fraksi campuran untuk mendapatkan sifat fisik yang mendekati bensin. Dan dilanjutkan oleh Artayana, IM, 2007, melakukan peneltian penambahan alkohol salak pada bahan bakar bensin untuk mengetahui kwalitas gas buang yang diuji pada sepeda motor. Joni Artawan, 2007, melakukan penelitian penggunaan Arak api sebagai bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap akselerasi dan konsumsi bahan bakar. Ervan, 2007, melakukan penelitian mengenai Arak api sebagai bahan bakar pengganti sepeda motor terhadap kandungan gas buang, didapat hasil penelitian, dengan memvariasikan konsentrasi ethanol sebagai bahan bakar akan sangat berpengaruh terhadap kandungan gas buang. Dengan konsentrasi yang semakin tinggi gas buang yang dihasilkan akan semakin baik, seperti kandungan karbon dioksida (CO 2 ) semakin besar konsentrasi ethanol emisi yang dihasilkan akan semakin tinggi. Untuk karbon monoksida (CO), semakin besar konsentrasi ethanol emisi CO yang dihasilkan semakin menurun. Untuk oksigen (O 2 ), semakin besar konsentrasi ethanol emisi O 2 yang dihasilkan akan semakin menurun. Dan untuk kandungan hidrokarbon (HC), semakin besar konsentrasi ethanol emisi HC yang dihasilkan akan semakin menurun. Untuk kandungan hidrokarbon dalam ethanol masih diatas bensin, namun kandungan hidrokarbon masih memenuhi batas yang dijinkan maksimal 3400 ppm untuk sepeda motor empat langkah dengan dengan bilangan oktan 87. 2.2. Dasar Teori Alat produksi arak adalah suatu alat yang digunakan untuk menguapkan ethanol dari nira, atau melakukan pemisahan antara etanol dan air yang terkandung dalam larutan nira dengan memanfaatkan energi pemanasan. Berdasarkan susunan komponen alat produksi arak terdiri dari dua komponen utama yaitu : ketel arak yang digunakan untuk menguapkan air nira dan kondensor sebagai alat untuk mengkondensasikan uap nira menjadi arak bali. Prinsip kerja dari alat produksi arak adalah air nira yang terdapat pada ketel diuapkan dengan cara pemanasan sehingga air nira sampai pada keadaan uap, kemudian uap yang terakumulasi bergerak dari ketel menuju kondensor melalui saluran keluar ketel sebagai akibat dari meningkatnya tekanan pada ketel. Perpindahan panas yang terjadi sebagian besar terjadi secara konveksi antara fluida yang dipancarkan oleh spray dengan uap panas yang bergerak keatas akibat dari proses pemanasan dan perpindahan panas secara konduksi pada beberapa bagian peralatan produksi arak. Uap panas yang keluar dari ketel kemudian di dinginkan pada kondensor sehingga berubah menjadi arak. 3. Metode penelitian 3.1. Gambaran Umum Peralatan Destilator Bak (1) sebagai tempat penampung nira atau bahan baku dengan volume 20 liter. Pompa (2) sebagai alat untuk memompakan nira dari bak penampung menuju spreyer (5) melewati pipa saluran suply (4), sehingga terjadi pengabutan pada bagian atas kolom/ketel (6), akibat berat jenis lebih besar maka nira pada kolom (6) akan mengalir kebawah, bersamaan dengan itu juga ada aliran uap nira dari bagian bawah kolom (6) akibat pemanasan oleh pemanas (8), sehingga terjadilah kontak lawan arah antara uap nira dari bagian bawah kolom dengan nira dari bagian atas kolom secara konveksi. Pemanas (8) berdaya 1000 Watt dan bekerja sesuai dengan temperatur seting (7) yang diseting dengan thermoseting (9). Akibat adanya pergerakan uap kebagian atas kolom dengan nira kebagian bawah