BAB II WATERPAS DIGITAL

dokumen-dokumen yang mirip
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ALAT UJI REM PORTABEL Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II Dasar Teori 2.1 RFID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah membuat Data Logger Autoclave, prinsip kerja alat ini adalah pada

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

BAB II DASAR TEORI (2.1) = l t. s rata-rata

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

bagian penting yaitu sensor navigasi CMPS03, sensor tekanan, IC suara 25120,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB II DASAR TEORI. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi

APLIKASI CHATTING DENGAN JARINGAN MIKROKONTROLER Eka Purwa Laksana, Sujono

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3: PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN. Bab ini membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II LANDASAN TEORI. merealisasikan suatu alat pengawas kecepatan pada forklift berbasis mikrokontroler.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengaruh Tekanan Udara (Atmosfer) Terhadap Cuaca dan Penerbangan

BAB II DASAR TEORI Bentuk Fisik Sensor Gas LPG TGS 2610 Bentuk fisik sensor TGS 2610 terlihat pada gambar berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi dari peneliti-peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan,

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI BAB II

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nanda Yudip (2012) Pengguna terapi inhalasi sangat luas di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor SHT-11

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI. Gambar 2.1. GP2Y1010AU0F Optical Dust Sensor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

Sistem Tertanam. Pengantar Atmega328 dan Arduino Uno. Dennis Christie - Universitas Gunadarma

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

Pada dasamya prinsip dasamya prinsip kerja dari alat ini adalah dengan

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

BAB III TEORI PENUNJANG. komunikasi data serial secara UART RS-232 serta pemrograman memori melalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian sebelumnya sudah dibuat alat monitoring BPM secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat pengukur waktu expose. Penelitian ini bertujuan mengukur waktu expose

Transkripsi:

BAB II WATERPAS DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan waterpass digital yang dirancang. 2.1 Accelerometer Accelerometer adalah sebuah transduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran ataupun untuk mengukur percepatan gravitasi bumi[1]. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, dan juga bisa digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan dengan ataupun tanpa pengaruh gravitasi bumi. Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut percepatan(acceleration). Jika kecepatan semakin berkurang daripada kecepatan sebelumnya, disebut deceleration. Percepatan juga bergantung pada arah atau orientasi karena merupakan penurunan kecepatan yang merupakan besaran vektor. Berubahnya arah pergerakan suatu benda akan menimbulkan percepatan pula. 2.1.1 Accelerometer LIS3LV02DL Sensor accelerometer yang digunakan adalah LIS3LV02DL buatan STmicroelectronics yang mempunyai 3 axis (x,y,z) pengukuran dengan output data digital yang linier (±2g - ±6g). Antar muka yang digunakan dapat berupa two-wire interface - I²C (Inter-Integrated Circuit) atau SPI (Serial Perihperal Interface). Berikut adalah gambar blok diagram dari sensor accelerometer : 6

Gambar 2.1. Blok diagram accelerometer LIS3LV02DL. Antarmuka keluaran LIS3LV02DL yang disediakan dapat dipilih menggunakan komunikasi I 2 C atau SPI. Konsumsi arus yang digunakan sangat rendah, berkisar antara 0,6 ma hingga 0,8 ma. Selain itu pengguna juga dapat memilih keluaran data dengan ketelitian 12 bit atau 16 bit. Konfigurasi pin dari sensor accelerometer dapat dilihat pada Gambar 2.2. Penjelasan dari masing-masing fungsi pin yang terdapat pada sensor dapat dilihat pada Tabel 2.1[2]. Konfigurasi pin accelerometer dapat dilihat pada Gambar 2.2 : Gambar 2.2. Konfigurasi Pin LIS3LV02DL. 7

Tabel 2.1. Deskripsi pin LIS3LV02DL. Pin Nama Pin Fungsi 1 RDY/INT Data ready/inertial wake-up interrupt 2 SDO SPI Serial Data Output 3 SDA/ SDI/ SDO I 2 C Serial Data (SDA) SPI Serial Data Input (SDI) 3-wire Interface Serial Data Output (SDO) 4 Vdd_IO Power supply for I/O pads 5 SCL/SPC I 2 C Serial Clock (SCL) SPI Serial Port Clock (SPC) 6 CS SPI enable I 2 C/SPI mode selection (1: I 2 C mode; 0: SPI enabled) 7 NC Tidak terkoneksi 8 CK Eksternal clock, atau dihubungkan ke GND 9 GND 0V supply 10 Reserved Tidak terkoneksi atau dihubungkan menuju Vdd_IO 11 Vdd Power supply 12 Reserved Dihubungkan menuju Vdd 13 Vdd Power supply 14 GND 0V supply 15 Reserved Tidak terkoneksi atau dihubungkan ke GND 16 GND 0V supply Karakteristik dari sensor accelerometer LIS3LV02DL dapat dilihat pada Tabel 2.2[2]. Karakteristik tersebut diperoleh melalui pengukuran yang dilakukan pada tegangan VDD 3.3V dan suhu 25 o C. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sensor accelerometer tipe ini mampu mengukur percepatan gravitasi dengan jangkauan pengukuran yang dapat dipilih antara ± 2g atau ± 6g. 8

