BAB I PENDAHULUAN E. Latar belakang Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya,2013). Pendidikan dianggap sebagai intervensi yang berharga dalam peningkatan sumber daya manusia untuk pembangunan suatu bangsa. Kualitas pendidikan dilihat melalui sejauhmana output (lulusan) suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang paripurna dalam tahapan pendidikan tersebut (Suhardan & Suharto, dkk. 2013). Pendidikan kedokteran bertujuan menghasilkan dokter yang profesional melalui proses yang terstandardisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan atau masalah pasien atau klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam melaksanakan semua kegiatan tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik dan komprehensif, juga menjunjung tinggi profesionalisme serta etika profesi di atas kepentingan atau keuntungan pribadi (SKDI, 2012).
Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan/gejala tersebut, serta dilatih cara menanganinya. Setiap institusi harus menyadari bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak hanya bersumber dari pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat bersumber dari pribadi dokter. Perspektif ini penting sebagai bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter Indonesia yang baik (SKDI, 2012). Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, area kompetensi kedua yaitu mawas diri dan pengembangan diri dimana dalam pendidikan kedokteran harus menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning) meliputi belajar mandiri, berfikir kritis, umpan balik secara konstruktif dan refleksi diri. Dasar-dasar keterampilan belajar yang harus dimiliki mahasiswa kedokteran meliputi pengenalan gaya belajar (learning style), pencarian literatur (literature searching), penelusuran sumber belajar secara kritis, mendengar aktif (active listening), membaca efektif (effective listening), konsentrasi dan memori (consentration and memory), manajemen waktu (time management), membuat catatan kuliah (note taking), dan persiapan ujian (test preparation) (SKDI, 2012). Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk mengahafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,2011). Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sementara pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memilki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreaktif dan inovatif (Sanjaya,2011). Pada pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri mahasiwa.dosen menyampaikan materi-materi pembelajaran dan mahasiswa dituntut untuk menghafal semua pengetahuannya. Pembelajaran seperti ini memang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali mahasiswa memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang (Sanjaya, 2013). Salah satu metode pembelajaran yang dianjurkan oleh para ahli pendidikan adalah pembelajaran inovatif yang terdiri dari metode pembelajaran koopertif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dan GI (Group Investigation). Dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil (Sanjaya,2013). Dengan menerapkan model pembelajaran ini akan melatih mahasiswa berani mengemukaan pendapat, bekerja sama, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu, saling ketergantungan positif, interaksi personal dan proses kelompok. Penggunaan model pembelajaran ini secara efektif dan efisien akan
mengurangi monopoli dosen dalam penguasaan jalannya proses pembelajaran, dan kebosanan mahasiswa dalam menerima pelajaran akan berkurang. Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FK UMSU) menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu konvensional (ceramah) dan metode inovatif yaitu PBL (Problem Based Learning) dalam bentuk diskusi kelompok kelas tutorial. Dari uraian-uraian penelitian di atas, peneliti tertarik meneliti tentang Motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014. F. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah adamotivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif? G. Tujuan penelitian 3. Tujuan Umum Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014. 4. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a) Untuk mengetahui karakteristik responden pada kelompok metode STAD dan GI
b) Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa mengikuti metode pembelajaran STAD c) Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa mengikuti metode pembelajaran GI H. Manfaat Penelitian 1. Praktik Kedokteran a. Bagi mahasiswa, diharapkan lebih meningkatkan motivasinya untuk dapat mengikuti beragam pembelajaran inovatif. b. Bagi dosen pengajar, diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan memperkenalkan berbagai macam metode dalam belajar yang dapat memicu semangat mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran. c. Bagi institusi pendidikan, diharapkan menerapkan pembelajaran inovatif yang dapat memicu motivasi mahasiswa dan dapat berimplikasi positif terhadap kualitas pembelajaran sehingga mampu memperbaiki mutu lulusan institusi. 2. Peneliti Kedokteran Diharapkan bagi peniliti dimasa akan datang melakukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan.