PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KONSOLIDASI CONSTANT RATE OF STRAIN DENGAN BACK PRESSURE PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BATUNUNGGAL (BANDUNG SELATAN)

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH LEMPUNG DENGAN PENAMBAHAN ADDITIVE ROAD BOND EN-1 DI BUKIT SEMARANG BARU (BSB) Garup Lambang Goro

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

STUDI TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN ROAD TECH 2000 TERHADAP SIFAT SIFAT TANAH EKSPANSIF

PENGARUH DRYING TERHADAP KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG HALUS JENUH

PENENTUAN PARAMETER KONSOLIDASI SEKUNDER PADA TANAH ANORGANIK DAN ORGANIK DI KABUPATEN KUBU RAYA, PONTIANAK

PENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS TANAH TAK JENUH AIR SECARA TIDAK LANGSUNG MENGGUNAKAN SOIL-WATER CHARACTERISTIC CURVE

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI VERIFIKASI METODE PENENTUAN BATAS SUSUT TANAH

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF (Studi Kasus di Desa Tanah Awu, Lombok Tengah)

MODEL KORELASI ANTARA INDEKS KOMPRESI, CC, DENGAN INDEKS BATAS CAIR, LL, UNTUK TANAH LEMPUNG DI SURABAYA

PREDIKSI TOTAL HEAVE TANAH EKSPANSIF KAWASAN JALAN TANJUNG API-API

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN KADAR AIR TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF ARAH VERTIKAL

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

PENENTUAN PARAMETER KUAT GESER TANAH TAK JENUH AIR SECARA TIDAK LANGSUNG MENGGUNAKAN SOIL-WATER CHARACTERISTIC CURVE

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS


PENENTUAN SATURATION LIMIT SEBAGAI BATAS KEJENUHAN TANAH TERHADAP INFILTRASI AIR PADA LANAU BERPLASTISITAS TINGGI. Budijanto Widjaja 1, Eric Tanoto 1

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

KARAKTERISTIK GEOTEKNIK LEMPUNG EKSPANSIF DI NGAWI JAWA TIMUR ABSTRACT

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

Perilaku variasi kadar air pada tanah ekspansif serta perannya terhadap nilai faktor adhesi dari daya dukung terhadap friksi pada pondasi tiang

BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF NGAWI YANG DIPADATKAN ABSTRACT

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

STUDI KORELASI INDEKS PLASTISITAS DAN BATAS SUSUT TERHADAP PERILAKU MENGEMBANG TANAH

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

PERUBAHAN KEKUATAN GESER TANAH LEMPUNG JENUH AKIBAT PEMANCANGAN

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT GESER TANAH DI SEKITAR BATAS PLASTIS

STUDI PENGARUH JUMLAH LAPISAN TANAH TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

Agus Susanto 1), Puput Adi Putro 2) Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102,

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

PENENTUAN BATAS PLASTIS TANAH DENGAN MODIFIKASI FALL CONE TEST PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BANDUNG SELATAN

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

BAGIAN 3-2 KLASIFIKASI TANAH

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MUHADI, 2013

MEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

STUDI LABORATORIUM DALAM MENENTUKAN BATAS PLASTIS DENGAN METODE FALL CONE PADA TANAH BUTIR HALUS DI WILAYAH BANDUNG UTARA

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

BAB III DATA PERENCANAAN

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

Kajian Tanah Ekspansif, Jalan Akses Jembatan Suramadu Sisi Madura ABSTRAK

PERBANDINGAN PENURUNAN KONSOLIDASI. Hanny Tangkudung ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Siklus Basah Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin Montmorillonit - Pasir

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB III DATA PERENCANAAN

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI DAN TEKANAN PENGEMBANGAN TANAH BELUK BAYAT KLATEN

KERUSAKAN JALAN RAYA AKIBAT TANAH MENGEMBANG

Transkripsi:

PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER (Johanes Suwono) PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER Johanes Suwono Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra ABSTRAK Dari hasil penyelidikan tanah yang menyeluruh di kawasan PIER telah diteliti apakah tanahnya termasuk expansif, serta berapa besar pengembangan dan tekanan yang diakibatkan olehnya. Ternyata tanah di kawasan ini mengembang akibat adanya defisiensi kadar-air. Tidak ada indikasi akan adanya mineral-mineral expansif. Besarnya tekanan akibat pengembangan ini diperoleh dari pengujian dalam alat oedometer, sedangkan besarnya pengembangan diperkirakan berdasarkan perbedaan kadar-air volumetrik. Dari perbedaan kadar-air volumetrik dapat diprediksi rata-rata besar pengembangan yang akan terjadi adalah sekitar 5 cm. Kata kunci : tanah expansif, pengembangan, defisiensi kadar air. ABSTRACT A study on swelling behavior had been conducted on the soil within the PIER industrial estate. It appeared that the swelling was due to the moisture deficiency in the soil, and not because of the existence of expansive clay minerals. Swelling pressures were obtained from oedometer tests on undisturbed samples, whereas for the overall heave the moisture deficit method was applied. By this method, a heave of 5 cm in average could be expected when swelling occurs. Keywords : expansive soil, heave, moisture deficiency PENDAHULUAN Pasuruan Industrial Estate Rembang, di Pasuruan merupakan kawasan industri yang sedang berkembang. Tanah di lokasi ini ditengarai mempunyai sifat mengembang yang disertai dengan tekanan pada struktur yang dibangun di atasnya. Perencana struktur perlu mengantisipasi hal ini, terutama dalam merencanakan lantai bangunan suatu gudang atau pabrik. Sebuah penyelidikan tanah secara menyeluruh di kawasan industri ini telah dilakukan oleh Data Persada [1, 2]. Dari penyelidikan ini dipelajari sifat pengembangan tanah, berapa besar mumbulnya tanah (heave), berapa besar tekanan pengembangannya (swell pressure). Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Juni 1999. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Dimensi Teknik Sipil vol. 1 no. 2 September 1999. KONDISI TANAH Kawasan industri ini menempati daerah perbukitan yang relatif kering pada saat kemarau, terutama pada lokasi yang lebih tinggi. Salah satu penampang tanah melalui kawasan PIER ini telah digambarkan dalam Gambar 1. Besarnya kadar-air alami rata-rata di bawah batas plastis tanahnya. Muka air tanah rata-rata pada kedalaman 14 m dari permukaan tanah setempat. Secara visual tanahnya adalah lempung kaku berwarna gelap, namun menurut batas-batas konsistensinya (Atterberg limits), tanah ini termasuk lanau berplastisiti sangat tinggi. Hal ini dinyatakan dalam plasticity chart di Gambar 2. Plot dari batas cair tanah, LL dengan index plastisitas PI, ternyata berada di bawah 'garis A'. Dari sini disimpulkan bahwa tanah sama sekali tidak mengandung mineral expansif, seperti montmorillonite [3]. 8

DIMENSI TEKNIK SIPIL VOLUME 1, NO. 1 MARET 1999 Kadar-air dari tanah ini rata-rata semua berada di bawah batas plastisnya, PL, (lihat Tabel 1) sehingga dapat dipastikan tanah mengalami defisit kadar-air. Kadar-air yang didapat juga lebih rendah dari 40% nilai batas cair LL, maupun batas plastis PL+2%, sehingga menurut Driscoll[4] tanah ini termasuk expansif. Dalam pengujian dengan oedometer, ternyata tanah ini memang mengembang. Gambar 1 : Penampang tanah tipikal di PIER Gambar 2. Plastisitas tanah 9

PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER (Johanes Suwono) Tabel 1 : Ringkasan hasil uji laboratorium Boring Depth PL W LL g dry SP V (%) di bawah beban (m) (%) (%) (%) (t/m³) (kg/cm²) 0.25 kg/cm² 0.50 kg/cm² 1.0 kg/cm² B1 0.50-0.75m 58 39.3 97 1.23 0.80 +5.39 +2.58-1.62 2.50-2.75m 51 37.9 111 1.29 1.12 +2.88 +0.21 B2 1.00-1.25m 59 38.5 98 1.24 0.80 +4.07 +1.80-1.29 3.00-3.25m 60 43.0 142 1.23 1.25 +4.09 +1.41 B3 1.50-1.75m 52 44.1 116 1.19 0.81 +2.36 +1.07-0.66 3.50-3.75m 61 47.3 134 1.17 0.85 +2.65-1.19 B4 2.00-2.25m 59 41.6 126 1.21 1.00 +2.87-0.04 3.75-4.00m 57 48.3 139 1.19 0.96 +2.40-0.23 B5 2.50-2.75m 58 43.2 120 1.25 1.18 +2.26 +0.61 4.25-4.50m 59 43.9 128 1.17 0.42-0.31-2.29 B6 1.00-1.25m 52 40.8 93 1.26 0.74 +3.45 +1.29-1.69 3.50-3.75m 58 46.2 113 1.19 0.65 +0.64-1.38 B7 0.50-0.75m 59 39.0 117 1.17 0.70 +3.21 +0.16- -1.47 3.00-3.25m 60 42.7 125 1.24 1.00 +4.58 +0.02 B8 1.50-1.75m 56 38.4 104 1.27 1.20 +4.57 +2.48 +1.07 3.00-3.25m 55 41.8 127 1.26 0.95 +2.46-0.24 B9 1.00-1.40m 60 58.9 122 1.02 0.12-0.41-1.70-3.59 3.25-3.50m 60 46.1 116 1.23 1.00 +3.93-0.04 B10 1.50-1.75m 57 44.7 92 1.20 0.47 +1.45-0.50-2.66 2.75-3.00m 57 45.0 108 1.20 0.73 +0.70-0.86 B11 1.75-2.00m 53 42.2 81 1.19 0.15-0.16-0.94-2.08 3.50-3.75m 59 46.4 119 1.20 0.86 +2.51-0.94 B12 0.50-0.85m 52 42.5 86 1.24 0.39-0.49-2.20 2.50-2.75m 58 45.7 108 1.16 0.57 +0.38-2.15 B13 1.25-1.50m 58 42.1 124 1.23 0.84 +4.60 +1.96-1.03 3.50-3.75m 58 46.7 124 1.27 0.75 +1.31-1.30 Notasi : PL = plastic limit (batas plastis tanah); LL = liquid limit (batas cair tanah); w = moisture content (kadar-air tanah); γdry = berat volume kering tanah, t/m³ SP = swelling pressure V = perubahan volume, + menyatakan swell,- menyatakan compression Besarnya swelling pressure, SP, dan perubahan volume, V, didapat dari pengujian swell dalam alat oedometer. Alat ini yang sering dikenal untuk mengetahui sifat pemampatan tanah (konsolidasi) dapat dipakai pula untuk mengamati perubahan volume tanah satu arah akibat perubahan kadarair. PENGUJIAN SWELLING Pengujian dilakukan atas spesimen uji yang berukuran φ 69 mm - 19 mm, dibentuk langsung dari sampel undisturbed yang didapat dari pengeboran. Bagian atas dan bawah diberi plat batu pori untuk mengalirkan air. Untuk satu macam sampel, beban diberikan sebesar 0,25 kg/cm²; 0,5 kg/cm²; dan 1 kg/cm² dan kemudian direndam. Akibat naiknya kadar-air dalam tanah, maka tanah mulai mengembang, dan besarnya pengembangan ini diamati secara berkala. Hasil uji disajikan dalam curve hubungan perubahan volume tanah (dinyatakan dengan perubahan dial) terhadap waktu. Swelling pressure SP, ditentukan sebagai tekanan dimana tak terjadi perubahan volume V pada tanah sewaktu tanah direndam. Pada tiap-tiap pembebanan dapat dihitung perubahan volume V yang terbesar. Dengan menggambarkan hubungan beban dan perubahan volume ini, yang bersifat linier, dapatlah ditentukan SP sebagai tekanan atau beban pada V = 0. Gambar 3 menjelaskan penentuan SP ini. Besarnya SP dan V dalam penelitian ini telah diringkaskan dalam Tabel 1 di atas. 10