Tabel 2.2. Karakteristik Sensor LIS3LV02DL. Parameter Kondisi pengujian Min. Typ. Max. Satuan Jangkauan Full Scale = ± 2g ± 1.7 ± 2 g pengukuran Full Scale = ± 6g ± 5.3 ± 6 g Resolusi alat Full scale = ± 2g Bandwidth=40Hz 1.0 Mg Full scale = ± 2g Representasi 12 920 1024 1126 LSB/g Sensitivitas bit Full scale = ± 6g Representasi 12 306 340 374 LSB/g bit Perubahan sensitivitas 0.025 %/ o C terhadap suhu Lebar pita sistem ODRx/4 Hz Jangkauan suhu pengoperasian -40 +85 o C Sensitivitas dari accelerometer sebesar 1024 LSB/g, dapat diartikan percepatan 1 gravitasi sebanding dengan keluaran data sebesar 1024. Sedangkan jika dikonfigurasikan pada skala penuh ± 6g, sensitivitasnya berkurang menjadi 340 LSB/g. Sensor accelerometer terpengaruh pada perubahan suhu lingkungan. Dalam datasheet disebutkan bahwa sensor ini akan berubah sebesar 0,025% tiap 1 o C. Sebagai antarmuka komunikasi data, sensor accelerometer LIS3LV02DL dapat diakses melalui protokol I 2 C maupun menggunakan protokol SPI (Serial Parallel Interface). Untuk memilih jenis komunikasi mana yang digunakan untuk melakukan akses sensor digunakan pin CS. Jika pin CS bernilai 1, maka protokol pengaksesan data menggunakan komunikasi I 2 C. Jika pin CS bernilai 0, protokol yang digunakan 9

adalah SPI. Tabel 2.3 merupakan tabel pin yang digunakan untuk melakukan akses menuju sensor beserta fungsinya. Tabel 2.3. Deskripsi pin antarmuka serial LIS3LV02DL. 2.1.2 Permodelan dan pengaruh sensor accelerometer Pada sensor ini dapat disamakan dengan prinsip gaya massa pegas pada benda. Hokum Hooke mangatakan gaya yang bekerja pada sebuah pegas sebanding dengan konstanta pegas dan perubahan jarak pegas dari posisi semula[3]. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah pegas hingga pegas meregang, maka pegas akan memberikan gaya reaksi sebesar: F = k x (2.2) dimana : F = Gaya pegas (N) k = konstanta pegas Δx = perubahan panjang pegas akibat regangan (m) Percepatan yang timbul oleh gaya yang bekerja pada suatu benda besarnya berbanding lurus dengan gaya pegas dan berbanding terbalik dengan massa benda, berdasarkan hukum Newton II. Dalam persamaan matematis : F = m a (2.3) dimana : F = Gaya yang bekerja pada benda(n) m = massa benda(kg) a = percepatan yang dialami benda(m/s 2 ). 10

Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah massa yang dihubungkan dengan sebuah pegas yang dipasang pada sebuah sistem yang dapat bergerak. Saat sistem tersebut diberi gaya F sehingga akan mengalami percepatan a, gaya tersebut akan menyebabkan pegas meregang dan juga dapat merapat. Sehingga dari kedua hukum di atas tersebut dapat ditulis persamaan : F = m. a = k x (2.4) dimana : F = Gaya yang bekerja pada benda(n) m = massa benda(kg) a = percepatan yang dialami benda(m/s 2 ). k = konstanta pegas Δx = perubahan panjang pegas akibat regangan (m) Gambar 2.3. Massa pegas untuk mengukur percepatan. Sehingga dapat diketahui bahwa percepatan a akan menyebabkan benda bermassa m akan mengalami perpindahan sebesar x = ma. Jika perpindahan posisi k tersebut diketahui, maka dapat diketahui bahwa percepatan yang dialami oleh benda sebesar : k x a =. (2.5) m 11

