SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

dokumen-dokumen yang mirip
bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI KE DALAM BENTUK PROSA BEBAS. Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

PENGAJARAN PUISI BAHASA JERMAN DENGAN METODE JIGSAW. Bungaran Butarbutar Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

The Students Ability In Reading Poetry By Using Paraphrase Technique The Students At Seventh Grade SMPN 20 Padang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII DENGAN MENERAPKAN METODE BELANJA KATA DI SMPN SATU ATAP PENGAMPON

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

MEDIA VIDEO EMOTIF SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN PUISI

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : MARLIN MALI NGARA NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 i

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR MENGETAHUI Pembimbing I Pembimbing II Dra.IGA.Pt.Tuti. Indrawati, M. Hum Dra. A.A.Rai Laksmi, M.Hum NIP. 19620219 19880 3 2001 NIP.19590225 198703 2 001 ii

TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Penguji Utama Drs. I Nym. Diarta, M.Pd NIP:195701111985111011 Penguji I Penguji II Dra.IGA.Pt.Tuti. Indrawati, M. Hum Dra. A.A.Rai Laksmi, M.Hum NIP. 19620219 19880 3 2001 NIP.19590225 198703 2 001 iii

PENGESAHAN DITERIMA OLEH UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDKIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS UNIVERSITAS MAHASARASWATI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Hari : Tanggal : MENGESAHKAN Ketua Sekretaris Prof. Dr Wayan Maba Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum NIP. 09581231 198303 1 032 NIP. 19610101 98703 2 002 iv

KATA PERSEMBAHAN Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karya-nya yang luar biasa saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh sebab itu skipsi ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, karena kasih, berkat dan anugerah-nya yang selalu menyertaiku sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. 2. Kedua orang tuaku, Sairo Beili dan Lali Wudha (almarhumah) yang melahirkan dan yang selalu mendoakan sepanjang masa hidupku dalam meraih cita-cita. 3. Kepada nenekku, Tuwa Ringngu (almarhumah) yang mengasihi, menyayangi, dan mendoakanku dalam meraih cita-cita. 4. Suamiku, Danial Dubbu Baiya, yang selalu menyemangati, memotivasi, dan atas dukungannya baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. 5. Kepada bibiku, Yublina Louru Dawa yang selalu mendukung, menyemangati dan mendoakanku dalam meraih cita-cita. 6. Pamanku, Ganna Wudji dan Seingu Bhaga (almarhum) yang selalu membantu dan mendidikku baik moril maupun materil dan selalu mendoakanku agar di masa depanku menjadi sukses. 7. Kedua tanteku, Tuwa Moto dan Lobba Moto yang membantu, mendukung, memotivasi, dan mendoakanku dalam meraih cita-cita. 8. Serta saudara-saudaraku, yang menyemangati dalam meraih cita-cita. v

MOTTO JANGAN PERNAH MERASA BODOH KARENA SATU KESALAHAN YANG PERNAH KAMU PERBUAT TETAPI JADIKANLAH KESALAHANMU ITU SEBAGAI TAMENG EMAS DALAM HIDUPMU UNTUK MERAIH KESUKSESAN vi

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014, tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, pemikiran, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta M.Pd, selaku Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang sudah banyak meluangkan waktu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dekan Prof. Dr. Wayan Maba, beserta staf FKIP UNMAS Denpasar, yang telah meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi hingga selesai. 3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M. Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang sudah banyak meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi hingga selesai. 4. Ibu Dra. I.G.A Putu Tuti Indrawati, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing pertama, yang telah banyak meluangkan waktu dalam menuntun, vii

membimbing, dan mengarahkan selama penyusunan skripsi sampai selesai. 5. Ibu Dra. A. A. Rai Laksmi, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Kedua, yang telah membimbing saya sampai skripsi selesai. 6. Kedua orang tuaku yang selalu kucintai dan menyayangiku atas doa dan kerja keras mereka kuliah dan skripsi ini dapat selesai. 7. Suamiku makasih banyak atas dukungannya baik moril maupun materil dan doa yang tak terhenti-hentinya. 8. Teman-teman Peneliti Senete Wola dan Jemi Hidu Karanandu yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penulisan skripsi ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa yang dengan sukarela memberikan masukanmasukan dan informasi yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam susunan skripsi ini. oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kualitas dari penyusunan skripsi ini. Semoga apa yang penulis susun dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Denpasar, Agustus 2014 penulis viii

DAFTAR ISI Isi Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii TIM PENGUJI... iii PENGESAHAHAN PANITIA SKRIPSI... iv KATA PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GRAFIK... xiii ABSTRAK... xiv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 6 1.3. Ruang lingkup Penelitian... 6 1.4. Tujuan Penelitian... 6 1.4.1. Tujuan umum... 7 1.4.2. Tujuan khusus... 7 1.5. Manfaat penelitian... 7 1.5.1 Manfaat teoritis... 7 1.5.2 Manfaat praktis... 7 1.6. Asumsi... 8 BAB II. LANDASAN TEORI... 10 2.1. Pengertian Puisi... 10 2.2. Bahasa Puisi... 11 2.3. Anatomi Puisi... 12 2.3.1 Unsur Intrinsik... 12 2.3.2 Unsur Ekstrinsik... 17 2.3.3 Hakikat Puisi... 17 2.4. Tujuan Pengajaran Puisi... 19 2.5. Langkah- Langkah Dalam Memahami Puisi... 20 2.6. Pengertian Memparafrase Puisi... 22 2.7. Teknik Memparafrase Puisi... 24 2.8. Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase... 25 2.9. Keunggulan dan Kelemahan Parafrase... 27 BAB III. METODE PENELITIAN... 28 3.1. Jenis Penelitian... 28 3.2. Subjek, Objek dan Tempat Penelitian... 29 3.3. Rancangan Penelitian... 29 3.4. Prosedur Penelitian... 31 ix

Isi Halaman 3.4.1 Refleksi Awal... 31 3.4.2 Siklus I... 31 3.4.3 Observasi dan Evaluasi... 33 3.4.4 Refleksi... 34 3.5. Metode Pengumpulan Data... 34 3.5.1 Metode Tes... 34 3.5.2 Metode Observasi... 35 3.6. mengubah skor mentah menjadi skor standar... 35 3.7 Analisis Data... 37 BAB IV. HASIL PENELITIAN... 39 4.1. Hasil Penelitian... 39 4.1.1 Refleksi Awal... 39 4.1.1.1 Hasil Observasi Awal... 39 4.1.1.2 Hasil Tes Awal... 40 4.1.1.3 Analisis Data Hasil Tes Awal... 42 4.1.1.4 Hasil Refleksi Awal... 44 4.1.2 Deskripsi siklus I... 44 4.1.2.1 Observasi / Evaluasi... 44 4.1.2.1.1 Hasil Observasi... 44 4.1.2.1.2 Hasil Tes siklus I... 45 4.1.2.2 Analisis Data Hasil Siklus I... 47 4.1.2.3 Refleksi Siklus I... 49 4.1.3 Deskripsi Siklus II... 50 4.1.3.1 Perencanaan Penelitian... 50 4.1.3.2 Pelaksanaan Penelitian... 51 4.1.3.3 Observasi / Evaluasi... 52 4.1.3.3.1 Hasil Observasi... 52 4.1.3.3.2 Hasil Tes Siklus II... 53 4.1.3.4 Analisis Data Hasil Siklus II... 55 4.1.3.5 Refleksi Siklus II... 57 4.1.4 Deskripsi Siklus III... 58 4.1.4.1 Perencanaan Penelitian... 58 4.1.4.2 Pelaksanaan Penelitian... 58 4.1.4.3 Observasi / Evaluasi... 60 4.1.4.3.1 Hasil Observasi... 60 4.1.4.3.2 Hasil Tes... 61 4.1.4.4 Analisis Data Hasil Siklus III... 63 4.1.4.5 Refleksi Siklus III... 65 4.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, II, dan III... 66 4.3 Pembahasan... 68 x

Isi Halaman BAB V. PENUTUP... 73 5.1 Simpulan... 73 5.2 Saran... 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xi

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus... 33 2. Kriteria Penilaian... 35 3. Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas... 37 4. Hasil Tes Awal Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami Puisi melalui teknik parafrase... 40 5. Analisis Tes Awal Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 43 6. Hasil Tes siklus I kemampuan memahami Puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 45 7. Analisis Siklus 1 Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013-2014... 48 8. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II... 51 9. Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 memahami Puisi melalui teknik Parafrase... 53 10. Analisis siklus II memahami puisi melalui teknik paraphrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 56 11. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III... 59 12. Hasil Tes Siklus III Peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 61 13. Analisis Siklus III memahami puisi melalui teknik paraphrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 64 14. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Memahami puisi melalui teknik parafrase pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 66 xii

DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 1. Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014... 68 xiii

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIIl-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELA JARAN 2013/2014 Nama : Marlin Mali Ngara NMP : 10.8.03.51.31.1.5.2908 Tebal : xv, 76 halaman Tahun : 2014 Dalam memahami karya sastra khusus puisi dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrase adalah suatu kegiatan mengubah bentuk puisi kedalam bentuk prosa dengan kata-kata sendiri. Tes diikuti oleh 48 orang siswa di SMP Negeri 10 Denpasar. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil, jika nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada tingkat penguasaan materi memparafrase puisi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu (1) apakah dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar dan (2) bagaimanakah langkah-langkah parafrase yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami puisi? Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah (1) meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) menerapkan langkahlangkah parafrase yang tepat dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata, bahwa teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014. Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini yaitu (1) manfaat teoritis, bagi dunia pendidikan digunakan sebagai sumber informasi dalam memperbaiki dan mengembangkan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. (2) manfaat praktis, sangat bermanfaat bagi guru,siswa dan sekolah. Teori yang mendukung tersusunnya skripsi ini adalah sebagai berikut : (1) pengertian puisi, (2) bahasa puisi, (3) antonomi puisi, (4) tujuan pengajaran puisi, (5) langkah-langkah dalam memahami puisi, (6) pengertian memparafrase puisi, (7) teknik parafrase puisi, (8) pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase, dan (9) keunggulan dan kelemahan parafrase. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, sedangkan rancangan penelitian ini meliputi empat komponen yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (pengamatan dan penilaian, dan (4) refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase adalah : (1) metode observasi, dan (2) metode tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar yang berjumlah 48 orang siswa. Hasil tes yang diperoleh dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan dari hasil tes awal, siklus I, siklus II, dan xiv

siklus III. Pada tes awal dengan rata-rata 4,7, pada siklus I meningkat menjadi 5,79, pada siklus II meningkat menjadi 6,87 dan siklus III mengalami peningkatan sebesar 8, Ini berarti aktivitas siswa dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mencapai kategori baik dan sudah memenuhi SKBM yang diharapkan yaitu 7,0. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka guru diharapkan agar dapat merancang program pengajaran sesuai dengan model pembelajaran yang terbaru agar ada ketertarikan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru juga perlu megupayakan siswa agar meningkatkan prestasinya. Guru juga perlu memotivasi siswa agar gemar membaca, karena dengan banyak membaca dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan berpikirnya. Kata Kunci : Puisi, Teknik Parafrase. xv

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibicarakan: (1) latar bekalang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian, dan (6) asumsi. 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu wadah penuangan ide-ide dari pengarang yang terdapat berbagai jenis kritik, saran, nasihat, pengetahuan yang berharga dari pengarang itu sendiri. Kegiatan membaca dan mengapresiasikan karya sastra merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia karena itu dengan membaca karya sastra pembaca mendapatkan nilai seni, pelajaran tentang kehidupan, dan cara berpikir yang lebih sempurna. Untuk memperkenalkan lebih jauh karya sastra pada generasi muda, berbagai usaha dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa agar masyarakat lebih mudah memahami bahasa karya sastra. Seperti diketahui bentuk karya sastra ada 3 macam yaitu prosa, puisi dan drama. Pengajaran sastra dalam dunia pendidikan dimasukkan ke dalam pelajaran bahasa. Sastra merupakan bagian dari kesenian yang memiliki unsur keindahan atau estetis yang diwujudkan dengan media bahasa. Pembinaan dan pengembangan pengajaran sastra Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran sastra diharapkan mampu menyembatani kalangan siswa atau individu yang memiliki ketertarikan terhadap karya sastra serta mampu menjadi sarana dan prasarana yang efektif dan efisien dalam 1

membina murid dengan tujuan (1) memiliki kecakapan memahami, menghayati karya sastra Indonesia, (2) memiliki kepekaan emosional, imajinasi dan estetis yang diwujudkan dalam karya sastra, (3) memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memahami isi karya sastra dalam hal ini puisi, dan (4) berusaha memperhatikan dan mengembangkan serta memelihara rasa bangga terhadap warisan sastra Indonesia sebagai salah satu karya kreatif budaya nasional (Budiasa, 2011:2) Manfaat karya sastra, khususnya puisi sebagai salah satu karya seni yang dapat memberikan nuansa yang indah dan santai, membangkitkan daya kreasi dan memberikan keindahan estetis yang digambarkan melalui penciptanya dengan segala unsur budaya. Di samping itu, sastra merupakan sarana untuk memanusiakan diri dan lingkungan guna melahirkan kreatifitas dan percaya diri dalam membentuk kepribadian (Suyitno, 1985:1). Di samping karya sastra mengandung suatu yang amat berguna bagi manusia, dapat juga memberikan kesantaian dan memberikan keindahan estetis, Semua karya sastra pada umumnya dan puisi pada khususnya memiliki struktur di dalam karya sastra. Sastra adalah suatu peristiwa seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya, diciptakan pengarang sebagai kegiatan estetis dan dipersembahkan kepada masyarakat untuk dinikmati, karena isinya mengungkapkan kehidupan yang menyeluruh secara lahir batin (Aftarudin, 1984:23). Dewasa ini kesusastraan diartikan orang ciptaan manusia dengan bahasa yang baik atau indah. Kesusastraan itu dapat juga dikatakan ciptaan yang sanggup mengemukakan rasa haru dan halus pada pembaca dan pendengar. Rasa itu 2

mencakup rasa bagus, sayang, benci, rindu, dan seterusnya yang timbul dalam hati si pendengar atau pembaca. Sastra telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang memanfaatkannya sebagai pengalaman hidupnya atau dari aspek penciptanya. Dalam karya sastra dituliskan keadaan dan kehidupan suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan serta nilai yang dimanfaatkan pencipta lewat tokoh-tokoh serta cara pengarangnya melukiskan karangannya dalam karya itu tidak sama, ada yang berkelompok-kelompok dengan bahasa yang jelas, tetapi ada yang terdiri atas lirik yang sambung menyambung. Telah kita ketahui bersama bahwa salah satu dari karya sastra Indonesia adalah puisi. Puisi merupakan kreasi indah. Tiap-tiap penyair mempunyai cara tersendiri dalam menuangkan ide-idenya kedalam sebuah puisi, sehingga dapat melahirkan kehidupan dengan jelas bagi pembaca yang menikmatinya. Pendapat lain mengatakan, bahwa puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalis yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala kepribadiannya, perasaan, kemauannya dan lain-lain (Jassin, 1977:54). Banyak nilai tersimpan dalam puisi dan hanya dapat dipahami oleh pembaca yang bersungguh-sungguh menghayati dan mencermati sastra. Untuk dapat menikmati dan memahami isi sebuah puisi yang akan dibaca bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah karena pembicara harus dapat memahami bahan yang digunakan penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat, melainkan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna. 3