kolom akan terjadi proses penguapan untuk partikel yang mudah menguap dan terkondensasi untuk partikel yang susah menguap secara konveksi. Cairan yang tidak menguap akan tertampung pada bagian bawah kolom, dan bila jumlahnya berlebihan akan dikembalikan ke bak (1) melalui saluran pelimpah (3). Uap yang sampai pada bagian atas kolom selanjutnya mengalir menuju kondensor (12). Dengan bantuan air pendingin yang dipompakan oleh pompa (16) dari bak air (17) melewati kondensor, maka uap yang mengalir dalam kondensor akan terkondensasi menjadi kondensat yang selanjutnya ditampung pada botol (15). Proses tersebut berlangsung secara terus menerus (kontinu). 3.2. Proses Kerja Ketel Arak Tipe Kontinyu Proses kerja ketel arak tipe kontinyu yaitu bahan baku nira yang digunakan dituang ke dalam bak penampung nira (1) yang nantinya akan 128

dialirkan oleh pompa (2) menuju spray (5) dan menghasilkan pancaran fluida bertekanan yang masuk kedalam ketel (6). Setelah ketel terisi maka thermoseting (9) diatur konstan pada temperatur 80 C. Fluida yang telah panas dan mengalami penguapan maka akan cenderung bergerak keatas akibat dari perubahan berat jenis fluida. Uap yang bergerak keatas akan melewati varporated plate dan mengalami perpindahan panas secara konveksi dan juga akan mengalami perpindahan panas secara konveksi aliran campuran antara uap dan fluida yang melewati celah pada vaporated plate. Perpindahan panas juga terjadi antara fluida yang dipancarkan oleh spray dengan uap yang naik melewati evaporated plate dan perpindahan panas konduksi antara permukaan dinding bawah dengan bagian dalam dan juga dengan permukaan dinding bagian atas akibat adanya perbedaan temperatur. Fluida yang sampai kebawah akan dipanaskan kembali oleh heater dan mengalami proses yang sama. Jika fluida berlebih akan langsung terbuang ke bak penampungan nira untuk dialirkan kembali ke dalam ketel. Uap akan dialirkan melalui pipa saluran masuk kedalam kondensor dan akan mengalami proses pendinginan oleh air pendingin hingga menjadi arak bali yang akan dialirkan menuju media penampung. 4. Analisa Data dan Pembahasan Perlakuan Variasi Temperatur Pemanasan Dari proses destilasi yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan dasar arak Bali yang berasal dari nira enau, maka diperoleh data kadar ethanol hasil destilasi seperti pada tabel berikut : Tabel 1. Data variasi temp.pemanasan Analisa kapasitas terhadap variasi temperatur. Gambar 3. Grafik pengaruh variasi temperatur terhadap kapasitas. Gambar 1. Rancangan mesin destilasi arak tipe kontinu Gambar 2. Rancangan ketel arak tipe kontinyu Gambar 4. Grafik pengaruh variasi temperatur terhadap kualitas 129

Perlakuan Variasi Rasio Kompresi dan Tingkat Gigi Gambar 5. Grafik pengaruh variasi temperatur terhadap efisiensi. Gambar 7. Grafik Variasi perseneleng terhadap kandungan CO ( % Vol ) Gambar 8. Grafik Variasi perseneleng terhadap kandungan CO 2 ( % Vol ) Gambar 6. Grafik variasi temperatur terhadap kapasitas dan kualitas. Semakin tinggi temperatur penguapan semakin tinggi kapasitas yang didapat, tapi berbanding terbalik dengan kualitas, semakin tinggi temperatur penguapan semakin rendah kualitas yang didapat. Ini disebabkan semakin besar temperatur penguapan, semakin banyak uap yang terbentuk. Dimana uap yang terbentuk terdiri dari kadar air yang semakin besar. Pada volume uap yang sama, semakin besar temperatur penguapan jumlah jumlah air yang ikut dalam uap semakin besar dan jumlah ethanol yang diuapkan sama. Gambar 9. Grafik Variasi perseneleng terhadap kandungan HC ( ppm Vol ) 130