Saat sensor dalam keadaan diam(statis), sensor akan medeteksi adanya percepatan gravitasi yang bekerja. Hal ini disebabkan setiap benda yang memiliki massa berada pada jangkauan gravitasi bumi akan terpengaruh oleh gaya gravitasi bumi yang besarnya dapat ditulis dalam persamaan 2.6: F g = m. g (2.6) dimana: F g = Gaya berat benda (N) m = Massa benda (kg) g = Percepatan gravitasi bumi (m/s 2 ) Dari Gambar 2.4 suatu massa pegas dalam keadaan diam pada bidang datar yang sejajar dengan permukaan bumi. Besarnya gaya gravitasi tidak menyebabkan perubahan posisi massa pada arah sumbu ukur. Namun jika massa pegas diletakkan pada bidang miring yang membentuk sudut θ terhadap arah gravitasi bumi maka gaya gravitasi akan menyebabkan pegas mengalami peregangan sesuai dengan besar percepatan yang dialami oleh massa pegas sebesar gcosθ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5. Gambar 2.4. Sistem massa pegas pada bidang datar. 12

Gambar 2.5. Sistem massa pegas dalam posisi miring. Untuk memahami lebih jelas tentang accelerometer, maka digunakan ilustrasi gambar bola yang menggambarkan percepatan sebuah accelerometer. Gambar 2.6 s.d Gambar 2.9 adalah ilustrasi accelerometer yang digambarkan dalam bentuk bola[4]. Gambar 2.6. Ilustrasi Accelerometer X=0g,Y=0g,Z=0g. 13

Gambar 2.7. Ilustrasi Accelerometer X=-1g,Y=0g,Z=0g. Gambar 2.8. Ilustrasi Accelerometer X=0g,Y=0g,Z=-1g. Gambar 2.9. Ilustrasi Accelerometer X=-0.71g,Y=0g,Z=-0.71g. 14

Ilustrasi accelerometer juga bisa digambarkan dalam bentuk vektor dapat dilihat pada Gambar 2.10[4]. Gambar 2.10. Ilustrasi Vektor Accelerometer tiga sumbu. Dari ilustrasi vektor dapat diketahui bahwa : cos(axr) = Rx / R (2.7) cos(ayr) = Ry / R (2.8) cos(azr) = Rz / R (2.9) R + 2 2 2 = Rx + Ry Rz (2.10) Dari persamaan diatas bisa diketahui sudutnya yaitu : Axr = arccos(rx/r) (2.11) Ayr = arccos(ry/r) (2.12) Azr = arccos(rz/r) (2.13) cosx = cos(axr) = Rx / R (2.14) cosy = cos(ayr) = Ry / R (2.15) cosz = cos(azr) = Rz / R (2.16) 15

Rumus triplet ini sering disebut direction cosine dan juga bisa direpresentasikan dalam persamaan : 1 z 2 2 2 = cos x + cos y + cos (2.17) 2.2 Mikrokontroler AVR Berdasarkan arsitekturnya, AVR merupakan mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set Computer) dengan lebar bus data 8 bit. Berbeda dengan sistem AT89S51/52 yang memiliki frekuensi kerja seperduabelas kali frekuensi osilator, frekuensi kerja mikrokontroler AVR ini pada dasarnya sama dengan frekuensi osilator. Hal tersebut menyebabkan kecepatan kerja AVR untuk frekuensi osilator yang sama, akan dua belas kali lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroler keluarga AT89S51/52. Semua jenis AVR telah dilengkapi dengan memori flash sebagai memori program. Kapasitas memori flash yang dimiliki bervariasi dari 1k sampai 128 kb. Secara teknis, memori jenis ini dapat diprogram melalui saluran antarmuka yang dikenal dengan nama Serial Peripheral Interface (SPI) yang terdapat pada setiap seri AVR tersebut. Untuk penyimpanan data, mikrokontroler AVR menyediakan dua jenis memori yang berbeda: EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) dan SRAM (Static Random Access Memory). EEPROM umumnya digunakan untuk menyimpan data-data program yang bersifat permanen, sedangkan SRAM digunakan untuk menyimpan data variabel yang dimungkinkan berubah setiap saatnya. Kapasitas simpan data kedua memori ini bervariasi tergantung pada jenis AVR-nya. Untuk seri AVR yang tidak memiliki SRAM, penyimpanan data variabel dapat dilakukan pada register serbaguna yang terdapat pada CPU mikrokontroler tersebut. 16