Biasanya pembaca dalam menikmati puisi cenderung hanya mencari arti yang terkandung di dalamnya. Hal ini karena keterkaitan erat dengan sifat yang ada dalam puisi, yang antara lain makna ganda (Ambiguity), mengekspresikan sesuatu secara tidak langsung banyak menggunakan kata kias.berangkat dari kenyataan, bahwa memahami puisi (juga jenis karya sastra yang lain) tidak selalu mudah maka perlu dipelajari metode yang dapat membantu untuk memahami karya sastra, khususnya puisi. Bahasa Indonesia merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas bahkan perguruan tingggi. Hal yang penting yang harus diperhatikan adalah cara seorang guru merancang suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat secara aktif mengkomunikasikan gagasan-gagasan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, kenyataannya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di sekolah selama ini lebih menekankan belajar membaca puisi yang mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya bersifat hafalan. Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf, dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan menggunakan teknik prafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi dan lebih mempertajam daya pikir kreatifitas siswa itu sendiri (Antara,1985:11) Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas tersebut diperoleh hasil yang diidentifikasi penentuan identitas sebagai faktor penyebab rendahnya prestasi bahasa Indonesia, khususnya puisi yaitu (1) sistem pembelajaran kurang memperhatikan pengetahuan 4

awal siswa. Berdasarkan observasi dalam pembelajaran, guru langsung menuju pada inti topik yang akan dibahas, tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada siswa batas pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini terjadi karena sering tidak disadari bahwa siswa telah membuat pemahaman sendiri terhadap materi dalam hal ini puisi, sebelum materi dikaji, (2) pembelajaran masih terpusat pada guru, hal ini disebabkan siswa tidak siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga mengakibatkan guru cenderung mengambil metode ceramah untuk menjelaskan kepada siswa. Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran disebabkan tidak adanya keinginan dari siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas, (3) motivasi belajar siswa rendah sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru, sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya sebatas pada yang di berikan oleh gurunya, dan (4) 80% siswa di kelas tersebut menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang gampang, membosankan, dan tidak menarik. Selain itu, sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia sudah tumbuh secara alami dalam diri mereka. Dalam hal ini, sangat penting bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yaitu cara guru dapat merancang suatu pelajaran sehingga memberikan tanggapan, bahwa belajar bahasa Indonesia adalah mudah dan menyenangkan. Sesuai dengan pernyataan di atas, maka untuk meningkatkan pemahaman terhadap puisi pada siswa dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrasa ini dilakukan dengan cara mengubah suatu puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya, 5

menggunakan kata-kata yang lugas sebagai pengganti. kata-kata yang bermakna penanda pertalian (Antara, 1985:1 1). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan memahami puisi dengan teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014? 1.2.2 Bagaimanakah langkah-langkah parafrase yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami puisi? 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah : 1.3.1 Meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.3.2 Menerapkan langkah-langkah parafrase yang tepat dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar. 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 6

1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan belajar siswa SMP, khususnya, dan masyarakat umumnya untuk ikut berperan serta memberikan sumbangan pikiran dan kritik mengenai perlu atau tidaknya mengadakan pembinaan yang lebih intensif terhadap apresiasi karya sastra, khususnya dalam dunia pengajaran yang menyangkut masalah memahami puisi. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata, bahwa teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan menambah wawasan kepada siswa, guru bahasa Indonesia kelas VIII-1 dan juga sekolah dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang di nilai sulit di pahami oleh siswa dalam menerima pelajaran khususnya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi sekolah 7

Dari hasil penelitian ini, di harapkan dapat memberikan sumbangan yang baik dan bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan pada proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Manfaat bagi guru Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam mencari dan menemukan strategi pembelajaran yang menarik dan efektif. 3. Manfaat bagi siswa Penelitian ini di harapkan dapat mengetahui tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Dalam penelitian ini secara tidak langsung siswa akan menemukan kekurangan atau hambatan yang dimiliki. 4. Manfaat bagi peneliti Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi pedoman untuk mengkaji permasalahan dalam melaksanakan program pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrasa, sehingga pada pembelajaran ini siswa menjadi lebih antusias dan menjadi pembelajaran yang menarik serta di minati oleh siswa. 1.6 Asumsi Asumsi adalah anggapan dasar tentang masalah yang sudah mengandung kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Asumsi itu merupakan faktor-faktor yang bersifat konstan (Aminuddin, 1987:82). Sehubungan dengan hal di atas, ada beberapa asumsi yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 8

1. Seluruh siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar telah dibina dalam mengapresiasikan karya sastra khususnya puisi oleh guru-guru mereka secara aktif 2. Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar mempunyai kemampuan membaca puisi. 3. Semua guru yang mengajar bahasa Indonesia sudah memiliki kewenangan untuk mengajar. 4. Situasi dan kondisi serta faktor ekonomi yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dianggap sama. 5. Sarana dan prasarana fasilitas di SMP Negeri 10 Denpasar. 9

BAB II LANDASAN TEORI Pada umumnya setiap penelitian memerlukan teori yang akan dipakai sebagai landasan dalam hal ini teori merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Di samping itu, teori pada hakikatnya adalah penunjang sebuah penelitian. Adapun teori yang digunakan sebagai penjelas wawasan.dan kerangka berfikir yang mengarah seluruh penelitian ini, berkenaan dengan beberapa hal yaitu (1) pengertian puisi, (2) bahasa puisi, (3) anatomi puisi, (4) tujuan pengajaran puisi, (5) langkah-langkah dalam memahami puisi, (6) pengertian memparafrasa puisi, (7) teknik memparafrasa puisi, (8) pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase, dan (9) keunggulan dan kelemahan parafrase. Berikut akan diuraikan lebih rinci di bawah ini. 2.1 Pengertian Puisi Puisi memiliki makna yang luas, beragam dan tidak dapat dipungkiri. Sejauh ini belum ada pengertian puisi yang berlaku secara universal, tidak ada seorang yang bisa memberikan jawaban yang tepat dan lengkap tentang pengertian dari puisi itu sendiri. Ciri khas dari puisi adalah pengucapan ide dengan bahasa yang padat dan hal ini yang membedakan puisi dan prosa sehingga dapat dikatakan bahwa puisi adalah perasaan dan pikiran dalam bentuk percakapan dengan bahasa yang padat. Sehubungan dengan hal tersebut berikut akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian puisi. Puisi itu karangan yang terikat, terikat oleh baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima dan irama 10

(Wirjosoedarmo, 1984:51). Pendapat lain juga mengatakan puisi adalah pernyataan dari kualitas kehidupan manusia (Aftarudin, 1984:19). Puisi juga merupakan sintetis dari berbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk (Antara, 1986:79). Puisi merupakan ekspresi yang konkrit dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama (Tarigan, 1984:7). Sesungguhnya perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani pioetes yang mulamula artinya pembangun, pembuat, pembentuk. Dikatakan juga bahwa kata puisi poleo atau polo artinya membangun, membuat, menimbulkan, menyair (Mulyana dalam Situmorang, 1980:1 ). Puisi adalah karangan yang ditulis berbaitbait, bersajak dan berirama dengan kata lain yang dinamakan puisi ialah karangan terikat ( Surana dkk, 1986:17 ). Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias ( Waluyo, 1987:1 ). Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu dan disusun atas dasar ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. 2.2 Bahasa Puisi Puisi merupakan salah satu kajian sastra, sebagai karya sastra maka puisi menggunakan bahasa sebagai medianya. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara 11

anggota masyarakat, akan tetapi bahasa yang digunakan puisi yaitu bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna (Tarigan, 1987 : 7). Bahasa puisi bersifat khas, berbeda dengan bahasa prosa. Dalam puisi, penyair kadang menggunakan bahasa yang lain dari bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Penggunaan bahasa seseorang merupakan penerapan sistem bahasa yang ada dan penggunaan bahasa penyair sekaligus penerapan konvensi puisi yang ada (Pradopo, 1998: 27). Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat dikatakan puisi mempunyai sifatsifat yang khas sehingga berbeda dengan bentuk karya sastra. Di dalam puisi sesuatu itu dinyatakan lebih indah, lebih gagah dan lebih agung sehingga tidak mustahil jika puisi semakin populer. Unsur kata-kata yang singkat dan padat serta perpaduan bunyi yang harmonis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan sebuah puisi. 2.3 Anatomi Puisi Unsur yang ikut membangun puisi yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik (Antara, 1985). Kedua unsur pembangun puisi tersebut terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut. 2.3.1 Unsur Intrinsik Unsur intrinsik ialah pemahaman unsur-unsur yang membangun puisi dari dalam. Unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi (1) bunyi persajakan, (2) kosa kata, (3) kata kias dan kata lugas, (4) imaji, (5) suasana, (6) amanat, (7) makna, dan (8) teknik penyajian tulisan (Antara, 1985:20). 12

1. Bunyi Persajakan (Rima) Unsur bunyi sangat menentukan suasana sebuah puisi, walaupun bunyi - bunyi itu bukan merupakan persajakan (Rima) sedangkan pemakaian rima, seperti aliterasi, asonansi, atau rima baris atau larik juga sangat menghidupkan nada dan suasana puisi itu. Oleh karena itulah, pemakaian unsur bunyi (konsonan atau vokal) dan rima sangat menunjang nada dan kemanisan sebuah puisi, baik kemanisan rima maupun kemanisan ritma. Contoh : Aku ini binatang jalang (Aku). 2. Kosa Kata (Diksi) Pemakaian dan pemilihan sebuah atau beberapa kata menentukan keberhasilan, pemantapan karya puisi itu. Penyair dalam menyusun karya sastra puisi, umumnya sangat teliti dalam memilih kata-kata yang digunakan (Waluyo, 1991:72). Perbendaharaan kata atau kosa kata penyair ikut menentukan warna puisinya. Pemakaian kosakata ini sangat menentukan dalam menyusun karya sastra puisi, sehingga karena pemakaiannya ini lahirlah ragam puisi. Bertitik tolak dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pemakaian kosakata dalam menyusun karya sastra puisi akan dapat memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia, pembaca dan pengarang puisi itu sendiri. 3. Kata Kias dan Kata Lugas Pemakaian kata kias (figura bahasa) membantu penyair untuk mengungkapkan suatu ide atau konsep yang singkat, karena pemakaian gaya bahasa merupakan sesuatu yang sangat kompleks (Antara, 1985:19). 13

Pemakaian kata-kata yang bermakna lugas menunjukkan kepolosan, kewajaran, dan bahkan pemakaian bahasa keseharian sudah mewarnai puisi Indonesia sekarang ini. 4. Imaji Lewat proses kreatif penciptaan puisi, seharusnya penyair ingin pengalaman batinnya dapat ditangkap dan dihayati oleh pembaca. Untuk maksud itu penyair menggunakan daya pengimajinasiannya. Jadi, imaji adalah gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkret dalam tatanan kata-kata puisi (Pradopo, 1998:81). Dalam puisi imajinasi dapat dibedakan menjadi lima bagian sesuai dengan kemampuan indra seperti imajinasi pandang lihat (visual), imajinasi dengar atau suara (auditif), imajinasi rasa, imajinasi raba atau sentuh (taktil), imajinasi bau atau cium (Pradopo, 1998:82). Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan imajinasi merupakan pembayangan yang timbul sebagai akibat dari membaca atau mendengar sebuah puisi. Imaji terkait dengan istilah pencitraan yaitu tanggapan indera manusia terhadap hal-hal seperti sinar, suara, benda, bau dan rasa. Keadaan perasaan pembaca ketika mendengar hasil pengungkap melalui nada, lingkungan dan makna yang tersirat itulah yang dinyatakan dengan situasi Suasana akan lebih terasa jika dinyatakan pula dengan pemakaian kata kias, lugas, rima dan ritma karena mengkongkretkan suasana yang digambarkan oleh si penyair (Antara, 1985:21). 14

