BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra pada umumnya menarik perhatian karena dapat. kehidupan. Karya sastra merupakan sarana yang paling menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

ANALISIS FEMINISME PADA NOVEL IMPIAN DI BILIK. Xiaoshuo (Hónglóumèng) nǚxìng zhǔyì de fēnxī

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (dalam Rokhmansyah, 2014:1) kata susastra berasal dari bentuk su + sastra. Kata sastra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu berasal dari akar kata sas yang dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, atau intruksi, sedangkan akhiran tra menunjukan alat, sarana. Kata sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi, atau pengajaran. Awalan su pada kata susastra berarti baik, indah sehingga susastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi, atau pengajaran yang baik dan indah. Kata susastra berasal dari bahasa Jawa atau Melayu karena kata susastra tidak terdapat dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuna. Konfiks ke-an dalam bahasa Indonesia menunjukan pada kumpulan atau hal yang berhubungan dengan. Secara etimologis istilah kesusastraan dapat diartikan sebagai kumpulan atau hal yang berhubungan dengan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi atau pengajaran, yang baik dan indah. Bagian baik dan indah dalam pengertian kesusastraan menunjuk pada isi yang disampaikan (hal-hal yang baik; menyarankan pada hal yang baik) maupun menunjuk pada alat untuk menyampaikan, yaitu bahasa (sesuatu disampaikan dengan bahasa yang indah).

Banyak batasan mengenai definisi sastra, antara lain: 1. Sastra adalah seni. 2. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. 3. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa. Sedangkan yang dimaksud dengan pikiran adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. 4. Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimaterikan (diwujudkan) dalam sebuah bentuk keindahan. 5. Sastra adalah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kekuatan moral dengan sentuhan kesucian kebebasan pandangan dan bentuk yang mempesona. Menurut Sumardjo dan Saini (dalam Rokhmansyah, 2014:2), sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra ialah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar bahasa kesusastraan yang dimaksudkan adalah penggunaan kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik. Sedangkan kesusatraan adalah karya seni yang pengungkapannya baik dan diwujudkan dengan bahasa yang indah. Menurut Usman Effendi (dalam Zainuddin, 1992:99), kesusastraan atau sastra ialah ciptaan manusia dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa bagus.

Karya seni yang merupakan ciptaan manusia dengan bahasa sebagai medianya; merupakan perpaduan yang harmonis antara isi (menarik dan baik) dengan bahasa (indah, bagus, dan baik susunan katanya) dan bagaimana cara mengungkapkannya. Itulah yang dimaksud (karya) kesusastraan atau dikenal dengan karya sastra. Melalui karya sastra, seorang pengarang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya sastra artinya berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam karya sastra. Banyak nilai-nilai kehidupan yang ditemukan dalam karya sastra tersebut. Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Sastra sebagai hasil pengolahan jiwa pengarangnya, dihasilkan melalui suatu proses perenungan yang panjang mengenai hakikat hidup dan kehidupan. Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang dikemas dalam imajinasi yang dalam tentang kehidupan. Karya sastra sebagai potret kehidupan bermasyarakat merupakan karya yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra tercipta karena adanya pengalaman batin pengarang berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan karya sastra akan menyumbangkan tata nilai figur dan tatanan tuntutan masyarakat, hal ini merupakan ikatan timbal balik antara karya sastra dengan masyarakat, walaupun karya sastra tersebut berupa fiksi, namun pada kenyataannya sastra juga mampu memberikan manfaat yang berupa nilainilai moral bagi pembacanya.

Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya sastra dengan karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa. Wellek dan Warren (dalam Rokhmansyah, 2014:3), membandingkan bahasa khas sastra dengan bahasa ilmiah dan bahasa percakapan sehari-sehari. Bahasa ilmiah bersifat denotatif, ada kecocokan antara tanda (sign) dan diacu (referent). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama. Prosa terbagi lagi atas novel, cerpen, roman, dan sejenisnya. Novel merupakan sebuah genre sastra yang memiliki bentuk utama prosa, dengan panjang yang kurang lebih bisa untuk mengisi satu atau dua volume kecil, yang menggambarkan kehidupan nyata dalam suatu plot yang cukup kompleks. Novel dibedakan dengan puisi terutama dari bahasanya yang tidak berima dan tidak memiliki irama yang teratur. Novel dibedakan dengan drama dari bentuknya yang lebih bersifat naratif, yang tidak mengandalkan peragaan dan dialog. Novel juga dibedakan dari cerpen atau novela karena novel cukup panjang untuk mengisi satu atau dua volume kecil, dan juga memberikan treatment yang mendalam terhadap kehidupan dan perkembangan sosial serta psikologis para tokohnya (Aziez dan Hasim, 2010:7) Novel ialah bentuk karangan prosa yang pengungkapannya tidak panjang lebar seperti roman, biasanya melukiskan atau mengungkapkan suatu peristiwa atau suatu kejadian yang luar biasa pada diri seseorang (Zainuddin, 1992:106). Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan. Menurut

pengertian yang diberikan oleh Yelland (dalam Aziez dan Hasim, 2010:2), bahwa fiksi berarti that which is invented as distinguished from that which is true. Sebuah novel bisa saja memuat tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa nyata, tetapi pemuatan tersebut biasanya hanya berfungsi sebagai bumbu belaka dan mereka dimasukkan dalam rangkaian cerita yang bersifat rekaan atau dengan detail rekaan. Walaupun peristiwa dan tokoh-tokohnya bersifat rekaan, mereka memiliki kemiripan dengan kehidupan sebenarnya. Mereka merupakan cerminan kehidupan nyata. Novel dibangun oleh dua unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun novel dari dalam seperti tema, alur, plot, tokoh, dan penokohan, amanat dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun sastra dari luar seperti agama, pendidikan, ekonomi, psikologi, filsafat dan lain-lain. Salah satu unsur intinsik yang terdapat pada novel ialah tokoh. Tokoh menjadi pemegang peran atau pelaku cerita yang sangat penting karena dapat menghidupkan kejadian atau peristiwa yang terdapat di dalam novel. Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan perorangan maupun dengan kelompok. Sastra di Cina sebelum abad ke-14 mengutamakan penciptaan karya syair, esei, dan cerita pendek. Akan tetapi, pada abad ke-14 sastra di Cina khususnya di Tiongkok mulai memasuki masa puncak penciptaan novel. Pada masa itu di Tiongkok berturut-turut muncul banyak novel. Di antara novel-novel itu ada

empat novel yang paling terkenal, di antaranya yaitu novel 红楼梦 (Hóng Lóu Mèng), 水浒传 (Shuǐhǔ Zhuàn), 三国演义 (Sānguó Yǎnyì), 西游记 (Xīyóu Jì). Selama seratus tahun lebih ini, keempat novel klasik itu menjadi karya sastra yang paling populer di kalangan para pembaca dari berbagai lapisan di Tiongkok. Novel 红楼梦 (Hóng Lóu Mèng) karya Cao Xueqin dikenal di Negara Cina dengan novel klasik. Novel 红楼梦 (Hóng Lóu Mèng) sudah banyak diceritakan ulang dengan berbagai jilid dan versi yang berbeda, misalnya untuk anak-anak dicetak dengan versi komik dan untuk orang dewasa dicetak dengan versi novel yang menceritakan secara detail serta terdapat syair-syair. Novel ini juga sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Misalnya, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris novel 红楼梦 (Hóng Lóu Mèng) dikenal dengan A Dream of Red Mansions dan dalam bahasa Indonesia novel 红楼梦 (Hóng Lóu Mèng) dikenal dengan novel Impian di Bilik Merah. Novel Impian Di Bilik Merah ditulis oleh Cao Xueqin di pertengahan abad ke-18, pada masa pemerintahan Dinasti Qing. Di dalam novel ini banyak menceritakan kehidupan perempuan china pada masa itu. Novel ini memiliki lebih banyak tokoh perempuan dibanding dengan laki-lakinya, walaupun tokoh utamanya tetap seorang laki-laki, namun dalam novel ini, kehidupan perempuan banyak diceritakan dan digambarkan oleh Cao Xueqin. Cerita pada novel ini lebih banyak menceritakan kehidupan di dalam rumah. Meskipun novel ini dikenal sebagai roman keluarga, tetapi novel ini mampu memaparkan kehidupan hampir

