Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PRARANCANGAN PABRIK ASAM LAKTAT DARI MOLASES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK MONOSODIUM GLUTAMAT DARI MOLASSES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

Pabrik Asam Sitrat dari Nira Sorgum dengan Proses Submerged Fermentation menggunakan Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN D

PABRIK ASAM OKSALAT DARI TEPUNG BIJI SORGUM (SORGHUM BICOLOR L) DENGAN PROSES OKSIDASI ASAM NITRAT

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Tri Wahyuningsih Vina Larasati A.P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

PABRIK ASAM OKSALAT DARI TEPUNG CASSAVA DENGAN PROSES OKSIDASI ASAM NITRAT PRA RENCANA PABRIK

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BIOETANOL DARI TETES TEBU. Hendro Santoso BIOETANOL DARI TETES TEBU

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PABRIK ASAM OKSALAT DARI TONGKOL JAGUNG DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

I. PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan suatu negara dapat diindikasikan dengan pesatnya. kemudahan dalam pemanfaatan dan pemasokan bahan baku.

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

industri farmasi dan makanan terutama untuk ekstrasi dan pemurnian pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Pendahuluan PRODUKSI ASAM SITRAT SECARA FERMENTASI. Sejarah Asam sitrat. Kegunaan asam sitrat

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

DESAIN PABRIK. Pabrik Asam Oksalat dari Manihot Esculenta Crantz (Ketela Gendruwo) dengan Proses Oksidasi asam nitrat

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Prarancangan Pabrik Asam Adipat dari Sikloheksanol dan Asam Nitrat dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Aseton Sianohidrin dari Aseton dan HCN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat Dihydrate dari Molasses dan Asam Nitrat dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Oleh : Mahendra Aditya Eny Setyowati Dosen Pembimbing : Ir. Elly Agustiani, MEng NIP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Produksi gula indonesia dari tahun 2010 2012 terus mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kebutuhan nasional akan gula, seperti tergambar dalam tabel di bawah : Tabel 1. Data Produksi Gula Indonesia Tahun 2010-2012 Tahun Produksi Gula 2010 2,214 juta ton 2011 2,228 juta ton 2012 2,683 juta ton Dari 100 ton gula tebu akan dihasilkan sekitar 3-7 ton molasses (Perez, 1997). Sehingga dengan produksi 2,683 juta ton untuk tahun 2012, jumlah molasses yang dihasilkan berkisar 80.490-187.810 ton. Bisa disimpulkan bahwa molasses yang tersedia begitu melimpah maka sangat disayangkan bila molasses ini tidak dimanfaatkan. Di pasaran, molasses ini hanya dijual dengan harga Rp 2.000-3.500/kg. Untuk meningkatkan nilai ekonominya, molasses bisa disintesis menjadi asam oksalat yang harganya bisa mencapai Rp 30.000,- per kg. Asam oksalat merupakan asam dikarboksilat yang paling sederhana. Asam oksalat dan turunannya memiliki banyak peranan di industri logam, tekstil dan farmasi. Pada industri logam, asam oksalat berfungsi sebagai penghilang karat, penghilang lapisan besi pada marmer, dan melapisi logam stainless steel, nickel alloy, dll. Pada industri tekstil, asam okasalat dipakai sebagai bleaching agent, penghilang noda, dan penetral alkali. Sedangkan peran asam oksalat di industri farmasi menjadi salah satu bahan untuk produksi antibiotik. Turunan asam oksalat dipakai untuk penyiapan katalis, reagen, dan sintetis material yang besifat magnetik. Sampai saat ini, Indonesia masih mengandalkan impor untuk 1

kebutuhan, ton/tahun Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan memenuhi kebutuhan asam oksalat yang begitu besar dikarenakan tidak adanya pabrik yang memproduksi asam oksalat di dalam negeri. Penentuan Kapasitas Pabrik Dalam menentukan kapasitas pabrik asam oksalat yang akan dibangun diperlukan data penunjang seperti berikut: Tabel 2. Data Konsumsi Asam Oksalat di Indonesia Tahun Kebutuhan (ton/tahun) 2001 740,026 2002 880,329 2003 1140,093 2004 1573,582 2005 2578,510 Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import ) Dari data import asam oksalat di Indonesia di atas dapat dibuat bentuk liniernya sebagai berikut: 3000 2500 2000 1500 1000 500 y = 437,0x - 87397 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun Gambar 1. Data Import Asam Oksalat di Indonesia Tiap Tahun 2

