BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. positive data on tourism earnings and expenditure. 1. pariwisata dunia, United Nations World Tourism Organization (UNWTO), dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditambah lagi dengan kebudayaannya, tidak heran jika Yogyakarta mempunyai

BAB VI Kesimpulan dan Saran. Desa Wisata Kalibuntung lebih memilih produk wisata yang berdasarkan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI DANA DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2014 BUPATI BANTUL,

Nama SKPD Alamat Status

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DI KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Salah satunya dibuktikan oleh peningkatan jumlah wisatawan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Pengarusutamaan Gender Berbasis Spasial untuk Pengurangan Risiko Bencana

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN SEMESTER II TAHUN 2016 MENURUT JENIS KELAMIN PER DESA

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 249 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI/SWASTA KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2004 T E N T A N G RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

DATA PUAP / LKMA KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB III KAJIAN TAPAK KAWASAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LAMPIRAN INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dan perkembangan di era globalisasi ini, perkembangan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB IV GAMBARAN OBJEK. a. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. b. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

Tentang TAKSIRAN PANJAR ( VOORSCHOT ) BIAYA PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL

BAB I PENDAHULUAAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul adalah perjuangan gigih Pangeran Diponegoro melawan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan nasional diharapkan mampu menggalakkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai tambah yang lebih agar mampu memenuhi kebutuhan dan

2.2.2 Promotion Mix Penelitian Sebelumnya BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di utara, Kabupaten lamongan di timur, Kabupaten nganjuk, Kabupaten madiun,

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

Tabel 1.1 Data Jenis Kawasan di Bantul

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berhati-hati dalam memilih produk pakaian yang akan mereka gunakan.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Tatacara, pengalokasian, besaran alokasi, dana desa.

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa wisata merupakan salah satu objek wisata yang sedang berkembang pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan pedesaan yang didalamnya masih memiliki karakteristik khusus. Karakteristik yang dimiliki pada desa wisata adalah sumber daya alam yang masih asli, keunikan desa, tradisi dan budaya masyarakat lokal. Berbagai karakteristik tersebut menjadi identitas suatu desa wisata yang memiliki kegiatan wisata minat khusus. Selain itu, desa wisata secara tidak langsung dapat mendorong masyarakat lokal untuk menjaga dan melestarikan alam serta kebudayaan yang telah dimiliki desa tersebut. Masyarakat lokal pada pengembangan desa wisata memiliki peranan yang cukup besar, dimana masyarakat yang mengoperasikan dan mengontrol berjalannya pengembangan desa wisata baik dari penentuan produk hingga manfaat yang diterimanya. Manfaaat yang diterima oleh masyarakat lokal adalah mendorong mensejahterakan perekonomian masyarakat dengan menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan alam sehingga mampu menyerap tenaga masyarakat lokal, menciptakan wirausaha, dan menciptakan kegiatan positif di bidang pertanian. 1

Kemunculan desa wisata di sektor pariwisata mampu memberikan alternatif baru kepada wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata. Desa wisata tidak hanya mengajak wisatawan untuk menikmati keindahan alam saja, melainkan mempelajari dan mengenalkan kehidupan masyarakat pedesaan secara langsung. Banyaknya potensi yang ada di dalam desa wisata akan mengundang banyak wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Wisatawan yang berkunjung ke desa wisata akan memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk lebih mandiri dalam mensejahterakan kehidupannya melalui penyediaan jasa dan menjual produk yang diciptakan dari berbagai potensi yang dimiliki di desa tersebut. Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar dan salah satu wilayah yang mendukung sektor pariwisata di Yogyakarta. Keanekaragaman pariwisata yang ada di Kabupaten Bantul terkenal dengan pusat budaya jawa dan tempat tujuan yang mampu diterima secara Internasional. Objek wisata Kabupaten Bantul yang menjadi daya tarik wisatawan, yakni objek wisata alam, budaya dan buatan. Wisatawan cenderung memilih objek wisata alam dikarenakan wisatawan dapat berinteraksi secara langsung dengan keindahan alam. Objek wisata alam di Kabupaten Bantul yang sedang dilirik oleh wisatawan adalah desa wisata. Di Kabupaten Bantul telah memiliki 27 desa wisata yang telah berkembang dan tercatat pada Dinas Pariwisata dan Kebudaya Kabupaten Bantul. Data desa wisata yang tercatat pada dinas Kabupaten Bantul pada tahun 2013 yaitu: 2

