VOLUME DAN KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN PADA AREAL PERTANAMAN WORTEL DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
EROSI DAN INFILTRASI PADA LAHAN HORTIKULTURA BERLERENG DI KELURAHAN RURUKAN. Dosen Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

EROSI PADA LAHAN HORTIKULTURA YANG DITANAMI WORTEL ( Daucus carrota L.) DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Degradasi lahan atau kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

ALIRAN PERMUKAAN PADA TEKNIK KONSERVASI TANAH GULUDAN DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR ABSTRACT ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

DAFTAR ISTILAH Air lebih: Bahan pembenah tanah ( soil conditioner Bangunan terjunan: Bedengan: Berat isi tanah: Budidaya lorong ( alley cropping

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODEL USAHATANI SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KONSERVASI DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Panduan konservasi tanah dan air untuk penanggulangan degradasi lahan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

PENGARUH HUBUNGAN INTENSITAS CURAH HUJAN DAN KEMIRINGAN LAHAN TERHADAP LAJU EROSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

DASAR-DASAR ILMU TANAH

3 METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Aliran Permukaan. menuju ke saluran-saluran (sungai, danau, atau laut) (Haridjaja dkk, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

HALAMAN PENGESAHAN...

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENANGANAN MASALAH EROSI DAN SEDIMENTASI DI KAWASAN KELURAHAN PERKAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSERVASI TANAH DAN AIR DI LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

Teknik Konservasi Waduk

Konservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

EROSI DAN SEDIMENTASI

2. TINJAUAN PUSTAKA Aliran Permukaan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

1. EROSI DAN DEGRADASI LAHAN KERING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Proses erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENTINGNYA KONSERVASI TANAH PADA PENGELOLAAN KEBUN SUMBER BENIH KOPI

DAERAH ALIRAN SUNGAI

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan

Erosi. Rekayasa Hidrologi

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

resapan paling kritis dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Malang. Air hujan yang teresap ke dalam tanah di Kecamatan Klojen hanya sebesar

BAB I PENDAHULUAN. DAS Serayu, terutama di bagian hulu DAS berkaitan dengan pemanfaatan lahan

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 VOLUME DAN KOEFISIEN ALIRAN PERMUKAAN PADA AREAL PERTANAMAN WORTEL DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR Yudi C.L. Pakpahan 1, Sandra E. Pakasi 2, Jeanne E. Lengkong 2, Jenny Rondonuwu 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi 2 Dosen Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aliran permukaan yaitu debit dan kecepatan aliran permukaan pada areal pertanaman wortel dengan tindakan teknik konservasi tanah dan air yaitu guludan tradisional dan teras guludan dengan penutupan mulsa plastik. Lokasi penelitian terletak di Kelurahan Rurukan, Kecamatan Tomohon Timur. Metode yang digunakan adalah metode petak kecil dengan dua perlakuan teknik konservasi tanah dan air yaitu guludan tradisional dan teras guludan dengan penutupan mulsa plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran permukaan pada areal pertanaman wortel dengan teknik konservasi tanah dan air dengan penutupan mulsa plastik lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penutupan mulsa plastik yaitu guludan tradisional. Volume aliran permukaan lebih tinggi 130% dan koefisien aliran permukaan lebih tinggi 100%. kata kunci: aliran permukaan, Rurukan, konservasi tanah dan air PENDAHULUAN Kelurahan Rurukan merupakan sentra tanaman hortikultura di Sulawesi Utara. Keberlanjutan usahatani hortikultura di Kelurahan Rurukan perlu dipertahankan untuk mendukung perekonomian masyarakat di Kelurahan Rurukan yang sebagian besar adalah petani. Di wilayah ini tanaman hortikultura diusahakan petani secara intensif pada lahan-lahan yang umumnya mempunyai kemiringan lereng curam hingga sangat curam. Praktek pertanian tersebut umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik guludan secara tradisional sesuai kebiasaan petani setempat. Kegiatan budidaya yang sangat intensif dapat memberikan dampak negatif terhadap lahan pertanian. Dampak tersebut yaitu terkikisnya tanah lapisan atas sehingga menurunkan kesuburan tanah, dan dapat terjadi pemadatan permukaan tanah sehingga laju infiltrasi menurun dan meningkatkan volume aliran permukaan. Pada lahan kering berlereng, aliran permukaan memiliki peluang terjadi lebih besar daripada lahan yang datar. Berdasarkan penelitian Noeralam dkk. (2003) teknik pengendalian aliran permukaan dengan rorak bergulud paling efektif mengurangi aliran permukaan yaitu 88% dari aliran permukaan pada lahan terbuka tanpa teknik pengendalian aliran permukaan dan tanpa tumbuhan. Semakin bertambah tingkat kecuraman lereng, semakin besar volume dan kecepatan aliran permukaan yang dapat menyebabkan erosi. Tanaman hortikultura yang diusahakan di Kelurahan Rurukan salah satunya adalah wortel. Wortel merupakan salah satu komoditi unggulan di Sulawesi Utara dan merupakan salah satu komoditi ekspor

