BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

BAB IV ANALISIS. A. Penafsiran M. Quraish Shihab Surah al-nisa> ayat 119. mereka (mengubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka akan mengubahnya).

BAB IV. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 2 Tahun 2008 Tentang Partai. Politik, dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : Partai politik adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB III METODOLOGI TAFSIR

ار ا خ ط ب ا خ ذ ك ى ا ي ر اأ ة ف ق ذ ر أ ر ب غ ض ي ا ذ ع ا ن ك اح ا ف ه ف ع م. )ر ا اح ذ اب دا د(

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai ajarannya. Ajaran serta aturan-aturan yang telah di atur dalam Islam

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Pertama, batas kepatutan untuk suami yang melakukan masa berkabung

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

USAMAH MUHAMMAD ( ) TALAK DALAM PRESPEKTIF SAYYID QUTBH DAN QURAISH SHIHAB BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB III PENAFSIRAN AYAT 33 SURAT MARYAM

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. 1. Syaikh Abu Bakar Jabir al-jazairi merupakan salah satu ulama yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV LAPORAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari wawancara yang sebelumnya direncanakan dilakukan kepada enam

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. penutup para Nabi dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN WANITA HAMIL OLEH SELAIN YANG MENGHAMILI. Karangdinoyo Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB IV ANALISIS KONSUMEN MEMILIH PRODUK AQIQAH SIAP SAJI PADA YAYASAN NURUL HAYAT CABANG GRESIK. Yayasan Yayasan Nurul Hayat Cabang Gresik

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. haliniberdasarkanpendapat yang telahdikemukakanolehsahabat Umar bin Khattab. Dan padakesempatanlainseorangpenyairpernahberkata:

Membahas Kitab Tafsir

BAB II KETENTUAN TALAK DAN METODE TAFSIR. Di antara dasar hukum talak yang terdapat dalam Al-Qur an adalah:

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Sehingga, lemahnya pendidikan suatu masyarakatakan

HUKUM ISLAM DALAM TATA KELOLA HAID DAN PROBLEMATIKANYA. Mursyidah Thahir

BAB III ANALISIS. Pada dasarnya hukum islam tidak memberatkan umatnya. Akan tetapi


BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN A. Konsep Saudara Sepersusuan Menurut Mufassir Sayyid Quthub dan Hamka Dalam Tafsir Fii Dzilal Alquran dan Tafsir Al-Azhar Penjelasan terkait dengan surat an-nisa ayat 23 bahwa didalamnya terdapat penjelasa terkait dengan saudara sepersusuan kemudian disana dijelaskan pula huku-hukum dan hubungan atau keterkaitan dengan ayat lain dalam hal itu ada keterkaitan dengan surat al-baqarah ayat 233 yang didalamnya menjelaskan kadar susu yang dapat mengharamkan pernikahan. Istilah tematik menurut as-sadr digunakan untuk menerangkan ciri pertama bentuk tafsir ini, yaitu mulai dari sebuah tema yang berasal dari kenyataan eksternal dan kembali ke Alquran. Selain itu juga disebut sintesis karena merupakan upaya menyatukan pengalaman manusia dengan Alquran. 1 Pada zaman sekarang sangat sulit untuk mengetahui seseorang bisa dikatakan saudara sepersusuan disebabkan karena adannya kasus seperti halnya pada kasus bank ASI dimana pada zaman sekarang banyak klinik yang menyimpan ASI untuk diberikan seorang perempuan yang membutuhkannya. Oleh karena itu sangat sulit untuk mendeteksi apakah seorang tersebut masih bisa dikatakan saudara sepersusuan meskipun ASI 1 Sadr, Pendekatan Tematik Terhadap Tafsir Alquran dalam Ulumul Quran, Vol 1, (Jakarta: Gramedia, 1990), 34. 96