TABEL 1.1 Data Desa Wisata Di Kabupaten Bantul No Nama Desa Kecamatan 1. Desa Wisata Kebonagung 2. Desa Wisata Karangtengah 3. Desa Wisata Imogiri 4. Desa Wisata Wukirsari Kecamatan Imogiri 5. Desa Wisata Candran 6. Desa Wisata Srunggo 7. Desa Wisata Wunut 8. Desa Wisata Krebet, Sendangsari 9. Desa Wisata Guwosari Kecamatan Pajangan 10. Desa Wisata Parangtritis 11. Desa Wisata Tirtosari Kecamatan Kretek 12. Desa Wisata Panjangrejo 13. Desa Wisata Seloharjo Kecamatan Pundong 14. Desa Wisata Kalibuntung 15. Desa Wisata Kasongan (Kajigelem) Kecamatan Kasihan 16. Desa Wisata Lopati Trimurti 17. Desa Wisata Kwaru Poncosari Kecamatan Srandakan 18. Desa Wisata Trimulyo 19, Desa Wisata Canden Kecamatan Jetis 20. Desa Wisata Puton Watu 21. Desa Wisata Tembi Kecamatan Sewon 22. Desa Wisata Manding Sabdodadi, Kecamatan Bantul 23. Desa Wisata Gilangharjo Kecamatan Tembi 24. Desa Wisata Goa Cemara Pandansari, kecamatan Bantul 25. Desa Wisata Jagalan Kecamatan Banguntapan 26. Desa Wisata Mangunan Kecamatan Dlingo 27. Desa Wisata Srigading Kecamatan Sanden Sumber : dinas pariwisata kabupaten bantul Data yang dipaparkan di atas menunjukan bahwa desa wisata memiliki perhatian penuh dari wisatawan nusantara maupun mancanegara. Tercatat 3

Kabupaten Bantul memiliki 27 desa wisata. Hal ini dinyatakan bahwa pertumbuhan desa wisata di Kabupaten Bantul setiap tahunnya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyaknya desa wisata yang berkembang di wilayah ini mengakibatkan daya saing di setiap desa wisata semakin besar. Oleh sebab itu, perlu membentuk desa wisata yang memiliki karakteristik tersendiri dan menyajikan komponen wisata yang berkualitas. Salah satu desa wisata yang memiliki komponen yang berbeda dengan desa wisata lainnya adalah Desa Wisata Kalibuntung. Desa Wisata Kalibuntung merupakan objek wisata baru yang bergerak di pasar sektor pariwisata dengan menawarkan produk wisata yang bernuansa pedesaan dan menyajikan wisata yang beredukatif. Desa Wisata Kalibuntung terletak di Dusun Tangkil, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Berikut peta wilayah Kecamatan Pundong : Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Pundong PUNDONG Sumber : Analisis Geologi dan Geomorfologi Kabupaten Bantul, http://dewiultralight08.wordpress.com/2012/02/10/analisis-geologi-dan-geomorfologikabupaten-bantul/ 4

Semula Desa Srihardono tidak berfokus pada pembentukan desa wisata, tanpa disadari Desa Srihardono memiliki potensi yang sangat besar yang mampu menyaingi desa wisata di Kecamatan Pundong. Desa Srihardono menyajikan alam perbukitan yang dialiri dengan Sungai Opak, membentangnya area persawahan, serta masih tersimpannya sisa-sisa bencana alam yang terjadi pada bencana gempa bumi tahun 2006. Di Desa Srihardono masih terjaga keasrian suasana khas tradisional yang lengkap dengan budaya, religi, dan mitos. Tidak tertinggal di desa ini memiliki hasil kerjainan berupa keramik dan tenunan janur. Desa Srihardono didukung dengan aksesibilitas yang sangat mudah dicapai oleh para pengunjung wisata karena daerahnya menghubungkan jalan menuju Pantai Parangteritis dan hanya berjarak dari kota Yogyakarta sekitar 20 km dan dari Kabupaten Bantul hanya berjarak 5 km. Pembentukan desa wisata di Desa Srihandono difokuskan di Dusun Tangkil, dikarenakan dusun tersebut memiliki potensi yang cukup unggul dibandingkan dengan dusun lainnya. Keunggulan di Dusun Tangkil terletak pada kawasan pedesaannya dan masyarakat lokal. Kawasan di Dusun Tangkil masih memiliki nuansa pedesaan yang masih kental dan kawasannya mudah untuk dikembangkan objek wisata. Sedangkan, masyarakat lokalnya memiliki kesadaran pariwisata yang cukup tinggi. Terlihat adanya motivasi yang tinggi di diri masyarakat lokal untuk mengembangkan desanya menjadi lebih maju seta cepat tanggap terhadap perubahan sosial mengenai pembangunan pariwisata. Antusias masyarakat lokal yang tinggi mengakibatkan pengelolaan dan pengoperasian pariwisata di desa tersebut dikendalikan oleh masyarakat lokal. 5

