MACHDANIYATUL AZIZAH B

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau memperbaiki keadaan suatu negara. Dengan adanya kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

SITI RAHMAWATI HIDAYAH

Disusun oleh: B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERANAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN EKSKARESIDENAN BANYUMAS. (Tahun Periode 2006 Sampai 2010)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

Albertus Adhika Manggala YB. Sigit Hutomo

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah-daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam keuangan daerah menjadi salah satu tolak ukur penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah. (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor P3 dan Bea Meterai.

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum pada Undang-Undang. Nomor 22 Tahun 1999 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DI KOTA PADANG. Oleh: FIKRI ZUHRI PADANG

2014 ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sirojuzilam (2005) pengembangan wilayah pada dasarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH. (Studi Empiris di DPPKAD Wilayah Karesidenan Surakarta)

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. yang sesuai denganperaturan perundang-undangan. Oleh

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari wajib pajak yang berdasarkan peraturan perundangan mempunyai. kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS EVEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG PANJANG PERIODE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan baik melalui administrator pemerintah. Setelah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 3 SERI E

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

Transkripsi:

PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PAD DALAM MENDUKUNG OTONOMI DAERAH KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : MACHDANIYATUL AZIZAH B 200 090 087 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul: PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PAD DALAM MENDUKUNG OTONOMI DAERAH KABUPATEN KLATEN Yang ditulis oleh: MACHDANIYATUL AZIZAH B 200 090 087 Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Januari 2013 Pembimbing (Drs. Suyatmin Waskita Adi, M. Si) Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta (Dr. Triyono, SE, M.Si)

PENGARUH KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PAD DALAM MENDUKUNG OTONOMI DAERAH KABUPATEN KLATEN MACHDANIYATUL AZIZAH B 200 090 087 ABSTRAKSI Di era otonomi daerah, pajak daerah dan retribusi daerah memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, karena dalam otonomi pemerintah daerah harus membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah sendiri. Salah satu sumber utama pendapatan daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mampu memberikan kontribusi terbesar dari seluruh pendapatan daerah lainnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten, mengetahui seberapa besar kontribusi dari realisasi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten, dan mengetahui apakah pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Klaten selama periode 2004-2011 sudah efektif dan efisien. Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten. Tingkat kontribusi pajak daerah terhadap PAD lebih besar daripada tingkat kontribusi retribusi daerah. Selama periode 2004-2011, rata-rata tingkat kontribusi pajak daerah sebesar 34,45% per tahun, sedangkan rata-rata tingkat kontribusi retribusi daerah sebesar 24,64% per tahun. Pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Klaten periode 2004-2011 sudah efektif dan efisien, karena rata-rata tingkat efektivitas pajak daerah mencapai 104% per tahun dan rata-rata tingkat efektivitas retribusi daerah mencapai 92% per tahun. Tingkat efisiensi pajak daerah dan retribusi daerah mencapai rata-rata sebesar 4,87% per tahun dan 5,45% per tahun. Kata kunci: pajak daerah, retribusi daerah, otonomi daerah, kontribusi, efektivitas, dan efisiensi.

A. PENDAHULUAN Di era otonomi daerah pajak daerah dan retribusi daerah memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah, karena dalam otonomi Pemda harus membiayai kebutuhan daerah sendiri. Salah satu sumber pendapatan daerah adalah PAD yang mampu memberikan kontribusi terbesar dari seluruh pendapatan daerah lainnya. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 6 Ayat (1) tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sumber PAD meliputi penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Pada pasal 157 ayat UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terlihat bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber utama PAD yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan daerah. Semakin besar pajak daerah dan retribusi daerah, maka semakin besar pula PAD. Semakin tinggi kontribusi PAD dan kemampuan daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan yang positif. Dalam hal ini, kinerja keuangan yang positif berarti sebagai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Meningkatnya PAD akan memberikan indikasi yang baik bagi kemampuan keuangan daerah dalam mengatur tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat dan dalam rangka percepatan pembangunan di segala bidang. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilkakukan oleh Apituley dan Makatita (2009), yaitu analisis kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD Kabupaten Maluku Tenggara periode 2002-2006 yang hanya menganalisis pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD dari segi ekonomi, dimana pada saat itu perekonomian belum stabil, sehingga menyebabkan PAD berfluktuasi sejalan dengan fluktuasi pada realisasi PAD. Berbeda dengan peneliti sebelumnya, peneliti sekarang menganalisis pengaruh kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD periode 2004-2011 dalam rangka mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten, mengetahui seberapa besar kontribusi dari realisasi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten, dan mengetahui apakah pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Klaten selama periode 2004-2011 sudah efektif dan efisien. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pajak Daerah Pengertian pajak daerah menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan PP No. 69 Tahun 2010, definisi pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jenis pajak daerah menurut UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 2 dibagi menjadi dua bagian, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak provinsi menurut UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 2 ayat (1) terdiri dari pajak kendaraan bermotor dan kendaraan atas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, dan pajak rokok. Pajak kabupaten/kota berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 2 ayat (2) terdiri dari pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak bukan mineral logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, PBB pedesaan dan perkotaan, dan BPHTB. H1: Ada pengaruh yang signifikan atas kontribusi pajak daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten.

