IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 023 KELURAHAN SEPAKU KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) BAGI KELUARGA MISKIN DI DESA GUNUNG MAKMUR KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Ratna 1. Universitas Mulawarman

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

USULAN KOMPENSASI KENAIKAN HARGA BBM: PROGRAM BANTUAN SOSIAL TERPADU

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI WARGA BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN (PAKET A, B, DAN C)

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

Kata kunci : Evaluasi, Pekerja Anak, Putus Sekolah, Efektif dan Efisien

STUDI TENTANG KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA KLINIK HYPERKES

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

PERAN SERTA WARGA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM ADIWIYATA DI SMA NEGERI 9 LEMPAKE SAMARINDA

Panduan Pelaksanaan BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) APBNP TAHUN 2013

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB III METODE PENELITIAN

PELAYANAN KESEHATAN BAGI BALITA DI POSYANDU CEMPAKA 2 KELURAHAN BERBAS TENGAH KECAMATAN BONTANG SELATAN KOTA BONTANG

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) DI PROVINSI ACEH OLEH KEPALA DINAS PENDIDIKAN ACEH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

PROGRAM INDONESIA PINTAR DAN KARTU INDONESIA PINTAR

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Nawacita No. 5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Kondisi sebelumnya:

Maulidatul Hasanah 1

BAB III METODE PENELITIAN

Irfansyah 1. Kata Kunci : Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB ), Pendapatan Asli Daerah (PAD)

PROGRAM INDONESIA PINTAR 10 April 2015

Oleh: FAZATIN KHAIRUNNISA A

Wahyuni 1. Kata Kunci : Persepsi Masyarakat dan Program BLSM. Universitas Mulawarman

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

Maya Anggraini 1. ejournal Administrasi Negara, 2015, 3 (5) : ISSN , ejournal.an.fisip-unmul.ac.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PEMUTIHAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DI KECAMATAN BABULU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 19 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

Syabab Azhar Basyir 1

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

STUDI TENTANG PELAYANAN PARKIR WISATA BONTANG KUALA OLEH KANTOR DINAS PERHUBUNGANKOTA BONTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

EVALUASI PROGRAM INDONESIA PINTAR DI DESA TAJUR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN APARATUR DESA DALAM UPAYA PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KANTOR DESA MUARA BADAK ULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KUALITAS PELAYANAN KEIMIGRASIAN DI KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA (KJRI) KOTA KINABALU MALAYSIA

Aji Yerico Defriandi 1

KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN BATUBARA DI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PENGARUS UTAMAAN GENDER DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2012 BATAM, 29 NOVEMBER 2012

Lucyani Prastecia Mangopang 1. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Dana Perimbangan

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN BAGI PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Mulawarman.

BAB III METODE PENELITIAN

PELAYANAN HAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN PADA SISWA KURANG MAMPU (Studi Kasus Pelaksanaan Program Sintawati di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Sragen

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

ANALISIS DAMPAK PROGRAM SIMPANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS) TERHADAP MASYARAKAT MISKIN DI KELURAHAN BANGUNSARI, KECAMATAN DOLOPO, KABUPATEN MADIUN

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

PENTINGNYA FAKTOR KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DI KOTA ADMINISTRASI JAKARA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipilih, yaitu pendekatan penelitian kualitatif. 45 Untuk mendeskripsikan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Transkripsi:

ejournal Administrasi Negara, 3 (2) 2015: 675-686 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2015 IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 023 KELURAHAN SEPAKU KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Octaviani 1 Abstrak Octaviani, Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Di Sekolah Dasar Negeri 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Bimbingan Bapak, Dr. H. Syahrani, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Si selaku dosen pembimbing II. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mendeskripskan implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan sepaku kabupaten penajam Paser Utara dan Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar 023 Kelurahan Sepaku kabupaten penajam Paser Utara. Jenis penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dan dokumentasi. Key informen dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Pendidikan Penajam Paser Utara dan Kepala Sekolah Dasar Negeri 023 sedangkam informen lainnya adalah para guru SDN 023 beserta orangtua penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). Alat analisis data yang di gunakan adalah Model Interaktif. Kesimpulan dalam implementasi Program Bantuan Siswa miskin (BSM) di Sekolah Dasar Negeri 023 kelurahan sepaku dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala yaitu pada siswa yang kurang mampu yang tidak memiliki kartu KPS (kartu pelindung sosial) menyebabkan masih terdapat siswa miskin yang tidak mendapat bantuan sehingga penentuan calon penerima bantuan kurang tepat sasaran selain itu tidak tersedianya buku juklak menghambat pelaksaanaan BSM di sekolah di mana mengharuskan para guru untuk mencari informasi sendiri. Kata Kunci: Implementasi dan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) PENDAHULUAN Kebijakan pembangunan di bidang pendidikan dalam kurun waktu 2004-2009 meliputi peningkatan akses rakyat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok 1 Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Octaviani, Email: catutoctavia@gmail.com

ejournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2015: 675-686 masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil,ataupun masyarakat penyandang cacat. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan kepada masyarakat khususnya pada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu adalah digulirkannya program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan berdasarkan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 508 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelasanaan Bantuan Siswa Miskin dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 16/PB/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Bantuan Siswa Miskin dan Beasiswa Bakat dan Prestasi. Program BSM adalah bantuan dari Pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan secara langsung kepada siswa dari semua Jen-jang Pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA/MAK) yang berasal dari keluarga miskin dan rentan miskin seusai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Program pemberian bantuan ini diharapkan mampu menaikkan pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) yang menjadi indikator keberhasilan program wajib belajar pendidikan dua belas tahun. Program Bantuan siswa miskin (BSM) merupakan salah satu bagian dari Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan dari Sosial (P4S) dan merupakan Program kompensasi yang di keluarkan oleh pemerintah akibat dari kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar minyak (BBM) pada juni 2013 lalu. Salah satu tujuan utama pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin adalah untuk menekan angka anak putus sekolah dan menarik siswa untuk kembali bersekolah, baik dasar maupun menengah. Di samping itu, untuk memberikan motivasi siswa agar dapat meningkatkan prestasi pendidikannya, sehingga dapat menghilangkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Implementasi program Bantuan Siswa Miskin di Indonesia ternyata belum bisa dikatakan berhasil, karena permasalahan baru terjadi pada saat setelah disalurkannya Bantuan Siswa Miskin (BSM) ke seluruh Indonesia yaitu terkait rendahnya serapan dana BSM kepada masyarakat. Dengan adanya permasalahan tersebut, pemerintah harus bekerja keras untuk mensosialisasikan program BSM, karena permasalahan yang terjadi dapat menghambat pencapaian keberhasilan program BSM. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pleh penulis dalam pelaksanaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di SD 023 masih terdapat kendala yaitu masih banyaknya terdapat siswa yang kurang mampu di kelurahan sepaku yang tidak memiliki Kartu Pelindung Sosial (KPS) sehingga dalam penentuan calon penerima Bantuan Siswa Miskin kurang tepat sasaran. Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan mengadakan penelitian di Sekolah Dasar 023 kelurahan sepaku kabupaten penajam paser utara yang merupakan salah satu obyek pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin dengan judul Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di sekolah Dasar 676

Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) (Octvaiani) Negeri 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Rumusan Masalah 1. Bagaimana implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar Negeri 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan Sepaku kabupaten penajam Paser Utara? 2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar Negri 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan Sepaku kabupaten penajam Paser Utara? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan mendeskripskan implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan sepaku kabupaten penajam Paser Utara 2. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam impementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar 023 Kelurahan Sepaku kabupaten penajam Paser Utara Kegunaan Penelitian Adapun penelitian terdiri dari: 1. Secara teoritis Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh selama di bangku perkuliahan 2. Secara praktis a. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). b. Sebagai sumbangan pemikiran kepada sekolah Dasar 023 dalam menjalankan pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). KERANGKA DASAR TEORI Teori dan Konsep Kebijakan Publik Menurut Wilson (Wahab,2012:13) kebijakan publik adalah tindaantindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-pernyataan pemerintah mengenai masalah-masaalah tertentu, langkah-langkah yang telah/sedang diambil (atau gagal di ambil) untuk diimplemetasikan,dan penjelasan-penjelasan yang diberikn oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi (atau tidak terjadi). Implementasi Kebijakan Ripley dan Franklin (Winarno, 2012:148) berpendapat bahwa implementasi kebijakan adalah apa yang terjadi setelah undang-undang di tetapkan yang 677

ejournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2015: 675-686 memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan ( benefit) atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output). Faktor Penentu Dilaksanakan atau Tidaknya Suatu Kebijakan Publik a. Faktor Penentu Pemenuhan Kebijakan menurut Agustino (2006:157) yaitu 1. Respeknya Anggota Masyarakat pada Otoritas dan Keputusan Pemerintah 2. Adanya Kesadaran Untuk Menerima Kebijakan 3. Adanya Kepentingan Publik 4. Adanya Kepentingan Pribadi 5. Masalah Waktu b. Faktor Penentu Penolakan atau Penundaan Kebijakan menurut Agustino 1. Adanya Kebijakan yang Bertentangan dengan Sistem Nilai yang Mengada 2. Tidak Adanya Kepastian Hukum 3. Adanya Keanggotaan Seseorang dalam Suatu Organisasi 4. Adanya Konsep Ketidakpatuhan Selektif terhadap Hukum Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Bantuan Siswa Miskin atau BSM ( Tim Sosialisasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak, 2013; 22) adalah bantuan dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang di berikan secara langsung kepada anak-anak usia sekolah\siswa dari semua jenjang pendidikan,sekolah dasar (SD)\ Madrasah Ibtidaiyah, sekolah Menengah Pertama (SMP)/Tsanawiyah Madrasah (MTS), dan sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA) dan berasal dari Rumah Tangga Miskin dan rentan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh penyelenggara yaitu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementrian Agama. Sasaran BSM Sasaran program BSM menurut buku Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) 2013 adalah siswa miskin yang masih berstatus sebagai siswa SD, SMP, SMA dan SMK serta memenuhi sekurang-kurangnya satu dari kriteria antara lain sebagai berikut : a. Siswa yang orangtuanya penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS); b. Siswa penerima Kartu Calon Peneriman Bantuan Siswa Miskin khusus untuk SD dan SMP; c. Orang tua siswa terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH); d. Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya; e. Siswa yatim, piatu atau yatim piatu; f. Siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari Rumah Tangga Sangat Miskin 678

Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) (Octvaiani) Besaran Dana BSM Jenjang Pendidikan BSM/ siswa pada semester 1 SD 225.000 450.000 SMP 375.000 750.000 SMA 500.000 1000.000 BSM/ siswa semester 11/ pertahun Waktu penyaluran Mekanisme Penyaluran Manfaat Program BSM juga diubah yaitu dari penyaluran manfaat BSM satu tahun penuh menjadi penyaluran manfaat dua kali (setiap semester) di dalam satu tahun anggaran, yaitu pada antara bulan Januari - Juni untuk semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dan bulan Juli Desember untuk semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.Dengan penyaluran manfaat dua kali tersebut, diharapkan dapat membantu mengurangi kemungkinan siswa tidak dapat melanjutkan sekolah (drop-out) karena ketidak-tersediaan biaya serta memastikan agar siswa dari keluarga miskin dan rentan yang berada pada peri-ode transisi (antar jenjang kelas dan jenjang pendidikan seperti dari siswa SD, SMP, SMA dan SMK) dapat terus melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pemanfaatan BSM BSM merupakan belanja personal bagi siswa yang diperuntukkan membiayai keperluan pribadi siswa dalam rangka penyelesaian pendidikan, antara lain digunakan untuk : 1. Pembelian buku, bahan, alat tulis, dan sejenisnya, 2. Pembelian seragam sekolah, tas sekolah, dan sejenisnya, 3. Biaya transportasi pulang-pergi ke sekolah 4. Uang saku siswa sekolah 5. Biaya kursus / les tambahan Devinisi Konsepsional Didalam penelitian ini Penulis memberikan definisi konsepsional dari implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah tindakan pendanaan yang di lakukan oleh pemerintah kepada siswa miskin berupa Bantuan sejumlah uang tunai yang di berikan secara langsung, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pribadi siswa agar siswa dari keluarga miskin dapat terus melangsungkan pendidikannya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan bentuk atau format judul penelitian ini, maka dapat dikategorikan bahwa jenis dari penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2004:11) mengemukakan bahwa deskriptif adalah data yang 679

ejournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2015: 675-686 dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dari pendapat ini, dijelaskan penelitian deskriptif dalam penyajian data itu lebih kepada, katakata, kalimat ataupun gambar, juga berupa naskah wawancara, catatan lapangan, videotape, dokumen pribadi, dokumen resmi atau memo. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penerapan metode kualitatif. Fokus Penelitian Sesuai dengan tujuan pengujian masalah penelitian mengenai deskriptif atau penggambaran ataupun menuliskan tentang Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di Sekolah Dasar Negri 023 kelurahan sepaku kecamatan sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara di maka hal-hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin kepada siswa miskin di sekolah meliputi : a. Sumber daya b. Komunikasi antarorganisasi c. Sikap/kecendrungan (disposition) para pelaksana 2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Jenis dan Sumber Data Menurut Sugiyono (2013:52) dalam penentuan pemilihan informan dapat menggunakan teknik yaitu, teknik Purposive Sampling adalah menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dapat memberikan data secara maksimal serta subjek/objek sesuai tujuan, teknik sampling ini digunakan dengan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis yang beradasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif. Pada tahap awal peneliti akan menjadikan kepala Dinas Pendidikan Penajam Paser Utara dan Kepala Sekolah SD 023, sebagai key informan kemudian beberapa guru SD 023 beserta orang tua siswa penerima BSM sebagai informan. Teknik Pengumpulan Data Penelitian kualitatif pada dasaranya merupakan suatu proses penyelidikan yang mirip dengan pekerjaan detektif. Untuk penulisan skripsi ini, penulis dalam mengumpulkan data menggunakan beberapa cara atau teknik sebagai berikut: 1. Penelitian kepustakaan (Library Seacrh) Yaitu memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana dalam mengumpulkan data, dengam mempelajari buku-buku sebagai bahan referensi. 2. Peneliti Lapangan (field Work Reseacrh) Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan dengan menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi yaitu pengamatan langsung dilapangan. 680

Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) (Octvaiani) Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek penelitian. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan/sumber data primer. c. Dokumentasi Pengumpulan data atau arsip yang relavan. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu mendeskripsikan serta menganalisis data yang telah diperoleh dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan sebenarnya. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yatu Kondensasi Data, Penyajian Data ( Data Display), Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi (Drawing and Verifying Conclusions). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SDN 023 Sepaku Sejarah Pendirian Sekolah Dasar Negeri 023 Sepaku berdiri pada bulan Juli tahun 1997, dengan model awal adalah SD Kecil. Dengan kondisi masyarakat pedesaan yang hiterogen, yaitu penduduk asli paser, perantauan pendatang dan masyarakat transmigrasi. Pada masa awal berdirinya sekolah ini hanya memiliki 3 ruang belajar dan satu kantor. Jumlah siswa pada waktu itu hanya beberapa saja karena memang jumlah masyarakat di sekitar sekolah pada saat itu memang terbilang tidak terlalu banyak. Hanya terdiri dari sembilan RT (Rukun Tetangga) di Kelurahan Sepaku. namun seiring perkembangan jaman dan kemajuan serta pengembangan kecamatan, saat ini siswa di SDN 023 Sepaku telah bertambah. Visi dan Misi Visi dari Sekolah Dasar Negeri 023 sepaku adalah sekolah bermutu, berbudaya dan akhlakul karimah. Misi dari Sekiolah Dasar Negeri 023 yaitu : 1. Melaksanakan pembelajaran yang efektiv, bermakna dan berprestasi 2. Menumbuh kembangkanbudaya disiplin, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran 3. Membiasakan budaya senyum,salam, dan sapa kepada seluruh warga sekolah 4. Menerapkan nilai-nilai ajaran agama doa,ikhtiar dan tawakal 681

ejournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2015: 675-686 Keadaan Guru dan Pegawai Sekolah dasar Negeri 023 memiliki jumlah guru yang mengajar di SDN 023 Sepaku berjumlah 9 (sembilan) orang y ang terdiri dari 8 (delapan) orang sebagai PNS dan 1 (satu) orang tenaga honor dan 3 orang pegawai sebagai penjaga Sekolah, penjaga Perpustakaan, dan Tata Usaha Keadaan Sarana dan prasarana Secara umum kondisi sekolah yang berdiri diatas tanah bersegel milik sekolah seluas 5.000 m 2 ini memiliki 3 unit gedung dan 1 buah perpustakaan dan kondisi sarana dan prasarana SDN 023 sudah cukup baik. Berikut sarana dan prasaran ada di SDN 023 Sepaku dapat di lihat dari tabel berikut : NO Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah Kondisi 1 Gedung Sekolah 3 unti Baik 2 Ruang kepala Sekolah 1 Ruang Baik 3 Ruang Guru 1 Ruang Baik 3 Ruang Kelas 6 Ruang Baik 4 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Baik 5 Ruang UKS 1 Ruang Baik 6 Ruang Serba Guna/Aula 1 Ruang Baik 7 WC Murid/Guru 3 Ruang Baik 8 Kursi Murid 176 Buah Baik 9 Meja Murid 88 Buah Baik 10 Kursi Guru 8 Buah Baik 11 Meja Kelapa Sekolah 1Buah Baik 12 Kursi Tamu 2Buah Baik 13 Lemari Buku 6 Buah Baik 14 Lemari Perpustakaan 1 Buah Baik 15 Papan Tulis 6 Buah Baik 16 Papan Absensi Kelasa 6 Buah Baik 17 PO Papan Absen Sekolah 2 Buah Baik Sumberdaya Menurut key informen dan informen bahwa sumberdaya manusia tersedia yaitu sumberdaya manusia yang tersedia dalam implementasi BSM yaitu tersedianya pihak pelaksana di sekolah dalam pelaksanakan BSM di SDN 023 seperti guru dan Kepala Sekolah di mana mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing yaitu Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab program BSM, dan guru sebagai pelaksana program bertugas dalam memilah calon siswa penerima BSM, dan mendata siswa yang mendapat BSM. sumberdaya anggrannya berasal dari APBN dan tiap anak mendapat 450.000 persiswa/pertahun. sumberdaya peralatan sumberdaya peralatan dalam 682

Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) (Octvaiani) pelaksanaan BSM di SDN 023 sudah cukup memadai dalam pelaksanaan BSM di sekolah yaitu seperti tersedianya tempat/ gedung sebagai tempat pelaksanaan BSM dan juga tersedianya seperti komputer yang di gunakan untuk merekap data-data calon penerima BSM. sumberdaya informasi pada pelaksanaan BSM di SDN 023 berawal dari pihak sekolah yang mengetahui adanya BSM tersebut dari dinas pendidikan yang mengirimkan langsung surat kepada sekolah dan walaupun sebelumnya tidak adanya sosialisasi langsung dari Dinas pendidikan Penajam di surat tersebut kemudian pihak sekolah langsung mendata siswa sebagai calon penerima BSM Sehingga menganai informasi awal yang di dapat hanya sebatas surat. Komunikasi antar organisasi Menurut key informen dan informen bahwa komunikasi antar organisasi dalam implementasi program BSM di SDN 023 yaitu untuk komunikasi awal berawal dari dinas pendidikan yang mengirimkan surat kepada sekolah sekabupaten penajam paser utara namun untuk sosialisasi tidak sesuai dengan hasil wawancara yang di lakukan oleh dinas pendidikan yang mengatakan sosialisasi di lakukakn 2-3 dengan hasil wawancara dengnan kepala sekolah SDN 023 yang mengatakan sosialisasi hanya di lakukan satu kali. Sosialiasi tidak hanya di lakukan oleh dinas pendidikan melainkan pihak sekolah juga melakukan sosialisasi kepada seluruh orangtua siswa SDN 023 melalui rapat berasama di sekolah. Sikap/ kecendrungan Para Pelaksana Menurut key informen dan informen sikap/ kecendrungan para pelaksana BSM di sekolah SDN 023 yaitu para guru sebagai pelaksana sikap mereka dengan adanya BSM ini mendapat respon yang positif karena BSM tersebut membantu siswa SDN 023 dalam memenuhi kebutuhan sekolahnya dan para guru juga berusaha memberi pelayanan yang baik dan mau membantu siswa dan orangtua ketika mereka merasa kesulitan dalam memenuhi persyarataan untuk bisa memperoleh BSM. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pelaksanaan Program Bantuan Siswa Miski (BSM) di SDN 023 Kelurahan Sepaku Berdasarkan hasil wawancara yang di lkukan oleh penulis bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi BSM di SDN 023 yaitu kurang tepat sasaran siswa yang memperoleh BSM di karenakan pada pembagian KPS di kelurahan sepaku yang tidak tepat sasaran sehingga siswa miskin yang tidak memiliki KPS tidak bisa memperoleh BSM kemudian tidak tersedianya juklak menjadi faktor kendala sehingga pihak sekolah mencari informasi sendiri. 683

ejournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2015: 675-686 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dilapangan Penulis memberikan kesimpulan dari judul Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) Di Sekolah Dasar Negeri 023 Kelurahan Sepaku Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Sumberdaya yang tersedia yaitu sumberdaya manusia yang tersedia dalam pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) sudah cukup dalam pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin dimana dilaksanakan oleh guru dan kepala sekolah dan guru yang terlibat di pilih sesuai dengan keahliannya, sedangkan untuk sumberdaya anggaran berasal dari dana APBN yang mana setiap anak mendapat Rp 450.000 pertahun Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk keperluan sekolah. Mengenai sumberdaya peralatan sudah cukup bagus dan untuk sumberdaya informasi pihak sekolah mengetahui adanya Program BSM tersebut dari Dinas pendidikan yang mengirimkan surat. 2. Komunikasi antar organisasi dalam implementasi BSM dengan melakukan sosialisasi yaitu berdasarkan hasil penelitian bahwa pihak sekolah SDN 023 mengetahui adanya Program BSM berawal dari dinas pendidikan yang melakukan sosialisasi kepada pihak sekolah. Sosialisasi yang di lakukan oleh dinas pendidikan tidak sesuai dengan kenyataannya yang berdasarkan hasil wawancara dinas pendidikan melakukan sosialisasi 2-3 kali dalam setahun namun kenyataannya hanya satu kali saja melakukan sosialisasi. Tidak hanya dinas pendidikan yang melakukan sosialisasi tetapi pihak sekolah juga melakukan sosialisasi dengan mengadakan rapat bersama seluruh orangtua murid untuk memberitahukan tentang adanya Program BSM tersebut. 3. Sikap/ kecendrungan (disposition) para pelaksana sudah baik yang mana para pelaksana BSM di SDN 023 yaitu para guru-guru melayani siswa dengan baik dan mau melayani siswa dan orangtuanya ketika mereka merasa dalam kesulitan memenuhi persyaratan memperoleh dan juga pihak pelaksana melaksanakan tugasnya dengan jujur dan sesuai dengan prosedur. 4. Faktor pendukung yang mempengaruhi implementasi program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di SDN 023 yaitu adanya kerjasama para guru dan kepala sekolah yang baik dalam pelaksanaan BSM sehingga pelaksanaan program BSM tersebut dapat berjalan dengan baik kemudian Program BSM tersebut mendapat respon yang baik dari para orangtua siswa dan siswa di karenakan program tersebut dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. 5. Faktor penghambat yang mempengaruhi implementasi program Bantuan Siswa Miskin (BSM) di SDN 023 yaitu kurang tepat sasaran siswa yang memperoleh BSM di karenakan pada pembagian KPS di kelurahan sepaku yang tidak tepat sasaran sehingga siswa miskin yang tidak memiliki KPS tidak bisa memperoleh BSM kemudian tidak tersedianya juklak menjadi faktor kendala sehingga pihak sekolah mencari informasi sendiri. 684

Implementasi Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) (Octvaiani) Saran Berdasarkan penelitian dan wawancara langsung dilapangan tentang penulis memberikan saran-saran sebagai berikut tentang implementasi Bantuan Siswa Miskin (BSM) di SDN 023 Kelurahan Sepaku yaitu : 1. Hendaknya dalam penentuan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tidak hanya di tentukan oleh KPS (kartu pelindung Sosial) saja melainkan melalui pendataan berasal dari bawah misalnya melibatkan Rukun tetangga (RT), Rukun Warga (RW) kelurahan dan sekolah agar sehingga agar siswa yang kurang mampu dapat memperoleh bantuan tersebut. 2. Seharusnya tim manajemen BSM daerah menyediakan buku panduan kepada sekolah-sekolah sebagai penerima bantuan siswa miskin agar mempermudah dalam proses pelaksanaan BSM di sekolah. Daftar Pustaka Afifuddin, 2009. Metode Penelitian Kualitatif, CV Pustaka Setia, Bandung. Agustino, Leo, 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung. Moleong, Lexy J, 2004. Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Pasolong, Harbani, 2007. Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung. Satori, Djam an dan Aan Komariah, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung. Solichin, Abdul Wahab, 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Universitas, Muhammadiyah, Malang.,2012. Analisis Kebijakan ( ke Formulasi ke penyusun Model-Model implementasi Kebijkan Publik ), Bumi Aksara, Jakarta. Subarsono, 2009. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi), Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi dan R&D, Alfabeta, Bandung.,2009 Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Suharto, Edi, 2006. Analisis Kebijakan Publik (Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial), Alfabeta, Bandung. Widodo, Joko, 2009. Analisis Kebijakan Publik (Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik), Bayumedia Publisting, Malang., 2010. Analisis Kebijakan Publik (Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik), Bayumedia Publisting, Malang Winarno, Budi, 2012. Kebijakan Publik (Teori Proses dan Studi Kasus), Caps, Yogyakarta. Dokumen-Dokumen : Anonim,Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 685

ejournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2015: 675-686 Anonim,Undang-undang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Anonim, 2013. Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, Buku Pegangan Sosialisas dan Implementasi (Program -Program Kompensasi Kebijakan Penyesuaian Bahan Bakar Minyak). Anomin,2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM). 686