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan, bahwa suasana merupakan gambaran atau keadaan yang lahir dari perasaan seseorang ketika menikmati karya puisi yang digambarkan oleh penyair. 5. Suasana Keadaan perasaan pembaca ketika mendengar hasil pengungkap melalui nada lingkungan dan makna yang tersirat itulah yang dinyatakan dengan situasi. Suasana akan lebih terasa bila dinyatakan pula dengan pemakaian kata kias, lugas, rima dan ritma karena mengkomplitkan suasana yang digambarkan oleh penyair (Antara, 1985:21). 6. Amanat (Pesan Penyair) Puisi mengandung sebuah amanat si penyair. Dalam hal ini ada penyair yang secara sederhana menggambarkan idenya tetapi ada pula yang agak tersembunyi sehingga memerlukan pengkajian dan penganalisaan khusus dan tepat. Oleh karena itu, ada puisi yang amanatnya tidak sampai kepada peminatnya karena pembahasan dan penalarannya kurang tepat. Amanat adalah sebuah pesan (yang mengandung pemecahan masalah persoalan) yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Untuk dapat menyimak pesan-pesan penyair di dalam puisinya maka pembaca mestilah dapat menangkap dan memahami makna lugas dan makna utuh. Amanat itu tersirat dalam kata-kata yang tersusun di balik tema yang diungkapkan. Amanat akan dapat diinterpretasikan setelah pembaca memahami tema dan nada sebuah puisi (Waluyo, 1987: 130-131). Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh penyair secara sederhana tentang ide-idenya agak 15

tersembunyi sehingga memerlukan pengkajian dan penganalisisan khusus dan tepat ( Antara, 1985:21 ). Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa makna utuh dapat ditemukan dengan bantuan makna lugas, menafsirkan atau mengasosiasikan ungkapan (kata-kata lambang idiom atau kiasan) serta menyimak nada dan suasana puisi. Dengan memahami makna lugas dan makna utuh, pembaca akan dapat menangkap pesan yang disampaikan penyair di dalam puisinya. 7. Makna (Tema) Sebagai sastra fiksi, puisi memiliki tema dan amanat. Tema merupakan ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi puisi yang mencerminkan persoalan kehidupan manusia, alam sekitar dan dunia metafisis, yang diangkat penyair dari objek seninya. Di dalam isi puisi yang disajikan penyair dalam teks puisinya tersirat ataupun tersurat pesan, ide atau gagasan yang ingin dikomunikasikan penyair pada pembaca. Makna yang tersirat dari sebuah puisi ada dua macam yaitu makna kias (makna konotatif) dan makna keseluruhan (makna utuh). Dalam sebuah puisi yang paling penting ialah makna utuh apa yang dimaksudkan oleh keseluruhan puisi itu (Antara, 1985:22). Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa sebuah puisi itu mengandung keseluruhan yang bulat (an unified whole). Tema ini merupakan sumber dari gagasan Teknik pokok (utama) puisi. 8. Penyajian Tulisan Setiap penyair mempunyai watak, selera, konsep, perilaku yang saling berbeda satu dengan penyair lainnya. Oleh karena itulah, teknik penyajian 16

tulisan puisi pun beragam pula.teknik penulisan sebuah puisi akan selalu menggunakan baris (larik), frase, kalimat, kuplet, atau bait, selain bentuk keseluruhan perwajahan puisi itu. Teknik penyajian sebuah puisi dapat dibedakan atas dua macam, yakni yang mengatur bentuk penulisan puisi dalam satu bait secara terarah dan yang bebas memotong kalimat atau frase dalam suatu larik-larik tertentu untuk satu kuplet atau satu bait puisi (Antara, 1985:23). 2.3.2 Unsur Ekstrinsik Unsur-unsur esktrinsik ialah unsur-unsur luar yang ikut membangun sebuah puisi (Antara, 1985:24). Objek pembicaraan ekstrinsik ialah hal-hal yang berhubungan dengan karya puisi tersebut. Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur pembangun. Sebagai sebuah struktur, puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi. Yang dapat dilihat melalui bahasanya yang tampak disebut struktur fisik puisi, sedangkan makna yang terkandung di dalam puisi disebut struktur batin puisi (Waluyo, 1987:26-27). 2.3.3 Hakikat Puisi Ada dua unsur pokok dalam puisi yaitu hakikat puisi dan metode puisi. Adapun hakikat puisi itu terdiri atas unsur-unsur berikut: 1. Tema (sense) Tema ialah makna yang dikandung oleh subject matter (pokok persoalan) dalam puisi. 2. Rasa (Feeling) 17

Rasa ialah sikap penyair terhadap subject matter yang terdapat dalam puisi (Situmorang, 1980:13). 3. Nada (Tone) Nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya (Tarigan, 1984: 18). 4. Tujuan (Intention) Tujuan dalam puisi ialah tujuan yang akan dikemukakan oleh penyair dalam karyanya. Adapun metode puisi terdiri atas bagian-bagian berikut ini: 1) Diksi (diction) Diksi berarti pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair dengan secermat dan seteliti mungkin (Situmorang, 1980 : 10). 2) Imaji (Imagery) Imaji adalah kejelasan daya lukis atau penggambaran penyair mengenai suasana, watak dan perilaku berdasarkan penggunaan kata-kata yang konkret. 3) Kata-kata nyata Kata-kata nyata adalah kata-kata yang dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama menurut situasi dan kondisi pemakaiannya (Situmorang, 1980:21). 4) Majas Majas merupakan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau rangkaian katanya digunakan dengan tujuan mencapai efek tertentu (Abdul dan Muliastuti, 1997/1998 : 61). 18

5) Ritme dan rima Ritme yaitu totalitas dari tinggi rendahnya suara, panjang pendeknya cepat lambat suara waktu membaca puisi (Situmorang, 1980 : 220). Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan, bahwa unsur-unsur puisi yaitu hakikat dan metode puisi merupakan dua aspek yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain dalam membangun sebuah puisi. 2.4 Tujuan Pengajaran Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, pada dasarnya tujuan pengajaran puisi tidak terlepas dari tujuan pokok pengajaran sastra itu sendiri. Sesuai dengan hakikat ada dua tujuan pokok yang harus diusahakan dapat dicapai dengan pengajaran sastra yaitu dihasilkan subjek didik yang memiliki apresiasi dan pengetahuan sastra yang memadai. Secara umum pengajaran sastra bertujuan agar siswa mampu menikmati, memahami, memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Ini berarti pengajaran sastra itu tidak hanya memberi aspek teori dan praktek, tetapi mempunyai nilai yang lebih penting yaitu pembentukan watak dan sikap, di samping mempunyai unsur-unsur kesenangan dan kenikmatan yang bersifat artistik (Pradopo, 1997 : 122). Jadi pengajaran sastra mempunyai tujuan membina apresiasi puisi dan mengembangkan kearifan untuk menangkap isyarat-isyarat kehidupan yang tercermin dalam karya sastra puisi (Antara, 1985 :12). Pengajaran puisi mencakup empat manfaat yaitu: 19

1. Menunjang keterampilan siswa tentang hal bahasa; 2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang hal budaya bangsa; 3. Mengembangkan rasa percaya diri siswa secara tanggap; dan 4. Membentuk watak siswa. Dari tujuan di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan pengajaran puisi adalah untuk meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap suatu karya sastra. Oleh karena itu, pengajaran sastra berobjek puisi diusahakan dapat memberikan kepuasan sastra kepada para siswa untuk mampu mengapresiasi puisi. 2.5 Langkah-langkah dalam Memahami Puisi Dalam memahami karya sastra, haruslah mengacu ke berbagai hal yang erat hubungannya dengan karya sastra itu. Dalam pemahaman puisi ini, hal yang dipandang erat hubungannya dengan puisi-puisi itu adalah penyair dan kenyataan sejarah (Waluyo, 1987 : 145). Dalam pemahaman puisi, selain memperhatikan faktor genetik dari puisi yaitu pengarang dan kenyataan sejarah, juga perlu diketahui adalah tentang puisi sebagai suatu totalitas atau sebagai sebuah struktur. Di mana puisi itu dibangun oleh struktur fisik (metode pengucapan makna) dan struktur batin (makna puisi), yang tidak kalah pentingnya adalah tentang macam-macam puisi. Langkah-langkah memahami puisi dapat melalui tahap-tahap berikut: 1. Struktur karya sastra Pada tahap pertama yang dilakukan adalah pemahaman struktur puisi secara umum. Apakah puisi itu sebagai puisi lama, baru, angkatan 45, ataukah puisi kontemporer. Apakah bentuk puisi itu konvensional ataukah 20

nonkonvensional. Apakah pesan setiap baitnya, apa temanya (Pradopo, 1998 : 218). Dari penjabaran di atas dapat dikatakakn bahwa untuk dapat memahami puisi melalui tahap struktur karya sastra terlebih dahulu diusahakan untuk memahami bait-bait dan larik-larik yang terdapat dalam puisi serta memahami secara global tema apakah yang dikemukan oleh penyair. 2. Penyair dan kenyataan sejarah Untuk melengkapi pemahaman secara global puisi yang ditelaah, maka perlu juga dijelaskan beberapa hal antara lain siapa penyairnya itu berkarya, kata-kata dan ungkapan-ungkapan khusus yang berhubungan dengan penyair, aliran filsafat dan zaman saat puisi itu diciptakan. Dengan kelengkapan informasi-informasi tersebut, maka pemahaman terhadap puisi, penyairan sejarah penciptaan puisi itu lebih jelas (Pradopo, 1997 : 219). Dengan dilengkapi data tentang penyair dan kenyataan sejarah itu, totalitas puisi akan lebih mudah diinterpretasikan. 3. Telaah unsur-unsur Penelaahan terhadap unsur-unsur puisi, mencakup struktur fisik dan juga struktur batinnya. Struktur fisik dan struktur batin dalam puisi merupakan suatu kepaduan dan mendukung totalitas puisi. Kedua unsur tersebut harus ditelaah secara keseluruhan. Penelaahan tersebut juga untuk mengetahui bagaimana struktur fisik digunakan untuk mengungkapkan struktur batin dan bagaimana struktur batin diungkapkan (Pradopo, 1997:219). Di atas sudah diuraikan bahwa kedua unsur dalam puisi, yakni struktur fisik dan struktur batin merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan 21

keberadaannya. Pemahaman terhadap satu unsur akan berpengaruh terhadap pemahaman unsur lainnya. Adanya jalinan antara struktur fisik dan struktur batin yang begitu kuat menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua struktur ini secara bersama-sama. Hal itulah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pengajaran. 4. Sintesis dan Interpretasi Setelah menelaah secara mendalam struktur puisi hingga ke unsurunsurnya, tahapan selanjutnya adalah upaya menyimpulkan atau sintesis. Sintesis tersebut berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (1) apakah amanat (pesan) yang hendak disampaikan oleh penyair; (2) mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian, hal ini berhubungan dengan perasaan dan nada yang disampaikan; (3) apakah arti karya tersebut bagi kita (pembaca); (4) bagaimana sikap pembaca terhadap apa yang dikemukakan penyair dan (5) bagaimana penyair menciptakan puisi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disesuaikan kepentingan pelaksanaan pengajaran (Pradopo, 1997: 220). Dari hal-hal yang telah dijabarkan di atas, dapat dilihat bahwa memahami puisi haruslah mengacu pada sesuatu yang erat hubungannya dengan puisi sendiri. 2.6 Pengertian Memparafrase Puisi Dalam pelajaran puisi di sekolah, pada taraf pemahaman dapat ditempuh dengan jalan menjawab pertanyaan pemahaman yang diberikan oleh guru atau dengan menceritakan sendiri puisi dengan kata-kata sendiri (parafrase). 22

Kata parafrase berasal dari bahasa Inggris "paraphrase", yang berarti uraian dengan kata-kata sendiri. Dengan demikian parafrase merupakan strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra (baca : puisi) dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya (Aminuddin, 1987:30). Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya menggunakan katakata bermakna lugas sebagai pengganti makna bermakna puitis pada puisi semula dan menggunakan kata penanda pertalian (Antara, 1985 : 11). Parafrase adalah menceritakan kembali suatu karya suatu puisi dengan katakata sendiri, hampir tidak mungkinlah kiranya menceritakan isi (maksud) sebuah sajak tanpa mengurangi atau menambah disana-sini. Jadi paragraf itu selalu diikuti dengan penafsiran; sehingga kita tepat mengatakan maksud sajak itu dengan bahasa kita sendiri dalam bentuk bahasa yang lebih sederhana, bebas dan prosais (B.P Situmorang 1980:34). Manfaat sebuah puisi haruslah didahului dengan pembacaan puisi itu secara keseluruhan hingga menimbulkan kesan yang bulat atau utuh terhadap pembacanya. Penggunaan metode ini di maksudkan untuk menyederhanakan katakata puisi yang dapat sublimatif kedalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Bertitik tolak dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian memparafrase adalah suatu kegiatan mengubah puisi kedalam bentuk prosa atau frase-frase dengan menambahkan atau menafsirkan makna puisi 23

tersebut dengan kata-kata sendiri. Adapun langkah-langkah parafrase yang tepat adalah sebagai berikut: 2.7 Teknik Memparafrase Puisi Dalam memahami makna puisi kesulitannya sering berasal dari bahasanya, maka salah satu langkah yang membantu untuk memahami makna suatu puisi adalah dengan mencoba memparafrase terlebih dahulu puisi tersebut kedalam bahasa sehari-hari. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memparafrase puisi di antaranya sebagai berikut: 1. Dengan menambahkan imbuhan, banyak kata-kata dalam puisi yang kadang-kadang tidak lengkap sebagai kata berimbuhan. Padahal seharusnya kata tersebut berimbuhan, oleh karena itu untuk memudahkan memahami perlu ditambahkan imbuhan tertentu yang sesuai dengan konteks. 2. Dengan menyisipkan kata-kata tertentu pada kalimat yang kata-katanya dilepaskan. 3. Dengan mengubah susunan atau pola kalimatnya ke pola umum. 4. Dengan mengganti tafsiran kalimat-kalimat yang sulit dimengerti. 5. Dengan mengganti atau menjelaskan kata-kata ganjil yang sulit dipahami maknanya dengan sinonim dari kata-kata tersebut (Budiasa, 2009:22) Menurut Antara (1985:12) teknik memparafrase puisi menjadi bentuk prosa juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 24