Pengelolaan Desa Wisata Kalibuntung memerlukan manajemen yang baik untuk pengembangan desa wisata tersebut. Manajemen yang dibutuhkan Desa Wisata Kalibuntung seperti manajemen sumber daya manusia, manajemen pelayanan, manajemen strategis, dan manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran merupakan kegiatan untuk mengidentifikan apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh wisatawan, sehingga penyedia jasa dapat merumuskan dan merencanakan pemasaran produk dengan baik. Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam pariwisata yaitu mengkomunikasikan nilai-nilai produk destinasti kepada wisatawan. Pemasaran pada sektor pariwisata sangat berbeda dengan pemasaran pada umumnya dikarenakan pemasaran pariwisata lebih menonjolkan penggambaran pada fasilitas yang disediakan oleh jasa destinasi secara menyuluruh yang dilengkapi dengan fasilitas dari sektor lainnya. Adanya kegiatan pemasaran dalam sektor pariwisata bertujuan untuk membentuk pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab sehingga para pemangku kepentingan mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara tujuan mengejar pertumbuhan destinasi dan menjaga keberlangsungannya sumber daya alam, budaya, sejarah, sosial dan ekonomi pada destinasi tersebut. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran menjadi alat pengelolaan yang sangat efektif karena mampu memastikan target wisatawan yang datang, mampu menarik wisatawan yang setuju dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan kapasitas destinasi itu sendiri. 6

Manajemen pemasaran Desa Wisata Kalibuntung membutuhkan pendekatan melalui komponen product, price, place dan promotion. Komponen-komponen tersebut sebagai alat untuk melihat proses pemasaran di Desa Wisata Kalibuntung dan respon yang diinginkan pada pasar sasaran. Komponen ini disebut dengan marketing mix (bauran pemasaran). Marketing mix merupakan alat bagi pemasaran yang berdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. 1 Marketing mix dapat mempermudah penyedia produk wisata untuk mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diciptakan. Apabila product, price, place dan promotion sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan maka produk wisata yang dipasarkan mampu dikendalikan dengan mudah untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan. Pada Desa Wisata Kalibuntung menciptakan produk dengan wahana outbound, wisata air dan taman pintar pertanian, belajar langsung membuat/memasak makanan tradisional, belajar keterampilan desa setempat, taman satwa, perahu rakit, rumah pak tani, rumah dokter kecil, mengenal dan bermain ikan. Produk utanma di Desa Wisata Kalibuntung lebih mengunggulkan wahana outbound. Wahana outbound di Desa Wisata Kalibuntung menjadi daya tarik utama untuk mempengaruhi wisatawan agar berkunjung ke tempat wisata ini. Pada dasarnya dengan menggungulkan wahana outbound sebagai produk utama di Desa Wisata Kalibuntung tidak mengangkat potensi yang sebenarnya ada di daerah tersebut. Di daerah Desa Wisata Kalibuntung memiliki potensi 1 Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat. Hal 70 7

sebagai tempat sentra makanan khas. Tetapi, potensi tersebut kurang diperhatikan oleh masyarakat sekitar sehingga tidak ada pengembangan lebih lanjut mengenai sentra makanan khas di daerah ini. Jika masyarakat setempat lebih mengembangkan potensi tersebut maka dapat mengangkat nama Desa Srihardono ke ranah publik. Harga yang ditetapkan oleh penyedia produk wisata untuk menikmati perjalanan wisata di Desa Wisata Kalibuntung dikenakan sebesar Rp75.000,00 per orang. Harga yang ditawarkan oleh penyedia produk wisata dianggap lebih murah ketimbang harga di desa wisata lainnya. Dengan menetapkan harga Rp75.000,00 per orang, wisatawan dapat menikmati segala fasilitas yang disediakan di Desa Wisata Kalibuntung. Harga yang telah ditetapkan pun dapat dinegoisasi oleh wisatawan. Harga berdasarkan negoisasi adalah harga yang ditentukan berdasarkan permintaan pelanggan. Penetapan harga yang tidak terlalu tinggi dianggap dapat meningkatkan penjualan yang lebih tinggi dengan keuntungan yang lebih tinggi pula. Namun, harga yang di tawarkan belum terlihat dengan jelas dapat menunjang kebutuhan wisatawan atau tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan. Wisatawan yang ingin mengetahui keberadaan lokasi atau mencari informasi mengenai Desa Wisata Kalibuntung diperlukan sistem pendistribusian yang tepat. Sistem distribusi berkaitan dengan pengoperasian suatu produk pariwisata yang akan ditempatkan. Sistem pendistribusian dapat dilakukan dengan penjualan secara langsung atau dengan menggunakan jasa perantara perdagangan produk wisata. Pada Desa Wisata Kalibuntung menempatkan produk wisata 8