DIMENSI TEKNIK SIPIL VOLUME 1, NO. 1 MARET 1999 tegangan air pori di setiap lapisan. Besarnya heave di permukaan adalah : Σ d = Σ mv. σv. d (2) Besarnya σv dapat ditentukan dari perbedaan SP dengan effective overburden pressure pada kedalaman lapisan yang sama. Metode defisit kadar-air (moisture deficit method) [5] Gambar 3. Menentukan besarnya swelling pressure dari pengujian oedometer Selama pengujian oedometer ini diamati tanah setebal rata-rata 19mm ini mulai tidak mengembang lagi setelah rendaman mencapai 3 hari. Kondisi di lapangan tentunya akan berbeda dengan kondisi ideal di laboratorium ini. Di lapangan, rendaman selama 3 hari tak akan dapat menjenuhkan seluruh lapisan tanah yang tebalnya mencapai 6m. Lapisan tanah di bawahnya dapat dikatakan tak bisa mengembang, karena terdiri dari butir-butir yang kasar atau karena berat overburden-nya telah melampaui besarnya SP. Peningkatan kadar-air hanya dimungkinkan akibat resapan air dari atas. Muka air tanah ditaksir hanya akan berfluktuasi setinggi 2 m sehingga tak akan mencapai ke lapisan-lapisan atas yang expansif. Zone kapiler juga tak akan mencapai lapisan atas mengingat muka air tanah rada pada lapisan yang berbutir lebih kasar. Dari gambar penampang tanah di Gambar 1 jelas terlihat bahwa elevasi rata-rata muka air tanah berada pada +26 m, yaitu pada lapisan lanau kepasiran. MENGHITUNG BESARNYA KEMBANG - SUSUT Pengujian dengan oedometer memberikan parameter mv, koefisien perubahan volume yang besarnya adalah [ e/ σv (1 + eo)]. Perubahan pada tebal lapisan, d, ditentukan dari : d = mv. σv. d (1) dimana d = tebal lapisan, dan σv = perubahan tegangan efektif. Dengan cara ini pula besar pengembangan permukaan tanah (heave) akibat perubahan kadar-air dapat dihitung, mengingat perubahan tegangan efektif adalah juga perubahan Cara yang lebih mudah dan sederhana adalah dengan menghitung perbedaan kadar-air antara kondisi awal dengan kondisi akhir dimana telah tercapai keseimbangan.. Untuk sesuatu lapisan kadar-air awal w0 dapat ditentukan, dan kadar-air keseimbangan w1 diukur setelah sampel tak mengembang atau menyusut lagi. Harus diperhatikan bahwa kadar-air dalam hal ini dinyatakan dalam volumetrik, bukan dalam gravimetrik seperti biasanya. Untuk sampel yang jenuh, kadar-air volumetrik wv, adalah sama w.g w v = 1 + w.g dengan kadar pori, n. dimana G adalah berat jenis atau specific gravity tanah bersangkutan, dan w adalah kadar air, dinyatakan dalam desimal. Defisit kadar-air d/d dinyatakan sebagai (wv)1 - (wv)0, atau perubahan kadar pori, yang dari persamaan [3] besarnya adalah: d w1. G w0.g = - d 1+ w 1.G 1+ w 0.G (4) Bila dikalikan dengan ketebalan lapisan, defisit kadar-air menunjukkan besarnya perubahan tebal dari lapisan ini, d. Yang harus diperhatikan adalah, bahwa di lapangan ada perubahan volume ke arah lateral, sehubungan dengan adanya retak-retak tanah akibat pengeringan. Karenanya perhitungan perubahan volume tanah selalu over-estimated. Perubahan volume yang sebenarnya atau heave, z, masih harus mempertimbangkan hal ini. Ward [6] mengusulkan untuk menerapkan suatu water shrinkage factor (faktor susut air), wsf, yang besarnya adalah: wsf = S d/ z = 4, rata-rata dengan rentang antara 3,5-4,5. Berdasarkan penemuan ini dapat dikatakan bahwa besarnya heave adalah (3) 11

PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER (Johanes Suwono) z = S d/4 (5) Kondisi di PIER Untuk kawasan PIER akan diperkirakan besarnya heave akibat peningkatan kadar-air di salah satu lokasi yang diselidiki secara khusus[2]. Pengeboran di lokasi bersangkutan dilaksanakan secara manual dan hanya mencapai kedalaman 5 m. Di bawah kedalaman ini dianggap tanah sudah tak mengalami swell lagi karena resapan air tak akan mencapainya, serta berat tanah sendiri telah cukup untuk menanggulangi SP. Sampling dilakukan dengan tabung tipis type Shellby, secara open drive. Penanganan sampel setelah itu memenuhi standar[7], sehingga mutu sampel dapat diandalkan untuk pengujian swelling berikutnya. Kadar-air yang diambil merupakan kadar-air setempat atau kadar-air awal w0; setelah pengujian dalam oedometer selesai, kadar-air diukur kembali, dan dinyatakan sebagai kadar-air final, w1. Kadar-air w1 dianggap sebagai kadar-air dalam keseimbangan, karena sampel yang direndam sudah tak mengalami pengembangan lagi. Besarnya w0 dan w1 dari sampel-sampel sepanjang kedalaman di-plot-kan seperti dalam Gambar 4 berikut ini. Untuk lokasi dalam PIER ini, berat jenis tanah dapat ditentukan rata-rata G = 2,67. Tabel 2 di bawah ini meringkaskan besarnya wv0 dan wv1 (lihat persamaan [3]), setiap lapisan dengan tebal d = 1 m. Tabel 2. Penentuan heave D z dengan metode defisit kadar-air Kedalama n m W 1 % wv1 w0 % wv0 (wv1 - wv0).d meter 0-1 54 0.591 40 0.516 0.075 1-2 50 0.571 39 0.510 0.061 2-3 49 0.567 42 0.529 0.038 3-4 48 0.562 45 0.546 0.016 4-5 47 0.557 45 0.546 0.011 SDd= 0.20 m Menurut persamaan (5) : D z = 0.05 m Jadi dari tabel di atas dapat diprediksi heave yang akan terjadi sebesar 0,05 m atau 5 cm. KESIMPULAN Tanah di kawasan PIER termasuk tanah expansif, yang pengembangannya disebabkan oleh karena ada defisiensi kadar-air. Kandungan mineral expansif (montmorillonite) tidak nyata. Pengujian dalam alat oedometer merupakan cara yang baik dan mudah untuk menentukan besarnya swelling pressure, SP. Tekanan SP ini didefinisikan sebagai tekanan pada tanah yang menahan agar tanah tidak mengembang sewaktu direndam. Besarnya SP di kawasan PIER yang ditinjau ini bervariasi antara 1-12 t/m². Total heave atau mumbulnya tanah sewaktu mengembang dengan mudah dapat diperkirakan dengan cara moisture deficiency. Untuk kasus yang diteliti, heave ini mencapai 5 cm. Besaran ini bisa dipakai untuk menentukan sela antara suspended slab dengan muka tanah asli. Gambar 4. Kadar air awal dan kadar air dalam keseimbangan Dalam gambar di atas dapat ditentukan perubahan w0 maupun w1 sepanjang kedalaman, dan daerah yang diarsir adalah perbedaan kadar-airnya. Kadar-air w0 maupun w1 dinyatakan dalam kadarair volumetrik lebih dahulu sebelum dihitung perbedaannya sebagai defisit kadar-air (moisture deficit). DAFTAR PUSTAKA 1. Data Persada, Laporan tak diterbitkan, untuk PT. SIER, proyek Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Laporan no: 129/X/96, 1996. 2. Data Persada, Laporan tak diterbitkan, untuk PT. INDONAKANOGUMI, proyek YMI di PIER, Laporan no: 10/III/98, 1998. 3. Mitchell, J.K., Fundamentals of Soil Behavior, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1976. 12

DIMENSI TEKNIK SIPIL VOLUME 1, NO. 1 MARET 1999 4. Driscoll, RMC, The influence of vegetation on the swelling and shrinking of clay soils in Britain, Geotechnique 33, 1983, pp 93-105. 5. Chandler, R.J., Mechanics of shrinking and swelling clays, Lecture notes : Recent Developments in Foundation Design, Imperial College, London, 1996. 6. Ward, W.H., Soil movement and weather, Proc. 3 rd Int. Conf. Soil Mech., Zurich, vol 1, 1953, pp 477-482 7. British Standard Institution, BS 5390, Code of Practice for Site Investigations, 1981, pp 26-28 13