Y = 437,02 X 873973 dengan X = tahun Y = import asam oksalat, ton/tahun Jika diinginkan pabrik mulai beroperasi pada tahun 2016, maka perlu diprediksi kebutuhan asam oksalat nasional menggunakan data-data yang ada. Hingga saat ini belum ada pabrik asam oksalat di Indonesia, sehingga belum ada ekspormaupun data kapasitas pabrik lama. Untuk itu dapat dikatakan bahwa kebutuhan asam oksalat di Indonesia hingga saat ini hanya dipenuhi dari impor saja. Kebutuhan asam oksalat nasional pada tahun 2016 yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: Y = 437,02 (2016) 873973 = 7059,32 ton/tahun Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pabrik asam oksalat ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan asam oksalat dunia. Untuk itu diperlukan data permintaan asam oksalat dunia tiap tahunnya. Tabel 3. Data Permintaan Global Asam Oksalat Tahun Permintaan Global, ton/ tahun 1998 230.000 2001 250.000 2002 257500 2008 400.000 2009 450.000 Sumber : www.ihs.com Dari data permintaan global akan asam oksalat di atas dapat dibuat bentuk liniernya sebagai berikut: 3

Permintaan Global, ton/tahun Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan 500.000 450.000 y = 20627,8x - 4,1E+07 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 Tahun Gambar 2. Data Permintaan Global Asam Oksalat Tiap Tahun Y = 20627,8 X 4,1E+07 dengan X = tahun Y = permintaan global asam oksalat, ton/tahun Dari persamaan linier tersebut didapat permintaan global asam oksalat pada tahun 2016 sebagai berikut: Y = 20627,8 (2016) - 4,1E+07 = 585.645 ton/tahun 600.000 ton/tahun Pabrik asam oksalat yang akan didirikan ini berencana akan memenuhi 4,5 % dari permintaan global asam oksalat yaitu sebesar 27.000 ton/tahun. Dari perhitungan kebutuhan dalam negeri dan luar negeri yang akan dipenuhi didapatkan kapasitas pabrik sebagai berikut: Kapasitas pabrik = kebutuhan dalam negeri + 3,8 % permintaan global = 7.059,32 ton/tahun + 22.940,68 ton/tahun = 30.000 ton/tahun Kapasitas ini perlu dibandingkan dengan pabrik asam oksalat yang sudah ada untuk mengevaluasi kelayakannya. Pabrik yang sudah ada salah satunya di India yang memiliki kapasitas produksi 20.000 ton/tahun. Menurut data Food and Agriculture Organization of The United Nations, Indonesia menempati peringkat 11 sebagai negara penghasil tebu terbanyak pada tahun 2011, sedangkan India menempati peringkat ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa mendapatkan tetes di India lebih mudah dan murah daripada mendapatkan tetes di Indonesia dan 4

kapasitas pabrik yang didirikan di Indonesia harus lebih besar daripada kapasitas pabrik di India agar evaluasi ekonominya menarik. Sehingga dengan kapasitas 30.000 ton/tahun pabrik ini sudah layak untuk didirikan. Penentuan Lokasi Pabrik Kebutuhan asam oksalat yang begitu tinggi di dalam negeri harus diimbangi dengan peningkatan produksi asam oksalat. Untuk itu semakin banyak tetes yang disintesis menjadi asam oksalat diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan negeri akan asam oksalat. Selain itu dengan sintensis asam oksalat dari tetes ini akan mampu meningkatkan nilai ekonomi dari tetes. Pendirian pabrik asam oksalat dari tetes merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan produksi asam oksalat di dalam negeri. Pabrik asam oksalat dari tetes ini direncanakan untuk dibangun di Lampung Tengah. Lampung Tengah dipilih sebagai lokasi dikarenakan pertimbangan berbagai faktor berikut : a. Ketersediaan bahan baku Lampung Tengah merupakan daerah penghasil tebu yang cukup besar dan di Lampung Tengah terdapat beberapa pabrik gula besar yang dapat menyuplai tetes sebagai bahan baku utama pembuatan asam oksalat. Beberapa pabrik gula yang berada di Lampung Tengah diantaranya : PT. Gunung Madu Plantation (GMP) Kapasitas giling 14000 TCD, luas lahan 35000 ha, produksi gula 180000 ton/tahun Tabel 5. Rencana Pengembangan dan Investasi GMP 2010 2011 2012 2013 2014 Luas Panen (ha) 28.316 27.500 28.000 28.500 29.000 TCH (ton/ha) 82,00 82,73 83,57 83,68 83,79 Total tebu Giling (ton) 2.322.000 2.275.000 2.340.000 2.385.000 2.430.000 Kapasitas Giling (ton) 12.200 12.200 12.500 12.800 13.000 Hablur (ton) 216.000 214.000 218.000 223.000 227.000 Hablur per Ha (TSH) 7,63 7,78 7,79 7,82 7,83 Sumber : GMP 2010 5