kepada sasaran yang tepat menggunakan jasa perantara. Jasa perantara Desa Wisata Kalibuntung melalui pemerintah daerah. Pemerintah daerah khususnya pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyalurkan informasi mengenai Desa Wisata Kalibuntung melalui workshop kepada konsumen. Kegiatan workshop yang dilakukan oleh pemerintah tidak secara rutin dilakukan sehingga pemberian informasi mengenai Desa Wisata Kalibuntung kepada konsumen tidak berjalan dengan baik. Selain itu, pemerintah menggunakan media sosial dianggap sangat cepat dan mudah untuk memberikan informasi mengenai Desa Wisata Kalibuntung. Namun, tidak semua konsumen memiliki kemampuan untuk mengoperasikan internet atau media sosial. Proses pemasaran Desa Wisata Kalibuntung dilakukan melalui promosi. Promosi produk wisata berkaitan dengan bentuk komunikasi untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan pasar sasaran agar produk wisata dapat diterima dan dibeli oleh wisatawan. Promosi yang dilakukan oleh penyedia produk wisata di Desa Wisata Kalibuntung belum berjalan dengan maksimal. Hal ini disebabkan kurang dimaksimalkan penggunaan media sosial dan media cetak. Dalam media sosial kepengurusan Desa Wisata Kalibuntung hanya mengoperasikan secara maksimal pada facebook dan twitter. Seharusnya kegiatan promosi bisa di share kembali melalui situs-situs lainnya, seperti website swasta atau travel agen. Sedangkan pada media cetak masih dipasarkan ke daerah yang menjadi tumpuan utama pemasaran. Seharusnya media cetak dimaksimalkan terlebih dahulu di lingkup desa wisata itu sendiri. 9

Berbagai komponen pemasaran Desa Wisata Kalibuntung yang telah dipaparkan diatas menyatakan bahwa proses manajemen pemasaran belum secara maksimal di jalankan untuk mempengaruhi konsumen. Diperlukan peninjauan kembali proses manajemen pemasaran yang dilakukan oleh kepengurusan Desa Wisata Kalibuntung. Oleh karena itu, peneliatian ini memilih Desa Wisata Kalibuntung sebagai lokus penelitian karena Desa Wisata Kalibuntung merupakan salah satu desa wisata yang baru berkembang di sektor pariwisata Kabupaten Bantul dimana dalam pelaksanaan pemasarannya belum dilakukan secara maksimal. Kegiatan pemasaran yang belum berjalan secara maksimal maka akan berpengaruh pada kunjungan wisatawan dan lemahnya perkembangan di Desa Wisata Kalibuntung. Pada pemaparan diatas pun tidak secara tegas diperlihatkan faktor yang melatarbelakangi terjadinya kendala pada kegiatan pemasaran Desa Wisata Kalibuntung. Sebab itulah penelitian ini penting untuk dilakukan untuk mengetahui proses manajemen pemasaran di Desa Wisata Kalibuntung. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, bisa didapatkan rumusan permasalahan pada penelitian ini : Bagaimana proses manajemen pemasaran di Desa Wisata Kalibuntung? 10

1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah : Untuk mengetahui proses manajemen pemasaran di Desa Wisata Kalibuntung. 1.4 Manfaat - Memberikan kontribusi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat Desa Srihandono mengenai manajemen pemasaran dalam pengembangan Desa Wisata Kalibuntung. - Memberikan tambahan referensi bagi civitas akademika bidang manajemen dan kebijakan publik secara konseptual tentang pemasaran dalam memperkenalkan pariwisata diranah nasional maupun global. - Memberikan kontribusi informasi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian tentang manajemen pemesaran desa wisata dalam menarik dan membuat pola hubungan terhadap wisatawan. 11