Kaum Syiah di Indonesia: Perjuangan Melawan Stigma. Zulfan Taufik Dosen STAI Nur El-Ghazy Bekasi

dokumen-dokumen yang mirip
Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

PERAN IKATAN JAMAAH AHLULBAIT INDONESIA (IJABI) DALAM PERUBAHAN SOSIAL KEGAMAAN MAHASISWA ISLAM DI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Pandangan Akademis Tentang Syi'ah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

Akhir-akhir ini terlihat banyak upaya-upaya yang ditujukan untuk. mendekatkan antara sunni dan syiah. Hal terlihat baik dalam tataran

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bertaqiyah dengan gelar Professor

BAB I PENDAHULUAN. Kajian Tentang Peran Ulama Syi ah dalam Mengakhiri Kekuasaan Shahanshah

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 14 TAHUN 2005 T E N T A N G

Berderma dan Sejarah Sosial Politik Islam Indonesia

Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT III]

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

FLEKSIBILITAS IDEOLOGI POLITIK SYI AH DALAM SISTEM POLITIK IRAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

I. PENDAHULUAN. Berbagai kepercayaan dan peribadatan agama sudah menjadi ciri universal

Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara'

BAB IV PENUTUP. tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

Belajar toleransi di Jerman

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

AL-MIZAN: MAHAKARYA ABAD MODERN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB V. Penutup. yang terdiri dari gambar/foto, audio, dan video. 1. Kajian Propaganda dalam Teks

MODUL 7 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MASYARAKAT ADAT

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

PENELITIAN AGAMA MENURUT H. A. MUKTI ALI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM Muhamad Rifa. Abstrak

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB VII PENUTUP. 1. Konstruksi pemahaman aktivis organisasi keagamaan Muhammadiyah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP KESIMPULAN

KONSEP NEGARA KHILAFAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA D I S U S U N OLEH: MUHAMMAD ARIFIN

BEDAH BUKU: KONTIUNUITAS ISLAM TRADISIONAL DI BANGKA 1 Oleh: Janawi 2

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

Kusman Sadik, Peneliti SEM Institute

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

Islam dan Sekularisme

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan agama menjadi penting dalam suatu kehidupan bernegara karena agama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

Bab I Pendahuluan. Mahasiswa erat hubungannya dengan tugas perkuliahan. Menurut pandangan Kusuma

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

Transkripsi:

Zulfan Taufik Dosen STAI Nur El-Ghazy Bekasi Penulis : Zulkifli Judul : The Struggle of the Shi is in Indonesia Penerbit : Australian National University Press Tahun : 2013 Jumlah Halaman : xxiv + 304 ISBN : 9781925021295 (paper) 9781925021301 (ebook) Sementara Sunnisme yang mendominasi di Indonesia telah banyak diteliti oleh para ahli dengan menggunakan berbagai pendekatan, realitas Syiisme dalam dimensi historis, sosiologis, politis, dan religiusnya di Indonesia hampir tidak dikenal di kalangan sarjana atau bahkan di antara mayoritas Muslim sendiri. Padahal, pemahaman tentang kelompok Syiah sangat penting untuk pemahaman kita tentang agama dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Kehadiran Syiisme di Indonesia sebagai sebuah wacana intelektual, baru menemukan momentumnya beberapa tahun setelah Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Pada awal dekade 1980-an, mulai bermunculan berbagai buku karya para pemikir dan tokoh Islam Syiah Iran seperti Allamah Thabathaba i, Murtadha Muthahhari, dan Ali Syariati. Sejak saat itu, berbagai kajian, penelitian, dan seminar yang berkaitan dengan Shi isme mulai marak dikaji dan ditelaah secara lebih mendalam. Buku yang merupakan hasil penelitian doktoral Zulkifli di Universitas Leiden ini, mencoba untuk mengatasi ketimpangan tersebut dan untuk memahami realitas Syiah di Indonesia secara komprehensif. Meskipun telah ada beberapa penelitian sebelumnya yang relevan mengenai Syiah di Indonesia, aspek-aspek utama dari kehidupan sosial dan keagamaan dari kelompok Muslim yang minoritas ini, termasuk pembentukan denominasi 147