Sugar Group Company Luas lahan 60000 Ha, produksi gula 500.000 ton/tahun Terdiri dari: - Pabrik Gula Putih Mataram - PT Sweet Indo Lampung - PT Indo Lampung Perkasa PTPN VII Lampung Memiliku luas lahan total 23.172 Ha dengan pembagian 15.664 Ha sebagai lahan inti dan 7.508 Ha sebagai lahan plasma. Total produksi gula setiap tahunnya sebesar 128.338. Produktivitas tebu sebesar 65,46 ton/ha dan produktivitas gula sebesar 5 ton/ha. b. Ketersediaan bahan pendukung Kebutuhan akan utilitas seperti air, steam, dan listrik dapat diperoleh dengan mudah karena Lampung merupakan pusat industri yang besar di Pulau Sumatra. c. Transportasi Asam oksalat banyak digunakan di industri logam, kulit, tekstil, farmasi, maupun otomotif. Industri industri tersebut banyak terdapat di Pulau Sumatra dan Jawa. Pendistribusian produk dapat dilakukan dengan mudah melalui jalur darat, laut maupun udara. Karena sebagian besar konsumen asam oksalat berada di Pulau Sumatra sehingga biaya yang dikeluarkan untuk transportasi tidak terlalu besar. d. Tenaga Kerja Lampung Tengah memiliki tenaga kerja yang jumlahnya cukup dengan UMP yang tidak terlalu tinggi yaitu sebesar Rp 1.400.000,- (tahun 2014). e. Karakteristik Lokasi Di kawasan industri di Lampung Tengah telah disediakan tanah yang relatif cukup luas sehingga memungkinkan adanya perluasan pabrik di masa mendatang. Selain itu Lampung Tengah juga bukan merupakan daerah yang rawan bencana alam sehingga merupakan lokasi yang aman untuk pendirian pabrik. 6

B. TINJAUAN PUSTAKA Asam oksalat dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam oksalat dalam bentuk anhidrat tidak secara alami tersedia di alam. Asam oksalat anhidrat dapat dibuat dari asam oksalat dihidrat dengan distilasi azeotrop. Asam oksalat yang dijumpai di pasaran merupakan asam oksalat dihidrat. Asam oksalat dihidrat memiliki spesifikasi antara lain : 1. Bentuk dan warna : padat, tidak berwarna 2. Berat molekul : 126,07 g/gmol 3. Kemurnian : 99,7% 4. Densitas : 1,653 g/ml 5. Titik leleh : 101,5 o C Sintesis asam oksalat untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 1776 oleh Scheele dengan cara mengoksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian pada tahun 1824, Wohler mensintesis asam oksalat dengan cara hidrolisis cyanogen. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, metode untuk sintesis asam oksalat pun terus mengalami perkembangan. Metode yang banyak digunakan untuk produksi secara komersial antara lain oksidasi karbohidrat dengan asam nitrat, sintesis dari etilen glikol dan propilen dengan asam nitrat, serta fermentasi dengan mold. (Kirk and Othmer, 1978) Rincian proses yang umum digunakan untuk sintesis asam oksalat adalah sebagai berikut : 1. Oksidasi Karbohidrat dengan Asam Nitrat Metode ini merupakan metode yang paling tua untuk produksi asam oksalat. Karbohidrat yang bisa digunakan antara lain glukosa, pati, sukrosa, dekstrin, molasses, dll. Pemilihan sumber karbohidrat ini didasarkan pada faktor ekonomi, ketersediaan, dan karakteristik operasi proses. Monosakarida (glukosa dan fruktosa) paling cocok dipilih sebagai starting material. Apabila dipakai pati sebagai starting material, maka pati ini harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi 7