97 tersebut ditaruh di bank ASI, sedangkan ketika ASI tersebut sudah masuk kedalam kerongkongan bayi itu sama-sama menghasilkan manfaat pada bayi tersebut. Untuk itu Quthub menafsirkan ayat demi ayat dan menjelaskan dengan gambaran dan bahasa sastra yang baik, dimana ketika menjelaskan terkait dengan saudara sepersusuan di situ di jelaskan baik orang tersebut menetek langsung ataupun tidak langsung itu tetap dikatakan sepersusuan. Karena anak tersebut sudah minum ASI seorang perempuan dan ASI tersebut menjadikan manfaat bagi tubuh si bayi tersebut. Ketetapan atau hukum menghalalkan dan mengharamkan yakni melarang atau memperbolehkan adalah merupakan syariat dan agama. oleh karena itu yang menghalalkan dan mengharamkan adalah pemilik agama ini sedangkan manusia hanya tunduk dan patuh kepadan-nya. Dari situ sudah jelas dengan melihat keadaan atau fenomena di zaman sekarang banyak yang salah faham terkait dengan sepersusuan tersebut. Untuk itu dalam tafsirannya Quthub menjelaskan yang sedemikian rupa sehingga orang yang membaca bisa memahami dan bisa diterapkan serta bisa diaplikasikan kepada kehidupan dizaman sekarang. Sedangkan dalam penafsiran hamka pada surat an-nisa ayat 23 juga dijelaskan terkait dengan sepersusuan bahwa ketika bayi tersebut langsung menetek ke seorang perempuan maka bayi tersebut termasuk saudara sepersusuan, sedangkan ketika bayi tersebut dikasih ASI melalui

98 bank ASI atau dengan cara lain maka bayi tersebut tidak termasuk saudara sepersusuan karena tidak diketahui identitas asal-usul ASI tersebut. Akan tetapi dari surat an-nisa ayat 23 tersebut masih ada kejelasan dari ayat lain terkait dengan saudara sepersusuan tersebut, yaitu dengan menentukan kadar ASI yang masuk kedalam kerongkongan bayi tersebut. Maka dalam Alquran dijelaskan dalam surat al-baqarah ayat 233, pada ayat tersebut dijelaskan kadar susu yang bisa menyebabkan bayi tersebut dikatakan saudara sepersusuan yaitu apabila bayi tersebut lima kali tetekan, dan apabila bayi tersebut sudah berumur lebih dari dua tahun maka bayi tersebut tidak termasuk saudara sepersusuan. Dengan demikian asbabun nuzul ayat atau sebab-sebab turunnya ayat, hadis-hadis Rasulullah SAW dan pendapat para sahabat dan tabi intabi in sangat dibutuhkan pada surah an-nisa ayat 23 ini dijelaskan secara rinci terkait dengan saudara sepersusuan sebagai berikut: ketika Rasulullah SAW menikahi seorang janda anak angkatnya, Zaid bin Haritsah. Pada suatu ketika Ibnu Juraij pernah mengajukan pertanyaan kepada Atha tentang latar belakang turunnya ayat ke 23. Atha mengatakan: pernah kami perbincangkan masalah turunnya ayat ke-23 sehubungan dengan pernikahan Rasulullah SAW dengan janda Zaid bin Haritsah, dimana Zaid adalah putra angkat Rasulullah SAW. Oleh karena itu orang-orang Yahudi menggunjing pernikahan Rasulullah SAW ini, sehingga turunlah ayat ke-40 dari surat al- Ahzab yang artinya dan dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu, yang pada dasarnya memberikan ketegasan tentang halalnya menikahi janda anak angkatnya. Pada akhirnya menikahi bekas istri anak angkat adalah dibolehkan oleh ajaran Islam. Selanjutnya jika dilihat dalam cabang ulumul Quran terdapat munasabah. Munasabah yaitu pertalian yang terdapat diantara ayat-ayat Alquran dan surat-suratnya, baik dari sudut makna, susunan kalimat,