kelompok Syiah, pemimpin-pemimpin utamanya, kepercayaan dan prakteknya, dakwah, pendidikan, penerbitan dan organisasi serta reaksi dari mayoritas kelompok Sunni belum sepenuhnya terungkap. Sepanjang kajian di dalam buku ini, penulis hampir tidak pernah menggunakan istilah Shi a. Pun bila digunakan, istilah tersebut mengacu kepada makna generik, 'partition'. Penulis umumnya menggunakan istilah Shi ism untuk menunjukkan denominasi yang bertentangan dengan Sunnism. Sedangkan kata Shi i digunakan untuk kata sifat dan juga kata benda orang (human noun). Selain itu, Zulkifli membatasi makna Shi ism pada bentuk Syiha Ithna 'Ashariyyah (juga dikenal sebagai Syiah Dua Belas Imam atau Ja'fari), yakni mazhab yang memuliakan dua belas Imam yang menggantikan Nabi Muhammad dan telah mengadopsi serangkaian praktek tertentu sebagai konsekuensi dari sistem keyakinannya. Dalam menganalisis kelompok Syiah di Indonesia sebagai kelompok Muslim minoritas, penulis menggunakan teori 'stigma' yang diusung oleh sosiolog Erving Goffman. Menurut teori Goffman, kelompok yang terstigma cenderung untuk mengadopsi strategi yang masuk ke dalam sistem sosial yang didominasi oleh mayoritas. Dalam konteks tersebut, Sunnisme telah menjadi norma di dunia Muslim, sementara Shi isme dianggap 'abnormal' sehingga kelompok Syiah harus menerapkan strategi tertentu untuk mendapatkan pengakuan dan rasa hormat dari mayoritas Sunni. Penulis juga mengikuti langkah Devin Stewart dalam studinya tentang Respon Syiah Imamiyah terhadap Teori Hukum Sunni (Twelver Shi i Response to Sunni Legal Theory). Stewart menerapkan teori ini untuk Syiah "yang telah hidup sebagai kelompok minoritas yang terstigma dan didominasi oleh mayoritas yang berpotensi untuk bermusuhan di sebagian besar wilayah dunia Muslim dan selama sebagian besar periode sejarah Islam." Buku ini didasarkan pada penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penulis melakukan dua periode kerja lapangan di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta dan Bandung. Setiap periode berlangsung selama delapan bulan. Pertama mulai dari Juni 2002 hingga Januari 2003, dan yang kedua dimulai dari Oktober 2003 hingga Mei 2004. Ia mewawancarai tokohtokoh Syiah serta pengikutnya, mengamati dan berpartisipasi dalam sejumlah kegiatan keagamaan di lembaga Syiah, mengunjungi perpustakaan mereka, berdialog, mengumpulkan buku-buku Syiah dan anti-syiah, majalah, pamflet, kaset, DVD, dan juga mengumpulkan informasi dari situs-situs organisasi dan lembaga. Untuk memfasilitasi interaksinya dengan anggota Syiah, penulis 148 Indo-Islamika, Volume 4, Nomor 1, 2014

Zulfan Taufik (147-152) mengambil kursus bahasa Persia selama tiga bulan di Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta selama Januari-Maret 2004. Guna mengumpulkan data tentang tanggapan Sunni, Zulkifli mengunjungi kantor DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), LPPI (Lembaga Pengkajian Dan Penelitian Islam) di Jakarta, pusat Persis (Persatuan Islam) di Bandung dan Bangil, perpustakaan MUI (Majelis Ulama Indonesia) di Masjid Istiqlal Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti menyajikan pembahasan dalam buku ini ke dalam sembilan bab, di samping pendahuluan. Bab Satu menggambarkan unsur dan faktor utama dalam pembentukan sejarah komunitas Syiah di Indonesia. Hal ini diikuti Bab Dua dengan penjelasan tentang jenis-jenis pemimpin dalam komunitas Syiah dan potret Husein al-habsyi, Husein Shahab, dan Jalaluddin Rakhmat. Bab Tiga meneliti karakteristik Syiah sebagai mazhab seperti yang dipahami dan dipraktekkan oleh kelompk Syiah di Indonesia. Hal ini termasuk menguraikan konsep ahl al-bayt, doktrin Imamah dan Mahdi, Ja'fari yurisprudensi, aspek kesalehan Syiah, serta pengajaran dan praktek taqiyya. Bab Empat, Lima, dan Enam menjabarkan tentang upaya kelompok Syiah untuk menyebarkan ajaran mereka di masyarakat Indonesia dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai interpretasi yang valid dari Islam. Bab-bab ini meneliti lembaga yang didirikan oleh Syiah dan termasuk analisis bidang dakwah, pendidikan dan penerbitan. Dalam bab tentang dakwah, penulis menggambarkan karakteristik lembaga Syiah dan cara-cara dakwah yang telah dilakukan, termasuk menyatakan cita-cita, jenis kegiatan dakwah, dan pelatihan dakwah. Bab tentang pendidikan menyuguhkan laporan dari lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh tokoh-tokoh Syiah terkemuka. Sarana lain yang penting dalam penyebaran Syiisme adalah melalui bidang penerbitan yang dibahas dalam Bab Enam, dengan survei tentang penerbit kelompok Syiah dan produk mereka, serta dampak publikasi tersebut. Bab Tujuh mendalami IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia), organisasi massa yang dibentuk oleh kelompok Syiah sebagai sarana untuk mendapatkan pengakuan hukum dari otoritas negara. Tentang catatan sejarah pendiriannya, fondasi ideologis dan perkembangannya disajikan secara rinci dalam bab ini. Akhirnya, sebuah kajian tentang Syiisme di Indonesia tidak akan pernah lengkap tanpa mengungkap tanggapan beragam dari mayoritas Muslim Sunni. Oleh karena itu Bab Delapan mencakup analisis sikap umum organisasi Sunni yang besar, baik tradisionalis maupun reformis terhadap Indo-Islamika, Volume 4, Nomor 1, 2014 149