2.2.1 Mikrokontroler Atmega32 Fasilitas dari mikrokontroler atmega32 : Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembandingan. CPU yang terdiri atas 32 buah register. Watchdog timer dengan osilator internal. SRAM sebesar 2 KB. Memori flash sebesar 32 KB dengan kemampuan Read While Write. Unit interupsi internal dan eksternal. Port antarmuka SPI. EEPROM sebesar 1024 B yang dapat diprogram saat operasi. Antarmuka komparator analog. Port USART untuk komunikasi serial. Konfigurasi pin dari mikrokontroler atmega32 : 17

Gambar 2.11. Pinout ATMEGA32 [2]. 18

Tabel 2.4. Tabel deskripsi masing-masing Pin ATMEGA32[4]. PIN KETERANGAN 1..8 Port B merupakan port I/O 8bit dua arah dengan internal pull-up. Selain sebagai I/O, port B juga dapat difungsikan secara individu sebagai berikut : PB7 : SCK (SPI Bus Serial clock) PB6 : MISO (SPI Bus Master Input/Slave Ouput) PB5 : MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input) PB4 : /SS (SPI Slave Select Input) PB3 : AIN1 (Analog Comparator Negative Input) OC0 (Output Compare Timer/Couter 0) PB2 : AIN0 (Analog Comparator Positive Input) INT2 (External Interrupt 2 Input) PB1 : T1 (Timer/Counter 1 External Counter Input) PB0 : T0 (Timer/Counter 0 External Counter Input) XCK (USART External Clock Input,Output) Tabel 2.4. Lanjutan Tabel deskripsi masing-masing Pin ATMEGA32[4]. 9 /RST : merupakan pin reset yang akan bekerja bila diberi pulsa low (active low) selama minimal 1.5us 10 VCC : Catu daya digital 11 GND : Ground untuk catu daya sinyal 12 XTAL2 : merupakan output dari penguat osilator pembalik 13 XTAL1 : merupakan input untuk penguat osilator pembalik 19

Tabel 2.4. Tabel deskripsi masing-masing Pin ATMEGA32[4] lanjutan. PIN KETERANGAN 14..21 Port D merupakan port I/O 8bit dua arah dengan internal pull-up. Selain sebagai I/O, port D juga dapat difungsikan secara individu sebagai berikut : PD7 : OC2 (Output Compare Timer/Counter 2) PD6 : ICP1 (Timer Counter Input Capture) PD5 : OC1A (Output Compare A Timer/Counter 1) PD4 : OC1B (Output Compare B Timer/Counter 1) PD3 : INT1 (External Interrupt 1 Input) PD2 : INT2 (External Interrupt 2 Input) PD1 : TXD (USART Transmit) PD0 : RXD (USART Receive) 22..29 Port C merupakan port I/O 8bit dua arah dengan internal pull-up. Selain sebagai I/O, port C juga dapat difungsikan secara individu sebagai berikut : PC7 : TOSC2 (Timer Oscilator 2) PC6 : TOSC1 (Timer Oscilator 1) PC1 : SDA (Serial Data Input/Output,I2C) PC0 : SCL (Serial Data Clock) 30 AVCC, Merupakan catu daya bagi internal ADC di PORTA 31 GND, untuk catu daya ADC 32 AREF, Merupakan catu daya referensi ADC 33..40 Port A merupakan port I/O 8bit dua arah dengan internal pull-up. Selain sebagai I/O, port A juga dapat difungsikan sebagai ADC 2.3 LCD (Liquid Crystal Display) Liquid Crystal Display atau sering disebut LCD, merupakan sebuah teknologi layar digital yang menghasilkan citra pada permukaan yang rata atau flat dengan 20

memberi Kristal cair dan filter yang mempunyai struktur molekul polar diapit oleh elektroda yang transparan. Lcd mempunyai fungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroller. Dalam penyusunan tugas akhir ini digunakan LCD Nokia 3310, yang merupakan salah satu Lcd grafik dengan ukuran 84x48pixel[5]. LCD tersebut memiliki seri yaitu PCD8544. PCD8544 merupakan CMOS LCD control dengan keluaran tegangan rendah, digunakan untuk merangsang gerakan pada layar grafik dengan 48 baris dan 84 kolom. PCD8544 menghubungkan ke mikrokontroller melalui serial bus interface. Berikut adalah block diagram dari PCD8544[5]. Gambar 2.13. Diagram Block PCD8544. 21

Berikut adalah konfigurasi pin dari Lcd Nokia 3310: Tabel 2.5. Konfigurasi pin Lcd Nokia 3310. 22