monosakarida. Proses hidrolisis ini dilakukan dengan mencampur pati konsentrasi 85% dengan larutan asam oksalat 11% pada suhu 167-176 o C. Setelah pencampuran, kurang lebih 6 jam maka pati akan terhidrolisis menjadi monosakarida dengan glukosa sebagai komposisi terbesar. Larutan ini kemudian dicampur dengan mother liquor asam oksalat yang diperoleh dari proses penyaringan sebelumnya. Mother liquor ini mengandung katalis dan sejumlah kecil asam sulfat. Katalis yang digunakan dalam proses ini adalah Vanadium pentoxide dan Fe 2 (SO 4 ) 3. Larutan kemudian dipanaskan sampai suhu 160 o C disertai dengan pengadukan. Setelah itu larutan dioksidasi dengan asam nitrat dalam larutan asam sulfat 50% bersuhu 63-85 o C. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : V2O5/Fe3+ C 6 H 12 O 6 + 12 HNO 3 3 (COOH) 2. 2H 2 O + 3 H 2 O + 3 NO + 9 NO 2 (1) 4 C 6 H 12 O 6 + 18 HNO 3 + 3H 2 O V2O5/Fe3+ 12 (COOH) 2. 2H 2 O + 9 NO 2 (2) Kelebihan dari proses ini adalah bahan baku (sumber karbohidrat) mudah diperoleh dan harganya murah. Namun proses ini juga memiliki kelemahan yaitu kontrol operasi lebih rumit (jika temperatur tidak dikontrol maka asam oksalat yang terbentuk dapat teroksidasi) dan perlu katalis tertentu untuk mempercepat reaksi yaitu V 2 O 5 atau Fe 3+. (Kirk and Othmer, 1978) 2. Sintesis dari Etilen Glikol Pada proses ini, etilen glikol dioksidasi dengan campuran asam sulfat 30-40% dan asam nitrat 20-25% dengan katalis Vanadium Pentoxide 0,001-0,1% pada suhu 50-70 o C. Kelebihan dari proses ini adalah yield asam oksalat yang diperoleh cukup tinggi yaitu sebesar 93%. Sedangkan kelemahan dari proses ini adalah penggunaan asam sulfat yang membuat material alat cepat korosi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (CH 2 OH) 2 + 4 NO 2 (COOH) 2 + 4 NO + 2 H 2 O (3) 4 NO + 2 O 2 4 NO 2 (4) 8

Secara keseluruhan reaksinya menjadi: (CH 2 OH) 2 + 2 O 2 (COOH) 2 + 2 H 2 O (5) (Kirk and Othmer, 1978) 3. Sintesis dari Propilen Propilen dicampur dengan asam nitrat pada suhu 10-40 o C. Konsentrasi dijaga pada 50-75% berat dan rasiomolar propilen terhadap asam nitrat berkisar 0,01-0,5. Pencampuran propilen dan asam nitrat akan menghasilkan senyawa intermediate asam α-nitrolaktat dan asam laktat. Untuk menghasilkan asam oksalat dihidrat, Asam α-nitrolaktat dioksidasi dengan campuran asam (asam nitrat dan asam sulfat) dan dengan bantuan katalis pada suhu 45-100 o C. Kelebihan dari proses ini adalah yield yang diperoleh cukup tinggi mencapai 90% dan konversi propilen sebesar 77,5%.Sementara kelemahan proses ini adalah rawan terjadi korosi pada peralatan karena penggunaan asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : (Kirk and Othmer, 1978) 4. Fermentasi Asam oksalat dapat juga diperoleh melalui fermentasi molasses dengan mold Aspergillus niger. Suhu optimum untuk fermentasi 35-40 o C dengan ph 3-4 yang berlangsung selama 3-4 hari. Sebelum digunakan, tetes harus diencerkan terlebih dahulu hingga konsentrasinya mencapai 14 20 %. Setelah itu tetes dicampur dengan nutrisi hingga menjadi growth solution yang kemudian dialirkan ke dalam reaktor untuk membiakan mold selama 2-3 hari. Sterilisasi juga perlu dilakukan agar bakteri dan spora mati. Reaksi yang terjadi di dalam fermentor adalah sebagai berikut: C 12 H 22 O 11 + H 2 O + 9,5 O 2 C 2 H 2 O 4 + 2CO 2 + 7 H 2 O (6) 9

C 6 H 12 O 6 + H 2 O + 5 O 2 2 C 2 H 2 O 4 + 2CO 2 + 5 H 2 O (7) Selain itu, terbentuk pula asam sitrat sebagai hasil reaksi samping sebagai berikut: C 12 H 22 O 11 + H 2 O + 7,5 O 2 C 6 H 8 O 7 + 6 CO 2 + 8 H 2 O (8) C 6 H 12 O 6 + H 2 O + 2,5 O 2 C 6 H 8 O 7 + CO 2 + 4 H 2 O (9) Proses ini memiliki beberapa kelebihan antara lain kemurnian produk asam oksalat yang tinggi sebesar 99,7%, proses fermentasi beresiko relatif rendah, dan bahan baku tetes dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Sedangkan kelemahan dari proses ini adalah yield yang diperoleh tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan proses lain di atas, yaitu sebesar 50-60 % dari basis tetes yang digunakan. (Faith & Keyes, 1957) Dengan pertimbangan kemurnian produk yang tinggi dan resiko yang rendah maka sintesis asam oksalat dengan proses fermentasi dipilih untuk diaplikasikan ke dalam pabrik asam oksalat yang akan dibangun. 10