Gambar 10. Grafik Variasi perseneleng terhadap kandungan O 2 ( % vol ) Pembahasan Dari gambar 2 grafik pengaruh perseneleng terhadap emisi CO 2 (%Vol ) dengan bahan bakar ethanol didapat bahwa, dengan pereseleng yang semakin tinggi untuk putaran mesin yang sesuai, emisi CO 2 yang dihasilkan semakin meninurun. Pada rasio kompresi standard (8,8 : 1), semakin besar perseneleng, emisi gas CO 2 mengalami penurunan rata rata sebesar 5,634%. Pada rasio kompresi 8,9 : 1, semakin besar perseneleng, emisi gas CO 2 mengalami penurunan rata rata sebesar 5,154%. Pada rasio kompresi 9,0 : 1, semakin besar konsentrasi ethanol, emisi gas CO 2 mengalami penurunan rata rata sebesar 4,707%. Pada rasio kompresi 9,3 : 1, semakin besar perseneleng, emisi gas CO 2 mengalami penurunan rata rata sebesar 4,455%. Secara umum dibandingkan dengan bahan bakar bensin untuk semua kondisi, bahan bakar ethanol menghasilkan gas CO 2 yang jauh lebih besar. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh peningkatan CO 2 disebabkan oleh adanya peningkatan kemampuan pengkompresian campuran bahan bakar. Dengan kemampuan kompresi yang semakin besar berpengaruh terhadap temperature pembakaran akan meningkat sehingga proses pembakaran lebih baik, dimana CO dapat terbentuk menjadi CO 2. Dari gambar 1 grafik pengaruh variasi perseneleng terhadap emisi CO (%Vol) dengan menggunakan bahan bakar ethanol didapat bahwa, dengan konsentrasi yang semakin tinggi emisi CO yang dihasilkan semakin menurun. Pada rasio kompresi standard (8,8 : 1), semakin besar perseneleng, emisi gas CO mengalami penurunan rata rata sebesar 4,703%. Pada rasio kompresi 8,9 : 1, semakin besar perseneleng, emisi gas CO mengalami penurunan rata rata sebesar 4,911%. Pada rasio kompresi 9,0 : 1, semakin besar perseneleng, emisi gas CO mengalami penurunan rata rata sebesar 6,317%. Pada rasio kompresi 9,3 : 1, semakin besar perseneleng, emisi gas CO mengalami penurunan rata rata sebesar 10,238%. Meningkatnya perseneleng dan rasio kompresi diikuti dengan penurunan emisi CO. Secara umum dibandingkan dengan bahan bakar bensin untuk semua kondisi, bahan bakar ethanol menghasilkan gas CO yang jauh lebih rendah. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh menurunnya CO, disebabkan oleh adanya peningkatan kemampuan pengkompresian campuran bahan bakar. Dengan kemampuan kompresi yang semakin besar berpengaruh terhadap temperature pembakaran akan meningkat sehingga proses pembakaran lebih baik, dimana CO dapat lebih banyak terurai menjadi CO 2 Dari gambar 3 grafik pengaruh variasi perseneleng terhadap emisi HC (ppm % Vol) dengan menggunakan bahan bakar ethanol didapat bahwa, dengan perubahan perseneleng 1-2-3, emisi HC yang dihasilkan semakin menurun, perubahan ke perseneleng 4 emisi HC meningkat. Emisi HC timbul karena adanya unsur karbon (C) dan hydrogen (H) dalam bentuk bukan gugusan hydrocarbon dalam bahan bakar, seperti kandungan H 2 O. Meningkatnya rasio kompresi diikuti peningkatan emisi HC. Secara umum dibandingkan dengan bahan bakar bensin untuk semua kondisi, bahan bakar ethanol menghasilkan emisi HC yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena kandungan air yang terdapat ethanol yang terdeteksi sebagai emisi HC. Dari gambar 4 grafik pengaruh variasi perseneleng terhadap gas O 2 (%Vol) didapat bahwa dengan perseneleng yang semakin tinggi, gas O 2 yang dihasilkan semakin menurun. Meningkatnya rasio kompresi juga berpengaruh terhadap penurunan O 2 hal ini disebabkan oleh CO lebih banyak berubah menjadi CO 2. Secara umum dibandingkan dengan bahan bakar bensin untuk semua kondisi, bahan bakar ethanol menghasilkan emisi O 2 yang lebih tinggi. Dimana dalam proses pembentukan CO 2 memerlukan adanya O 2, semakin besar CO 2 yang dihasilkan semakin kecil O 2 yang dihasilkan dari proses pembakaran, sehingga emisi O 2 yang dihasilkan semakin menurun dengan semakin besar perseneleng dan rasio kompresi. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Semakin tinggi temperatur penguapan semakin tinggi kapasitas yang didapat tapi ini berbanding terbalik dengan kualitas, semakin tinggi 131

temperatur penguapan semakin rendah kualitas yang didapat. 2. Secara umum dibandingkan dengan bahan bakar bensin untuk semua kondisi, bahan bakar ethanol menghasilkan gas CO 2 yang jauh lebih besar, CO yang jauh lebih rendah, HC yang lebih tinggi dan O 2 yang lebih tinggi. Meningkatnya rasio kompresi berpengaruh peningkatan CO 2, menurunnya CO, peningkatan emisi HC dan semakin kecil gas O 2. [8] Keenan.Kleinfelter.Dkk, 1984, Kimia Untuk Universitas,.Edisi ke enam. Erlangga, Jakarta [9] Nanda, E.,2006, Tugas Akhir: Uji Coba Campuran Bahan Bakar Alkohol dari Salak Bali dan Bensin dengan Memvariasikan Fraksi Campuran untuk Mendapatkan Sifat Fisik Yang Mendekati Bensin, PSTM Unud, 2006. [10] Yuli Setyo Indartono, 2005, Bioethanol, Alternatif Energi Terbarukan : Kajian Prestasi Mesin dan Implementasi di Lapangan. 5.2 Saran Dari keseluruhan penelitian yang sudah dilakukan ada bebrapa hal yang perlu disarankan pada peneliti berikutnya : 1. Untuk menjaga agar kualitas bahan baku tetap sama sebaiknya menggunakan bahan baku yang memiliki kualitas yang konstan. 2. Bahan alat yang digunakan sebaiknya mengunakan bahan yang tahan terhadap zat asam dan tahan temperatur tinggi. Air pendingin kondensor sebaiknya mengunakan air yang mengalir. Gunakan alat ukur yang memiliki standar spesifikasi kalibrasi yang baik. 3. Untuk penyempurnaan dari sistem perlu diadakan penelitian lanjutan, terhadap penggunaan bahan baku dari berbagai sumber seperti dari buah-buahan yang busuk, dan lainnya. Dan pengujian pada kendaraan juga harus diuji terhadap daya dan SFC mesin. Daftar Pustaka [1] A.K. Shaha, 1974, Combustion Engineering and Fuel Technology, Oxford & IBH Publishing Co., New Delhi. [2] Arismunandar, W. 1988, Motor Bakar Torak. ITB Bandung. [3] Artayana, IM, 2007, Analisa Penambahan Alkohol Salak pada Bahan Bakar Bensin untuk Mengetahui Kwalitas Gas Buang yang Diuji pada Sepeda Motor, PSTM Unud. [4] Ervan, 2007, Penggunaan Arak Api sebagai Bahan Bakar Pengganti Sepeda Motor terhadap Kandungan Gas Buang, PSTM Unud. [5] Edward, F.,1973, Internal Combustion Engine and Air Pollution, Third Edition. Harper & Row. Publisher. New York. Hager Stownson Francisco. [6] Julian, C., 1990, Operasi Teknik Kimia, Edisi ke empat. Jilid 2. Erlangga. [7] Joni Artawan, 2007, Analisa Penggunaan Arak Api sebagai Bahan Bakar Pengganti Sepeda Motor terhadap Akselerasi dan Konsumpsi Bahan Bakar, PSTM Unud. 132