2 Indonesia. Konsumsi wortel per kapita di Indonesia pada periode 2002-2006 cenderung mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan 0,03% per tahun. Hal ini menggambarkan permintaan komoditi wortel di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat. Permintaan pasar akan komoditi wortel yang semakin tinggi tersebut dapat berpotensi menjadikan Kelurahan Rurukan sebagai sentra komoditi wortel untuk pasaran lokal maupun nasional. Oleh karena itu, produktivitas lahan pada areal pertanaman wortel di Kelurahan Rurukan perlu dipertahankan sehingga keberadaan usahatani wortel di Kelurahan Rurukan dapat terus berkelanjutan. Curah hujan merupakan komponen hidrologi yang penting sebagai salah satu sumber air langsung ke areal pertanian selain irigasi. Namun demikian, kondisi tanah dan vegetasi penutupnya yang kurang baik dapat menyebabkan air hujan yang meresap ke dalam tanah sangat sedikit, sehingga volume aliran permukaan meningkat dan mengikis permukaan tanah atau menyebabkan erosi (Kurnia 2004). Pengaruh vegetasi dan cara bercocok tanam terhadap aliran permukaan dapat dijelaskan bahwa vegetasi dapat memperlambat jalannya aliran permukaan dan memperbesar jumlah air yang tertahan di atas permukaan tanah, sehingga dengan demikian menurunkan laju aliran permukaan. Berkurangnya laju dan volume aliran permukaan berhubungan dengan perubahan (penurunan) nilai koefisien aliran permukaan. Nilai C = 0 menunjukkan bahwa semua air hujan terdistribusi menjadi air intersepsi terutama infiltrasi sedangkan nilai C = 1 menunjukkan bahwa semua air hujan menjadi aliran permukaan. Upaya pengendalian aliran permukaan dapat dilakukan melalui tindakan teknik konservasi tanah dan air. Untuk mengetahui pengaruh tindakan teknik konservasi tanah dan air terhadap aliran permukaan pada areal pertanaman wortel maka penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aliran permukaan yaitu volume dan koefisien aliran permukaan pada areal pertanaman wortel dengan tindakan teknik konservasi tanah dan air yaitu guludan tradisional dan teras guludan dengan penutupan mulsa plastik METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Rurukan, kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon. Penelitian ini berlangsung selama empat bulan, yang dimulai pada bulan April 2012 hingga bulan Agustus 2012. Alat yang digunakan adalah cangkul, skop, linggis, palu, parang, gergaji kayu, gergaji besi, meteran, ombrometer, stopwatch, gelas ukur 100 ml, buku catatan, bolpoin dan spidol, kamera, serta laptop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah seng plat, pipa, lem pipa, ember, paku, kayu, tali, mulsa plastik, serta bibit tanaman wortel varietas lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode petak kecil dengan dua perlakuan teknik konservasi tanah dan air yaitu teras guludan dengan penutupan mulsa plastik (petak B) dan tanpa mulsa plastik yaitu guludan tradisional (petak B). Penentuan lokasi petak kecil di lapangan dilakukan secara sengaja dengan asumsi bahwa penggunaan lahan dan kemiringan lereng serta jenis tanah pada lokasi penelitian adalah seragam. Pengumpulan data aliran permukaan dilakukan berdasarkan kejadian hujan selama satu masa tanam. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Petak yang digunakan berukuran 11 m x 4 m. Petak dilengkapi dengan ember penampung untuk menampung aliran permukaan. Data dikumpulkan melalui pengukuran di lapangan, lalu dilakukan pengolahan data, kemudian dianalisis. Perolehan data

Volume Aliran Permukaan (liter/ha) 3 dilakukan melalui pengukuran curah hujan, pengukuran durasi hujan, dan pengukuran volume aliran permukaan. Durasi hujan diukur selama berlangsungnya kejadian hujan. Durasi hujan diukur dengan menggunakan stopwach mulai dari awal berlangsungnya kejadian hujan hingga akhir berlangsungnya kejadian hujan. Sedangkan curah hujan dan volume aliran permukaan diukur setelah kejadian hujan berlangsung. Air hujan yang sudah tertampung di ombrometer dituangkan ke dalam gelas ukur sehingga diketahui volumenya. Volume aliran permukaan diperoleh dengan mengukur volume air pada ember penampung dari masing-masing petak percobaan. Kemudian dilakukan perhitungan untuk menghitung koefisien aliran permukaan. Koefisien aliran permukaan dihitung menggunakan persamaan (Asdak 2010): C = dengan, C = aliran permukaan. aliran permukaan (mm ) cura h hujan (mm ) HASIL DAN PEMBAHASAN (1) a. Volume Aliran Permukaan rata-rata volume aliran permukaan pada petak A yaitu petak dengan teknik konservasi tanah dan air guludan tradisional tanpa mulsa plastik adalah 8.123 liter/ha sedangkan rata-rata volume aliran permukaan pada petak B yaitu petak dengan teknik konservasi tanah dan air teras guludan dengan penutupan mulsa plastik adalah 18.652 liter/ha. Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 1. 20000 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 8123 18652 Teknik Konservasi Tanah dan Air (guludan tradisional) dan (teras guludan dengan penutupan mulsa plastik) Gambar 1. Grafik rata-rata volume aliran permukaan pada petak A dan petak B volume aliran permukaan pada areal pertanaman wortel dengan penutupan mulsa plastik lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penutupan mulsa plastik. Mulsa plastik merupakan bahan kedap air. Penutupan lahan oleh bangunan kedap air akan memperbesar aliran permukaan karena air yang seharusnya meresap ke dalam tanah menjadi aliran permukaan (Indriatmoko dan Herlambang 2003). Menurut Rice dkk. 2001, dengan penggunaan mulsa plastik, selama kejadian hujan aliran permukaan meningkat karena 50% sampai 75% lahan ditutupi dengan permukaan kedap air. Dalam penelitian ini luas lahan yang tertutup oleh

