Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT 3 RW 07 KELURAHAN PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang 2015 Vol. 5, No. 1

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PHBS DI RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU MEROKOK DALAM RUMAH KEPALA RUMAH TANGGA DI DUSUN KARANGNONGKO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan. telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Ika Sri Handayani 2) Ani Nur Fauziah ABSTRAK. Kata kunci : Sikap, Ibu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Tatanan Rumah Tangga

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PHBS RUMAH TANGGA DI RW 04 DESA JAYARAGA KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT TAHUN 2017

CATATAN HASIL KEGIATAN KESATUAN GERAK PKK-KKB-KESEHATAN

PERAN PUSKESMAS DALAM PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PADAIDI KECAMATAN MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

Sari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

HUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

Salbiah Kastari Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak

PENDIDIKAN, PENDAPATAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

Transkripsi:

PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI RT07/RW03 DUSUN AMBARRUKMO, CATURTUNGGAL,DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ignatius Gonggo Prihatmono 1, Irma Rahmayani 2 INTISARI Pendahuuan : Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih sehat untuk memelihara dan menjaga kesehatannya. Rumah tangga ber-phbs berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan kondusif untuk hidup sehat. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan PHBS pada tatanan rumah tangga sedangkan secara khusus untuk mendapatkan gambaran pencapaian stratifikasi PHBS melalui 10 indikator, langkah-langkah pembinaan PHBS serta peran kader dalam PHBS di RT07/RW03 Dusun Ambarrukmo Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Metode Penelitian : Penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode survai.teknik sampling non random total populasi yakni mengambil seluruh keluarga di RT 07 berada di RT07/RW03 di Dusun Ambarrukmo Caturtunggal Depok Sleman yang melaksanakan PHBS pada tatanan rumah tangga yang terdiri dari 39 Keluarga Hasil Penelitian dan Pembahasan : Pencapaian Indikator PHBS tatatanan rumah tangga sebagian besar (97 %) termasuk dalam klasifikasi Sehat IV, Langkah-langkah pembinaan PHBS tatanan rumah tangga sebagian besar (93%) termasuk dalam kategori tinggi dan Peran kader dalam meningkatkan PHBS pada tatanan rumah tangga sebagian besar ( 97%) termasuk dalam kategori tinggi. Kesimpulan : Bagi masyarakat di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 perlu meningkatkan tiga indikator PHBS yang masih rendah, yakni makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah.bagi kader kesehatan perlu membentuk sebuah kepengurusan organisasi pemuda agar dapat menjadi panutan untuk menciptakan PHBS rumah tangga yang lebih baik. perlu melakukan penelitian mengenai PHBS menggunakan RT lain di daerah perkotaan sebagai pembanding. Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Kader Kesehatan PENDAHULUAN Sehat merupakan hak setiap orang. Oleh karena itu setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. (Kemenkes, 2012). Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih sehat untuk memelihara dan menjaga kesehatannya. (Taufik, Nyorong, & Riskiyani, 2013). Rumah tangga ber-phbs berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan kondusif untuk hidup sehat. (Depkes, 2011) 1 55

Dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan ditetapkan bahwa setiap orang diwajibkan untuk ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Termasuk dalam kewajiban setiap orang adalah berperilaku hidup sehat, menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan orang lain. Perilaku hidup bersih sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini terkait dengan berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis lingkungan yang secara epidimologis masih tinggi di Indonesia (Kemenkes, 2012). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) rumah tangga baik mencapai 32,3%. Dengan proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33 provinsi yang masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi nasional, dan Yogyakarta ada pada urutan ke tiga setelah Jakarta menduduki peringkat pertama. Beberapa indikator yang digunakan dalam Riskesdas 2013 ini berbeda dengan indikator yang digunakan dalam Riskesdas 2007, sehingga tidak bisa menggambarkan kecenderungan kenaikan atau penurunan proporsi rumah tangga ber-phbs. 2 Peningkatan PHBS tersebut dilakukan melalui lima tatanan yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat-Tempat Umum. (depkes, 2009) namun PHBS harus dimulai dari tatanan rumah tangga, karena rumah tangga merupakan asset modal pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Terdapat 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga menurut Riskesdas (2011) yaitu : (1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, (2) Bayi diberi ASI ekslusif, (3) Menimbang bayi setiap bulan, (4) Ketersediaan air bersih, (5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) Menggunakan jamban sehat, (7) Memberantas jentik sekali seminggu, (8) Makan buah dan sayur setiap hari, (9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) Tidak merokok didalam rumah (Kemenkes, 2011). Keberhasilan program PHBS tatanan rumah tangga, didasarkan kepada 10 indikator yang dibagi menjadi 4 tingkatan atau kategori: Stratifikasi I, Stratifikasi II, Stratifikasi III, Stratifikasi IV. Dengan target pemerintah yaitu tercapainya penduduk Indonesia yang ber-phbs pada tingkatan Stratifikasi IV (Depkes, 2006). Klasifikasi tersebut sebagai berikut: 1. Stratifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 2. Stratifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai 5 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 56

3. Stratifikasi III ( warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga. 4. Stratifikasi IV (warna biru) : klasifikasi III dan mengikuti dana sehat. (Depkes, 2006) 3 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 15 Oktober 2015, data PHBS Dusun Ambarrukmo di Puskesmas Depok 3, didapatkan hasil pencapaian rumah tangga di salah satu RT yang dipantau ber- PHBS berjumlah 39 Rumah tangga, ini menunjukan 82,05 % rumah tangga yang dipantau melaksanakan PHBS. Dan terlihat di Dusun Ambarrukmo yang melaksanakan PHBS terbaik adalah R07/RW03. (Puskesmas Depok III) 4 Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan PHBS pada tatanan rumah tangga sedangkan secara khusus untuk mendapatkan gambaran pencapaian stratifikasi PHBS melalui 10 indikator, menapatkan gambaran langkahlangkah pembinaan PHBS serta gambaran peran kader dalam PHBS di RT07/RW03 Dusun Ambarrukmo Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode survai. Teknik sampling non random total populasi yakni mengambil seluruh keluarga di RT 07 berada di RT07/RW03 di Dusun Ambarrukmo Caturtunggal Depok Sleman yang melaksanakan PHBS pada tatanan rumah tangga yang terdiri dari 39 Keluarga Metode pengumpulan data dengan wawancara dan observasi pada tanggal 27-29 Februari 2016. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi pedoman wawancara, kuesioner dan alat perekam gambar. Metode pengolahan data diawali dengan editing, coding, scoring dan tabulating. Analisis data deskripttif dalam bentuk prosentase dengan patokan normatif sebagai berikut : 0 % tidak ada, 1-25%: sebagian kecil, 26-49% : kurang dari separuh, 50% : separuh, 51-74% : lebih dari separuh, 75-99% : sebagian besar dan 100% : seluruhnya HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Ambarrukmo RT 07 / RW 03 Catur tunggal, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 27-29 Februari 2016. Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada seluruh warga yang memiliki kartu keluarga di Dusun Ambarrukmo RT 07 / RW 03 Catur tunggal, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta. Berdasarkan studi pendahuluan, responden berjumlah 39 rumah tangga, namun fakta dilapangan peneliti hanya mendapatkan 76.92% atau 30 responden di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03. Ini dipengaruhi oleh beberapa warga yang sudah pindah 57