1. Teknik keseluruhan puisi (global) Pada teknik global ini perubahan bentuk prosa yang dibentuk dari parafrase puisi didasarkan pada keseluruhan yang membentuk puisi itu. Makna yang tercermin itu dituangkan ke dalam bentuk prosa yang tercermin dalam paragraf demi paragraf. 2. Teknik bait demi bait Pada teknik ini perubahan bentuk prosa sebagai hasil parafrase puisi didasarkan pada susunan bait dari beberapa bait yang menyusun puisi itu. 3. Teknik kalimat Pada teknik kalimat perubahan bentuk prosa berdasarkan pada kata kalimat demi kalimat yang terdapat dalam puisi itu. Dalam hal ini harus diperhatikan korespondensi kesatuan sintaksis yang menyusun puisi. 2.8 Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase Banyak keluhan yang muncul di tengah-tengah masyarakat mengenai pengajaran sastra, baik dari kalangan sastrawan, para ahli pendidikan dan pengajar maupun para guru sastra sendiri karena dirasakan belum dapat memenuhi harapan, salah satunya tentang pengajaran puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dalam pengungkapan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna. Penyair sengaja menggunakan bahasa yang demikian untuk menimbulkan daya estetisnya. Telah di ketahui bersama untuk memahami makna suatu karya sastra dalam hal ini puisi tidak selalu mudah, maka untuk memahami makna suatu puisi dapat dilakukan dengan mengubah bentuk puisi ke dalam bentuk lain (frase atau prosa) dengan menambahkan beberapa tanda yang bertalian dengan puisi tersebut. 25

Pengajaran pemahaman puisi melalui teknik parafrase ini tentu sangat membantu para siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama yang masih sangat awam dengan bahasa puisi yang singkat, padat serta banyak penyimpangannya dari bahasa umum. Pengajaran sastra berobjek puisi ini diusahakan memberikan kepuasan sastra kepada pembacanya dan memberikan pegangan pokok kepada siswa untuk mampu memberikan penghargaan tinggi sehingga siswa bisa peka menafsir dan menilai secara kritis, mandiri dan ikut merasakan puisi itu sebagai miliknya juga (Antara, 1985 : 3). Pengajaran puisi dengan teknik parafrase ini juga harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran yaitu bahan yang dipilih hendaknya sesuai dengan taraf perkembangan siswa SMP. Pengajaran pemahaman puisi dengan teknik parafrase dapat juga menyadarkan siswa tentang penggunaan bahasa untuk menciptakan keindahan sastra sehingga siswa tahu bahasa sastra dengan bahasa sehari-hari. Ditinjau dari perkembangan kejiwaannya, siswa SMP termasuk ke dalam perkembangan jiwa tahap romantik dan tahap realistik. Pada tahap romantik anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan, petualangan dan bahkan kejahatan. Pada tahap realistik, anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa-apa yang benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah -masalah dalam kehidupan yang nyata (Pradopo, 1997/1998:125). 26

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran. Puisi yang dipilih hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan, psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Penyajian puisi, setidak-tidaknya secara psikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu. Dengan demikian, siswa akan merasa terangsang dan tertantang untuk belajar dan menyenangi puisi yang diajarkan dan lebih jauh lagi menyenangi semua bentuk puisi sehingga siswa mau menecoba untuk memparafrasekan puisi yang diajarkan. 2.9 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Parafrase Menurut Marzano dalam Widdiharto (2004:11) teknik parafrase memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari parafrase adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan 2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap pembelajaran yang disajikan. 3. Memberikan interaksi antar siswa dengan guru, dengan demikian siswa terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan kelemahan dari parafrase yaitu: 1. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 2. Beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah. Materi yang disajikan dapat mencari tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukan. 27

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting serta menentukan dalam kegiatan penelitian. Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan lancar terarah sesuai dengan tujuan, maka diperlukan suatu metode yang tepat. Tanpa metode tujuan penelitian tidak akan tercapai. Dengan metode yang tepat mutu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian tindakan pada penelitian terfokus pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase yang terjadi pada situasi kelas yang kongkret. Di samping itu, diharapkan dapat menghasilkan interprestasi dan penilaian terhadap praktik yang dilakukan dengan proses belajarmengajar membaca pemahaman terhadap teknik memparafrase puisi. Dalam penelitian ini, ingin di ketahui dalam peningkatan memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, maka diperlukan suatu metode yang tepat sehingga siswa mampu lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun urutan pembahasan dalam metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) jenis penelitian, 2) subjek, objek, dan penelitian, 3) rancangan penelitian, 4) prosedur penelitian, 5) metode pengumpulan data, 6) mengubah skor mentah menjadi skor standar, dan 7) analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian ini dilakukan di dalam kelas (1 kelas) dan juga dilakukan melalui survei 28

langsung ke lapangan. Karakteristik dan penilaian tindakan kelas adalah Self Evaluatif yaitu modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, kemudian hasil yang diperolehkan terus dievaluasi sejalan dengan situasi yang terus berjalan sehingga mencapai suatu tujuan yaitu perbaikan terhadap sistem pembelajaran sesuai dengan kenyataan agar diperoleh suatu peningkatan mutu pembelajaran. (Depdikbud, 2008 : 8). 3.2 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian Subjek penelitian ini adalah setiap individu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini meliputi siswa-siswi kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 48 orang siswa yang terdiri atas 24 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penelitian kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tempat penelitian ini dilaksanakan disekolah SMP Negeri 10 Denpasar. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bertahap atau multisiklus. Penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan (tindakan), evaluasi (observasi), dan refleksi. Hasil evaluasi rnengarahkan peneliti untuk merevisi sebagai upaya perbaikan terhadap hambatan pada perencanaan ketika melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya sampai ditemukan tindakan terbaik untuk memperoleh kevalidannya sampai pada siklus ke-n. Berdasarkan penelitian ini rancangan penelitian tindakan kelas penerapan teknik parafrase untuk meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, tahun pelajaran 2013/2014. 29

Penelitian ini dapat berlangsung tiga siklus. Dalam tiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu: 1. Merencanakan yaitu apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah prilaku dan sikap siswa sebagai solusi; 2. Tindakan atau pelaksanaan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan; 3. Observasi yaitu suatu tindakan untuk mengetahui hambatan atau kendala yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung; dan 4. Refleksi yaitu meneliti, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa sehingga peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut: Refleksi Rencana tindakan I Pelaksanaan tindakan I Observasi dan tes Reflekasi Rencana tindakan II Pelaksanaan tindakan II Observasi dan tes Refleksi Rencana tindakan III Pelaksanaan tindakan III Observasi dan tes Refleksi revisi N dan seterusnya Meneruskan tindakan terbaik. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka dilaksanakan observasi dan free test atau tes awal, Berdasarkan hasil tes awal ini akan ditentukan rencana dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I. Penjelasan: Penelitian tindakan dilaksanakan secara multi siklus, setiap siklus selalu diawali dengan refleksi yang merupakan perenungan terhadap pelaksanaan tindakan sebelumnya. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah nilai 30

rata-rata kelas 70 ke atas. Setelah refleksi awal, dilakukan rencana tindakan. Apabila rencana tindakan sudah tersusun dengan baik, barulah dilaksanakan tindakan I, dalam waktu bersamaan dilakukan observasi terhadap tindakan. Apabila tindakan I telah dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah evaluasi dan refleksi tindakan I. Apabila tindakan I belum mencapai target maka perlu dibuat rencana tindakan II dengan modifikasi tindakan tertentu, kemudian barulah dilaksanakan tindakan II. Tindakan II merupakan revisi tindakan I, revisi dilakukan pada perbaikan. Tindakan III merupakan revisi dari tindakan I dan II. Pada tindakan III ini sudah ditemukan cara pembelajaran memahami puisi yang efektif, sampai ditemukan target yang telah ditentukan sebelumnya. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun penjelasan dari siklus tersebut adalah sebagai berikut. 3.4.1 Refleksi Awal Refleksi awal dilakukan dengan observasi untuk mengamati siswa dan kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran memahami teknik parafrase dan melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa, hasil free tes ini dipakai titik tolak untuk menentukan kemajuan yang dicapai pada penelitian. 3.4.2 Siklus I 1. Rencana Pelaksanaan Tindakan I 31

Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain sebagai berikut. a. Peneliti bersama guru mata pelajaran mencermati materi pelajaran dalam kurikulum pada semester pelaksanaan penelitian yang dapat dipilih untuk melaksanakan penelitian; b. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sekolah bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam mengimplementasikan tindakan di kelas; c. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyiapkan media pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan I Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII- 1SMP Negeri 10 Denpasar adalah sebagai berikut. 32

Tabel 01. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus KEGIATAN AWAL No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) 01. Membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran siswa 02. Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang dilaksanakan Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir Mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) 03. Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI No. Guru (Peneliti) Siswa 04. Memberikan orientasi metode pelajaran beserta pembelajaran yang akan diterapkan 05. Mengarahkan siswa untuk siap menerima pembelajaran 06. Membagikan puisi yang sudah di parafrasa dengan benar untuk dipelajari. 07. Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajran KEGIATAN AKHIR Mendengarkan orientasi materi pelajaran yang diterapkan oleh guru (peneliti) Mempersiapkan buku yang berkaitan Menerima puisi dan mempelajari dengan seksama. Bertanya (bagi yang mengalami kesulitan atau kendala dalam memparafrasa puisi. No. Guru (Peneliti) Siswa 08. Bersama-sama menyimpulkan dan merefleksi hasil. Ikut menyimpulkakn dan merefleksi hasil serta pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. 09. Penutup pelajaran Memperhatikan guru (peneliti) dalam menutup pelajaran. 3.4.3 Observasi dan evaluasi Observasi dilaksanakan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Observasi dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa di dalam kelas. Adapun hal-hal yang diamati antara lain : 33

1. Perhatian terhadap penjelasan guru (peneliti); 2. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas; 3. Hubungan kerja sama antarpasangan; dan 4. Keberanian bertanya. 3.4.4 Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Peneliti bersama siswa melakukan refleksi hasil observasi dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I untuk menyusun rencana berikutnya. 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian. Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes. 3.5.1 Metode Tes Metode tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang dapat menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau potensi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa lain dengan suatu standar yang ditetapkan (Nurkencana dan Sunarta, 1986:25). Penerapan metode ini dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase untuk memahami puisi dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca puisi dengan waktu yang telah ditentukan kemudian memberikan tes. Bentuk tes adalah tes tertulis yang sesuai dengan indikator yang ditentukan, Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut. 34

Tabel 02. Kriteria Penilaian No. Aspek yang dinilai Skor (1) (2) (3) 01. Pemahaman terhadap puisi 1-20 02. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain 1-20 03. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi 1-20 04. Kesesuian paragraf terhadap kuplet puisi 1-20 05. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi 1-20 Dengan demikian didapat skor maksimal ideal yaitu menjumlahkan hasil yang diperoleh masing-masing aspek dalam memparafrase. Karena unsur yang dinilai dalam mempararafrase lima butir dan masing-masing diberi rentangan skor 1-20, maka dapat dicari skor maksimal ideal apabila siswa dapat memparafrase puisi dengan benar yaitu 20 + 20 + 20 +20 + 20 = 100. 3.5.2 Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis (Narbuko dan Achmadi. 2001: 70). Pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan langsung perilaku siswa dalam proses belajar-mengajar untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa pada siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. 3.6 Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar, maka peneliti menggunakan rumus norma absolute skala sebelas, sehingga peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Adapun prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut. 35

Mencari skor maksimal ideal (SMI) dari tes yang diberikan. Skor maksimal ideal adalah skor yang memungkinkan dicapai apabila semuanya dapat diselesaikan dengan benar. Skor maksimal ideal ini, dicari dengan jalan menghitung masing-masing item. Adapun rumus dari SMI tersebut adalah sebagai berikut: SMI= Jumlah Butir Soal x Bobot Masing-Masing Item Dengan demikian SMI=5 x 20=100 Berdasarkan skor maksimal ideal (SMI), maka dapat dihitung besar tiap-tiap proses penguasaan seperti di bawah ini. Penguasaan 95% = 95/l00 x l00 = 95 Penguasaan 85% = 85/100 x l00 = 85 Penguasaan 75% = 75/100 x l00 = 75 Penguasaan 65% = 65/100 x 100 = 65 Penguasaan 55% = 55/l00 x l00 = 55 Penguasaan 45% = 45/100 x l00 = 45 Penguasaan 35% = 35/l00 x l00 = 35 Penguasaan 25% = 25/l00 x l00 = 25 Penguasaan 15% = 15/100 x l00 = 15 Penguasaan 5 % = 5/100 x 100 = 5 Penguasaan 0% = 0/100 x 100 = 0 Berdasarkan penghitungan di atas, maka pedoman konversi dapat dilihat pada tabel berikut ini. 36

Tabel 03. Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas No Tingkat penguasaan Skor standar Predikat (1) (2) (3) (4) 01. 95-100 10 Istimewa 02. 85-94 9 Baik sekali 03. 75-84 8 Baik 04. 65-74 7 Lebih dari 05. 55-64 6 Cukup 06. 45-54 5 Hampir 07. 35-44 4 Kurang 08. 25-34 3 Kurang sekali 09. 15-24 2 Buruk 10. 5-24 1 Buruk sekali 11. 0-4 0 Gagal (Nurkencana, 1992:97) Berdasarkan tabel di atas, maka ditentukan skor standar dari masingmasing siswa, yaitu yang mendapat skor mentah 95-100 akan memperoleh skor standar 10, siswa yang mendapat skor mentah 85-94 akan memperoleh skor standar 9, siswa yang mendapat skor mentah 75-84 akan memperoleh skor standar 8, yang mendapat skor mentah 65-74 akan memperoleh skor standar 7. Demikian selanjutnya sampai siswa mendapat skor mentah 0-4 akan memperoleh skor standar 0. 3.7 Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis data yang dilakukan terus-menerus atau menggunakan angka-angka maksudnya adalah data yang diperoleh pada soal pelaksanaan siklus I diperoleh dan diteruskan pada pengolaan data hingga siklus 37

Ke-N. Untuk menentukan tindakan yang paling baik agar penggunaan teknik parafrase mampu meningkatkan kemampuan memahami puisi. Untuk memperoleh atau mencari nilai rata-rata digunakan rumus: Mean = N x Keterangan: Mean : Nilai rata-rata x : Jumlah skor N : Jumlah individu yang diteliti (Nurkancana, 1986 : 152). 38

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam bab ini disajikan hasil-hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian tindakan kelas ini telah disesuaikan dengan tahaptahap dan prosedur yang telah ditentukan dalam rencana tindakan. Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini, telah diperoleh data yang diperlukan untuk dievaluasi. Data yang diperoleh adalah berupa hasil observasi terhadap guru dan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dan data hasil tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 setiap akhir tindakan. 4.1.1 Refleksi Awal Pada tahap refleksi awal pelaksanaan dilakukan dengan cara memberi tugas kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tugas tersebut dibuat oleh peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia di kelas VIII-1. Dalam refleksi awal ini siswa diberi puisi untuk diparafrasekan dengan kata-kata sendiri. Siswa terlebih dulu diberikan materi mengenai parafrase dan memberikan gambaran sekilas tentang memparafrase puisi. 4.1.1.1 Hasil Observasi Awal Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Dari observasi inilah dapat diketahui baik tidaknya perilaku siswa. Adapun yang diamati adalah : (1) siswa kurang aktif mengikuti proses belajar mengajar dengan 39

tekun, (2) siswa kurang aktif mendengarkan penjelasan guru (peneliti), (3) siswa tidak ada bertanya, jika ada hal yang belum dimengerti, dan (4) siswa tidak berani berargumentasi. 4.1.1.2 Hasil Tes Awal Pada tes awal, peneliti memberikan contoh puisi bertema bebas yang belum diparafrase, tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tabel 04. Hasil Tes Awal Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 Dalam Memahami Puisi Melalui Teknik parafrase No. Nama Siswa Aspek Penilaian A B C D E skor mentah skor standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A Ngr. Mayun Paramadhyaksa 8 9 7 9 8 41 4 kurang 02. Arya Damar Kamajaya 7 9 8 8 9 41 4 kurang 03. Azizul Hermawan 15 10 8 8 15 56 6 04. Bagas Alif Rizkianto 9 8 8 7 9 41 4 kurang 05. Calvin Agustin 8 7 9 8 8 40 4 kurang 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra 9 12 8 8 10 47 5 Hampir 07. Gst.Ayu M. Febriary Adhyaksa 10 10 11 12 10 53 5 Hampir 08. I G A Made Dirga Pradnyana 7 10 15 10 9 51 5 Hampir 09. I Gst Ag. Ngr. Divya Baswara 6 8 9 8 9 40 4 kurang 10. I Kadek Asya Sahadewa 9 8 8 8 9 42 4 kurang 11. I Made Ferry Amanda Putra 8 9 10 7 8 42 4 kurang 12. I Made Prama Aditya 8 9 7 9 8 41 4 kurang 13. I Made Arya Kresna K P 10 8 10 11 8 47 5 Hampir 14. I Nyoman Adi Swarna 11 10 10 12 10 53 5 Hampir 40

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 15. I Pt. Maheswara Dharma Sanjaya 10 10 10 10 10 50 5 Hampir 16. I Pt. Pramayasa Anesa Putra 8 9 7 9 8 41 4 kurang 17. I Putu Riska Aribawa 10 8 10 11 8 47 5 Hampir 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari 9 12 8 8 10 47 5 Hampir 19. Ida Bagus Ananta Wijaya 10 10 10 10 10 50 5 Hampir 20. Kadek Adistya P. W. Putri 8 8 9 9 6 40 4 kurang 21. Kadek Agus Riski Sabrina 9 8 7 8 9 41 4 kurang 22. Kadek Dwi Giovanni 10 9 8 7 8 42 4 kurang 23. Kadek Shri Yogi Savitri 10 10 10 12 10 52 5 Hampir 24. Kadek Yulinda Dewi 10 10 10 8 15 53 5 Hampir 25. Komang Darmawan 8 9 8 8 7 40 4 kurang 26. Luh Pt. Divani Anggarani M. 6 8 7 9 8 38 4 kurang 27. Made Ayu Mas Anggarani 10 12 10 10 10 52 5 Hampir 28. Made Bhaga Prabhasa 7 10 15 14 18 64 6 29. Made Indira Pamita 6 8 9 8 9 40 4 kurang 30. Ni Luh Pt. Ayu Masa Adi Sawitri 9 8 7 8 9 41 4 kurang 31. NI Made Ayuning Dyah Gayatri 10 10 9 10 10 49 5 Hampir 32. Ni Nyoman Tri Jayanti 8 8 9 8 7 40 4 kurang 33. Ni Putu Megayani Puspita Dewi 6 8 9 8 9 40 4 kurang 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama 7 8 8 8 9 40 4 kurang 35. Ni Putu Srita Mariska Suandi 15 12 15 10 10 62 6 36. Ni Putu Widyaningsih 10 9 8 8 10 45 5 Hampir 37. Ni Pt. Wina P. Eprilina Yudita 7 8 9 8 8 40 4 kurang 38. Pande Gede Darma Wisnu 9 8 9 10 9 45 5 Hampir 39. Putu Ayu Safira Paramitha T 10 10 12 10 10 52 5 Hampir 41

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 40. Putu Adelia Chintya Devi 15 6 10 10 10 51 5 Hampir 41. Putu Ariestha Ayu Priscita Dewi 10 10 10 10 8 48 5 Hampir 42. Putu Ayu Pradnyanita 9 10 10 10 10 49 5 Hampir 43. Putu Dedi Ananta Putra Wijaya 8 10 10 9 8 45 5 Hampir 44. Putu Dellon Septiyasa Sujana 10 10 10 12 10 52 5 Hampir 45. Putu Deva Ananta Adistanaya 8 7 9 10 9 43 5 Hampir 46. Putu Maharani Puspita Ningrum 10 10 10 10 9 49 5 Hampir 47. Sang Ayu Putu Candra Pebriyani 10 10 10 10 10 50 5 Hampir 48. Yoga Wira Pranata 9 8 9 10 9 45 5 Hampir Jumlah 436 438 449 446 450 2218 223 Nilai Rata-rata 9 9.12 9.4 9.3 9.4 46.2 4.7 Kurang Keterangan : A. Pemahaman terhadap puisi. B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain. C. Ketepatan bahasa paragraf dengan bahasa puisi. D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi. E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi. 4.1.1.3 Analisis Data Hasil Tes Awal Berdasarkan tabel di atas hasil tes awal ini dimana nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal ini adalah 4,7 dari 48 orang siswa dengan rincian sebagai berikut: 42

1. Nilai 6 kategori sebanyak 3 orang, persentasenya adalah 3 48 x 100 = 6,25 % 2. Nilai 5 kategori hampir sebanyak 25 orang, persentasenya adalah 25 48 x 100 = 52,08 % 3. Nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang, persentasenya adalah 20 48 x 100 = 41,67%. Tabel 05. Analisis Tes Awal Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa 95 100 10 0 02. Baik sekali 85 94 9 0 03. Baik 75 84 8 0 04. Lebih dari 65 74 7 0 05. 06. 07. 08. Cukup Hampir Kurang Kurang sekali 55 64 45 54 35 44 25 34 6 5 4 3 3 25 20 0 18 125 80 6,25% 52,08% 41,67% 223 48 = 4.7 (kurang) 09. Buruk 15 24 2 0 10. Buruk sekali 5 14 1 0 11. Gagal 0 4 0 0 Jumlah 48 223 100% 43

Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Dari rincian di atas kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dapat dikelompokkan kurang. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase. 4.1.1.4 Hasil Refleksi Awal Berdasarkan tabel 05 di atas menunjukkan, bahwa kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dari 48 siswa mencapai nilai rata-rata 4,7 dengan rincian nilai 6 kategori sebanyak 3 orang, nilai 5 kategori hampir sebanyak 25 orang, nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dapat dikelompokkan dalam kategori kurang. 4.1.2 Deskripsi Siklus I 4.1.2.1 Observasi / Evaluasi 4.1.2.1.1 Hasil Observasi Selama proses belajar-mengajar berlangsung, peneliti mengadakan observasi kepada siswa. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi siswa dalam kelas, seperti: (a) masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan ribut dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan (b) siswa belum berani bertanya hal 44

yang belum mereka pahami, mereka kurang antusias mengikuti pembelajaran di kelas. 4.1.2.1.2 Hasil Tes Siklus I Tes diikuti oleh 48 siswa. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil, jika nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada tingkat penguasaan materi memparafrase puisi. Hasil tes pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Table 06. Tes Siklus I kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nama Siswa Aspek Penilaian A B C D E Skor mentah Skor Standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A Ngr.Mayun Paramadyaksa 15 10 16 9 9 59 6 02. Arya Damar Kamajaya 9 9 8 12 9 52 5 Hampir 03. Azizul Hermawan 10 8 15 10 10 53 5 Hampir 04. Bagas Alif Rizkianto 15 10 12 10 15 62 6 05. Calvin Agustin 11 10 10 12 10 53 5 Hampir 06. Dewa Gd.A.Artha Swikara P Jtra 8 10 15 15 10 58 6 07. Gst. Ayu.M Febriary Adhyaksa 20 10 20 12 10 72 7 Lebih dari 08. I G A Made Dirga Pradnyana 7 15 10 12 9 53 5 Hampir 09. I Gst A.Ngr Divya Baswara 20 10 15 8 15 68 7 Lebih dari 10. I Kadek Asya Sahadewa 15 16 9 7 10 57 6 11. I Made Ferry Amanda Putra 8 12 9 13 10 52 5 Hampir 12. I Made Prama Aditya 10 10 15 15 12 62 6 45

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 13. I Made Arya Kresna K P 10 15 10 9 15 59 6 14. I Nyoman Adi Swarna 10 8 9 12 10 49 5 Hampir 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya 10 15 12 12 10 62 6 16. I Pt. Pramayasa Anesa Putra 15 15 12 12 10 61 6 17. I Putu Riska Aribawa 10 9 15 15 20 69 7 Lebih dari 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari 10 10 11 10 12 53 5 Hampir 19. Ida Bagus Ananta Wijaya 15 15 10 11 10 61 6 20. Kadek Aditya P. W. Putri 9 9 8 12 9 52 5 Hampir 21. Kadek Agus Riski Sabrina 10 12 10 11 10 53 5 Hampir 22. Kadek Dwi Giovanni 10 14 15 10 10 59 6 23. Kadek Shri Yogi Safitri 15 10 15 10 12 65 6 24. Kadek Yulinda Dewi 10 9 15 15 20 69 7 Lebih dari 25. Komang Darmawan 5 15 7 9 16 52 5 Hampir 26. Luh Pt Divanni Anggarani M 10 9 15 10 10 53 5 Hampir 27. Made Ayu Mas Anggarani 9 15 8 10 10 52 5 Hampir 28. Made Bhaga Prabasa 16 12 15 16 15 59 6 29. Made Indira Paramita 15 12 10 15 17 69 7 Lebih dari 30. Ni Luh Pt.Ayu Mas Adi Sawitri 11 10 10 10 12 53 5 Hampir 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri 10 10 12 11 10 53 5 Hampir 32. Ni Nyoman Trijayanti 15 9 8 10 10 50 5 Hampir 33. Ni Pt. Megayani Puspita Dewi 12 15 15 10 17 69 7 Hampir 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama 10 10 10 15 12 57 6 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi 12 12 15 10 10 59 6 36. Ni Putu Widyaningsih 17 11 10 15 10 63 6 46

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita 15 7 10 10 10 52 5 Hampir 38. Pande Gede Darma Wisnu 7 10 15 14 18 64 6 39. Pt Ayu Safira Paramitha T 11 12 12 10 10 55 6 40. Putu Adelia Chintya Devi 15 10 10 12 11 58 6 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi 10 10 10 15 13 58 6 42. Putu Ayu Pradnyanita 17 10 15 12 10 64 6 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya 11 12 10 10 10 53 5 Hampir 44. Putu Dellon septiyasa Sujana 15 12 10 15 16 68 7 Lebih dari 45. Putu Deva Ananta Adistanaya 16 16 12 15 15 74 7 Lebih dari 46. Putu Maharani puspita Ningrum 9 8 15 10 10 52 5 Hampir 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani 15 15 12 12 10 64 6 48. Yoga Wira Pranata 15 10 16 9 9 59 6 Jumlah 580 586 575 331 558 2823 278 Rata-rata 12 12.2 11.6 6.9 11.6 58.8 5.79 kurang Keterangan : A. Pemahaman terhadap puisi. B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain. C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi. D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi. E. ketepatan makna parafrase dengan makna puisi. 4.1.2.2 Analisis Data Hasil Siklus I Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata pada siklus 1 yang dicapai siswa 5.79 dari 48 siswa dengan rincian sebagai berikut: 47

1. Nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 8 0rang siswa, persentasenya adalah 8 48 x 100 = 16,67 % 2. Nilai 6 kategori sebanyak 22 orang, persentasenya adalah 22 48 x 100 = 45,8 3% 3. Nilai 5 kategori hampir sebanyak 18 orang, persentsenya adalah 18 48 x100 = 37,5 %. Tabel 07. Analisis Siklus 1 Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa 95-100 10 0 02. Baik sekali 85-94 9 0 03. Baik 75-84 8 0 04. 05. 06. 07. Lebih dari Cukup Hampir Kurang 65-74 55-64 45-54 35-44 7 6 5 4 8 22 18 0 56 132 40 16,67% 45,83% 37,5% 228 48 = 4,75 (kurang) 08. Kurang sekali 25-34 3 0 09. Buruk 15-24 2 0 10. Buruk sekali 5-14 1 0 11. Gagal 0-4 0 0 Jumlah 48 228 100% 48

Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 4,75 dari 48 orang siswa dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 8 orang, nilai 6 kategori sebanyak 22 orang, nilai 5 kategori hampir sebanyak 18 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus I dapat dikelompokkan dalam kategori hampir. 4.1.2.3 Refleksi siklus I Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, baik berdasarkan hasil tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase maupun observasi, maka perlu dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini merupakan kesimpulan dari pembelajaran siklus I, yang nantinya berguna sebagai tolak ukur pada siklus II. Dengan melakukan pembenahan tindakan berdasarkan hasil refleksi, didapatkan beberapa temuan yang perlu pembenahan. Pada siklus I masih terdapat kekurangan yang belum terselesaikan/terpecahkan sehingga belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 7,0. Temuan pertama, peneliti menemukan banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami kata-kata dalam puisi, sehingga siswa merasa kesulitan mengerjakan tugasnya. Temuan kedua, peneliti menemukan adanya beberapa siswa yang kurang serius mendengarkan penjelasan guru, ada beberapa siswa yang masih bercanda sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lain. 49

Temuan ketiga, dalam menyimpulkan materi siswa tidak terlibat dan belum mendapatkan bimbingan secara maksimal sehingga banyak siswa yang bergantung sama siswa yang pandai. Berdasarkan hal yang diperoleh pada siklus I masih kurang, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II adalah dengan mengadakan (1) revisi pada penyajian materi pembelajaran, dan (2) pengalokasian waktu. 4.1.3 Deskripsi Siklus II 4.1.3.1 Perencanaan penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,11 Juni 2014. Tahap pertama yaitu tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti merencanakan langkah-langkah yang diambil, seperti : 1. Mempersiapkan materi tentang bagaimana menemukan makna yang terkandung dalam puisi sehingga parafrasenya tepat; 2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran; 3. Mengadakan revisi pada penyajian materi pembelajaran khususnya memahami puisi melalui teknik parafrase; 4. Menambahkan alokasi waktu, sehingga siswa mendapat bimbingan secara maksimal tentang pemahaman puisi; 5. Mengarahkan siswa agar lebih berkonsentrasi dalam memahami kata-kata puisi; 6. Mengarahkan dan membimbing siswa agar lebih memperhatikan guru/peneliti di dalam menjelaskan pelajaran; 50

7. Peneliti akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase dan mengadakan evaluasi secara lisan tentang memparafrase; 8. Menyiapkan lembar tes yang akan digunakan oleh siswa dalam memparafrase puisi; dan 9. Menyiapkan instrumen penelitian. 4.1.3.2 Pelaksanaan Penelitian Tabel 08. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) Kegiatan Awal 01. Peneliti/guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengabsensi siswa. 02. Memberikan apersepsi puisi untuk menarik perhatian siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan. Membalas salam dan mengkonfirmasi kehadiran, lalu memberitahukan teman yang tidak hadir. Mendengarkan dengan baik apersepsi yang di sampaikan. 03. Menginformasikan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan Inti Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran. No. Guru Peneliti Siswa 01. Eksplorasi : Menjelaskan orientasi materi pembelajaran yang akan diterapkan. Mendengarkan dan perhatikan penjelasan guru. 51

02. Menjelaskan cara menemukan makna yang terkandung dalam puisi sehingga parafrasenya tepat dan menyusun katakata dalam kalimat parafrase. Mendengarkan dan memperhatikan sambil mencatat penjelasan dari guru, siswa bertanya apabila ada yang belum jelas. 03. Elaborasi : Memberikan tugas kepada siswa yaitu puisi yang berjudul "Aku" karya Charily Anwar untuk di parafrase. 04. Menyuruh siswa membacakan hasil parafrase. Siswa memparafrase puisi yang dibagikan. Siswa membacakan hasil parafrase. 05. Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, masalah atau kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran. 06. Konfirmasi: Memberikan solusi kepada siswa untuk masalah atau kesulitan yang masih ditemukan. Bertanya (bagi siswa yang mengalami masalah dalam memparafrase puisi). Siswa mendengarkan penjelasan guru terhadap masalah atau kesulitan yang masih ditemukan. 07. Guru memberikan penekanan terhadap materi yang diberikan. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru/peneliti. Kegiatan Akhir 08. Menyimpulkan materi yang diajarkan, mengenai memahami puisi. Bersama guru ikut menyimpulkan materi yang telah diberikan. 09. Memberikan salam penutup. Membalas mengucap salam. 4.1.3.3 Observasi / Evaluasi 1.4.3.3.1 Hasil Observasi Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti mengadakan observasi kepada siswa. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi siswa dalam kelas seperti: (a) siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan antusias meskipun ada aspek pembelajaran puisi yang sulit dipahami, (b) beberapa siswa 52

hanya sebagai pendengar, dan (c) ada beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya. 4.1.3.3.2 Hasil Tes Siklus II Tes yang diikuti oleh 48 siswa, kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada saat memparafrase puisi. Tabel 09. Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. No. Nama Siswa AspekPenilaian A B C D E Skor Mentah Skor Standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A.Ngr. Mayun paramadhyaksa 12 12 15 15 15 69 7 Lebih dari 02. Arya Damar Kamajaya 20 15 20 20 13 78 8 Baik 03. Azizul Hermawan 11 15 15 10 10 61 6 Cukup 04. Bagas Alif Rizkianto 20 15 11 15 20 81 8 Baik 05. Calvin Agustin 10 15 8 15 10 58 6 Cukup 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra 15 10 15 13 15 68 7 Lebih dari 07. Gst. Ayu Mirah Febriary Adhyaksa 15 15 25 15 11 71 7 Lebih dari 08. I G A Made Dirga Pradnyana 20 15 7 20 10 72 7 Lebih dari 09. I Gst. Ag. Ngurah Divya Baswara 11 13 10 15 15 59 6 Cukup 10. I Kadek Asya Sahadewa 10 10 15 15 12 62 6 Cukup 11. I Made Ferry Amanda Putra 8 10 15 15 10 58 6 Cukup 12. I Made Prama Aditya 12 15 12 15 15 69 7 Lebih dari 13. I Made Arya Kresna K P 13 10 11 15 15 61 6 Cukup 14. I Nyoman Adi Swarna 20 15 20 20 13 78 8 Baik 53

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya 10 20 15 15 10 70 7 Lebih dari 16. I Putu Pramayasa Anesa Putra 14 15 15 20 15 69 7 Lebih dari 17. I Putu Riska Aribawa 9 15 10 15 8 57 6 Cukup 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari 20 15 11 15 11 72 7 Lebih dari 19. Ida Bagus Ananta Wijaya 15 20 11 11 15 72 7 Lebih dari 20. Kadek Adistya P.W Putri 10 15 10 8 15 58 6 Cukup 21. Kadek Agus Riski Sabrina 10 9 15 20 15 69 7 Lebih dari 22. Kadek Dwi Giovanni 20 15 11 15 20 81 8 Baik 23. Kadek Shri Yogi Safitri 20 20 15 8 15 78 8 Baik 24. Kadek Yulinda Dewi 15 20 20 15 9 79 8 Baik 25. Komang Darmawan 5 20 10 15 10 70 7 Lebih dari 26. Luh Pt. Divanni Anggarani M 10 9 15 10 15 59 6 Cukup 27. Made Ayu Mas Anggarani 15 15 10 20 8 68 7 Lebih dari 28. Made Bhaga Prabasa 9 15 10 15 10 59 6 Cukup 29. Made Indira Paramita 20 10 15 12 11 68 7 Lebih dari 30. Ni Luh Pt Ayu Mas Adi Sawitri 12 10 15 15 20 72 7 Lebih dari 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri 20 20 10 15 15 80 8 Baik 32. Ni Nyoman Trijayanti 9 15 15 10 10 59 6 Cukup 33. Ni Pt Megayani Puspita Dewi 15 15 20 10 20 80 8 Baik 34. Ni Puspita Indah Pratama 10 15 11 15 10 61 6 Cukup 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi 25 15 15 15 11 81 8 Baik 36. Ni Putu Widyaningsih 15 10 15 15 13 68 7 Lebih dari 37. Ni Pt.Wina P. Eprilina Yudita 7 15 20 10 20 62 6 Cukup 38. Pande Gede Darma Wisnu 12 10 15 15 20 72 7 Lebih dari 39. Putu Ayu Safira Paramitha T 20 10 15 12 11 67 7 Lebih dari 54

40. Putu Adelia Chintya Devi 9 15 10 15 10 59 6 Cukup 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi 15 15 10 20 8 68 7 Lebih dari 42. Putu Ayu Pradnyanita 9 10 15 10 15 59 6 Cukup 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya 20 10 5 15 10 60 6 Cukup 44. Putu Dellon Septiasa Sujana 15 20 20 15 8 78 8 Baik 45. Putu Deva Ananta Adistanaya 11 15 20 15 20 81 8 Baik 46. Putu Maharani Puspita Ningrum 10 9 15 20 15 69 7 Lebih dari 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani 20 15 11 15 11 62 6 Cukup 48. Yoga Wira Pranata 12 15 12 15 15 67 7 Lebih dari Jumlah 655 667 661 704 623 3279 330 Nilai Rata-rata 13.6 13.9 13.7 14.6 12.9 68.3 6.87 Cukup Keterangan: A. Pemahaman terhadap puisi B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi. 4.1.3.4 Analisis Data Hasil Siklus II Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 6,87 dari 48 orang siswa dengan rincian sebagai berikut: 1. Nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang, persentasenya adalah 11 48 x 100 = 22,9 % 55

2. Nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 20 orang, persentasenya adalah 20 48 x 100 = 41,6% 3. Nilai 6 kategori sebanyak 17 orang, persentasenya adalah 17 48 x 100 = 35,5 % Berdasarkan rata-rata pada tes siklus II tersebut secara klasikal kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I, tapi jika dilihat dari individu siswa masih kurang, karena belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 7,0. Analisis data hasil tes siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Analisis siklus II memahami puisi melalui teknik parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa 95-100 10 0 02. Baik sekali 85-94 9 0 03. 04. 05. 06. Baik Lebih dari Cukup Hampir 75-84 65-74 55-64 45-54 8 7 6 5 11 20 17 0 88 140 102 22,9% 41,6% 35,5% 330 48 = 6,87 (Cukup) 07. Kurang 35-44 4 0 08. Kurang sekali 25-34 3 0 09. Buruk 15-24 2 0 10. Buruk sekali 5-14 1 0 11. Gagal 0-4 0 0 56

Jumlah 48 330 100% Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Berdasarkan rumus yang digunakan maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 6,87 dari 48 siswa dengan rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang, nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 20 orang, nilai 6 kategori sebanyak 17 orang. Oleh karena itu, siswa kelas VIII-1 yang berjumlah 48 orang, kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pasa siklus II dapat dikelompokkan dalam kategori. 4.1.3.5 Refleksi Siklus II Dari tabel hasil obsservasi di atas, tes yang diperoleh dari siklus II dapat diketahui, bahwa melalui teknik parafrase pendekatan pembelajaran kemampuan memahami puisi dapat ditingkatkan meskipun belum memenuhi target. Tentunya hal ini bisa tercapai apa bila guru memperhatikan cara penyajian materi dalam teknik parafrase. Peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus II masih ada beberapa masalah yang ditemukan peneliti pada saat proses pembelajaran siklus II, yaitu masih ada beberapa siswa melakukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca, sehingga apabila dilihat secara individu masih ada siswa yang mendapat nilai kurang. Jadi perlu dijadikan revisi untuk perbaikan siklus selanjutnya. 57

4.1.4 Deskripsi Siklus III 4.1.4.1 Perencanaan penelitian Mengingat hasil tindakan siklus II belum sesuai dengan harapan peneliti, maka perlu diadakan tindakan siklus III. Pada siklus ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih sempurna. Siklus III dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Juni 20l4. Adapun perencanaan untuk siklus III adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan materi tentang pemakaian tanda baca yang membedakan antara baris yang satu dengan yang lainnya dalam bait puisi; 2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran; 3. Mengadakan revisi pembelajaran untuk perbaikan dan penekanan materi pembelajaran; 4. Peneliti akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase dan mengadakan evaluasi secara lisan tentang parafrase puisi; 5. Menyiapkan lembar tes yaitu puisi yang digunakan oleh siswa untuk memparafrase; dan 6. Menyiapkan instrumen yang berupa tes memahami puisi melalui teknik parafrase. 4.1.4.2 Pelaksanaan Penelitian siklus II yaitu: Dalam pelaksanaan pada siklus III ini hampir sama dengan tindakan pada 58

Tabel 11. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III. No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) Kegiatan Awal 01. Peneliti/guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan mengabsensi siswa. Membalas salam dan mengkonfirmasi kehadiran, lalu memberitahukan teman yang tidak hadir. 02. Memberikan apersepsi puisi untuk menarik perhatian siswa tentang materi pembelajaran yang akan diberikan. 03. Menginformasikan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Mendengarkan dengan baik apersepsi yang di sampaikan. Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti No. Guru (Peneliti) Siswa 01. Eksplorasi : Menjelaskan orientasi materi pembelajaran yang akan diterapkan. 02. Memberikan waktu yang lebih kepada siswa untuk fokus pada pembelajaran memahami puisi. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Mempersiapkan buku yang berkaitan dengan pembelajaran. 03. Menjelaskan tentang pemakaian tanda baca yang membedakan antara baris yang satu dengan yang lainnya dalam bait puisi. Mendengarkan dan memperhatikan sambil mencatat penjelasan dari guru. 04. Elaborasi: Memberikan tugas kepada siswa yaitu puisi berjudul "Aku" karya Chiral Anwar untuk parafrase. 05. Menyuruh siswa membacakan hasil parafrase di tempat duduk masingmasing secara individu. Siswa memparafrase puisi yang dibagikan. Siswa membaca tugas hasil puisi yang diparafrase. 59

06. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar pembelajaran memahami puisi. Bertanya (bagi siswa yang ingin bertanya). 07. Konfirmasi: Memberikan solusi pada siswa untuk pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase. Siswa mendengarkan penjelasan guru/peneliti. 08. Guru memberikan penekanan terhadap materi yang diberikan. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru/peneliti. Kegitan Akhir 09. Menyimpulkan materi yang diajarkan, mengenai memahami puisi. 10. Guru/peneliti mengucapkan terima kasih pada siswa karena telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Bersama guru ikut menyimpulkan materi yang telah diberikan. Siswa ikut mengucapkan terima kasih. 11. Memberikan salam penutup. Membalas mengucap salam. 4.1.4.3 Observasi / Evaluasi 4.1.4.3.1 Hasil Observasi Pada tahap ini, kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan siswa yaitu, (a) pada siklus III ini siswa sangat tertib dan selalu bertanya sesuai dengan pembelajaran, (b) Siswa dengan tertib mempersiapkan buku berkaitan dengan pembelajaran, dan (c) Suasana kelas tenang dan siswa tertib dalam menerima pembelajaran. Selanjutnya siswa melakukan perbaikan pada tugas berdasarkan pengetahuan dan penjelasan peneliti. Peneliti juga memberikan penjelasan dan penambahan materi yang disesuaikan dengan pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase. 60