Syiisme dan tanggapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Departemen Agama. Bab ini juga menyajikan deskripsi tentang cara kelompok-kelompok anti-syiah menyebarkan propaganda melawan Syiah. Hal ini diikuti oleh penjelasan sikap moderat intelektual Muslim berpengaruh, yang telah membuka jalan untuk pengembangan lebih lanjut Syiah di Indonesia. Sebagai penutup, disusunlah Bab Sembilan yang menyajikan kesimpulan kajian ini. Data dan analisis dalam buku ini menunjukkan realitas beragam (multifaceted) yang dihadapi oleh kelompok Syiah yang hidup di tengah-tengah mayoritas Sunni di Indonesia. Sebagai kelompok yang terstigma, Syiah menerapkan beragam strategi tergantung pada situasi politik, sosial, dan religius yang ada untuk menduduki kekuasaan yang sah dalam masyarakat. Sepanjang sejarah mereka, kelompok Syiah berjuang untuk mendapat pengakuan yang, bagi mereka, merupakan dimensi fundamental dalam kehidupan sosial, dan merupakan tugas tanpa akhir. Namun sayangnya, secara teoritis kajian ini tidak menghasilkan sebuah teori baru yang signifikan, karena masih terpaku pada teori stigma dari Erving Goffman yang ia gunakan. Bahwa sebuah kelompok yang terstigma akan menggunakan beragam strategi yang sesuai dengan konteks mayoritas guna mendapat pengakuan dan rasa hormat. Persis seperti itulah yang penulis buktikan dalam kajiannya tentang perjuangan kelompok Syiah di Indonesia untuk melawan stigma dari mayoritas kelompok Sunni. Selain itu, makna Syiisme hanya terbatas pada bentuk Syiah Ithna 'Ashariyyah yang telah menafikan bentuk Syiah lainnya seperti Zaidiyyah dan Isma iliyyah. Meskipun komunitas mereka relatif sangat kecil dibandingkan dengan Syiah Ithna 'Ashariyyah, mereka juga eksis dalam realitas masyarakat Indonesia. Kajian ini juga tidak memberikan tipologi pengikut Syiah di Indonesia, meskipun pada Bab Dua dijelaskan formasi komunitas Syiah di Indonesia. Padahal hal ini penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai identitas riil dan angka pasti terkait jumlah pengikut Syiah di Indonesia. Terlepas dari beberapa kelemahannya, sebagai sebuah hasil kajian akademik yang telah melalui berbagai proses uji, revisi, dan suntingan, buku ini sangat penting dibaca, baik oleh pembaca umum maupun para peneliti yang tertarik terhadap kajian Syiah dan keindonesiaan. Kajian ini berhasil sebagai starting point untuk memahami Syiah di Indonesia sekaligus landasan bagi kajian lanjutan. Sebagaimana komentar James Fox dalam pengantar buku ini, bahwa karya Zulkifli ini merupakan kajian kesarjanaan dalam bahasa 150 Indo-Islamika, Volume 4, Nomor 1, 2014

Zulfan Taufik (147-152) Inggris pertama yang membahas secara komprehensif tentang perkembangan Syiah di Indonesia. Buku ini juga penting dijadikan rujukan acuan bagi pemerintah pembuat kebijakan, demi mendapatkan pemahaman yang baik dan komprehensif mengenai realitas kelompok Syiah di Indonesia dan usahausaha yang mereka lakukan untuk melawan stigma yang terlanjur dilekatkan kepada mereka. Indo-Islamika, Volume 4, Nomor 1, 2014 151