rumah dari Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 dan ada warga yang telah meninggal dunia. A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Catur Tunggal adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Caturtunggal terletak pada posisi 7 o 46 48 LS, dan 110 o 23 45 BT, dengan luas wilayah 11.070.000 M 2 dan didiami oleh 57.228 jiwa. Secara administrative, wilayah Caturtunggal dibagi menjadi 20 dusun, salah satunya adalah Dusun Ambarrukmo. Dusun Ambarrukmo adalah salah satu dusun di Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (BPKP, 2016) Menurut hasil wawancara dengan Ketua RT, Dusun Ambarrukmo RT07 RW 03 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang berada di sisi selatan Jalan Laksda Adi Sucipto. Batas wilayah Ambarrukmo sebelah selatan yakni dusun gowok, timur yakni dusun janti, barat yakni dusun janti. Dusun Ambarrukmo memiliki organisasi mulai dari ketua RT, wakil ketua RT, sekertaris, bendahara, humas, seksi keamanan, dan seksi sosial. Setiap bulannya juga mengadakan kegiatan pertemuan rutin setiap bulan, mulai dari pertemuan rutin ibu-ibu dan pertemuan rutin ibu dan bapak, ada pula kerja bakti, dan menjenguk orang sakit. B. Hasil Penelitian 1. Pencapaian Strata PHBS Klasifikasi yang terdiri dari sehat I, sehat II, sehat III, sehat IV dalam suatu keluarga, agar tercapainya penduduk Indonesia yang berperilaku hidup bersih dan sehat. Tabel 1 Distribusi frekuensi pencapaian strata PHBS di Dusun Ambarrukmo RT 07 / RW 03 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. No. Klasifikasi Jumlah Prosentase (%) 1. Sehat I 0 0 2. Sehat II 0 0 3. Sehat III 1 3 % 4. Sehat IV 29 97 % Total 30 100% Sumber : Data primer, 2016 Analisis data : a. Sebagian besar warga Ambarrukmo RT07/RW03 memiliki klasifikasi sehat IV. b. Sebagian kecil warga Ambarrukmo RT07/RW03 memiliki klasifikasi sehat III 58

Tabel 2 Distribusi frekuensi pengelompokan item pertanyaan indicator PHBS di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. No. Indikator PHBS Ya Tidak F % F % 1. Persalinan di tolong oleh tenaga 28 93% 2 7% kesehatan 2. Memberikan bayi ASI eksklusif 27 93% 2 7% 3. Menimbang balita setiap bulan 28 93% 2 7% 4. Menggunakan air bersih 30 100% 0 0 5. Mencuci tangan dengan air bersih 30 100% 0 0 dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 30 100% 0 0 7. Memberantas jentik di rumah 27 90% 3 10% seminggu sekali 8. Makan sayur dan buah setiap hari 26 87% 4 13% 9. Melakukan aktivitas fisik setiap 23 77% 7 23% hari 10. Tidak merokok didalam rumah 22 73% 8 27% 11. Mempunyai dana sehat (BPJS) 30 100% 0 0 Sumber: Data primer, 2016 Analisis data: a. Seluruh warga Ambarrukmo RT07/RW03 indikator PHBS menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, mempunyai dana sehat (BPJS) sudah sangat baik. b. Sebagian besar warga Ambarrukmo RT07/RW03 indikator PHBS persalinan ditolong olehtenaga kesehatan, memberikan bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, memberantas jentik di rumah seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari sudah baik. c. Lebih dari separuh warga Ambarrukmo RT07/RW03 indikator PHBS tidak merokok didalam rumah masih buruk. 2. Langkah-Langkah Pembinaan PHBS Suatu kegiatan yang dilakukan oleh kader untuk mengajarkan supaya kelompok masyarakat memiliki status kesehatan yang tinggi. 59