setiap golongan masyarakat secara nyata, maka tidak heran jika novel klasik Tiongkok ini menjadi salah satu dari empat novel klasik china yang tersohor. Novel Impian di Bilik Merah menceritakan peranan perempuan dalam sejarah Tiongkok yang menggunakan sistem feodal. Selain itu, novel ini juga menceritakan tentang perlawanan terhadap aturan sistem feodal yang dipandang sebagai ketidakadilan sistem oleh para tokoh perempuan di dalamnya. Di dalam novel Impian di Bilik Merah ini terdapat tokoh-tokoh perempuan yang memiliki keinginan yang begitu kuat untuk mempertahankan diri dan memberontak sistem feodal. Seperti tokoh Wang Xifeng yang berambisi menguasai kekuasaan dan piawai dalam mengatur acara-acara yang diselenggarakan oleh keluarganya. Di tambah lagi dengan kehadiran tokoh Yuanyang sebagai seorang pelayan, yang menolak aturan sistem feoadal meskipun dia hidup dalam keluarga yang feodal. Tokoh-tokoh seperti Wang Xifeng dan Yuanyang dapat dijadikan sebagai pintu pembuka pada kajian feminisme yang nantinya akan mengungkapkan beberapa kisi- kisi yang mengangkat mereka sebagai sosok yang mampu membuktikan eksitensinya sebagai seorang perempuan dan sekaligus mengkontruksi berbagai budaya yang berkembang dalam tradisi budaya Cina masa lampau. Feminisme adalah faham atau aliran yang secara kontiniu menuntut persamaan atau menyetarakan hak wanita dengan laki-laki. Konsep feminisme adalah membalikkan paradigma bahwa perempuan berada di bawah dominasi laki-laki, perempuan adalah pelengkap, dan perempuan adalah sebagai makhluk

kedua. Sejalan dengan konsep itu, studi feminisme dalam sastra adalah studi literer perempuan, pengarang perempuan, pembaca perempuan, tokoh perempuan, dan sebagainya (Rokhmansyah, 2014:127). Perjuangan kaum wanita untuk menyetarakan gender dengan kaum lakilaki adalah satu hal yang terus berkembang. Wanita akan terus membagi informasi serta pengetahuan kepada sesama wanita dari satu generasi ke generasi selanjutnya agar dapat mengambil hikmah, pelajaran, dan motivasi diri agar kedepannya wanita mampu mengembangkan diri dalam persaingan di masyarakat, tanpa menghilangkan kodrat wanita sebagai wanita adalah hal utama yang membuat ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti tentang feminisme dalam karya sastra. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah struktur cerita yang terdapat dalam novel Impian di Bilik Merah karya Cao Xueqin? 2. Bagaimanakah kandungan feminisme dalam novel Impian di Bilik Merah karya Cao Xueqin? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan struktur cerita yang terdapat dalam novel Impian di Bilik Mera karya Cao Xueqin.

2. Mendeskripsikan kandungan feminisme yang terkandung dalam novel Impian di Bilik Merah karya Cao Xueqin. 1.4 Batasan Masalah Analisis ini fokus pada analisis feminisme yang terkandung dalam novel Impian di Bilik Merah 1 karya Cao Xueqin dalam versi dewasa dengan menggunakan pendekatan struktural yang fokus pada tema, penokohan dan perwatakan serta alur cerita (plot). Penulis menggunakan pendekatan feminisme Marxis dalam penelitian ini. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan tentang pemakaian teori-teori feminisme dan teori sastra. Di samping itu penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa sastra yang ingin mengkaji tentang analisis wacana. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi pembaca tentang feminisme dalam novel, khususnya novel Impian di Bilik Merah karya Cao Xueqin. Selain itu penelitian ini juga diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi penulis lain bagaimana cara menganalisis novel yang menggunakan pendekatan feminisme serta menambah pengetahuan tentang novel.