99 maupun letak surat, ayat dan sebagainya. Pada ayat diatas terdapat munasabah yaitu sebagai berikut: Dimana pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang tidak bolehnya mewarisi istri dari keluarga yang meninggal dan kewajiban menggauli istri dengan cara yang baik. Ayat-ayat ini menjelaskan tentang perempuanperempuan yang tidak boleh dinikahi. 2 B. Analisis Perbedaan dan Persamaan Karakterstik dari Mufassir Sayyid Quthub dan Hamka Dalam Tafsir Fidzilal Alquran dan Al- Azhar 1. Persamaan a. Metode yang digunakan sama-sama menggunakan metode tahlili dimana metode tahlili merupakan metode tafsir dengan menggunakan ayat-ayat Alquran dan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu, selain itu menerangkan makna-makna yang terkandung didalamnya, sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. 3 Selain itu Tafsir tahlili juga dikatakan tafsir yang mengkaji ayat-ayat Alquran dari segala segi maknanya. Dimana seorang pengkaji dengan metode ini menafsirkan ayat-ayat Alquran, ayat demi ayat dan surat demi surat, sesuai dengan urutan dalam mushaf usmany. Untuk itu ia menguraikan kosa kata dan 2 Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jilid II, (Jakarta: Widya Jaya, 2011), 137. 3 Abd. Al-Hayy al-farmawi, Metode Tafsir Maudhu i, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), 12.

100 lafadz, menjelaskan arti yang dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, yaitu unsur i jaz, balaghah dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang diistinbathkan dari ayat, hukum fikih, dalil syar i, arti secara bahasa, norma-norma akhlak, aqidah atau tauhid, perintah, larangan, janji, ancaman, haqiqat, majaz, kinayah, dan isti arah. b. Corak yang digunakan dalam menafsirkan ayat terkait dengan saudara sepersusuan yaitu sama-sama menggunakan corak adabi ijtima i yaitu corak penafsiran yang berorientasi pada sastra budaya kmasyarakatan, dimana corak tersebut menekankan penjelasan tentang aspek-aspek yang terkait dengan ketinggian gaya bahasa Alquran atau balaghah yang menjadi dasar kemukjizatannya. Atas dasar itu maka mufassir menerangkan makna-makna ayat-ayat Alquran, menampilkan sunnatullah yang tertuang di alam raya dan sistem-sistem sosial, sehingga dapat memberikan jalan keluar bagi persoalan kaum muslimin secara khusus, dan persoalan umat manusia secara universal sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Alquran. 4 c. Dalam menafsirkan terkait dengan saudara sepersusuan Quthub dan Hamka sama-sama mengambil sumber dari hadis Shahih Bukhari Muslim yang berbunyi: ي ح ر م ه ن ا لر ض اع ة ها ي ح ر م ه ن ال ن س ب )صاحيح البخاري و هسلن( 4 Quraish Shihab, Membumikan Alquran, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), 108.

101 Diharamkan karena sesusuan dan diharamkan karena nasab. 2. Perbedaan a. Quthub berpegang teguh dan sependapat dengan jalan hidupnya Hasan Albanna yaitu menempuh jalan hidup menemuhi kesyahidannya. Sedangkan Hamka berpegang teguh pada pendapat Imam Syafi i dengan alasan Imam Syasi i ketika menggunakan dasar hokum menggunakan hadis yang sahih. b. Pendekatan yang digunakan Quthub dalam tafsir kontemporer adalah pendekatan analisis sintesis dimana dalam hal itu Quthub lebih menekankan hubungan dan keterkaitan ayat-ayat dalam Alquran. d. Sistematika penulisan yang digunakan Quthub yaitu dengan membuat deskripsi surah (ta rif bi al-surah). Dengan tujuan untuk mengemukakan gambaran umum tentang surah dan apa yang menjadi kekhasannya. Dengan demikian deskripsi ini berfungsi semacam tafsir global (al-ma ni al-jumali). Sedangkan sistematika yang digunakan Hamka yaitu dengan menggunakan sistematika yang berbeda dengan tafsir yang lain dimana di awal akan disajikan muqaddimah, kemudian pengelompokan ayat, dan memberikan judul dari ayat yang sudah dikelompokkan tersebut. e. Teori yang digunakan Sayyid Quthub yaitu tashwir yaitu dengan melihat kehidupan manusia di dunia dari dalam Alquran. Sehingga

102 untuk menarik manusia memasukkan ke alam khayal sehingga ayat-ayat Alquran yang sesungguhnya berupa kata-kata abstrak, kemudian tampil dalam bentuk gambaran-gambaran yang hidup dan mampu menyentuh perasaan manusia. Sedangkan Hamka menggunakan pendekatan rasional karena Hamka mempunyai semangat auto didac dengan tujuan agar umat Islam agar berfikir dan berbuat secara rasional serta tidak meninggalkan aspek-aspek yang normatife.