4.1.4.3.2 Hasil Tes Tabel 12. Hasil Tes Siklus III Peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nama Siswa Aspek Penilaian A B C D E Skor Mentah Skor Standar Predikat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 01. A.A.Ngr. Mayun paramadhyaksa 20 20 20 10 13 83 8 Baik 02. Arya Damar Kamajaya 20 17 20 20 12 89 9 Baik sekali 03. Azizul Hermawan 20 13 18 16 15 82 8 Baik 04. Bagas Alif Rizkianto 20 20 20 10 13 83 8 Baik 05. Calvin Agustin 10 20 10 15 12 72 7 Lebih dari 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra 20 14 15 15 15 79 8 Baik 07. Gst. Ayu Mirah Febriary Adhyaksa 15 15 20 20 11 81 8 Baik 08. I G A Made Dirga Pradnyana 12 10 20 20 20 82 8 Baik 09. I Gst. Ag. Ngurah Divya Baswara 10 10 20 12 15 72 7 Lebih dari 10. I Kadek Asya Sahadewa 10 11 20 10 20 71 7 Lebih dari 11. I Made Ferry Amanda Putra 20 15 15 9 20 79 8 Baik 12. I Made Prama Aditya 15 12 11 20 20 78 8 Baik 13. I Made Arya Kresna K P 10 20 11 20 10 71 7 Lebih dari 14. I Nyoman Adi Swarna 20 20 15 20 16 91 9 Baik sekali 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya 15 20 15 15 13 78 8 Baik 16. I Putu Pramayasa Anesa Putra 10 20 12 20 20 82 8 Baik 17. I Putu Riska Aribawa 15 20 15 13 15 78 8 Baik 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari 15 20 15 13 15 78 8 Baik 19. Ida Bagus Ananta Wijaya 20 17 20 20 12 79 8 Baik 20. Kadek Adistya P.W Putri 20 15 20 13 15 83 8 Baik 21. Kadek Agus Riski Sabrina 13 15 15 20 15 78 8 Baik 22 Kadek Dwi Giovanni 20 20 20 12 20 92 9 Baik sekali 61

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 23. Kadek Shri Yogi Safitri 15 20 15 16 15 81 8 Baik 24. Kadek Yulinda Dewi 20 15 20 15 13 83 8 Baik 25. Komang Darmawan 20 20 15 13 15 83 8 Baik 26. Luh Pt. Divanni Anggarani M 20 15 20 15 13 83 8 Baik 27. Made Ayu Mas Anggarani 20 17 20 12 20 79 8 Baik 28. Made Bhaga Prabasa 13 15 20 15 15 78 8 Baik 29. Made Indira Paramita 10 20 11 20 10 71 7 Lebih dari 30. Ni Luh Pt Ayu Mas Adi Sawitri 20 15 20 15 13 83 8 Baik 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri 20 20 10 13 20 83 8 Baik 32. Ni Nyoman Trijayanti 20 17 20 20 15 92 9 Baik sekali 33. Ni Pt. Megayani Puspita Dewi 20 13 18 16 15 82 8 Baik 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama 20 20 20 10 13 83 8 Baik 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi 20 20 20 20 10 90 9 Baik sekali 36. Ni Putu Widyaningsih 15 20 10 12 15 72 7 Lebih dari 37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita 15 15 15 15 20 80 8 Baik 38. Pande Gede Darma Wisnu 15 20 15 15 13 78 8 Baik 39. Pt Ayu Safira Paramitha T 10 20 12 20 20 82 8 Baik 40. Putu Adelia Chintya Devi 20 20 15 20 16 91 9 Baik sekali 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi 13 15 15 20 15 78 8 Baik 42. Putu Ayu Pradnyanita 20 16 15 20 10 81 8 Baik 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya 16 16 10 20 15 77 8 Baik 44. Putu Dellon septiyasa Sujana 10 10 15 20 20 75 8 Baik 45. Putu Deva Ananta Adistanaya 20 15 20 20 15 90 9 Baik sekali 46. Putu Maharani puspita Ningrum 16 11 16 10 20 73 7 Lebih dari 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani 20 15 20 13 15 83 8 Baik 48. Yoga Wira Pranata 15 20 15 16 15 81 8 Baik Jumlah 793 804 789 764 733 3873 384 Nilai Rata-rata 16. 5 16. 7 16. 4 15. 9 15. 2 80.7 8 Baik 62

Keterangan: A. Pemahaman terhadap puisi B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi. E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi. 4.1.4.4 Analisis Data Hasil Siklus III Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 8 dengan kategori baik dari 48 orang siswa, dengan rincian nilai sebagai berikut: 1. Nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang, persentasenya adalah 7 48 x 100 = 14,6% 2. Nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang, persentasenya adalah 34 48 x 100 = 70,8% 3. Nilai 7 kategori sebanyak 7 orang, persentasenya adalah 7 48 x 100 = 14,6%. 63

Tabel 13. Analisis Siklus III memahami puisi melalui teknik parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Kategori Rentangan skor X F FX Persen (%) Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa 95-100 10 0 02. 03. 04. Baik sekali Baik Lebih dari 85-94 75-84 65-74 9 8 7 7 34 7 63 272 49 14,6% 70,8% 14,6% 384 48 = 8 (baik) 05. Cukup 55-64 6 0 06. Hampir 45-54 5 0 07. Kurang 35-44 4 0 08. Kurang sekali 25-34 3 0 09. Buruk 15-24 2 0 10. Buruk sekali 5-14 1 0 11. Gagal 0-4 0 0 Jumlah 48 384 100% Keterangan: X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai Berdasarkan rumus untuk menghitung nilai, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 8 dari 48 siswa dengan rincian nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang, nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang, nilai 7 kategori lebih dari 64

sebanyak 7 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus III dapat dikelompokkan dalam kategori baik sekali. 4.1.4.5 Refleksi Siklus III Peningkatan yang diperoleh siswa dapat dilihat dari hasil perbaikan yang dilakukan peneliti, selama memberikan bimbingan disesuaikan dengan jam pelajaran bahasa Indonesia oleh peneliti kepada siswa. Dilihat dari tes siklus III dari tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mengalami peningkatan yang baik dan juga yang dilihat secara individu banyak siswa yang memperoleh nilai baik serta pemahaman siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase terjadi perubahan dengan mengalami peningkatan. Secara umum tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada tindakan siklus III ini dapat dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan nilai serta menunjukan peningkatan seperti: 1. Semua siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tekun. 2. Seluruh siswa mendengarkan penjelasan peneliti dengan seksama. 3. Seluruh siswa terlibat dalam pembelajaran. 4. Keaktifan siswa menyalurkan pendapat berupa komentar, saran atau pertanyaan 5. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran memahami puisi sangat baik. Berdasarkan hasil yang dicapai, maka peneliti merasa tidak perlu melanjutkan tindakan selanjutnya, karena kemampuan siswa kelas VIII-1 dalam memahami puisi melalui teknik parafrase dikatakan mengalami peringkatan sesuai dengan yang diharapkan dan sesudah memenuhi SKBM yaitu 7,0. 65

4.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, II, dan III Tabel I4. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Memahami puisi melalui teknik parafrasa pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Nama Siswa Nilai TA S1 S2 S3 Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. A.A.Ngr. Mayun paramadhyaksa 4 6 7 8 Tuntas 02. Arya Damar Kamajaya 4 5 8 9 Tuntas 03. Azizul Hermawan 6 5 6 8 Tuntas 04. Bagas Alif Rizkianto 4 6 8 8 Tuntas 05. Calvin Agustin 4 5 6 7 Tuntas 06. Dewa Gd.A. Artha Swikara P Jtra 5 6 7 8 Tuntas 07. Gst. Ayu Mirah Febriary Adhyaksa 5 7 7 8 Tuntas 08. I G A Made Dirga Pradnyana 5 5 7 8 Tuntas 09. I Gst. Ag. Ngurah Divya Baswara 4 7 6 7 Tuntas 10. I Kadek Asya Sahadewa 4 6 6 7 Tuntas 11. I Made Ferry Amanda Putra 4 5 6 8 Tuntas 12. I Made Prama Aditya 4 6 7 8 Tuntas 13. I Made Arya Kresna K P 5 6 6 7 Tuntas 14. I Nyoman Adi Swarna 5 5 8 9 Tuntas 15. I Pt.Maheswara Dharma Sanjaya 5 6 7 8 Tuntas 16. I Putu Pramayasa Anesa Putra 4 6 7 8 Tuntas 17. I Putu Riska Aribawa 5 7 6 8 Tuntas 18. Ida Ayu Viony Adnia Sari 5 5 7 8 Tuntas 19. Ida Bagus Ananta Wijaya 5 6 7 8 Tuntas 20. Kadek Adistya P.W Putri 4 5 6 8 Tuntas 21. Kadek Agus Riski Sabrina 4 5 7 8 Tuntas 22. Kadek Dwi Giovanni 4 6 8 9 Tuntas 23. Kadek Shri Yogi Safitri 5 6 8 8 Tuntas 24. Kadek Yulinda Dewi 5 7 8 8 Tuntas 66

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 25. Komang Darmawan 4 5 7 8 Tuntas 26. Luh Pt. Divanni Anggarani M 4 5 6 8 Tuntas 27. Made Ayu Mas Anggarani 5 5 7 8 Tuntas 28. Made Bhaga Prabasa 6 6 6 8 Tuntas 29. Made Indira Paramita 4 7 7 7 Tuntas 30. Ni Luh Pt Ayu Mas Adi Sawitri 4 5 7 8 Tuntas 31. Ni Made Ayuning Diah Gayatri 5 5 8 8 Tuntas 32. Ni Nyoman Trijayanti 4 5 6 9 Tuntas 33. Ni Pt. Megayani Puspita Dewi 4 7 8 8 Tuntas 34. Ni Pt Puspita Indah Pratama 4 6 6 8 Tuntas 35. Ni Pt. Srita Mariska Suandi 6 6 8 9 Tuntas 36. Ni Putu Widyaningsih 5 6 7 7 Tuntas 37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita 4 5 6 8 Tuntas 38. Pande Gede Darma Wisnu 5 6 7 8 Tuntas 39. Pt Ayu Safira Paramitha T 5 6 7 8 Tuntas 40. Putu Adelia Chintya Devi 5 6 6 9 Tuntas 41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi 5 6 7 8 Tuntas 42. Putu Ayu Pradnyanita 5 6 6 8 Tuntas 43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya 5 5 6 8 Tuntas 44. Putu Dellon septiyasa Sujana 5 7 8 8 Tuntas 45. Putu Deva Ananta Adistanaya 5 7 8 9 Tuntas 46. Putu Maharani puspita Ningrum 5 5 7 7 Tuntas 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani 5 6 6 8 Tuntas 48. Yoga Wira Pranata 5 6 7 8 Tuntas Jumlah 223 278 330 384 Nilai Rata-rata 4.7 5.79 6.87 8 Tuntas 67

Grafik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 4,7% 5,79% 6,87% Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III 8% Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dijelaskan hasil pelaksanaan siklus awal, I, II, dan III menunjukkan ada peningkatan, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 Mengalami peningkatan. 4.3 Pembahasan Hasil penelitian dapat ditemukan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan hasil evaluasi tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa. Ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa setiap siklus, yang mana siklus III lebih baik dengan rata-rata 8 dari pada siklus II dengan rata-rata 6,87 dan siklus I dengan rata-rata 5,79 sedangkan tes awal dengan rata-rata 4,7. Pada penilaian hasil tes awal didapatkan hasil sebagai berikut: 68

1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 3 orang siswa, dengan persentase 6,25 % 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 25 orang siswa, dengan persentase 52,08 % dan 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 20 orang siswa, dengan persentase 41,67 %. Melihat dari hasil tes awal dari 48 orang siswa mendapat nilai rata-rata 4,7 sedangkan SKBM yang sudah ditentukan yaitu 7,0 sehingga kemampuan siswa memahami puisi dikategorikan kurang. Hasil pada tes awal tersebut kemudian dijadikan bahan acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus I. Adapun hasil dari kegiatan/ evaluasi siklus I dengan rata-rata kelas VIII-1 meningkat dibandingkan dengan hasil tes awal yaitu 5,79 dengan rincin sebagai berikut. 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 8 orang siswa, dengan persentase 16,67 %. 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 22 orang siswa, dengan persentase 45,83%; dan 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 18 orang siswa, dengan persentase 37,5 %. Upaya perbaikan selalu dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil sesuai target yang diharapkan. Kegiatan penilai siklus II dengan hasil rata-rata siswa dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase adalah 6,87 Hasil ini mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut. 69

1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 11 orang siswa, dengan persentase 22,9%; 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 20 orang siswa, dengan persentase 41,6%; dan 3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 17 orang siswa, dengan persentase 35,5%. Berdasarkan hasil penilaian dari siklus II ternyata belum memenuhi SKBM yaitu 7,0. Upaya meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar terus dilakukan. Perbaikan-perbaikan tindakan dan sistem dalam pembelajaran menjadi prioritas utama peneliti. Hal-hal yang menjadi sumber penghambat dalam kegiatan belajar mengajar seminimal mungkin tidak terjadi di siklus III. Upaya tersebut menghasilkan nilai rata-rata siswa kelas VIII-1 dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase mengalami peningkatan sebesar 8 dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Adanya kenaikan dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai dari tes awal sampai siklus III. Ini dibuktikan beberapa siswa mendapat nilai 9 dan 8 pada siklus III. Nilai siswa pada siklus III dengan rincian sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 9 sebanyak 7 orang siswa, dengan persentase 14,6%; 2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 34 orang siswa, dengan persentase 70,8%; dan 70