Koefisien Aliran Permukaan 4 mulsa plastik kurang lebih 75% telah meningkatkan volume aliran permukaan sampai 130%. Walaupun volume aliran permukaan meningkat, areal pertanaman wortel terlindung dari tumbukan curah hujan yang jatuh di atasnya. Penggunaan mulsa plastik dapat mencegah penggerusan atau penghancuran tanah (Kurnia dkk. 2004). Mulsa plastik merupakan tindakan teknik konservasi tanah yang baik dalam mencegah tanah agar tidak tererosi. b. Koefisien Aliran Permukaan rata-rata koefisien aliran permukaan pada petak A yaitu petak dengan teknik konservasi tanah dan air guludan tradisional tanpa mulsa plastik adalah 0,1 sedangkan rata-rata volume aliran permukaan pada petak B yaitu petak dengan teknik konservasi tanah dan air teras guludan dengan penutupan mulsa plastik adalah 0,2. Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 2. Teknik Konservasi Tanah dan Air (guludan tradisional) dan (teras guludan dengan penutupan mulsa plastik) Gambar 2. Grafik rata-rata koefisien aliran permukaan pada petak A dan petak B koefisien aliran permukaan pada areal pertanaman wortel dengan penutupan mulsa plastik lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penutupan mulsa plastik. Penutupan mulsa plastik mengurangi luasan areal resapan air pada lahan pertanian. Penutupan mulsa plastik yang merupakan bahan kedap air menyebabkan aliran permukaan meningkat karena menjadi penghalang infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Dalam penelitian ini penutupan mulsa plastik telah meningkatkan koefisien aliran permukaan sampai 100%. Nilai koefisien aliran permukaan berkisar antara 0 hingga 1. Nilai koefisien aliran permukaan yang besar menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi aliran permukaan. Hal ini kurang menguntungkan karena besarnya air yang akan menjadi air tanah berkurang. Selain itu semakin besarnya jumlah air hujan yang menjadi aliran permukaan maka ancaman banjir menjadi lebih besar. KESIMPULAN aliran permukaan pada areal pertanaman wortel dengan teknik konservasi tanah dan air dengan penutupan mulsa plastik lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penutupan mulsa plastik yaitu guludan tradisional. Volume aliran permukaan lebih tinggi 130%

5 dan koefisien aliran permukaan lebih tinggi 100%. DAFTAR PUSTAKA 2. Prof. Dr. Ir. D.T. Sembel, B.Agr.Sc. sebagai Ketua IPM-CRSP Universitas Sam Ratulangi Manado. Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Cetakan Kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 630 hal. Indriatmoko, R.H. dan A. Herlambang. 2003. Penanggulangan Banjir dengan Jaring Pengaman Sosial Sumur Resapan di Jakarta dan Sekitarnya. J. Tek. Lingk. P3TL-BPPT 4(2):36-42. Kurnia, U. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Semusim Lahan Kering. J. Litbang Pertanian 23(3):130-138. Noeralam, A., S. Arsyad, dan A. Iswandi. 2003. Teknik Pengendalian Aliran Permukaan yang Efektif pada Usahatani Lahan Kering Berlereng. J. Tanah dan Lingkungan 5(1):13-16. Rice P.J., L.L. McConnell, L.P. Heighton, A.M Sadeghi, A.R. Isensee, J.R Teasdale, A.A. Abdul-Baki, J.A. Harman Fetcho, dan C.J. Hapeman. 2001. Runoff Loss of Pesticides and Soil: A Comparison between Vegetative Mulch and Plastic Mulch in Vegetable Production Systems. Abstract. Journal of Environmental Quality 30(5):1808-1821. https://crops.org/publications/jeq/abstract s/30/5/1808?access=0&view=pdf. Diakses pada 22 Maret 2013. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kepada: 1. IPM-CRSP, USAID, Clemson University, SC. USA.