Tabel 3 Distribusi frekuensi langkah-langkah pembinaan PHBS di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. No. Skala Ordinal Jumlah Prosentase (%) 1. Tinggi 28 93% 2. Sedang 2 7% 3. Rendah 0 0 Sumber: Data primer, 2016 Analisis data: a. Sebagian besar warga Ambarrukmo RT07/RW03 penatalaksanaan PHBS dimensi langkah-langkah pembinaan PHBS sudah tinggi. b. Sebagian kecil warga Ambarrukmo RT07/RW03 penatalaksanaan PHBS dimensi langkah-langkah pembinaan PHBS masih sedang. Tabel 4 Distribusi frekuensi pengelompokan item pertanyaan langkah-langkah pembinaan PHBS di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Catur tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. No. Pernyataan Ya Tidak F % F % a. Pemberdayaan 1. Ada pembentukan forum desa/kelurahan untuk meningkatkan PHBS 30 100% 0 0 2. Ada pembinaan bagi individu untuk 27 90% 3 10% meningkatkan PHBS 3. Ada pembinaan bagi keluarga untuk 28 93% 2 7% meningkatkan PHBS 4. Ada pemuka masyarakat sebagai pembina 29 97% 1 3% PHBS 5. Terdapat kader di RT ini 30 100% 0 0 b. Bina Suasana 6. Ada pengurus RT/RW yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga 29 97% 1 3% 7. Ada pengurus PKK yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga 8. Ada pengurus pengajian yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga 9. Ada pengurus organisasi pemuda yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga c. Advokasi 10. Ada organisasi kemasyarakatan tingkat desa/kelurahan yang berperan dalam meningkatkan PHBS rumah tangga 11. Ada penyandang dana dalam membantu upaya pembinaan PHBS rumah tangga Sumber: Data primer, 2016 Analisis data: a. Pemberdayaan 29 97% 1 3% 30 100% 0 0 8 27% 22 73% 22 73% 8 27% 18 60% 12 40% 1) Seluruh warga Ambarrukmo RT07/RW03 menyatakan Ada pembentukan forum desa/kelurahan 60

untuk meningkatkan PHBS dan Terdapat kader di RT ini. b. Bina Suasana 1) Seluruh warga Ambarrukmo RT 07 / RW 03 menyatakan ada pengurus pengajian yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga. 2) Lebih dari separuh Ambarrukmo RT07/RW03 menyatakan tidak ada pengurus organisasi pemuda yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga. c. Advokasi 1) Lebih dari separuh warga Ambarrukmo RT07/RW03 menyatakan ada organisasi kemasyarakatan tingkat desa/kelurahan yang berperan dalam meningkatkan PHBS rumah tangga dan penyandang dana dalam membantu upaya pembinaan PHBS rumah tangga. 3. Peran Kader dalam Meningkatkan PHBS Perilaku dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan kedudukan sebagai kader untuk meningkatkan perilaku hidup bersih sehat. Tabel 5 Distribusi frekuensi peran kader dalam meningkatkan PHBS di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. No. Skala Ordinal Jumlah Prosentase (%) 1. Tinggi 29 97% 2. Sedang 1 3% 3. Rendah 0 0 Sumber: Data primer, 2016 Analisis data: a. Sebagian besar warga Ambarrumo RT07/RW03 pada peran kader dalam meningkatkan PHBS ada ditingkatan tinggi. b. Sebagian kecil warga Ambarrumo RT07/RW03 pada peran kader dalam meningkatkan PHBS ada ditingkatan sedang Tabel 6 Distribusi frekuensi pengelompokan item pertanyaan peran kader dalam meningkatkan PHBS di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. No. Pernyataan Ya Tidak 1. Kader yang melakukan pendataan menggunakan kartu/pencatatan PHBS 2. Kader melakukan pendekatan dengan kepala desa/lurah untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS F % F % 27 90% 3 10% 28 93% 2 7% 61

3. Kader melakukan sosialisasi PHBS ke seluruh rumah tangga melalui kelompok dasawisma 4. Kader melakukan penyuluhan perorangan/kelompok/massa untuk melaksanakan PHBS 5. Kader mengembangkan kegiatan yang mendukung terwujudnya rumah tangga sehat 6. Kader memantau kemajuan pencapaian rumah tangga sehat setiap tahun melalui pencatatan PHBS Sumber: Data primer, 2016 Analisis data: a. Seluruh warga Ambarrukmo RT07/RW03 menjawab ada pada bagian Kader melakukan penyuluhan perorangan/kelompok/massa melaksanakan PHBS. PEMBAHASAN A. Pencapaian Strata PHBS untuk Dalam penelitian yang dilakukan di Dusun Ambarrukmo RT 07 / RW 03 Caturtunggal, Depok, Sleman, D. I. Yogyakarta didapatkan 30 responden. Data yang didapatkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada warga setempat menyatakan bahwa sebagian kecil atau 3% warga Ambarrukmo RT07/RW03 memiliki klasifikasi sehat III, dan sebagian besar atau 97% warga Ambarrukmo RT07/RW03 memiliki klasifikasi sehat IV. Menurut pedoman Depkes (2006), keberhasilan program PHBS tatanan rumah tangga, didasarkan kepada 10 indikator yang dibagi menjadi 4 tingkatan atau kategori: Stratifikasi I, Stratifikasi II, Stratifikasi III, Stratifikasi IV. Dengan target pemerintah 28 93% 2 7% 30 100% 0 0 28 93.33% 2 7% 28 93% 2 6.67% b. Sebagian kecil warga Ambarrukmo RT 07 / RW 03 menjawab tidak pada bagian kader yang melakukan pendataan menggunakan kartu/pencatatan PHBS. yaitu tercapainya penduduk Indonesia yang ber-phbs pada tingkatan Stratifikasi IV. Klasifikasi tersebut sebagai berikut: Stratifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga, Stratifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai 5 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga, Stratifikasi III ( warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga, Stratifikasi IV (warna biru) : klasifikasi III dan mengikuti dana sehat. 5 Hal ini berbeda dengan penelitian (Ambarwati, Retna. E, 2013) PHBS di Dusun Kwasen Desa Srimartani Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Tahun 2011 diperoleh dengan wawancara memperlihatkan bahwa mayoritas kepala keluarga dengan klasifikasi PHBS sehat II 62

yaitu sebanyak 167 KK (47,40%) diikuti dengan klasifikasi sehat III sebanyak 167 KK (47.40%), klasifikasi sehat IV sebanyak 71 KK (20.20%) serta minoritas kepala keluarga dengan klasifikasi sehat I yaitu sebanyak 2 KK (0,60%). Hasil kedua penelitian menunjukan bahwa perbedaan strata kedua Dusun tersebut, di Dusun Kwasen masih ada warganya yang memiliki strata PHBS sehat I dan sehat II, sedangkan warga di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 tidak ada. dan perbandingan strata PHBS sehat IV masih tinggi warga di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 yakni sebagian besar 97% sedangkan Dusun Kwasen hanya 20.20%. 6 B. Langkah-langkah Pembinaan PHBS Dalam penelitian didapatkan dalam langkah pembinaan pemberdayaan seluruh atau 100% warga Ambarrukmo RT07/RW03 menyatakan ada pembentukan forum desa/kelurahan untuk meningkatkan PHBS dan terdapat kader di RT ini. Dalam langkah pembinaan bina suasana pernyataan seluruh atau 100% warga Ambarrukmo RT07/RW03 menyatakan ada pengurus pengajian yang menjadi panutan agar terciptanya PHBS rumah tangga. Dan pembinaan advokasi lebih dari separuh atau 73% warga Ambarrukmo RT07/RW03 menyatakan ada organisasi kemasyarakatan tingkat desa/kelurahan yang berperan dalam meningkatkan PHBS rumah tangga. Setelah dikelompokkan menggunakan skala ordinal pada langkah-langkah pembinaan PHBS secara keseluruhan didapatkan data sebagian kecil atau 7% warga Ambarrukmo RT07/RW03 penatalaksanaan PHBS dimensi langkah-langkah pembinaan PHBS masih sedang. Sebagian besar atau 93% warga Ambarrukmo RT07/RW03 penatalaksanaan PHBS dimensi langkah-langkah pembinaan PHBS sudah tinggi. Hal ini terlihat dari seluruh warga Ambarrukmo yang menyatakan ada pembentukan forum desa/kelurahan untuk meningkatkan PHBS dan terdapat kader di RT ini. Menurut Kemenkes (2011), pembinaan desa melalui pemberdayaan dilakukan terhadap individu, keluarga, dan kelompok masyarakat. Prosesnya diawali dengan pemberdayaan terhadap kelompok masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat, untuk membentuk forum desa / kelurahan (pengembangan kapasitas pengelola). Dengan pengorganisasian masyarakat, maka selanjutnya pemberdayaan individu dan keluarga dapat ditimbang terimakan kepada perangkat desa/kelurahan, pemuka masyarakat yang ditunjuk sebagai kader. Dalam langkahlangkah pembinaan PHBS ini warga Ambarrukmo RT07/RW03 berada pada pembinaan desa melalui pemberdayaan 7 C. Peran Kader dalam Meningkatkan PHBS Dari hasil penelitian di Dusun Ambaruukmo RT07/RW03 didapatkan hasil sebagian kecil atau 3% warga Ambarrumo RT07/RW03 pada peran kader dalam meningkatkan PHBS ada ditingkatan sedang. Sebagian besar atau 97% warga Ambarrumo RT07/RW03 pada peran kader dalam meningkatkan PHBS ada ditingkatan tinggi. Menurut Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta (2015), peran kader pada perilaku hidup bersih sehat meliputi: melakukan 63

pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan kartu PHBS atau pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader, melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS di rumah tangga, sosialisasi PHBS di rumah tangga ke seluruh rumahtangga yang ada di desa/kelurahan melalui kelompok dasawisma, memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan pergerakan masyarakat, mengembangkan kegiatan yang mendukung terwujudnya rumah tangga sehat, memantau kemajuan pencapaian rumah tangga sehat di wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan PHBS di rumah tangga. 8 Hasil penelitian (Damayanti & Hardyanti, 2014) 9 menyatakan bahwa telah didapatkan 21 responden (46.7%) yang merasa peran kader aktif dan 24 responden (53.3%) yang merasakan peran kader kurang aktif di Kelurahan Laing wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok. Menurut Nasrul Effendi (1998) dalam Mubarak, Santoso, Rozikin, & Patonah (2006) 10 menyatakan peran sebagai pelaksana 1. Pencapaian Indikator PHBS tatatanan rumah tangga sebagian besar (97 %) termasuk dalam klasifikasi Sehat IV. 2. Langkah - langkah pembinaan PHBS tatanan rumah tangga sebagian besar (93%) termasuk dalam kategori tinggi. 3. Peran kader dalam meningkatkan PHBS pada tatanan rumah tangga sebagian besar ( 97%) termasuk dalam kategori tinggi. B. Saran 1. Bagi masyarakat di Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Lebih meningkatkan tiga indikator PHBS yang masih rendah, yakni makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah. 2. Bagi kader Dusun Ambarrukmo RT07/RW03 Perlu membentuk sebuah kepengurusan organisasi pemuda agar dapat menjadi panutan untuk menciptakan PHBS rumah tangga yang lebih baik. 3. Bagi peneliti lain Perlu melakukan penelitian mengenai PHBS menggunakan RT lain di daerah perkotaan sebagai pembanding. kesehatan yaitu seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 64

DAFTAR PUSTAKA 1 Andarmoyo, Sulistyo (2012), Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 3. Departemen Kesehatan, (2009) Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,. 4 Departemen Kesehatan, (2011) Pusat Promosi Kesehatan. Panduan Pembinaan dan Penilaian Perilaku Hidup Bersih Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakart. 5. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, (20015) Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta. 6. 7. Kementerian Kesehatan, Peraturan Menetri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011. (2011) Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), 2. Departemen Kesehatan, (2006) Profil Kesehatan 2005, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2011.. 7. Kementerian Kesehatan, (2012) Buku Panduan Hari Kesehatan Nasional, ke-48 "Indonesia Sehat, Ibu Selamat, Anak Sehat", Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 8. Mubarak, W. I., Santoso, B. A., Rozikin, K., & Patonah, S, (2006) Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Agung Seto, Jakarta. 9. Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Santoso, B. A, (2012) Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Konsep dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta. 10 Taufik, M., Nyorong, M., & Riskiyani, S, (2013) Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat di Kelurahan Parangloe Kecamatan Tamalanrea Kota Makasar, Jurnal MKMI 65