3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 7 orang siswa, dengan persentase 14,6%. Dengan hasil ini penelitian yang berjudul peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 berakhir pada siklus III, karena telah mencapai SKBM 7,0 yaitu nilai yang diperoleh adalah 8 dengan kategori lebih dari. Adapun temuan-temuan yang dianggap menonjol pada kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase, yaitu sebagai berikut. 1. Memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa. Dalam situasi belajar seperti ini siswa menemukan cara memparafrase puisi yang baik dan benar, itulah yang menjadi ampuhnya menggunakan teknik memparafrase dalam memahami puisi. 2. Memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap keaktifan dan keantusiasian siswa untuk mengikuti pembelajaran memahami puisi, hal ini terjadi karena memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memberikan variasi baru dalam proses belajar mengajar sekaligus mengatasi situasi yang menonton. 3. Semua siswa mengatakan senang dan tertarik mengikuti pelajaran model ini. Hal ini terjadi karena : (1) mereka mendapat situasi baru, (2) mereka dapat belajar dengan tenang dan santai, (3) mereka mempunyai kesempatan lebih banyak untuk memahami pelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase. 71

Terjadinya temuan-temuan di atas dilatar belakangi oleh usia siswa SMP kelas VIII-1 yang berkisar 13-15 tahun, dimana seusia mereka masih senangsenangnya bermain dengan mengenal hal baru. Sementara itu memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memenuhi hasrat mereka dalam belajar dan memberikan situasi baru yang tidak membuat mereka bosan. Hal ini seperti tentu dapat memotivasi mereka untuk bersemangat menerima pelajaran. Kesenangan itu akan dirasakan apabila siswa mampu memahami puisi denagan baik, sehingga mereka merasa tertarik mengikuti pelajaran memahami puisi. 72

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: 1) Teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dari hasil masing-masing siklus adalah sebagai berikut: a. Pada hasil tes awal nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal adalah 4,7 dari 48 siswa dengan rincian nilai 6 kategori sebanyak 3 orang (6,25%), nilai 5 kategori hampir sebanyak 25 orang (52,08%), nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang (41,67%). Berdasarkan rata-rata tersebut secara klasikal kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dikatakan kurang. b. Pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai siswa 5,79 dari 48 siswa dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 8 orang(16,67%), nilai 6 kategori sebanyak 22 orang (45,83%), nilai 5 kategori hampir sebanyak 18 orang (37,5%). Berdasarkan hal yang diperoleh dari siklus I sudah mengalami peningkatan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. c. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 6,87 dari 48 siswa dengan rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang (22,9%), nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 20 orang (41,6%), nilai 6 kategori sebanyak 17 orang (35,5%). Berdasarkan rata-rata pada tes siklus II 73

tersebut secara klasikal kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I tapi jika dilihat dari individu siswa juga masih kurang, karena belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 70. d. Pada siklus III nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 8 dengan kategori baik dari 48 siswa, dengan rincian nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang (14,6%), nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang (70,8%), nilai 7 kategori lebih dari sebanyak 7 orang (14,6%). Dilihat dari tes siklus III dari tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mengalami peningkatan. Peningkatan yang dicapai siswa dari tes pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut. Peningkatan nilai rata-rata pada prasiklus 4,9 dengan kategori kurang, pada siklus I menjadi 5,79 dengan kategori hampir, pada siklus II menjadi 6,87 dengan kategori dan pada tes akhir siklus III meningkat menjadi 8 dengan kategori baik. 2) Langkah-langkah memahami puisi melaui teknik parafrase a. Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti baris tersebut, b. Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau parafrase. c. Menafsirkan makna kata d. Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata. 74

5.2 Saran Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase dapat ditingkatkan. Walaupun demikian perlu diberikan saran sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan belajar mengajar tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase, perlu ditanamkan konsep dalam memecahkan masalah atau mengerjakan tugasnya. 2. Faktor guru berperanan penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, hendaknya guru senantiasa meningkatkan diri, baik dalam pemilihan metode pengajaran maupun ketrampilan mengajar. 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakam salah satu teknik penelitian yang dapat memperoleh data secara akurat, karena orang yang meneliti dapat mengetahui langsung permasalahan yang dihadapi serta bagaimana pemecahannya, untuk itu PTK sangat sesuai untuk penelitian pembelajaran di sekolah. 4. Dalam melaksanakan penelitian seorang peneliti harus pintar dalam memilih dan menyiapkan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dan disesuaikan denagan karakteristik dan kebutuhan siswa. 5. Siswa harus lebih berani dan aktif dalam pembelajaran, sehingga mampu bersaing secara sehat dengan temannya untuk memperoleh nilai terbaik dalam pembelajaran. 6. Guru menggunakan teknik parafrase dalam pembelajaran ini agar dikembangkan guna meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena 75

itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sekaligus lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Siswa harus lebih diarahkan untuk dapat menemukan dan memecahkan masalah sendiri, sampai akhirnya mereka memperoleh ilmu dari pengalaman sendiri dengan guru sebagai fasilitasnya. 7. Pihak sekolah harus menyimak kembali kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, agar mempermudah dalam merancang pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif untuk menarik minat belajar siswa. 8. Kepala sekolah disarankan agar terus mengadakan pembinaan kepada guru khususnya guru Bahasa Indonesia sehingga kualitas pendidikan di sekolah tersebut ditingkatkan. 9. Oleh karena tanggung jawab pendidikan bukan hanya guru dan pemerintah, melalui orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, maka orang tua harus berperan aktif mendorong anak-anak untuk lebih tekun belajar di rumah. Akhirnya dengan rendah hati penulis mengharapkan, semoga saran tersebut mendapatkan perhatian dari para guru pengajar bahasa Indonesia pada khususnya, atau dari peneliti lain pada umumnya, untuk meneliti kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa, sehingga dapat dimanfaatkan bagi dunia pendidikan pada masa yang akan datang. 76

DAFTAR PUSTAKA Abdul dan Muliastuti, 1997. Semantik Bahasa Indonesia. Depdikbud: Universitas Terbuka. Aftarudin, Pesu. 1984. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa. Amunuddin, 1987. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung. Angkasa. Antara, 1GP 1985. Peribahasa Indonesia. Denpasar. Setiawan. Antara, IGP. 1985. Apresiasi Puisi. Denpasar : CV Kayu Mas. Antara, 1986. Pengantar Apresiasi Puisi, Bandung : Angkasa. Budiasa, Melkianus. 2011. Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Siswa Kelas VIIB SMP Wisata Sanur Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Denpasar: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Budiasa, 2009. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak. Depdikbud. 2008. Kurikulum Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (SMP). Jakarta. Haymawan, l98s.dramatugi. Bandung; Rosda. Jassin, H.B. 1977. Pujangga Baru: Prosa dan Puisi Get. ke-2. Jakarta : Haji Masagung. Narbuco dan Achmadi 2001. Apresiasi Puisi. Nurkencana, Sunarta. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.. 1992. Evaluasi Hasil Pelajar. Surabaya: Usaha Nasional. Nurkencana, Wayang. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya; UsahaNasional. Pradopo, Osoko Rachmat. terbuka. 1997. Materi Pokok Puisi : Jakarta, Universitas Pradopo, 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada. Suyitno, 1985. Teknik pengajaran Apresiasi Sastra dan Kemampuan Bahasa. Yogyakarta : PT. Hanindita. 77

Situmorang, B.P. 1980. Puisi dan metodologi. Pengajaran. Ende Flores; Nusa Indah. Surana dkk,1986. Himpunan Materi Tata Bahasa Solo: Tiga Serangkai. Tarigan. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Wirjosoedarmo, 1984. Tata Bahasa Indonesia.. 1987. Pengajaran Menyimak. Bandung: Angkasa. 12 Universitas Negeri Malang FKIP. Waluyo, H.J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Widdiharto, Rahmadi. 2004. Apresiasi Puisi. 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN 79

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Dengan ini saya : Nama : Marlin Mali Ngara NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908 Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi : Peningkatan kemampuan memahami Puisi melalui teknik Parafrase pada siswa kelas VIII-1 tahun pelajaran 2013/2014 Menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini, dengan seluruh isi dan pengungkapannya memang benar tulisan asli saya sendiri tanpa melakukan penjiblakan dan bebas plagiat. Apa bila di kemudian hari ternyata terbukti terdapat plagiat dalam skripsi atau karya tulis ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, Yang membuat pernyataan Marlin Mali Ngara NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908 80

81

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMP NEGERI 10 DENPASAR Tastu Wruhing Sastra Jln. Jenderal Gatot Subroto Denpasar (0361) 236973 E-mail: smpn10dps@yahoo.co.id SURAT KETERANGAN Nomor:421.3/459/SMPN.10/2014 Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SMP Negeri 10 Denpasar, dengan ini menerangkan bahwa : Nama : Marlin Mali Ngara NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Alamat : Jln. Mertasari no. 158 Sidakarya Pekerjaan : Mahasiswa Memang benar mahasiswa tersebut kuliah di universitas Mahasaraswati Denpasar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya, agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya. Denpasar, 14 Juni 2014 Kepala SMP Negeri 10 Denpasar (Drs. I Ketut Sukartha,M.si) NIP : 19581231 198102 1 061 82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu : SMP Negeri 10 Denpasar : Bahasa Indonesia : VIII-1 : Menggunakan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan dan parafrase. : Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan puisi. : Mampu memahami isi puisi, mengubah puisi menjadi prosa serta mampu menyebutkan tema dan amanat puisi. : 4 x 40 menit (dua pertemuan) 1. Tujuan Pembelajaran a. Melalui penjelasan guru siswa dapat memahami puisi yang dibaca. b. Melalui penjelasan guru siswa dapat mengubah puisi menjadi prosa. c. Melalui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan tema dan amanat puisi. 2. Materi Pembelajaran a. Buku Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII b. Puisi yang berjudul Aku 3. Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Penugasan d. Teknik parafrase 83

4. Langkab-langkah Kcgiatan Pembelajaran Pertemuan pertama a. Kegiatan Awal Apersepsi : 1. Guru mengabsensi siswa 2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa 3. Guru menyampaikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran 4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi dan teknik parafrase. b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : 1. Guru memancing pengetahuan awal siswa tentang puisi dan teknik memparafrase puisi. 2. Siswa menyampaikan pengetahuan awal tentang puisi dan teknik memparafrase puisi. 3. Guru melengkapi pengetahuan siswa tentang puisi dan teknik memparafrase puisi. 4. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah memparafrase puisi. Elaborasi Dalam kegiatan Elaborasi : 1. Guru membagikan sebuah teks puisi yang sama kepada semua siswa. 2. Guru menjelaskan tahap-tahap yang harus dikerjakan siswa dalam memparafrase puisi. 3. Siswa mulai memparafrasekan puisi yang telah dibagikan oleh guru. Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi : 1. Guru memberikan komentar terhadap hasil parafrase puisi siswa. 2. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa. 84

c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup : 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru membagikan teks puisi kepada siswa untuk dibaca di rumah. 3. Guru menutup kegiatan belajar-mengajar dan mengucapkan salam. Pertemuan kedua a. Kegiatan Awal Apersepsi : 1. Guru mengabsensi siswa 2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa 3. Guru menyampaikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : 1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan sekarang 2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Elaborasi Dalam kegiatan Elaborasi: 1. Guru menanyakan tentang teks puisi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. 2. Guru menyuruh siswa memparafrasekan puisi yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. 3. Guru menyuruh siswa lain untuk mengomentari hasil kerja siswa yang dibacakan di depan kelas. Konfirmasi Dalam kegiatan Konfirmasi: 1. Guru memberikan evaluasi secara umum tentang hasil latihan siswa. 85

c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup : 1. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. 3. Guru menutup pelajaran dan menyampaikan salam. 5. Sumber Belajar a. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia, b. Teks puisi " Aku " 6. Penilaian a. Teknik : Tes tertulis b. Bentuk Instrument : Teks c. Pedoman Penelitian : Menggunakan Nomor Relatif Skala 11 d. Soal Instrument : - Parafrasekan puisi sesuai dengan aspek-aspek yang sudah ditentukan sebelumnya. Kriteria Penilaian ASPEK o Pemahaman terhadap puisi o Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain o Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi o Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi o Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi SKOR MAKSIMAL 10 10 10 10 10 Jumlah 50 86

Denpasar, Juni 2014 Guru Pamong Nama Mahasiswa (I Gst.A.A. Budhawati, Spd) NIP :1960 01 27 1986 02 2003 (Marlin Mali Ngara) NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908 Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Denpasar ( Drs. Ketut Sukartha, M.Si ) NIP: 158 12 31 1981 02 1061 87

TES PENGUMPULAN DATA TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Petunjuk : 1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada kertas lembar jawaban yang tersedia. 2. Sebelum mengerjakan tugas, periksalah kembali hasil kerjamu. 3. Pahami puisi dibawah ini dengan baik, parafrase puisi tersebut. AKU Kalau sampai waktuku Ku tak mau seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku binatang jalang Dari kumpulan yang terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa ku bawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi. ( Chairil Anwar ) 88

Gambar 1. Guru mata pelajaran dan peneliti memperhatikan siswa- siswi SMP Negeri 10 Denpasar kelas VIII-1 yang sedang memparafrase puisi. Gambar 2. Peneliti mengamati dan mengarahkan salah satu siswa SMP Negeri 10 Denpasar kelas VIII-1 dalam memparafrase puisi. 89

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Togo Letena Kecamatan Loli pada tanggal 17 Maret 1988 dari pasangan Bapak Sairo Beili dan Lali Wudda (Almarhuma) anak ke Empat dari Empat bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di SDK Waikabubak, dan pada tahun 2002 melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP N 2 dan lulus pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Waikabubak dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Mahasaraswati di Kota Denpasar jenjang Strata satu (S- 1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 90