2. Retribusi Daerah Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan (Mardiasmo, 2011). Objek retribusi daerah ada tiga (Mardiasmo, 2011), meliputi: a. Jasa Umum Retribusi yang dikenakan atas jasa umum digolongkan sebagai retribusi jasa umum. Objeknya adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemda untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Subjeknya adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan. b. Jasa Usaha Retribusi yang dikenakan atas jasa usaha digolongkan sebagai retribusi jasa usaha. Objeknya adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemda dengan menganut prinsip komersial. c. Perizinan Tertentu Retribusi yang dikenakan atas perizinan tertentu digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. Objeknya adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemda kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan SDA, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Subjeknya adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemda. H2: Ada pengaruh yang signifikan atas kontribusi retribusi daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten.

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut UU No. 33 Tahun 2004, pendapatan asli daerah selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Perda sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan PAD terdapat dalam UU No. 33 tahun 2004 Pasal 3 ayat (1) yaitu memberikan kewenangan kepada Pemda untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. PAD merupakan salah satu sumber pendapatan daerah dan pembiayaan Pemda untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan daerah. Meningkatnya PAD diharapkan akan memperlancar jalannya pembangunan, sehingga mendukung otonomi daerah. 4. Otonomi Daerah Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (5) dan (6), otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekomian daerah. Dari sudut pandang masyarakat, tujuan otonomi daerah yaitu memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), menciptakan persaingan yang sehat antar daerah, dan mendorong timbulnya inovasi. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu menekankan pada pengujian teoriteori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro, 2002:12).

2. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, dan PAD Kabupaten Klaten periode 2004-2011, serta berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas), analisis regresi linier berganda (uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik F), analisis kontribusi, analisis efektivitas, dan analisis efisiensi. D. HASIL PENELITIAN Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa model penelitian lolos dari syarat uji asumsi klasik, yaitu data berdistribusi normal, tidak mengandung uji multikolinearitas, korelasi, dan heteroskedastisitas. Nilai koefisien regresi untuk kontribusi pajak daerah sebesar 0,838, yang artinya jika kontribusi pajak daerah meningkat sebesar 1%, maka PAD juga meningkat sebesar 0,838%. Nilai koefisien regresi untuk kontribusi retribusi daerah sebesar 1,692, yang artinya jika kontribusi retribusi daerah meningkat sebesar 1%, maka PAD juga meningkat sebesar 1,692%. Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi untuk kontribusi pajak daerah sebesar 0,020 < 0,05 maka H1 diterima, yang artinya secara parsial variabel kontribusi pajak daerah berpengaruh dan signifikan terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten. Nilai signifikansi untuk kontribusi retribusi daerah sebesar 0,027 < 0,05 maka H2 diterima, yang artinya secara parsial variabel kontribusi retribusi daerah berpengaruh dan signifikan terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten. Hasil uji statistik F menunjukkan nilai signifikansi untuk kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah sebesar 0,027 < 0,05, maka H1

dan H2 diterima, yang artinya secara simultan variabel kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh signifikan terhadap PAD dan mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,669, yang artinya variabel kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah secara keseluruhan dapat menjelaskan variabel PAD sebesar 66,9%, sedangkan sisanya sebesar 33,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian. Hasil analisis kontribusi pajak daerah mencapai rata-rata sebesar 34,45% per tahun dan tergolong cukup baik, sehingga ketergantungan kepada pemerintah pusat berkurang. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Noordin pada tahun 2004, yang menunjukkan pajak daerah belum memberikan kontribusi yang cukup banyak terhadap pendapatan daerah, sehingga ketergantungan kepada pemerintah pusat masih cukup tinggi dan pelaksanaan otonomi daerah melalui pajak daerah belum terlaksana dengan baik. Jenis pajak daerah yang memberikan kontribusi terbesar adalah pajak penerangan jalan. Hasil analisis kontribusi retribusi daerah mencapai rata-rata sebesar 24,64% per tahun dan tergolong sedang. Jenis retribusi daerah yang memberikan kontribusi terbesar yaitu retribusi pelayanan kesehatan, kecuali pada tahun 2005 diperoleh dari retribusi bea cetak KTP dan akte Capil. Hasil analisis efektivitas pajak daerah mencapai rata-rata sebesar 104% per tahun dan tergolong sangat efektif karena > 100%. Sedangkan efektivitas retribusi daerah mencapai rata-rata sebesar 92% per tahun dan tergolong efektif. Hasil analisis efisiensi pajak daerah dan retribusi daerah tergolong sangat efisien, karena mencapai rata-rata sebesar 4,87% dan 5,45% per tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah selama periode 2004-2011 sudah efektif dan efisien.

E. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Hasil penelitian dengan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh signifikan terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten. Hal tersebut dapat dilihat dari niali signifikansi kontribusi pajak daerah sebesar 0,020 < 0,05, maka H1 yang menyatakan menyatakan ada pengaruh yang signifikan atas kontribusi pajak daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten terbukti kebenarannya. Nilai signifikansi untuk kontribusi retribusi daerah sebesar 0,027 < 0,05, maka H2 yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan atas kontribusi retribusi daerah terhadap PAD dalam mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten terbukti kebenarannya. b. Tingkat kontribusi pajak daerah selama periode 2004-2011 mencapai rata-rata sebesar 34,45% per tahun dan tergolong cukup baik, sedangkan tingkat kontribusi retribusi daerah mencapai rata-rata sebesar 24,64% per tahun dan tergolong sedang. Pajak daerah memberikan kontribusi terbesar meskipun belum mencapai 50%. Jenis pajak daerah yang memberikan kontribusi terbesar yaitu pajak penerangan jalan, kontribusi terbesar dari retribusi daerah diperoleh dari retribusi pelayanan kesehatan. c. Tingkat efektivitas pajak daerah selama periode 2004-2011 mencapai rata-rata sebesar 104% per tahun dan tergolong sangat efektif karena > 100%, sedangakan tingkat efektivitas retribusi daerah mencapai rata-rata sebesar 92% per tahun dan tergolong efektif. d. Tingkat efisiensi pajak daerah dan retribusi daerah selama periode 2004-2011 tergolong sangat efisien karena mencapai rata-rata sebesar 4,87% dan 5,45% per tahun. Pajak daerah lebih efisien karena rata-rata efisiensi pajak daerah lebih kecil dari rata-rata efisiensi retribusi daerah. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah selama periode 2004-2011 di Kabupaten

Klaten sudah efektif dan efisien, sehingga akan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik serta kesejahteraan masyarakat yang merupakan salah satu misi dari otonomi daerah. 2. Saran a. Pemda Kabupaten Klaten meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama dalam bidang penerangan jalan dan pelayanan kesehatan, serta bidang yang lainnya agar masyarakat taat membayar pajak daerah dan retribusi daerah, sehingga akan meningkatkan kontribusi dari kedua sektor tersebut dan PAD. b. Pemda Kabupaten Klaten mempererat kerja sama dengan pengusaha swasta untuk meningkatkan penanaman modal di wilayah Pemkab Klaten. Hal tersebut akan meningkatkan PAD, sehingga kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah juga meningkat. c. Pemda Kabupaten Klaten melakukan pemeriksaan secara dadakan dan berkala, memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak dan sanksi terhadap pihak fiskus, serta meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan oleh Pemda Kabupaten Klaten. d. Pemda Kabupaten Klaten melakukan pengembangan SDM yang berkualitas dan meningkatkan kinerja eksekutif yang sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Klaten untuk mendukung otonomi daerah Kabupaten Klaten. e. Penelitian yang akan datang sebaiknya memperpanjang periode penelitian, misalnya sepuluh tahun terakhir atau semenjak diberlakukannya otonomi daerah di daerah yang akan diteliti agar hasilnya lebih dapat digeneralisasikan. Selain itu, bagi penelitian mendatang hendaknya memperluas sampel penelitian, yaitu tidak terbatas pada Pemkab Klaten, tetapi mencakup kota-kota besar di Jawa Tengah sehingga hasilnya juga dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA Apituley, Margaretha Rosalyn dan Josepus Makatita. 2009. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Apituley dan Makatita. Volume III, Nomor 1. Maret: 51 61. Ghozali, Imam. (2009), Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N (2007), Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta, Erlangga. Halim, Abdul (2001), Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta, UPP AMP YKPN. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo (1999), Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta, BPFE. Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto (2006), Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia. Malang, Bayumedia Publishing. Mardiasmo (2011), Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta, ANDI. Mujiyati, dan M. Abdul Aris (2011), Perpajakan Kontemporer 2011. Surakarta, Muhammadiyah University Press. Nilawati, Umi dan Rika Hidayah. 2003. Pengaruh Realisasi Pajak Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah. Fordema. Volume 3, Nomor 2. November: 555-565. Nordin. 2005. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah di Kabupaten Malang. Delegasi. Nomor 1. April: 58 70. Nordin. 2004. Peran Pajak Daerah di Era Otonomi Daerah. Delegasi. Volume 3, Nomor 2. April: 43 51. Nurmayani. 2008. Fungsi Pajak Daerah dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota Bandar Lampung. Reformasi Hukum. Volume XI. Nomor 1. Juni: 27 42. Rosidin, Utang (2010), Otonomi Daerah dan Desentralisasi (Dilengkapi Undangundang Nomor 32 tahun 2004 dengan perubahan-perubahannya). Bandung, CV PUSTAKA SETIA. Sutedi, Adrian (2009), Implikasi Hukum atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta, Sinar Grafika. Undang-undang Nomor: 28 Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang Nomor: 32 Tahun 2004, Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Nomor: 33 Tahun 2004, Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Utomo, Yuni Prihadi (2007), EKSPLORASI DATA DAN ANALISIS REGRESI DENGAN SPSS. Surakarta, Muhammadiyah University Press. Peraturan Pemerintah Nomor: 69 Tahun 2010, Tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor: 91 Tahun 2010, Tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak.