BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. merasa lelah dan sulit untuk berkonsentrasi pada sore harinya, penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menunjang pertumbuhan yang optimal dan dapat mencegah penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Dibutuhkan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif untuk bersiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarapan didefinisikan mengkonsumsi makanan atau minuman yang menghasilkan energi dan zat gizi lain pada pagi hari, yang dilakukan dirumah sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007). Didalam pedoman umum gizi seimbang, pesan ke delapan terdapat pesan Biasakan Makan Pagi. Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik (Depkes, 2002). Remaja adalah masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa ditandai dengan perubahan fisik dan mental, perubahan ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi pada remaja putri dan perubahan suara pada remaja putra (Kuswardani, 2000). Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase remaja. Pada fase ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologis. Seorang remaja mengalami banyak ragam gaya

2 hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menenntukan makanan apa yang akan dikonsumsi (Khomsan, A. 2003). Masalah gizi banyak dialami oleh golongan rawan gizi yang salah satunya adalah remaja. Kelompok umur remaja yang menunjukan fase perubahan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja sering terjadi kekurangan energi dan protein, anemia gizi dan defisiensi berbagai vitamin merupakan masalah gizi remaja. Selain itu masalah gizi lebih yang ditandai oleh tingginya angka obesitas pada remaja juga sering terutama dikota kota besar (Moehji, 2003). Dari berbagai kesibukan dan aktifitas remaja salah satunya ialah menuntut ilmu di sekolah maupun di perguruan tinggi, salah satu perguruan tinggi di Jakarta ialah Universitas Esa Unggul. Di Universitas Esa Unggul terdapat sembilan fakultas yang terdiri dari fakultas ekonomi, fakultas teknik, fakultas komputer, fakultas kesehatan, fakultas komunikasi, fakultas fisioterapi, fakultas hukum, fakultas psikologi, fakultas disain dan industri kreatif. Di fakultas kesehatan terdapat lima fakultas yang terdiri fakultas kesehatan masyarakat, fakultas gizi, fakultas rekam medis, fakultas keperawatan, fakultas manajemen informasi kesehatan. Pada program studi ilmu gizi mahasiswanya belajar tentang pengetahuan dan pendidikan gizi sehingga mahasiswa dapat mengerti tentang gizi, sedangkan pada program studi kesehatan masyarakat mahasiswanya juga belajar pendidikan gizi pada mata kuliah dasar-dasar ilmu gizi dan gizi

3 kesehatan masyarakat. Tetapi tidak semua materi yang diajarkan di fakultas kesehatan masyarakat dipelajari pula pada program studi ilmu gizi. Sehingga pada program studi ilmu gizi lebih memahami perilaku sarapan dibandingkan dengan jurusan lainnya, dengan demikian mahasiswa gizi dapat mengerti manfaat dari perilaku sarapan yang lebih baik. Tentunya hal ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian ini, apakah mahasiswa gizi lebih baik perilaku makannya dibandingkan mahasiswa kesehatan masyarakat. 1.2. Perumusan Masalah Bagaimana perbedaan pengetahuan, sikap, dan asupan sarapan antara mahasiswa program studi ilmu gizi dengan program studi kesehatan masyarakat di Universitas Esa Unggul. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan asupan sarapan antara mahasiswa program studi ilmu gizi dengan program studi kesehatan masyarakat di Universitas Esa Unggul.

4 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi umur, dan jenis kelamin, pekerjaan orang tua. b. Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan asupan sarapan antara mahasiswa program studi ilmu gizi dan program studi kesehatan masyarakat. c. Menganalisis perbedaan pengetahuan tentang gizi antara mahasiswa program studi ilmu gizi dan program studi kesehatan masyarakat. d. Menganalisis perbedaan sikap tentang gizi antara mahasiswa program studi ilmu gizi dan program studi kesehatan masyarakat. e. Menganalisis perbedaan asupan sarapan (Energi, Protein, Fe) antara mahasiswa program studi ilmu gizi dan program studi kesehatan masyarakat. 1.4. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan waktu, tenaga dan lainnya pada penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah penelitian, sehingga masalah dalam penelitian tidak meluas. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain : 1. Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah 30 mahasiswa program studi ilmu gizi dan 30 mahasiswa program studi ilmu kesehatan masyarakat pada Universitas Esa Unggul.

5 2. Penelitian ini hanya melihat dari sisi perbedaan pengetahuan, sikap gizi dan asupan sarapan antara mahasiswa program studi ilmu gizi dan program studi kesehatan masyarakat di Universitas Esa Unggul. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian dan sebagai salah satu persyaratan akademik. 2. Bagi Institusi Memberikan informasi kepada instansi terkait yakni program studi ilmu gizi Universitas Esa Unggul mengenai pengetahuan, sikap dan asupan sarapan mahasiswa program studi ilmu gizi dan program studi ilmu kesehatan masyarakat.